Anda di halaman 1dari 41

FISIKA MODERN

1. Teori Relativitas Khusus


2. Fisika Kuantum
Semua Gerak itu relatif
Contoh :
Kereta melaju dengan kelajuan 60 km/jam terhadap
orang yang diam di tepi rel, Kemudian anda berjalan
di atas kereta dengan kelajuan 5 km/jam searah
kereta. Orang yang diam di dalam kereta mengatakan
bahwa kelajuan anda adalah 5 km/jam, tetapi orang
yang diam di tepi rel mengatakan bahwa kelajuan
anda adalah 65 km/jam.
Siapa yang benar?
Kedua-duanya benar sebab keduanya memandang
gerak anda sesuai dengan kerangka acuannya.
Gerak itu realtif
Kejadian, Pengamatan dan Kerangka Acuan
Kejadian adalah suatu peristiwa fisika yang terjadi
dalam suatu ruang pada suatu waktu yang tertentu.
Contoh : kilat di langit, tumbukan antara dua mobil,
jatuhnya buah dari pohonnya, dsb.
Pengamat adalah seseorang yang mengamati suatu
kejadian dan melakukan pengukuran, misalnya
pengukuran koordinat dan waktu
Kerangka acuan adalah suatu sistem koordinat,
misalnya sistem koordinat (x,y,z) dimana seorang
pengamat melakukan pengamatan terhadap suatu
kejadian.
Relativitas Newton (1)
Dalam menentukan posisi suatu benda biasanya
menggunakan suatu kerangka acuan Kerangka Acuan
Inersial
 Kerangka acuan inersial adalah Kerangka acuan
yang diam atau bergerak dengan kevepatan tetap,
benda tidak mengalami percepatan tambahan akibat
gerakan kerangka ini.
Semua hukum Newton berlaku untuk semua kerangka
Inersial
Prinsip relativitas newton : Hukum-hukum
mekanika berlaku sama pada semua kerangka acuan
inersial
Relativitas Newton (2)
Bagaimana jika anda menjatuhkan koin di dalam sebuah
mobil yang sedang bergerak?
Menurut Anda yang berada di mobil, koin menempuh
lintasan lurus vertikal dan jatuh di lantai mobil tepat
vertikal di bawah kedudukan awal koin.
Menurut orang yang diam di luar mobil (kerangka acuan
tanah), koin menempuh lintasan lengkung parabola
Relativitas Newton (2)
Gambar atas menunjukka saat koin dijatuhkan,
dan gambar bawah menunjukkan kedudukan koin
beberapa saat kemudian
Jadi, lintasan nyata yang ditempuh oleh koin
adalah berbeda jika dipandang dari kerangka
acuan yang berbeda.
Ini tidakk menentang prinsip relativitas Newton
sebab prinsip ini menyatakan bahwa hukum-
hukum mekanika berlaku sama pada semua
kerangka acuan inersial.
Transformasi Galileo (1)
Relativitas berhubungan dengan dengan dua kerangka
acuan yang saling bergerak dengan kecepatan
konstan.
Gambar (a) diilustrasikan kerangka acuan ‘diam’, yaitu
pengamat yang diam di tepi rel dan kerangka acuan
‘bergerak’ yaitu pengamat yang berada dalam kereta
Transformasi Galileo (2)
Kerangka acuan S, memiliki sistem koordinat XYZ
berada dalam keadaan diam. Kerangka acuan S’,
memiliki koordinat X’Y’Z’ bergerak dengan kecepatan
konstan v sepanjang sumbu X’ (atau X) terhadap
kerangka acuan S
Setelah selang waktu t, titik asal koordinat S’ (titik O’)
berada sejauh vt dari titik asal koordinat S (titik O)
Dalam transformasi Galileo, selang waktu yang dicatat
oleh pengamat di S dianggap sama dengan yang
dicatat oleh pengamat di S’
Jadi t’ = t
Transformasi Galileo (3)
Setelah selang waktu t, koordinat setiap benda (misal
titik P) pada kerangka acuan S’ kita nyatakan dengan
koordinat pada kerangka acuan S.
O' P  OP  OO'
O’P adalah koordinat x’, OP adalah koordinat x, dan
OO’ = vt, sehingga persamaan di atas menjadi
x'  x  vt
Kerangka acuan y dan z tidak berubah karena
kerangka acuan S’ dibatasi hanya bergerak sepanjang
sumbu X, dan tidak pada sumbu Y dan Z.
y'  y
z'  z
Transformasi Galileo (4)
Jadi transformasi Galileo untuk koordinat dan waktu
adalah
x'  x  vt
y'  y
z'  z
t' t
Transformasi kebalikannya adalah
x  x' vt
y  y'
z  z'
t' t
Transformasi Galileo (4)
Transformasi Galileo untuk kecepatan

x'  x  vt
dx' dx d
  (vt )
dt dt dt

dx' dx d
 ux ',  u x , dan (vt )  v,
dt dt dt
Sehingga kita peroleh

ux '  ux  v
Transformasi Galileo (5)
Berikutnya
y'  y
dy ' dy

dt dt
uy ' uy
Dengan cara sama, diperoleh

uz '  uz
Jadi transformasi galileo untuk kecepatan adalah
ux '  ux  v
uy ' uy
uz '  uz
Transformasi Galileo (6)
Transformasi kebalikannya adalah
u x  u x 'v
uy  uy '
uz  uz '
Disini
ux’ adalah komponen kecepatan benda sejajar
sumbu X’
uy’ adalah komponen kecepatan benda sejajar
sumbu Y’
uz’ adalah komponen kecepatan benda sejajar
sumbu Z’
Transformasi Galileo (7)
Transformasi Galileo untuk Percepatan
u x '  ux  v
du x ' du x dv
 
dt dt dt
du x ' du x dv
 ax ' ,  ax , dan 0
dt dt dt
sebab v konstan, sehingga :
ax '  ax
Dengan cara yang sama kita peroleh

ay '  ay
az '  az
Transformasi Galileo (8)
Jadi transformasi Galileo untuk percepatan adalah
ax ' a x
a y ' a y
az ' a z
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa
F’=ma’ sama dengan F=ma, sebab a’ = a
Perhatikan bahwa hukum-hukum mekanika berlaku
sama baik pada kerangka acuan S’ ataupun kerangka
acuan S.
Ini adalah sesuai dengan prinsip relativitas Newton
Transformasi Galileo (9)
Contoh :
Sebuah kereta bergerak dengan kecepatan konstan 60
km/jam. Di dalam kereta, Amir berjalan dengan
kecepatan 5 km/jam searah dengan gerak kereta.
Berapa kecepatan amir menurut orang yang diam di
tepi rel?

Jawab
Kecepatan kereta (kerangka acuan S’) thd kerangka
acuan S adalah v = 60 km/jam
Kecepatan Amir berjalan terhadap kereta (kerangka
acuan S’) adalah ux’ = 5 km/jam
Transformasi Galileo (10)
Kecepatan Amir menurut orang yang diam di tepi rel
(kerangka acuan S) yaitu ux
u x '  u x  v atau
ux  ux '  v
 5 km/jam  60 km/jam
 65 km/jam
Postulat Einstein
Teori relativitas khusus bersandar pada dua postulat.

1. hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan


yang berbentuk sama dalam semua kerangka acuan
yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap
lainnya (kerangka acuan inersial)

2. cahaya merambat melalui ruang hampa dengan


cepat rambat c = 3,0 x 108 m/s, kelajuan cahaya dalam
ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak
bergantung dari keadaan gerak pengamat itu
Transformasi Lorentz
Ditemukan oleh seorang Fisikawan Belanda H.A. Lorentz
yang menunjukkan bahwa rumusan dasar dari
keelektromagnetan sama dalam semua kerangka acuan
yang dipakai.
v
x  vt t 2x
x'  cTrans. Lorentz
1  v2 / c2 t'
1  v2 c2

y'  y z'  z

x' vt v
t ' x
x 2
c
t  Trans. Lorentz balik
1 v2 c2
1 v2 c2
Tranformasi Lorentz untuk kecepatan
Jika kejadian yang diamati oleh pengamat 0 bergerak
dengan kecepatan u(ux, uy, uz) dan kejadian yang sama ini
diamati oleh pengamat 0’ yg bergerak dengan kecepatan u’
(ux’, uy’, uz’) Transformasi Lorentz untuk kecepatan adalah :

2 v2
ux - v v uz 1  2
'
ux  uy 1 2 c
ux - v ' c u 'z 
1- 2 u y  u xv
c u xv 1- 2
1- 2 c
c x’ pd kerangka acuan S’
 ux’ = kecepatan benda sejajar sb
uy’ = kecepatan benda sejajar sb y’ pd kerangka acuan S’
uz’ = kecepatan benda sejajar sb z’ pd kerangka acuan S’
ux = kecepatan benda sejajar sb x pd kerangka acuan S
uy = kecepatan benda sejajar sb y pada kerangka acuan S
uz = kecepatan benda sejajar sb z pada kerangka acuan S
v = kec kerangka acuan S’ terhadap kerangka acuan S
c = kecepatan cahaya dalam vakum 3 x 108 m/s

Transformasi kebalikan adalah

v2 v2
ux '  v uy' 1 2 uz ' 1  2
ux  c u  c
ux ' v uy  z
u x 'v
1 2 u ' v
c 1 2 x 1 2
c c
Kecepatan relatif berdasarkan relativitas Einstein
Jika dua buah benda bergerak sejajar, masing-masing dengan
kecepatan vA dan vB maka kecepatan relatif A terhadap B
sebagai acuan dapat dinyatakan oleh persamaan :
Penjumlahan KlasikPenjumlahan relativitas
VAB = vA - vB vA  vB
v AB 
vA vB
1 2
c
Penjumlahan kecepatan relatif
Jika dua kecepatan v1 dan v2 dijumlahkan, hasil yang diperoleh
adalah
v1 benda
v1 = laju  v2 I terhadap tanah
vv = laju benda II terhadap benda I
2 v1.v2
1 benda
v = laju 2 II terhadap tanah
c
c = kecepatan cahaya
Contoh
2. Seorang pengamat di S mencatat kejadian pada x = 3 m dan t
= 10-8 s. Sistem S’ bergerak dengan kecepatan 0,6 c terhadap
sistem S searah sumbu x ( kecepatan cahaya 3 x 108 m/s)
a. Tentukan koordinat dan waktu yang dicatat oleh pengamat
di sistem S’ berdasarkan persamaan transformasi Loremtz
dan Galileo
b. Apakah hasil yang diperoleh pertanyaan (a) sama? jelaskan!

3. Dua buah pesawat antariksa A dan B bergerak dalam arah


berlawanan. Seorang pengamat di bumi mengukur kelajuan A
adalah 0,6 c dan kelajuan B adalah 0,8 c. Tentukan kecepatan
relatif B terhadap A jika dihitung berdasarkan
a. relativitas newton
b. relativitas Einstein
Kontraksi Panjang
Sebuah benda panjangnya l bergerak dengan kecepatan v
terhadap seorang pengamat yang diam, maka panjang
benda yang diamati pengamat tsb adalah :

l’ = panjang benda yg diamati oleh


pengamat yg 2bergerak
v
l '  l. 1 l = 2panjang benda yg diamati oleh
pengamat yg c diam
v = kecepatan pengamat yg bergerak
c = kecepatan cahaya
Contoh :
4.Jika kita melihat 1 m tongkat yang bergerak sejajar
dengan tongkat lain yang bergerak dengan kecepatan 60
% dari kecepatan cahaya. Berapa panjang tongkat tsb
menurut pengamat ?
Dilatasi Waktu
Misalnya pengamat yg bergerak dengan kecepatan v
terhadap pengamat yang diam , mengamati 2 kejadian di
suatu titik P. Maka hubungan kedua kejadian itu
menurut pengamat yg diam dan pengamat yg bergerak
dapat dirumuskan :

∆t’ = selang waktu kejadian menurut


pengamat
t yg bergerak
t '  ∆t =2 selang waktu kejadian menurut
v
1  2 yg diam
pengamat
c
v = kecepatan pengamat yg bergerak
c = kecepatan cahaya
Massa Relativitas
Jika suatu benda bergerak dengan laju v mendekati
kecepatan cahaya c, maka massanya selalu lebih besar
dari massa diamnya.

m = massa benda yg bergerak dengan


laju vm0
m 2
mv0 = massa benda dalam keadaan diam
1 2
v = kecepatanc benda
c = kecepatan cahaya
Contoh :
5. Dengan kecepatan berapakah sebuah benda bergerak,
sehingga massanya menjadi 2 kali massa diamnya ?
Energi Relativistik
Hukum II Newton : Jika massa benda berubah (tidak tetap)
maka gaya adalah laju perubahan momentum :
dp
F 
dt
d ( mv )
F 
dt
Besarnya energi konetik jika benda mula-mula diam adalah
dp dx
K   Fdx   dx   dp   v dp
dt dt
akan menghasilkan :

m0 v 2 v2
K  2
v  m0 c 1 2 - m0 c 2
v c
1 2
c
dapat pula dituliskan dalam bentuk

K  mc 2 - m0 c 2

2
Besaran m0c disebut energi diam partikel dan
dinyatakan dengan E0. Jadi sebuah partikel yang
bergerak memiliki energi E0 dan tambahan energi K,
sehingga energi total relativistik E partikel adalah
E  E0  K  m0c 2  K  mc 2

Hubungan energi dan momentum relativistik :


E 2  p 2c 2  (m0c 2 ) 2
2
E 2  p 2c 2  m0 c 4
15.5 Kesetaraan Massa dan Energi
Jika suatu benda yg bermassa m berubah seluruhnya
menjadi energi, maka besarnya energi tsb adalah :
E 2= energi (Joule)
E  mcm = massa benda (kg)
c = kecepatan cahaya
Untuk benda bergerak dg kecepatan mendekati
kecepatan cahaya, energi kinetiknya adalah
K  mc 2  m0c 2
mc2 = energi total
 2
 m0c = energi diam
 1  2
K  1 m0 c
K = energi kinetik
 v 2 
 1 2 
 c 
Einstein mengemukakan suatu interpretasi :
Etotal  Ediam  K
2
m0c 2
2
 m0c  K
v
1 2
c
Contoh :
6. Massa sebuah proton 1,6 x 10-27 kg dipercepat dari
keadaan diam sampai mencapai laju 0,6 c. Jika kecepatan
cahaya dalam vakum 3 x 108 m/s, tentukanlah
a. energi diamnya
b. energi total elektron
c. energi kinetiknya
d. momentumnya
7. Sebuah partikel diam bermassa m0 dipercepat hingga
bergerak dengan kelajuan 0,6 c. Tentukanlah besar energi
kinetik partikel tersebut!
8. Suatu partikel tertentu mempunyai energi kinetik sama
dengan energi diamnya. Berapa kecepatan partikel ini ?
9. Energi yang dihasilkan oleh sebuah bom yang meledak
sebesar 8,1 x 1015 J. Jika kecepatan cahaya dalam vakum 3
x 108 m/s, tentukanlah massa yang diubah untuk
menghasilkan energi sebesar itu.
10. Massa diam sebuah elektron adalah 9,1 x 10-31 kg
dipercepa hingga memperoleh energi kinetik relativistik
1,5 MeV. Jika kecepatan cahaya dalam vakum 3 x 108 m/s,
a. tentukan tetapan transformasi
b. tentukan kelajuan elektron
c. tentukan massa relativistiknya
Efek Doppler Relativistik
Untuk sumber dan pengamat saling mendekat
cv
f  fo
cv

Untuk sumber dan pengamat saling menjauh

cv
f  fo
cv
Radiasi tegak lurus arah gerak

f  fo 1  v2 c2
2. Teori Kuantum Radiasi Elektromagnetik

Radiasi Benda Hitam


Benda hitam adalah benda ideal yang mampu menyerap
atau mengabsorbsi semua radiasi yang mengenainya,
serta tidak bergantung pada frekuensi radiasi
tersebut.
Bisa dikatakan benda hitam merupakan penyerap dan
pemancar yang sempurna.
Benda hitam pada temperatur tertentu meradiasi
energi dengan laju lebih besar dari beanda lain.
Model yang dapat digunakan untuk mengamati sifat
radiasi benda hitam adalah model rongga.
2. Teori Kuantum Radiasi Elektromagnetik

Teori Rayleigh-Jeans
Reyleigh dan Jeans menggunakan pendekatan fisika klasik untuk
menjelaskan spektrum benda hitam, karena pada masa itu fisika kuantum
belum diketahui.
Mereka meninjau radiasi dalam rongga bertemperatur T yang dindingnya
adalah pemantul sempurna sebagai sederetan gelombang elektromagnetik
berdiri

Rumus Rayleigh-Jeans

8f 2 kTdf
u  f df 
c3
2. Teori Kuantum Radiasi Elektromagnetik
Hukum radiasi planck
Planck menemukan rumus dengan menginterpolasikan rumus wein dan
rumus Rayleigh-Jeans dengan mengasumsikan bahwa terbentuknya radiasi
benda hitam adalah dalam paket-paket energi.
E  hf
h  6.626 *10 23 J / s
Konsep paket energi atau energi terkuantisasi ini merupakan hipotesis Max
Planck yang merupakan rumus yang benar tentang kerapatan energi radiasi
benda hitam.
2. Teori Kuantum Radiasi Elektromagnetik

Teori Foton
Foton atau kuanta merupakan paket-paket energi diskrit pada radiasi
elektromagnetik. Tiap energi pada foton tergantung pada frekuensi f .
hc
E  hf 

Sebuah foton akan bergerak dengan kecepatan cahaya, jika foton bergerak
dibawah kecepatan tersebut maka foton tidak ada. Foton hanya memiliki
energi kinetik dan massa diamnya adalah nol. Sedangkan momentumnya:

E hf h
p  
c c 
2. Teori Kuantum Radiasi Elektromagnetik
Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah peristiwa lepasnya elektron dari permukaan logam yang
tembaki oleh foton.jika logam mengkilat di iradiasi, maka akan terjadi
pancaran electron pada logam tersebut.
Cahaya dengan frekuensi lebih besar dari frekuensi ambang yang akan
menghasilkan arus elektron Foton.
Energi maksimum yang terlepas dari logam akibat peristiwa fotolistrik adalah
2. Teori Kuantum Radiasi Elektromagnetik
Efek Compton
Menurut Compton radiasi yang terhambur mempunyai frekuensi lebih kecil
dari pada radiasi yang datang dan juga tergantung pada sudut hamburan.
Dari analisis Compton, hamburan radiasi elektromagnetik dari partikel
merupakan suatu tumbukan elastik.

h
   '  1  cos  
mo c
3. SIfat Gelombang dari Partikel
Gelombang De Broglie
Postula De Broglie menyatakan dualisme gelombang-materi selain berlaku
pada radiasi elektromagnetik, juga berlaku bagi materi.
Foton berfrekuensi v mempunyai momentum

Panjang gelombang foton

menurut broglie semua partikel yang bergerak dengan momentump, terkait


suatu gelombang dengan panjang gelombang menurut hubungan
3. SIfat Gelombang dari Partikel
Ketidakpastian Heisenberg
Terdapat hubungan timbal balik antara ketidakpastian kedudukan yang
inheren dari partikel dan ketidapastian momentumnya yang inheren.
h
p x 
4
Untuk pengukuran energi dan selang waktu

h
Et 
4
4. Persamaan Schrodinger

 Persamaan schrodinger merupakan suatu persamaan yang digunakan untu


mengetahui perilaku gelombang dari partikel.
Kriteria mendapatkan persamaan yang sesuai dengan fisika kuantum adalah
Taat terhadap asas kekalan energi
Taat terhadap Hipotesa De Broglie
Persamaannya harus “berperilaku baik” secara matematik

Persamaan schrodinger waktu bebas satu dimensi:

h 2 d 2
2 2
 V  E
8 m dx

Anda mungkin juga menyukai