KONSTITUSI #3
AHMAD SURYONO, SH., MH.
B. ASPEK HUKUM ACARA MK
Permohonan bukan gugatan
a. Karena nuansa kepentingan umum yang dominan
dalam setiap perkara yang ditangani MK (Maruarar
Siahaan);
b. Permohonan diajukan tertulis dalam bahasa
Indonesia oleh pemohon atau kuasanya;
c. Permohonan harus ditandatangani sebanyak 12
rangkap.
Pendaftaran dan Penjadualan Sidang
a) Permohonan (hard copy DAN soft copy)
b) Panitera memeriksa kelengkapan administrasi (bukan
substansi), al: jumlah rangkap permohonan, surat kuasa,
kejelasan identitas, dan daftar alat bukti;
c) Jika belum lengkap, akan dicatat di dalam Buku Registrasi
Perkara Konstitusi (BPRK) harus dilengkapi maksimal 7
(tujuh) hari sejak dinyatakan belum lengkap
d) Setelah permohonan lengkap dijadualkan hari sidang
pertama maksimal dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja
e) Diumumkan kepada khalayak (web site, ditempel, dll)
Permohonan on line
a) Pemohon registrasi online dan offline untuk mendapatkan
username dan password untuk mengakses Sistem Informasi
Manajemen Permohonan Elektronik (SIMPEL) mengajukan
permohonan, alat bukti, ahli, saksi, dll
b) User name dan password akan berfungsi juga sebagai e-signature
c) Permohonan dianggap diterima jika telah masuk dalam sistem
kepaniteraan MK
d) Apabila permohonan telah masuk, kepaniteraan menyampaikan
konfirmasi dalam waktu 1 (satu) hari pemohon harus
mengkonfirmasi maksimal 3 (tiga) hari (sambil membawa 12
rangkap permohonan hard copy)
Penggabungan perkara
a) Apabila terdapat 2 perkara atau lebih yang memiliki objek atau
substansi permohonan yang sama;
b) Dapat dimungkinkan penggabungan perkara dua perkara yang
masuk dalam dua wewenang yang berbeda yang memiliki isu hukum
atau pokok perkara yang sama;
c) Penggabungan juga dapat dilakukan jika terdapat permohonan
dengan ketentuan dan isu konstitusional yang sama;
d) Pasal 11 ayat (6) PMK No. 6/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara
dalam Perkara Pengujian UU penggabungan perkara dapat
dilakukan berdasarkan usulan panel hakim terhadap: 1. Kesamaan
pokok permohonan, 2.Memiliki keterkaitan materi permohonan,
3.Pertimbangan atas permintaan pemohon
Pembuktian
a) Sekurang-kurangnya dua alat bukti (diajukan pemohon, termohon dan
pihak terkait);
b) Berlaku prinsip umum “siapa yang mendalilkan, maka harus
membuktikan”;
c) Hakim dapat aktif memerintahkan pemanggilan saksi dan ahli (karena
bersifat kepentingan umum)
d) Pembuktian “bebas terbatas”
e) Tidak mengenal alat bukti: 1. pengakuan pihak dan pengetahuan
hakim (PTUN), 2. pengakuan, persangkaan dan sumpah (acara
perdata), dan 3. keterangan terdakwa (Pidana)
f) Bukan alat bukti, tapi penting “Pengetahuan hakim” untuk
mengetahui original intent
Surat / tulisan
a) = alat bukti surat di acara perdata, pidana dan TUN (AO, ABT
dan APS)
b) PHPU berita acara penghitungan hasil suara
c) PUU salinan resmi dari UU yang otentik (UU sebagaimana
dimuat dalam LN dan TLN) norma yang diatur merupakan
norma hukum yang mengikat.
Saksi
a) PUU mengetahui legal standing
b) Pemakzulan mengetahui pelanggaran presiden/wapres
c) Berlaku asas unus testis nullus testis
Keterangan Ahli
a) PUU membutuhkan argumentasi
b) Cakupan UU luas butuh back up ahli
c) Tidak semua hakim memahami materi UU
d) Dapat diajukan pemohon, pihak terkait dan majelis hakim
Keterangan Para pihak
a) Berlaku asas audi et alteram partem (pemohon, termohon
dan pihak terkait)
b) SKLN Presiden, DPR dan BPK
c) PUU DPR, Pemerintah , lembaga negara terkait
Petunjuk
a) Dibangun dari: keterangan saksi, surat dan alat bukti
b) Juga merujuk Pasal 188 KUHAP
Informasi elektronik
a) Informasi yang diperoleh dari atau disampaikan
melalui atau disimpan dalam perangkat elektronik;
b) Dapat berupa surat atau bentuk tulisan lain, data
komunikasi, angka-angka, suara, gambar, video, dll
c) Dapat berupa: laman web site, CD, falsh disk, dll
Jenis dan sifat persidangan
a) Pemeriksaan Pendahuluan
Memeriksa kelengkapan berkas
Panel hakim
Memiliki legal standing dan merupakan kewenangan MK
b) Pemeriksaan Persidangan
Persidangan untuk memeriksa permohonan, alat bukti, keterangan termohon, keterangan
saksi, keterangan ahli, dan pihak terkait
Sifat sidang terbuka, kecuali ditentukan lain
c) RPH
Bersifat rahasia
Hanya dihadiri hakim, panitera dan panitera pengganti
d) Putusan
Hakikatnya sidang pleno
Dibacakan bergantian, kecuali yang dissenting opinion (dibaca terpisah setelah putusan induk)
Persidangan Jarak Jauh
a) PMK no. 18 tahun 2009 tentang electronic filling dan
video conference
b) Bedasarkan permohonan dari pemohon atau kuasanya
c) Permohonan tersebut berisi: 1. identitas yang akan
diperiksa dan keterangannya, 2. pokok-pokok keterangan,
3. alokasi waktu, 4. petugas lain yang diperlukan.
d) Permohonan maksimal 5 hari sebelumnya, dan
diberitahukan maksimal 2 hari sebelum pelaksanaan
e) Tersedia di 40 perguruan tinggi seluruh Indonesia
Putusan
1) Putusan Provisi dan Putusan Akhir
Provisi / putusan sela untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu
2) Ultra Petita
Secara kasuistik ditemui (UU ketenagalistrikan dan UU KKR)
Karena bersifat (kepentingan) umum PUU erga omnes
(mengikat semua orang)
Asas ex aequo et bono
3) Sifat Putusan
Deklaratoir hakim memutuskan apa yang menjadi hukum
Konstitusif SKLN
4) Pengambilan Keputusan
Mufakat melalui RPH jika tidak, sekali lagi RPH
Voting
Dalam keadaan luar biasa diikuti 8 hakim (suara ketua MK yang menentukan
jika seri)
5) Isi putusan
Kepala putusan, irah-irah, identitas, ringkasan permohonan, pertimbangan akta,
pertimbangan hukum, amar putusan, hari, tanggal nama hakim dan panitera
6) Dissenting Opinion
1) Dissenting opinion mempengaruhi amar
2) Concurent opinion / consentingopinion tidak mempengaruhi amar
7) Kekuatan Hukum Putusan
Final and binding
Sejak diputuskan