Anda di halaman 1dari 11

Titrasi Argentometri

Analisa Kuantitatif
Prinsip dan Reaksi
Percobaan
Prinsip Percobaan

Berdasarkan reaksi pengendapan bertingkat dimana ion Cl - dari NaCl


terlebih dahulu diendapkan oleh ion Ag + dari AgNO3 yang akan
membentuk AgCl berwarna putih dengan penambahan indikator
K2CrO4 5% dimana kelebihan ion Ag+ akan bereaksi dengan ion CrO42-
sehingga menghasilkan endapan Ag2CrO4 berwarna merah bata pada
titik akhir titrasi

Reaksi Percobaan
AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s)↓ + NaNO3(aq)
Putih
Ag+ + Cl- → AgCl(s)↓
Putih
2AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) → Ag2CrO4(s) ↓ + 2KNO3(aq)
Merah bata
2Ag + CrO4 → Ag2CrO4(s) ↓
+ 2-

Merah bata
Dasar Teori
Kelarutan Kopresipitasi
Jumlah maksimum suatu Proses dimana suatu zat yang
01 senyawa atau zat yang dapat 04 biasanya dapat larut, ikut
larut dalam sejumlah pelarut terangkut mengendap selama
pengendapan zat yang
diinginkan.

Postpresipitasi
Ksp
Pengendapan yang terjadi pada
02 permukaan endapan pertama Hasil kali konsentrasi ion-ion pada
05 larutan jenuh dipangkatkan dengan
angks koefisien pada persamaan
reaksi ionisasinya pada suhu
tertentu
Titrasi Argentometri
Titrasi dengan menggunakan perak
03 nitrat sebagai titran dimana akan
terbentuk garam perak yang sukar
larut.
Prosedur Percobaan

• Dimasukkan sampel kedalam labu takar 50ml


• Diencerkan dengan aquadest sampai garis batas atas
• Dihomogenkan sebanyak 3 kali
• Dipipet sebanyak 10ml dengan pipet volume
• Dimasukkan kedalam Erlenmeyer
• Ditambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 5%
• Dititrasi dengan larutan standart AgNO3 sampai terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi merah bata pada titik
akhir titrasi
• Dicatat volume larutan standart AgNO3 yang digunakan
• Diulangi percobaan yang sama sebanyak 3kali
Mengapa digunakan K2CrO4 5% ?
Karena itu merupakan konsentrasi yang optimum untuk
mengetahui titik akhir titrasi yang ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi endapan merah bata. Jika
menggunakan K2CrO4 dibawah 5% akan membutuhkan larutan
AgNO3 yang lebih banyak agar endapan cukup banyak untuk
diamati secara visual. Apabila digunakan K 2CrO4 diatas 5%
maka konsentrasinya terlalu besar, maka perubahan
warnanya tajam sehingga sulit untuk mengamati titik akhir
titrasinya

Mengapa AgCl terlebih dahulu mengendap?


AgCl terlebih dahulu mengendap karena AgCl memiliki
kelarutan yang lebih rendah diabndingkan dengan Ag 2CrO4.
Dimana Ksp AgCl>Ksp Ag2CrO4 yaitu AgCl memiliki nilai Ksp
= 1,8x10-10, Sedangkan Ag2CrO4 memilki nilai Ksp = 9x10-
12. Sehingga pada saat dititrasi dengan NaCl, ion Ag + dengan
ion Cl- akan terlebih dahulu mengendap dibandingkan ion Ag +
dengan ion CrO42-
1. Metode Mohr
Indikator K2CrO4, titrannya adalah AgNO3. Terutama untuk
menentukan garam klorida dengan titrasi langsung, atau
menentukan garam perak, dengan titrasi akan kembali setelah
ditambah larutan baku (larutan standart) NaCl berlebih. pH harus
diatur agar tidak terlalu asam maupun terlalu basa antara 6 dan 10
Metode Penentuan
2. Metode Volhard Titik Akhir Titrasi
Titrannya adalah KSCN atau NH4SCN, untuk menentukan garam
perak dengan titrasi langsung, atau garam-garam klorida, bromide,
iodide, tiosianat, dengan titrasi akan kembali setelah ditambah
larutan baku (larutan standart) AgNO3 berlebih. Juga untuk anion-
anion lain yang lebih mudah larut dari AgNO3 tetapi dengan
perlakuan khusus. pH harus cukup rendah kira-kira 0,3, agar
Fe3+tidak terhidrolisa
3. Metode Fajans
Indikator ialah salah satu indikator adsorpsi menurut macam-
macam anion yang diendapkan oleh Ag+, titrannya AgNO3 , pH
tergantung dari macam/jenis anion dan indikator yang digunakan
pada titrasi berlangsung
Sifat-sifat dari AgNO3 Sifat-sifat dari HCl:
 Rumus molekul : AgNO3  Massa molar : 36,46 g/mol
 Berat Molekul : 169,87 gr/mol  Berwujud cair tak berwarna
 Kristal putih  Densitas : 1,18 g/cm3
 Tidak berbau  Kelarutan dalam air : tercampur seluruhnya
 Densitas : 5,35 gr/cm3  Keasaman (pKa) : -6,3
 Larut dalam aseton, ammonia, eter, glikol  Korosif
 Korosif, berbahaya bagi lingkungan  Berbau tajam
 Sensitif dengan etanol  Massa atom : 36,45
 Kelarutan dalam air 1220gr/L  Massa jenis : 3,12 gr/cm3
 TL : 212oC  Energi ionisasi : 1250 kj/mol
 TD : 444oC  Pada suhu kamar, HCl berwujud gas tak berwarna
Contoh Hitungan
Tuliskan cara pembuatan larutan standar AgNO3
0,05 N dalam labu takar 100 ml
Diketahui:
N = 0,05
V = 100 ml
Mr = 170 g/mol

Penyelesaian : Cara pembuatan :


N= x xe 1. Dimasukkan 0,85 gr AgNO3 kedalam
0,05 = x x 1 beaker glass
m= 2. Dilarutkan dengan sedikit aquadest
3. Dimasukkan kedalam labu takar 100
m = 0,85 gram
ml
  4. Ditambahkan aquadest hingga batas
atas labu takar
5. Dihomogenkan sebanyak 3 kali
Contoh Hitungan

Diduga air kolam renang mengandung kadar klorida yang


tinggi. Sebanyak o,5 ml air tersebut diencerkan kemabli
dalam labu takar 100 ml. Dipipet 10 ml larutannya dan
diencerkan kembali dalam labu takar 50 ml. Selanjutnya
dipipet 10 ml dari larutan tersebut. Sampel air tersebut
dititrasi argentometri dengan indikator K2CrO4 5%
sehingga diperoleh volume AgNO3 0,0179 N sebanyak
0,45 ml.

a. Tentukanlah normalitas sampel


b. Berapa kadar Cl- dari air tersebut dalam ppm?
Contoh Hitungan
Penyelesaian

c
Volume HCl 0,5 ml dalam labu takar 100 ml (fp1)
Volume sampel 10 ml dalam labu takar 50 ml (fp2)
Normalitas AgNO3 = 0,0179 N
Volume AgNO3 = 0,45 ml
a. Normalitas sampel
V1 . N1 = V2 . N2
10 ml . N1 = 0,45 ml . 0,0179 N
N1 = 0,0008 N
b. Kadar Cl-
• Faktor Pengenceran
fp = fp1 x fp2
fp = x
fp = 1000
• Kadar Cl-
Cl- = N x 1000 x Fp x Ar Cl
= 0,0008 x 1000 x 1000 x 35,5
= 28.400 ppm

Anda mungkin juga menyukai