Kelompok 3
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Reaksi Alergi (Reaksi Hipersensitivitas) adalah reaksi-
reaksi dari sistem kekebalan yang terjadi ketika jaringan
tubuh yang normal mengalami cedera/terluka.
Mekanisme dimana system kekebalan melindungi tubuh
dan mekanisme dimana reaksi hipersensitivitas bisa melukai
tubuh adalah sama. Karena itu reaksi alergi juga melibatkan
antibodi, limfosit dan sel-sel lainnya yang merupakan
komponen dalam system imun yang berfungsi sebagai
pelindung yang normal pada sistem
kekebalan.
Reaksi ini terbagi menjadi empat
kelas (tipe I – IV) berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan
lama waktu reaksi hipersensitif
Tipe – Tipe Reaksi Alergi
Alergi tipe 1
01
Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh
di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi
secara imunologi terhadap bahanbahan yang umumnya imunogenik
(antigenik)atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik
02
Reaksi Alergi tipe II {Antibody-Mediated
Cytotoxicity (Ig G)}
Reaksi alergi tipe II merupakan reaksi yang menyebabkan kerusakan
pada sel tubuh oleh karena antibody melawan/menyerang secara
langsung antigen yang berada pada permukaan sel.
03
Disorders)
Merupakan reaksi alegi yang dapat terjadi karena deposit yang berasal dari
kompleks antigen antibody berada di jaringan. Gambar berikut ini
Menunjukkan mekanisme respons alergi tipe III
01
02
03
04
MEKANISME DESENSITASI OBAT
Mekanisme desensitasi masih belum diketahui dengan baik terutama pada reaksi alergi yang tidak diperantarai IgE.
Sel mast dan basofil diduga menjadi target utama karena mediator dari sel ini dilepaskan selama reaksi
hipersensitivitas , obat dan juga selama prosedur desensitasi.
Beberapa mekanisme yang diduga mendasari proses desensitasi tipe cepat
adalah :
Prosedur desensitasi harus dilengkapi peralatan dan obat-obatan untuk tatalaksana reaksi alergi
serta resusitasi jantung-paru. Penentuan protokol desensitiasi sebaiknya
mengikuti beberapa langkah, yaitu :
• evaluasi pasien yang bertujuan untuk mencari karakteristik reaksi simpang pada pasien,
menentukan kemungkinan desensitisasi obat cepat yang efektif dan aman,
• Memilih protokol yang tepat, mengumpulkan informasi megenai respons pasien terhadap
Desensitisasi
• Mengubah protokol sesuai yang diperlukan.
Perubahan yang dapat dilakukan adalah menambah, mengurangi,
atau mengubah premedikasi, mengubah jumlah tahapan dalam protokol,
mengubah kecepatan atau waktu setiap tahapan, atau mengombinasi
ketiganya . Desensitisasi dikatakan sukses jika pasien dapat
menyelesaikan sampai dengan dosis terapeutik dan dapat mentoleransi
pemberian dosis berulang sampai pengobatan selesai.
Efek samping yang sering terjadi adalah flushing, pruritus, eritema, dan
urtikaria. Efek samping ringan
sampai sedang dilaporkan pada 30-80% kasus alergi penisilin yang
menjalani desensitasi.
Untuk menghindari desensitasi berulang, dokter harus
mempertimbangkan penatalaksanaan lanjutan pada reaksi ringan-
sedang yang muncul dan melanjutkan prosedur
THANK YOU
You can simply impress your audience and add a
ALLPPT Layout unique zing and appeal to your Presentations. Get
a modern PowerPoint Presentation that is
for your
Presentation INFOGRAPHIC
Infographic
Style