Anda di halaman 1dari 33

Bab 3.

Separator

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


DEFINISI
Separator adalah alat untuk membagi
suatu aliran material menjadi dua atau
lebih aliran terpisah.

Pada pemisahan ideal, satu aliran akan


mengandung hanya material halus ( produk)
dan aliran lainnya hanya mengandung
material kasar (tailing)

Dua produk separator ini Karakteristiknya


diukur dengan luas permukaan spesifik ( spesific
surface) atau ukuran partikel ( particle size).

Separator yang digunakan pada industri


semen (dry grinding) disebut Air Separator.
2

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


SEPARATING

Dua alat utama pada


CCG : Mill & Separator

Mill
Separator
Fungsi : Fungsi :
Untuk proses Mengambil mill discharge &
komminusi, yaitu menseleksi fraksi halus dgn rentang
menggiling material ukuran tertentu sebagai produk,
hingga mencapai sedangkan fraksi kasar sebagai tailing
kehalusan tertentu untuk digiling ulang (regrinding) di mill 3
Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation
Keuntungan Pemasangan Separator
Pada Close Circuit Grinding

 Mudah mengontrol variasi kehalusan dari produk


 Dengan adanya pemisahan antara material kasar dan halus
di separator maka material yang digiling didalam mill
benar‑benar material yang masih kasar, sehingga efisiensi
penggilingan menjadi lebih baik dan menaikkan kapasitas
mill.
 Memungkinkan adanya pendinginan atau pengeringan pada
separator .
 Menaikkan kapasitas grinding plant
 Menurunkan konsumsi energi spesifik penggilingan

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


BASIC DESIGN

Separator yg
digunakan pd
Static Separator industri semen Dynamic Separator
dibagi menjadi 2
kelompok:

 Tidak ada alat penggerak dalam  Dalam pemisahannya mempunyai alat


pemisahan partikel penggerak / alat yg berputar
 Sebagai media pembawa masuk umpan  Bentuk separator disamping sebagai
kedalam separator adalah udara pemisah juga sebagai pengumpul material
 Separator hanya berfungsi sebagai hasil pemisahan (halus dan kasar), kecuali
pemisah, tidak berfungsi sebagai separator utk air swep mill
pengumpul produk yang halus  Termasuk jenis separator dinamik adalah
 Contoh separator statik ini antara lain “Mechanical Air Separator”
adalah “Cyclone” dan “Grit Separator”

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


STATIC SEPARATOR

CONTOH CYCLONE  Udara yang mengandung


partikel masuk pada posisi
inlet, dan terdispersi secara
tangensial membentuk
pusaran pada bagian cone

 Akibat tumbukan dgn


dinding, partikel kehilangan
kecepatan dan gaya
setrifugal, shg partikel kasar
akan mengendap sebagai
tailing, sedangkan partikel
halus akan terangkat udara
keluar cyclone melalui
immersion tube
6

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


CYCLONE

Kemungkinan-kemungkinan yang dapat


dilakukan untuk penyesuaian kehalusan
produk cyclone , antara lain:

 Smaller I.T. Diameter (semakin kecil


Immersion Tube diameter, maka separasi
lebih halus)
 Longer I.T ( semakin panjang kedalaman
immersion tube, maka produk lebih
halus)
 Higer air flow Aliran gas (semakin tinggi
laju alir gas , maka produk lebih halus
tetapi pressure drop lebih tinggi).

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


Grit Separator

 Prinsip kerja pemisahan sama


dengan siklon, namun arah
masuk umpan bisa diatur,
sehingga besarnya gaya
sentrifugal akan tertentu dan
kehalusannya dapat diatur.

 Udara yang mengandung partikel


debu masuk ke separator dari
bawah dan mengalir ke sejumlah
adjustable blade. Jika blade di
set radial, maka partikel kasar
akan mengendap karena aksi
gaya inersia partikel kasar tidak
bisa membelok 90˚ ketika akan
masuk ke dalam immesion tube

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


Grit Separator

 Getting finer fines:


 More tangential position of the
adjustable blades
 Longer immersion tube
 Smaller immersion tube
diameter

Pressure drop : sekitar 10-15 mbar


efisiensi dedusting sekitar 75-80 %.

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


KONFIGURASI STATIC SEPARATOR PADA SISTEM TUBE
MILL DAN VERTICAL MILL

STATIC SEPARATOR
PADA TUBE MILL (AIR STATIC SEPARATOR
SWEP MILL) PADA ROLLER MILL

10

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


DYNAMIC SEPARATOR

 Dalam pemisahannya
mempunyai alat penggerak /
alat pemutar
 Bentuk separator disamping
sebagai pemisah juga
sebagai pengumpul material
hasil pemisah (halus dan
kasar), kecuali separator utk
air swep mill
 Termasuk jenis separator
dinamik adalah “Mechanical
BASIC DESIGN OF THE
Air Separator”
MECHANICAL AIR
SEPARATOR
11

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


DYNAMIC SEPARATOR

DYNAMIC
PRINCIPLE OF OPERATION SEPARATOR FOR
DYNAMIC SEPARATOR AIR SWEP MILL
12

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


KONFIGURASI DYNAMIC SEPARATOR PADA SISTEM TUBE
DAN ROOLER MILL

13

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


DYNAMIC SEPARATOR

CYCLONE AIR SEPARATOR

14

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


DYNAMIC SEPARATOR

15

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


CONTOH KONFIGURASI PEMASANGAN SEPARATOR

16

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


DRYING IN SEPARATOR

Separator berfungsi juga


sebagai dryer
Udara pengering
dipaparkan baik terhadap
coarse particle maupun
fine particle.
Umpan masuk kedalam
separator secara gravitasi
dari bagian atas separator.
Sistem ini dapat
menghilangkan moisture
content sekitar 5 %

17

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


COOLING IN SEPARATOR

AIR COOLING
Pendinginan menggunakan
fresh air

Reduksi temperatur dapat


mencapai 20 oC

Kebutuhan udara sekitar


0.5 m3 / kg semen pada
inlet temperatur 37 oC

Lebih dari 15 % produk


terkumpul di dust collector
unit, shg sistem ini
umumnya mahal
18

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


CONTOH KONFIGURASI PEMASANGAN SEPARATOR

Recirculation duct

19

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


PENGOPERASIAN SEPARATOR

 Pada closed circuit grinding system, operasi


sistem penggilingan bergantung pada mill dan
separator. Oleh karena itu untuk mengetahui
kinerja dari sistem penggilingan, maka kinerja
mill dan separator harus diketahui.

 Kinerja separator dan kinerja mill saling


mempengaruhi. Separator yang mempunyai
kinerja yang baik akan mendukung kinerja mill
demikian pula sebaliknya, mill yang mempunyai
kinerja yang baik akan mendukung kinerja
separator

20

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


TRANSPORT MATERIAL KE SEPARATOR

Mechanical feed transport Pneumatic feed transport


Bucket Elevator Mill Air Swept Mill

21

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


PARAMETER OPERASI SEPARATOR

 Opening dumper of circulating fan (%)


 Speed separator (rpm)
 Separator motor power (kW) or current (Ampere)
 Opening damper of fresh air (%)
 Opening damper of main fan (%)
 Opening (angle) of guide vane

22

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


SEPARATOR INSPECTION PARAMETERS

 TURBO AIR SEPARATOR :  CYCLONE AIR SEPARATOR:


 Wear of:  Wear of:
 Upper/internal fan blades  External fan
 Distribution plate  Grit cone / lining
 Counter blades
 Material feed cone
 Grit cone/lining  Material deposit in
cyclone inlet
 Position & number of
blade  Separator lining

23

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


KINERJA SEPARATOR

KINERJA SEPARATOR DIPENGARUHI OLEH :

1. Karakteristik umpan separator misalnya:


 Kecepatan umpan
 Distribusi ukuran partikel
 Densitas
 Moisture content

2. Penyetelan separator dan kondisinya seperti:


 Laju distribution plate
 Kebocoran udara
 Jumlah blade
 Posisi blade

3. Karakteristik udara pemisah seperti:


 Viskositas
 Kelembaban
 Densitas

24

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


KINERJA SEPARATOR

Ada 3 kriteria yang dapat dipergunakan sebagai patokan


kinerja separator yaitu:
1. Circulating load (beban sirkulasi)
2. Efisiensi separator
Umpan separator
3. Tromp curve A,a

tailing R,r

umpan F,f

Neraca Massa : M Produk separator


A = F + R (t/h)
A . a = F . f + R . r (t/h)
dimana :
A = umpan separator Closed Circuit Tube Mill
F = produk separator
R = tailing
a,f,r = fraksi kehalusan material (%)
25

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


MENGUKUR KINERJA SEPARATOR DGN CIRCULATING LOAD

1. Circulating load:
A, F & R en [t/h]
A=F+R
 Circulating load factor:
A,a

A
u=
F
R,r
F,f
Ukuran cement mill kecil : U = 2 – 3
Ukuran cement mill besar :U = 1,5 – 2

f  r M
U=
a  r

26

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


Circulating Load
A=F+R ……….(1)
A. a = F .f + R . R ……………….(2)
A.a - R . r
A,a f = ----------------------------
F
R,r
F,f A.a – A – F . r
R=A–F  f = ----------------------------
F
A A-F
M
f = -------- . a – ------ . r
F F
u = A/F shg f = u . a – (u – 1).r  f = u.a – u . r + r

f r f r
atau -- = a – r + ------  --- - ---
=a-r
u u u u

Sehingga f–r f - r
----- = a – r - u = -------
u a - r 27

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


Mengukur Kinerja Separator

2. Efisiensi Separator
Adalah perbandingan antara jumlah partikel halus yang
terdapat didalam produk dibandingkan dengan jumlah partikel
halus yang terdapat dalam umpan
Efisiensi F
=
.f . 100%
A.a A
,a
A
Bila u = ------ R F
F
1 f ,r ,f
η= ------ . ------ . 100
u a
M
f
η= ------------ . 100 %
u , a

28

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


What is the separating efficiency dependent on?
 Material:
 fineness
- Feed (A)
A
- Fines Product (F) Tromp curve
- Return (R)
Amount of feed
 Feed distribution
V
 Air:
F
 Volume (V [m3/h])
 Distribution

 The fineness relationship mill


filter / separator fines

29

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


Mengukur Kinerja Separator

3. Tromp curve
Menggambarkan kemampuan separator untuk
memisahkan partikel dengan ukuran tertentu
r
 1
TR = 1   .100 (%)
a  U 
. A
,a
 f R F
TF = .100 (%) ,r ,f

a . u
M
u = A/F

30

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


TROMP CURVE

 Cut size (X50) diartikan sebagai ukuran partikel yang


50% feednya kembali sebagai tailing. Makin rendah nilai
cut size, makin baik performance separator
 Sharpness (k = d25/d75) diartikan sebagai perbandingan
antara ukuran partikel yang 25% feednya kembali ke
tailing dengan ukuran partikel yang 75% feednya kembali
ke tailing. Makin mendekati 1 nilai k, makin baik
performance separator
 Short circuit/By pass effect (δ), Pada proses separasi,
partikel yang masuk separator ada fraksi-fraksi partikel
ukuran yang halus cenderung tidak mengalami proses
pemisahan, melainkan langsung by pass ikut aliran
material tailing. Nilai % feed yang mengalami by pass ini
dapat dilihat pada tromp curve.

31

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


Tromp curve key parameter
Tromp value [%]

100
Probability for a particle
to be in the return

Separator
return
Separator fines

The BYPASS is one of


the best indicator of the
separator efficiency
Bypass [m]
32

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation


Tromp Curve / Stream Analysis

δ : short circuit/by
pass effect = 3.5%
at 11 m μ
X50 : cut size = 39 μ
k : sharpness 25 / 75
=28/55 = 0.51

28 55

33

Institut Semen dan Beton Indonesia Raw Mill Operation

Anda mungkin juga menyukai