Biologi Karang (Morfologi dan Anatomi) • Merupakan hewan avertebrata, anggota filum Cnidaria / Coelenterata, Ordo Scleractinia, Sub Kelas Octocorallia dan Kelas Anthozoa. • Karang yang menjadi anggapan kita sebagai satu rumpun terumbu merukapan kumpulan dari individu – individu yang disebut polip. • Polip umumnya berukuran kecil (1 mm – 1 cm), tapi ada yang berukuran 50 cm (pada karang soliter). • Istilah terumbu merupakan kumpulan polip dan alga Coralline yang berasosiasi. • Satu unit asosiasi karang tersusun atas bagian lunak dan keras dari kerangka kapur. • Bagian lunak merupakan bagian hidup yang berbentuk polip, umumnya berbentuk tabung silinder. Biologi Polip • Polip memiliki bagian oral berbentuk silinder, dikelilingi tentakel yang dapat dijulurkan dan ditarik masuk ke tubuh. • Tentakel akan melakukan proses keluar – masuk tubuh secara berkala dalam waktu tertentu. • Tentakel digunakan untuk menangkap makanan atau melakukan proses transmisi stimulus atau menerima sinyal dari luar. • Pencernaan: mulut – stomodeum atau faring – rongga gastrovaskuler. • Rongga gastrovaskuler memiliki bagian rongga yang tersusun radial (disebut mesenterium) untuk menyimpan gonad dan pencernaan. Coralite • Coralite merupakan 1 bagian penyusun koloni karang yang terdiri atas: 1. Polip : individu karang. 2. Theca : pembungkus corallite yang terbuka dibagian atas membentuk calyx. Pada theca juga terdapat septa. 3. Basal plate : merupakan basis corallite yang terdapat pada bagian bawah sebagai tempat perlekatan. Corallum • Corallite secara bersamaan membangun suatu struktur yang disebut corallum. Struktur tersebut diperkuat dengan adanya rangka. • Setiap corallite terhubung satu sama lain melalui Coenosarc yang merupakan jaringan sebagai jembatan untuk berbagi nutrisi antar polip. • Rangka yang menjadi pelindung Coenosarc disebut Coenosteum. Reproduksi Seksual • Strategi yang dilakukan berbeda untuk setiap spesies dan lokasi perairan. • Sumber sel gamet: satu koloni dan berbeda koloni. • Sebagian besar hermaprodit, beberapa gonokoristik (koloni jantan dan betina terpisah). • Fertilisasi umumnya terjadi secara eksternal (melepaskan sel gamet jantan dan betina ke perairan). • Sinkronisasi dibutuhkan dalam pelepasan gamet, yg dipengaruhi oleh kondisi perairan (fase bulan, suhu perairan dan lama waktu siang). • Fertilisasi internal juga terjadi pada beberapa spesies, contoh Isopora dan Seriatopora di Indopasifik. Spesies ini dapat menyimpan gamet lebih lama. Reproduksi Seksual • Spesies yang melakukan fertilisasi internal melepaskan larva yang sudah berkembang (planula). Larva tersebut memiliki strategi khusus dalam meningkatkan survival (kemampuan terdispersi tinggi, kemampuan melekat dengan cepat, mampu melekat pada objek yang mengambang atau mengapung). Reproduksi Seksual • Melalui : 1. Pembentukan koloni satelit: koloni baru yang terhubung dengan koloni induk sehingga memiliki tingkat perkembangan berbeda. 2. Pelepasan polip utuh : polip yang utuh dilepaskan dari koloni induk untuk mencari tempat perlekatan baru dan membentuk koloni baru. 3. Tunas : pembentukan tunas dari polip-polip muda dengan tangkai yang panjang dan akan terlepas pada saat polip semakin bertambah massa. 4. Neoplasma : pembentukan koloni polip yang bermutasi untuk tumbuh cepat. Sikluk Hidup Karang 1. Karang melepaskan gamet. 2. Lobus gamet yang dilepaskan. 3. Fertilisasi. 4. Terbentuk planula. 5. Planula yang berhasil mendapatkan lokasi yang sesuai bermetamorfosis. 6. Terbentuk polip muda dengan mulut dan tentakel. 7. Pembentukan koloni baru. 8. Koloni dewasa.