Anda di halaman 1dari 21

Gangguan Pemusatan Perhatian dan

Hiperaktivitas (GPPH) / Attention


Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD)

dr. Siti Aisyah Dalimunthe,


M.Ked(Ped), Sp.A
Definisi

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau


gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)

Pola prilaku  sulit memusatkan


perhatian memiliki aktifitas impulsif
berlebihankurang pemahaman dalam
mengorganisir

Wiguna T. 2010. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)


Epidemiologi

Ratio
Anak Laki-Laki : Perempuan
9:1

1/3 Dari Kasus telah


di diagnosa
sebelum usia 6 tahun

3
Visser NS, et al. 2014. Trends in the Parent-Report of Health Care Provider-Diagnosed and Medicated Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder
Visser NS, et al. 2015. Diagnostic Experiences of Children With Attention-Deficit / Hyperactivity
Disorder
Etiologi
1. GENETIK
Data menunjukkan bahwa sekitar 75% penyebab dari
ADHD adalah faktor Genetik.

Studi Genetik menyatakan setidaknya 2 kandidat gen


yang berhubungan kuat terhadap kejadian ADHD, yaitu:
Dopamin Transporter Gene (DAT1)
Dopamin 4 Receptor Gene (DRD4)

2. NEUROANATOMI
Struktur otak yang abnormal ataupun 20% anak yang
dengan cedera kepala berat, dilaporkan mempunyai
gejala impulsif dan gangguan perhatian. 4

Kliegman, Santon, Geme ST, Schor.2016. Nelson Textbook of Pediatrics


Visser NS,et al. 2015. Diagnostic Experiences of Children With Attention-Deficit / Hyperactivity
Disorder
Etiologi
3. LINGKUNGAN
Banyak kejadian ADHD muncul akibat dari kelahiran prematur
dan ibu yang mengalami infeksi maternal pada saat kehamilan.
Paparan alkohol, nikotin, kokain, ataupun penyalahgunaan zat
adiktif lainnya pada saat kehamilan.

4. GIZI
Studi Hernandez dkk 2016, makanan siap saji, konsumsi gula,
minuman ringan lainnya, serta rendahnya angka sarapan 
ADHD

5. PSIKOSOSIAL
Willis dan Lovaas  pengaturan perilaku yang buruk pada
anak timbul dari manjemen pengasuhan orangtua yang buruk5
Komorbiditas

15-25% 15-25%
Gangguan Gangguan
Belajar Kecemasan

15-20%
30-35%
Gangguan
Gangguan
Mood
Bahasa

William J,et al. 2012. Mortality, ADHD, and Psychosocial Adversity in Adults With Childhood ADHD: A Prospective
Study
Kriteria Diagnostik
DSM - 5
1. Memiliki Gangguan Perhatian dan bertahan
sedikitnya selama 6 bulan.
2. Hiperaktif dan Impulsif dan bertahan sedikitnya
selama 6 bulan.
3. Beberapa kecerobohan atau gejala hiperakrif-
impulsif yang muncul sebelum usia 12 tahun.
4. Beberapa kecerobohan atau gejala hiperakrif-
impulsif yang muncul pada 2 atau lebih
tempat/keadaan.
5. Terdapat bukti yang kuat bahwa simtom tersebut
mengganggu atau mengurangi kualitas dari sosial,7
akademis, atau fungsi okupasi.
Jeste DV, et al. 2012. diagnostic and statistical manual of mental disorders. DSM 5 th edition.
Instrumen Pemeriksaan
Adanya Instrumen Pemeriksaan Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
No. Kegiatan yang diamati 0 1 2 3
1 Tidak kenal lelah atau aktivitas yang berlebihan.
2 Mudah menjadi gembira dan impulsive.
3 Mengganggu anak-anak lain.
4 Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai.
5 Menggerak-gerakkan anggota badan secara terus menerus.
6 Kurang perhatian dan mudah teralihkan.
7 Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustasi.
8 Sering dan mudah menangis.
9 Suasana Hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis.
10 Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga.
8
Jumlah
Intepretasi
Hasil Interpretasi Tindakan
Pemeriksaan
Nilai Total Normal Puji keberhasilan orang
kurang dari 13 tua/pengasuh. lanjutkan
stimulasi sesuai umur.
jadwalkan kunjungan
berikutnya 6 bulan
kemudian.
apabila ragu-ragu,
ulangi pemeriksaan 1
bulan lagi.

Nilai Total 13 Kemungkinan Rujuk ke fasilitas


atau lebih GPPH layanan kesehatan level
9
1
Diferensial Diagnosis
1. Oppositional defiant disorders
2. Intermittent explosive disorder
3. Specific learning disorder
4. Autism spectrum disorder
5. Gangguan ansietas
6. Gangguan bipolar
7. Substance use disorder
8. Gangguan psikotik
9. Medication-induced symptoms of ADHD

10

Jeste DV, et al. 2012. diagnostic and statistical manual of mental disorders. DSM 5 th edition.
Tatalaksana
American Academy Pediatrics (AAP)
merekomendasikan guideline terapi ADHD, yaitu:

O Dokter harus mengenali ADHD sebagai suatu kondisi kronis.

O Hasil yang ingin dicapai harus dispesifikan untuk memandu

penatalaksanaan.
O Obat-obatan stimulan dan/atau terapi perilaku

direkomendasikan untuk meningkatkan hasil yang ingin


dicapai.

11
Tatalaksana
O Ketika metode penatalaksanaan yang terpilih tidak

memberikan hasil yang diinginkan, dokter harus

mengevaluasi diagnosis awal, menggunaka terapi yang sesuai

dan memikirkan kondisi yang ada sebelumnya.

O Efek terapi dipantau melalu kunjungan rutin setiap 3-6 bulan.

O Jika salah satu jenis stimulan tidak bekerja pada pemberian

dosis tertinggi yang memungkinkan, pemberian stimulan

jenis lainnya harus dipikirkan.


Tatalaksana
Farmakologi
 Stimulansia
1. Methylphenidate
Bekerja menghambat norephinephrine transporter
(NET) dan dopamine transporter (DAT)
Dosis : 2mg/KgBB/hari
Efek Samping : Takikardi, tremor, hipertensi
dan aritmia jantung.

13

•Stahl’s SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 4th ed. UK: Cambridge University Press; 2013
•Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber Guide. 5th ed. San Diego: Cambridge University Press; 2015.
Tatalaksana
Farmakologi
 Stimulansia
2. Amfetamin/Methamfetamin
Bekerja menghambat norephinephrine transporter
(NET) dan dopamine transporter (DAT)
Dosis minimal usia 6 tahun : 5mg , dapat
diberikan 1 - 2 kali per hari.
Dosis dapat di naikkan 5mg tiap minggunya
hingga dosis maksimum 40mg.
Efek Samping : Takikardi, tremor, hipertensi dan
aritmia jantung. 14

•Stahl’s SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 4th ed. UK: Cambridge University Press; 2013
•Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber Guide. 5th ed. San Diego: Cambridge University Press; 2015.
Tatalaksana
 Alpha-2-adrenergic-agonists
1. Guanfacine
Golongan selektif Alpha 2 Adrenergic Agonist 
Mediator utama terhadap efek dari norepinefrin di
prefrontal korteks.
 Dosis 6-12 tahun : 4mg/hari
 Dosis 13-17 tahun : 7mg/hari
 Efek Samping : nyeri kepala, nyeri perut, kelelahan,
mengantuk, kehilangan nafsu makan, diare ataupun
konstipasi.

15

•Stahl’s SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 4th ed. UK: Cambridge University Press; 2013
•Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber Guide. 5th ed. San Diego: Cambridge University Press; 2015.
Tatalaksana
 Alpha-2-adrenergic-agonists
2. Clonidine
Golongan non selektif Alpha 2 Adrenergic Agonist.
 Dosis usia > 6 Tahun : 0,1-0,3 mg/hari
 Efek Samping : mulut kering, mengantuk, nyeri kepala,
lemas, pusing, mual, muntah, diare/konstipasi, maupun
ruam.

16

•Stahl’s SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 4th ed. UK: Cambridge University Press; 2013
•Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber Guide. 5th ed. San Diego: Cambridge University Press; 2015.
Tatalaksana
 Antidepresan
1. Atomoxetine
merupakan selektif norepinephrine Reuptake Inhibitor 
Menghambat norepinefrin transporter.
 Efek Samping : nafsu makan, meningkatkan tekanan
darah, meningkatkan denyut jantung, mulut kering, dan
dapat meningkatkan kemungkinan aksi pencobaan bunuh
diri  berdasarkan American Academy of Pediatrics
pemberian atomoxetine tidak dianjurkan.

17

•Stahl’s SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. 4th ed. UK: Cambridge University Press; 2013
•Stahl SM. Stahl’s Essential Psychopharmacology. Prescriber Guide. 5th ed. San Diego: Cambridge University Press; 2015.
Tatalaksana
Non Farmakologi
 Terapi perilaku.
 Terapi kognitif.
 Terapi psikososial.
 Dll.

18
Komplikasi
O Diagnosis sekunder-gangguan konduksi, depresi, dan
penyakit ansietas .
O Pencapaian akademik kurang, gagal disekolah, sulit
membaca dan mengerjakan aritmatika ( sering kali akibat
abnormalitas konsentrasi ).
O Hubungan dengan teman sebaya buruk ( sering kali
perilaku agresif dan kata-kata yang diungkapkan ).
O IQ rendah / kesulitan belajar ( anak tidak duduk tenang
dan belajar ).
O Resiko kecelakaan ( karena impulsivitas ).
O Percaya diri rendah dan penolakan teman-teman sebaya
( perilakunya membuat anak-anak lainnya marah ).
19
Ringkasan
O ADHD merupakan suatu kondisi neuropsikiatri yang
memengaruhi anak-anak, remaja, dan orang dewasa di
seluruh dunia yang mempunyai pola berupa
menurunnya perhatian yang berkelanjutan dan
peningkatan impusifitas serta hiperaktifitas.
O Studi epidemiologi menemukan prevalensi ADHD
pada anak-anak dan remaja sekitar 5-8%.
O Terapi ADHD dapat berupa terapi farmakologi maupun
non farmakologi.
O Diagnosis ADHD sejak kecil sering sekali menuju
persisten ADHD sepanjang hidupnya.

20
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai