Latar belakang hipersensitivitas tipe 2 dapat melibatkan berbagai
kondisi atau mekanisme, termasuk: Hemolisis imunologis Reaksi autoimun Transfusi darah yang tidak cocok Penyakit reaksi transplantasi Epidemiologi Patofisiologi reaksi hipersensitivitas tipe II dapat secara luas diklasifikasikan menjadi tiga jenis: 1. Penipisan atau penghancuran sel tanpa peradangan 2. Peradangan dimediasi oleh komplemen atau reseptor Fc 3. Disfungsi seluler oleh antibodi
Penipisan atau Penghancuran Sel Tanpa Peradangan
Disfungsi Seluler Oleh Antibodi Etiologi Toleransi kekebalan Epidemiologi Patofisiologi Histopatologi Sejarah dan Fisik Evaluasi Pengobatan dan Penatalaksanaan Protokol Manajemen Perbedaan diagnosa • Berikut ini adalah contoh yang paling umum: • Anemia hemolitik • Sitopenia (trombositopenia-neutropenia) • Toksisitas obat • Penyakit autoimun Reaksi alergi Infeksi Endokrinopati Gangguan neuromuskuler (kongenital, familial, degeneratif, inflamasi, iatrogenik, neoplastik, dan autoimun) Penyakit katup jantung Prognosa Komplikasi Pencegahan dan Pendidikan Pasien Meningkatkan Hasil Tim Perawatan Kesehatan Kesimpulan
Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan
tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya non imunogenik. Mekanisme terjadinya alergi terdiri dari fase sensitasi dan fase elisitasi. Klasifikasi dari hipersensitivitas terdiri dari empat tipe yaitu tipe I. Tipe II. Tipe III dan Tipe IV. Jdan macamnya terdiri dari alergi oleh karena debu, suhu udara, makanan. obala-obatan dan oleh bahan kimia lainnya yang dapat berpengaruh. Sedangkan untuk pemeriksaan terhadap alergi dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang, dan untuk terapi alergi dapat dilakukan dengan menghindari allergen dan melakukan terapi farmakologis. • Saran
Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Untuk mencegah alergi ini kembali.. Merubah pola hidup menjadi dasar perbaikan seluruh kondisi alergi. Prinsip utama dalam menangani reaksi alergi adalah menghindari pencetusnya, dan bukan memberinya obat- obatan. Jadi, perhatikan faktor lingkungan di sekitarnya.