Anda di halaman 1dari 19

PRAKARYA DAN

KEWIRAUSAHAAN
USAHA PENGOLAHAN MAKANAN KHAS ASLI
DAERAH DARI BAHAN PANGAN NABATI
DAN HEWANI

XI IPS 1 DAN XI IPS 2


OLEH : CINDY SAPTARI, S.Pd
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami perencanaan usaha pengolahan makanan khas asli
daerah dari bahan pangan nabati dan hewani

3.2 Memahami Perhitungan titik impas usaha pengolahan makanan


khas asli daerah dari bahan pangan nabati dan hewani

3.3 Menganalisis sistem pengolahan makanan khas asli daerah dari


bahan pangan nabati dan hewani berdasarkan daya dukung yang
dimiliki daerah setempat
ANEKA MAKANAN ASLI KHAS DAERAH
A. Perencanaan Usaha
PENGOLAHAN
MAKANAN KHAS ASLI
DAERAH DARI BAHAN
PANGAN NABATI DAN
HEWANI
1. Ide dan Peluang Usaha
Dalam menciptakan peluang usaha pengolahan makanan khas daerah,
banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya :

a. Ide Usaha
Faktor : - Pengetahuan yang dimiliki
- Pengalaman
- Kemampuan untuk melihat dan menjadikan pengalaman sebagai pelajaran
- Intuisi

b. Resiko Usaha
Faktor : - Permintaan (perubahan mode, selera dan daya beli)
- Perubahan kondisi perekonomian
- Persaingan
- Akibat lain : bencana alam, perubahan peraturan, perubahan ekonomi, dll
c. Keberhasilan dan Kegagalan dalam Berwirausaha pengolahan makanan asli khas
daerah

Keberhasilan :
- Keyakinan yang kuat dalam berusaha
- Sikap mental yang positif
- Percaya diri
- Kreatif dan inovatif
- Sasaran yang tepat dalam memulai usaha
- Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien

Kegagalan :
- Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha
- Kurang berambisi
- Tidak disiplin
- Kurang tekun
- Tidak jujur
- Tidak dapat bekerja sama dengan orang lain
2. Sumber Daya dalam Usaha Pengolahan
Makanan Khas Daerah

a. Man (Manusia)
b. Money (Uang)
c. Material (Fisik)
d. Machine (Teknologi)
e. Method (Metode)
f. Market (Pasar)
b. Sistem produksi
MAKANAN ASLI
KHAS DAERAH
1. KARAKTERISTIK MAKANAN KHAS DAERAH

a. Masakan dari Jawa Barat


Masyarakat jawa barat lebih suka makan sayur mayur yang masih mentah.
Olahan sayuran yang masih mentah disebut karedok. Sedangkan yang matang
disebut gado-gado.

b. Masakan dari Jawa Tengah


Masyarakat jawa Tengah banyak menggunakan bawang putih sebagai bumbu
dominan. Lebih menyukai rasa manis dibandingkan rasa lain. Banyak juga
ditemukan masakan bersantan. Contoh makanan khas jawa tengah adalah
gudeg.

c. Masakan dari Jawa Timur


Masyarakat jawa Timur banyak menggunakan terasi dan petis sebagai pemberi
rasa pada makanan. Dengan rasa yang sedikit pedas, masakan banyak
dimatangkan dengan cara direbus, digoreng, dipepes, dan dibakar. Contoh
makanan khas Jawa Timur adalah Rujak cingur
d. Masakan dari Sumatera
Masakan khas sumatera menggunakan banyak bumbu. Sumatera barat
menggunakan banyak cabai, sumatera selatan suka masakan yang asam
rasanya. Masakan dari sayur mayur sedikit dijumpai. Contoh beberapa makanan
khas sumatera adalah rendang, mpek-mpek, roti jala, dll.
2. TEKNIK PENGOLAHAN MAKANAN ASLI KHAS DAERAH
a. Teknik memasak basah :
- Merebus (boiling) : memasak bahan makanan di dalam cairan (air, susu,
kaldu) mendidih

- Menyetup (stewing) : memasak bahan makanan di dalam cairan (air,


kaldu) dalam jumlah yang hampir sama dengan bahan yang dimasak

- Mengukus (steaming) : memasak bahan makanan dengan uap air


mendidih

b. Teknik memasak kering :


- Memanggang : memasak bahan makanan di atas api terbuka. Ada 2
macam memanggang, Griddling atau pan broiling yaitu langsung di atas
perapian dan Roasting yaitu memanggang di dalam oven

- Mengoven : memasak bahan makanan di dalam oven

- Menggongseng : memasak bahan makanan tanpa minyak


c. Teknik memasak dengan minyak :
- Menumis (sauteing, shallow frying) : memasak bahan makanan dengan minyak

- Menggoreng (frying) : memasak bahan makanan di dalam minyak. Ada 2 macam


menggoreng, menggoreng di dalam minyak sedikit (pan frying), dan menggoreng
didalam minyak banyak (deep frying)

Beberapa istilah yang digunakan dalam pengolahan makanan yaitu :

1. Memfilir (filleting) : menghilangkan tulang dari daging ayam atau duri ikan

2. Mengentalkan (thickening) : menambah bahan pengental pada masakan yang


cair

3. Memanir (coating) : memberi lapisan kulit pada makanan dengan tepung


panir

4. Memarinir (manrinating) : merendam bahan makanan di dalam bumbu


3. JENIS BAHAN KEMAS OLAHAN MAKANAN ASLI KHAS DAERAH

Kemasan merupakan tahapan akhir dari produksi dan memegang peranan penting
dalam usaha pengolahan makanan asli khas daerah. Pengemasan dilakukan untuk
menyiapkan barang menjadi siap untuk ditrasnportasikan, didistribusikan, disimpan,
dijual, dan dipakai.

Kriteria-kriteria tertentu yang diperhatikan dalam wadah penyajian/kemasan, antara


lain :
1. Bahan kemasan/bahan penyajian mampu melindungi isinya
2. Bahan kemasan tidak berbau
3. Bahan kemasan/wadah penyajian memiliki daya tarik terhadap konsumen
4. Bahan kemasan/wadah penyajian mudah di dapat
5. Dalam wadah/kemasan disertakan laber yang memuat nama produk, tanggal,
nama produsen, berat bersih, komposisi, merk dagang, tanggal kadaluarsa, efek
samping
4. TEKNIK PENGEMASAN MAKANAN KHAS DAERAH

Cara mengemas Bahan kemasan Nama makanan


Menggulung Daun pisang Lontong
Daun bambu Bacang
Daun/kelobot jagung Dodol
Melipat Daun pisang Nagasari
Daun jambu Tempe
Tape
Membalut Daun pisang Lemper
Daun kelapa Leupeut
Menganyam Daun kelapa ketupat

Pengemasan di atas bertujuan untuk melindungi makanan dari kerusakan, juga


merupakan daya pikat bagi orang agar tergiur menikmatinya.
c. Perhitungan titik impas
(break event point) usaha
pengolahan makanan asli
khas daerah
1. Pengertian dan Manfaat Titik Impas (BEP)

Break Event Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan


dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak
mengalami kerugian

Dengan kata lain, Total Biaya sama dengan Total Penjualan

Manfaat dari BEP :


a. Alat perencanaan untuk menghasilkan laba
b. Mengevaluasi laba dari perusahaan
c. Mengganti sistem laporan dengan grafik yang mudah dibaca dan
dimengerti
d. Memberi informasi mengenai volume penjualan
2. Komponen Perhitungan Titik Impas (BEP) Usaha Kerajinan
dari Bahan Domestik

a. Fixed Cost
Biaya tetap atau biaya konstan, contoh nya : biaya tenaga kerja

b. Variabel Cost
Biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan
volume produksinya.
Contoh : biaya bahan baku, biaya listrik, dll.

c. Selling Price
Harga jual per unit barang yang telah diproduksi
Thank you
~~~~~~

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai