Ratio
Anak Laki-Laki : Perempuan
9:1
3
Visser NS, et al. 2014. Trends in the Parent-Report of Health Care Provider-Diagnosed and Medicated Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder
Visser NS, et al. 2015. Diagnostic Experiences of Children With Attention-Deficit / Hyperactivity
Disorder
Etiologi
1. GENETIK
Data menunjukkan bahwa sekitar 75% penyebab dari
ADHD adalah faktor Genetik.
2. NEUROANATOMI
Struktur otak yang abnormal ataupun 20% anak yang
dengan cedera kepala berat, dilaporkan mempunyai
gejala impulsif dan gangguan perhatian. 4
4. GIZI
Studi Hernandez dkk 2016, makanan siap saji, konsumsi gula,
minuman ringan lainnya, serta rendahnya angka sarapan
ADHD
5. PSIKOSOSIAL
Willis dan Lovaas pengaturan perilaku yang buruk pada
anak timbul dari manjemen pengasuhan orangtua yang buruk5
Komorbiditas
15-25% 15-25%
Gangguan Gangguan
Belajar Kecemasan
15-20%
30-35%
Gangguan
Gangguan
Mood
Bahasa
William J,et al. 2012. Mortality, ADHD, and Psychosocial Adversity in Adults With Childhood ADHD: A Prospective
Study
Kriteria Diagnostik
DSM - 5
1. Memiliki Gangguan Perhatian dan bertahan
sedikitnya selama 6 bulan.
2. Hiperaktif dan Impulsif dan bertahan sedikitnya
selama 6 bulan.
3. Beberapa kecerobohan atau gejala hiperakrif-
impulsif yang muncul sebelum usia 12 tahun.
4. Beberapa kecerobohan atau gejala hiperakrif-
impulsif yang muncul pada 2 atau lebih
tempat/keadaan.
5. Terdapat bukti yang kuat bahwa simtom tersebut
mengganggu atau mengurangi kualitas dari sosial,7
akademis, atau fungsi okupasi.
Jeste DV, et al. 2012. diagnostic and statistical manual of mental disorders. DSM 5 th edition.
Instrumen Pemeriksaan
Adanya Instrumen Pemeriksaan Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
No. Kegiatan yang diamati 0 1 2 3
1 Tidak kenal lelah atau aktivitas yang berlebihan.
2 Mudah menjadi gembira dan impulsive.
3 Mengganggu anak-anak lain.
4 Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai.
5 Menggerak-gerakkan anggota badan secara terus menerus.
6 Kurang perhatian dan mudah teralihkan.
7 Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustasi.
8 Sering dan mudah menangis.
9 Suasana Hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis.
10 Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga.
8
Jumlah
Intepretasi
Hasil Interpretasi Tindakan
Pemeriksaan
Nilai Total Normal Puji keberhasilan orang
kurang dari 13 tua/pengasuh. lanjutkan
stimulasi sesuai umur.
jadwalkan kunjungan
berikutnya 6 bulan
kemudian.
apabila ragu-ragu,
ulangi pemeriksaan 1
bulan lagi.
10
Jeste DV, et al. 2012. diagnostic and statistical manual of mental disorders. DSM 5 th edition.
Tatalaksana
American Academy Pediatrics (AAP)
merekomendasikan guideline terapi ADHD, yaitu:
penatalaksanaan.
O Obat-obatan stimulan dan/atau terapi perilaku
11
Tatalaksana
O Ketika metode penatalaksanaan yang terpilih tidak
13
•Stahl’s SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 4th ed. UK: Cambridge University Press; 2013
•Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber Guide. 5th ed. San Diego: Cambridge University Press; 2015.
Tatalaksana
Farmakologi
Stimulansia
2. Amfetamin/Methamfetamin
Bekerja menghambat norephinephrine transporter
(NET) dan dopamine transporter (DAT)
Dosis minimal usia 6 tahun : 5mg , dapat
diberikan 1 - 2 kali per hari.
Dosis dapat di naikkan 5mg tiap minggunya
hingga dosis maksimum 40mg.
Efek Samping : Takikardi, tremor, hipertensi dan
aritmia jantung. 14
•Stahl’s SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 4th ed. UK: Cambridge University Press; 2013
•Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber Guide. 5th ed. San Diego: Cambridge University Press; 2015.
Tatalaksana
Alpha-2-adrenergic-agonists
1. Guanfacine
Golongan selektif Alpha 2 Adrenergic Agonist
Mediator utama terhadap efek dari norepinefrin di
prefrontal korteks.
Dosis 6-12 tahun : 4mg/hari
Dosis 13-17 tahun : 7mg/hari
Efek Samping : nyeri kepala, nyeri perut, kelelahan,
mengantuk, kehilangan nafsu makan, diare ataupun
konstipasi.
15
•Stahl’s SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 4th ed. UK: Cambridge University Press; 2013
•Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber Guide. 5th ed. San Diego: Cambridge University Press; 2015.
Tatalaksana
Alpha-2-adrenergic-agonists
2. Clonidine
Golongan non selektif Alpha 2 Adrenergic Agonist.
Dosis usia > 6 Tahun : 0,1-0,3 mg/hari
Efek Samping : mulut kering, mengantuk, nyeri kepala,
lemas, pusing, mual, muntah, diare/konstipasi, maupun
ruam.
16
•Stahl’s SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 4th ed. UK: Cambridge University Press; 2013
•Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber Guide. 5th ed. San Diego: Cambridge University Press; 2015.
Tatalaksana
Antidepresan
1. Atomoxetine
merupakan selektif norepinephrine Reuptake Inhibitor
Menghambat norepinefrin transporter.
Efek Samping : nafsu makan, meningkatkan tekanan
darah, meningkatkan denyut jantung, mulut kering, dan
dapat meningkatkan kemungkinan aksi pencobaan bunuh
diri berdasarkan American Academy of Pediatrics
pemberian atomoxetine tidak dianjurkan.
17
•Stahl’s SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 4th ed. UK: Cambridge University Press; 2013
•Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber Guide. 5th ed. San Diego: Cambridge University Press; 2015.
Tatalaksana
Non Farmakologi
Terapi perilaku.
Terapi kognitif.
Terapi psikososial.
Dll.
18
Komplikasi
O Diagnosis sekunder-gangguan konduksi, depresi, dan
penyakit ansietas .
O Pencapaian akademik kurang, gagal disekolah, sulit
membaca dan mengerjakan aritmatika ( sering kali akibat
abnormalitas konsentrasi ).
O Hubungan dengan teman sebaya buruk ( sering kali
perilaku agresif dan kata-kata yang diungkapkan ).
O IQ rendah / kesulitan belajar ( anak tidak duduk tenang
dan belajar ).
O Resiko kecelakaan ( karena impulsivitas ).
O Percaya diri rendah dan penolakan teman-teman sebaya
( perilakunya membuat anak-anak lainnya marah ).
19
Ringkasan
O ADHD merupakan suatu kondisi neuropsikiatri yang
memengaruhi anak-anak, remaja, dan orang dewasa di
seluruh dunia yang mempunyai pola berupa
menurunnya perhatian yang berkelanjutan dan
peningkatan impusifitas serta hiperaktifitas.
O Studi epidemiologi menemukan prevalensi ADHD
pada anak-anak dan remaja sekitar 5-8%.
O Terapi ADHD dapat berupa terapi farmakologi maupun
non farmakologi.
O Diagnosis ADHD sejak kecil sering sekali menuju
persisten ADHD sepanjang hidupnya.
20
TERIMA KASIH