Anda di halaman 1dari 43

Disusun oleh :

Kelompok 4 Offering C 2017

• Claresia Tsany K. (170341615042)


• Dhio Putra M. (170341615059)
• Dwi Anggraini (170341615036)
• Nira Yulika R. (170341615007)
• Rini Nurlaeli A. (170341615014)
• Vindy Arisqa (170341615006)
Coelenterata berasal dari kata
KELAS ANTHOZOA
 MORFOLOGI
 ANATOMI
 FISIOLO GI
 ANATOMI ANTHOZOA
Morfologi Filum Coelenterata
(Kelas Anthozoa)
A. Ciri Morfologi Filum Coelenterata
• Bentuk tubuh simetri radial atau biradial
oral
Simetri radial merupakan struktur
tubuh yang hanya mempunyai
bagian puncak (sisi oral) dan bagian
dasar (sisi aboral). Hewan yang
termasuk dalam kelompok ini
adalah Porifera, Cnidaria, dan
Echinodermata. Hewan yang
mempunyai simetri radialdisebut
radiata.
aboral
• Dibedakan menjadi dua macam, Polyp dan Medusa

Polyp: berbentuk silinder dengan


bagian mulut (oral) yang
mengandung tentakel menghadap ke
atas dan ujung lainnya (aboral)
melekat pada substrat. Lapisan
mesoglea tipis.

Medusa: berbentuk seperti lonceng


atau payung dengan bagian yang
cekung menghadap ke atas dan
mulut terletak di tengah-tengah
bagian cembung yang
menghadap ke bawah. Mesoglea
tebal.
• Tubuh terdiri atas 3 lapisan sel: lapisan epidermis di
luar, lapisan gastrodermis di dalam, dan di antara
keduanya terdapat mesoglea.
• Kelas Anthozoa hanya
menampilkan bentuk morfologi
polip dan bukan medusa.
• Tubuh mereka berbentuk
silindris memiliki sumbu
memanjang.
• Anthozoa hidup sebagai polip
soliter atau berkoloni.
• Memiliki mulut dan tentakel
terletak di ujung mulut tubuh
mereka.
• Jumlah tentakel biasanya
merupakan kelipatan dari enam
dan tersusun dalam dua deret
lingkaran berturut-turut.
Filum Cnidaria: ubur-ubur, terumbu karang,
hydroids, anemone laut

Anemon
Ubur - Ubur laut Terumbu
karang
Morfologi Kelas Anthozoa
Anemon Laut

Anemon laut merupakan


anggota Anthozoa yang paling
indah, baik dalam penampilan
bentuknya maupun dari segi
warna-warninya. Mereka
menempelkan diri pada suatu
obyek, dengan bagian tubuhnya
yang disebut diskus kaki (pedal
disc).
Ciri Morfologi Anemon Laut
• Mempunyai tentakel yang berisi udara (hollow tentacle).
Biasanya di sela-sela tentakel itu mempakan tempat yang ideal
bagi ikan-ikan hias.
• Bentuk tubuh anemon seperti bunga, sehingga juga disebut
mawar laut.
• Tubuhnya terbagi menjadi empat bagian, yaitu keping mulut;
badan; pangkal dan tentakel-tentakel (Dunn, 1981)
• Pada umumnya anemon laut mempunyai septa yang
berpasangan.
• Panjang tubuhnya sekitar 5-7 cm, tetapi ada juga yang berukuran
raksasa hingga 1m.
• Anemon laut merupakan polip yang hidup soliter dengan warna
yang beraneka ragam, ada yang merah, biru, jingga, pink, purpel,
kuning, bahkan ada yang berbintik – bintik maupun bergaris –
garis.
Susunan Tubuh Anemon Laut
HICKMAN (1967) membagi tubuh
anemon laut (anthozoa) menjadi
tiga bagian yaitu :
1. keping mulut (oral disc)
2. badan (column)
3. pangkal atau dasar (base).
• Bentuk tubuh Anthozoa berbentuk silinder
dan pendek.

• Mulut nya terletak disalah satu ujung


tubuhnya, dan bagian mulut tersebut
terdapat suatu celah yang dikelilingi tentakel.

• Tentakel mengandung nematosista, dan


ujung lainnya berbentuk lempeng berfungsi
untuk menempel pada substrat
Gambar 1. Susunan tubuh Anthozoa
Sumber : Michael, 1992
• Hewan dari filum coelenterata memiliki tubuh simetri
radial atau bilateral.
• Struktur tubuh filum ini dibedakan menjadi polip
yang hidup menetap dan medusa yang hidup
berenang.
• Struktur tubuh kelas anthozoza sendiri merupakan
polip yang hidup menetap dengan bentuk tubuh
seperti tabung (Suwignyo et al. 2005).

Lapisan
Jaringan tubuh mesoglia
anthozoa dibagi
Lapisan epidermis
menjadi tiga lapisan
yaitu Lapisan
ektodermis
Lapisan mesoglea merupakan lapisan pemisah
yang berada di antara lapisan epidermis dan
lapisan endodermis.

Sel penyengat (nematosit) yang berada pada


lapisan epidermis yang berfungsi untuk
menangkap mangsa dan selbagai alat
pertahanan diri
Gambar 2. Anatomi polip karang
Sumber: Veron, 2000
 FISIOLOGI ANTHOZOA
 Sistem Pencernaan Anthozoa
• Anthozoa termasuk hewan karnivora. Makanan
utamanya berupa udang, ikan kecil serta
plankton
• menggunakan tentakelnya untuk menangkap
mangsa (plankton).
• Proses penangkapannya menggunakan bantuan
nematosit (protein spesifik yang memiliki
kemampuan proteksi dan melumpuhkan
organisme tertentu seperti zooplankton)
Makanan masuk kedalam mulut dengan bantuan tentakel

makanan masuk ke rongga gastrovascular

Dalam rongga tersebut, sel-sel kelenjar akan menghasilkan


enzim semacam tripsin untuk mencerna protein. (Tahap
pencernaan ekstraseluler)
Pencernaan makanan dilanjutkan oleh sel pencerna yang mempunyai
otot pseudopodia untuk menelan dan mencerna kembali partikel
makanan. (Tahap pencernaan intraseluler.)

Hasil pencernaan didistribusikan ke seluruh tubuh secara difusi.

Sisa makanan yang tidak digunakan akan dibuang lewat mulut.


• Dalam memenuhi kebutuhan
nutrisinya Anthozoa dapat
melakukan :

1. Feeding Active
dilakukan dengan menembakkan nematosit
ke arah mangsa dan ditransfer ke mulut
dengan bantuan tentakel.
2. Feeding Passive
• Anthozoa bersimbiosis dengan algae
uniseluler yang bersifat mikroskopik
membentuk zooxanthellae.
• Algae uniseluler tersebut hidup di jaringan
tubuh anthozoa menghasilkan energi
langsung dari cahaya matahari melalui
fotosintesis.
• Anthozoa memperoleh transfer hasil
fotosintesis zooxanthellae
 Sistem Ekskresi Anthozoa

• Coelenterata tidak memiliki alat ekskresi yang


khusus.
• Sisa metabolisme dalam bentuk amonia dibuang
secara difusi.
• Sisa makanan yang tidak digunakan akan
dibuang lewat mulut.
 Sistem Syaraf Anthozoa
• Coelenterata sudah memiliki sistem syaraf sederhana
yang disebut sistem syaraf diffuse/bentuk jala
• Sel-sel syaraf pada dinding tubuh tersusun tidak
beraturan
• Sel syaraf banyak terdapat pada lapisan epidermis,
tentakel, dan daerah mulut.
• Sel-sel syaraf terletak di bagian bawah dari jajaran
sel-sel epitheliomuscular dan sejajar dengan lapisan
mesogeal.
• Sel syaraf ini merupakan derivat lapisan epidermis
dan diduga merupakan perkembangan dari sel
interstisial yang masuk ke mesoglea.
Proses stimulus responnya
Stimulus

Sel sensoris

Ganglion terdekat melakukan


respon

Sel syaraf

Efektor
 Sistem Reproduksi Anthozoa

Reproduksi Seksual
Reproduksi Aseksual
 Reproduksi seksual
• Reproduksi secara seksual terjadi melalui proses peleburan inti
gamet jantan dengan inti gamet betina.

• Berdasarkan proses pertemuan antara sel gamet jantan dan betina


terdapat dua tipe reproduksi, yaitu planulator (brooding) dan
spawning.

• tipe brooding, sel telur dan sperma tidak dilepaskan ke kolom air.
Zigot berkembang menjadi larva planula dalam tubuh polip induk,
selanjutnya planula dilepaskan ke kolom air (larva planula yang
berenang bebas dan apabila larva itu menempel maka akan
membentuk koloni baru)

• tipe spawning melepaskan ovum dan sperma kedalam kolom air,


dan fertilisasi terjadi beberapa jam setelah ovum dan sperma
dilepaskan
Fig. 2. Gametogenesis in
sea anemones

(a) skema gonad dalam mesenterium


Aulactinia stella (after Bocharova, 2005)
(b) skema umum spermatozoa dan g, gastrodermis; f, flagella;
oogenesis pada anemon laut (after finc, fat inclusions; m,
Loseva, 1972), mesoglea; ya, yolk
aggregate; spm,
spermatozoa; spt,
spermatids; spc1 and spc2,
first and secondorder
spermatocytes; el,
endodermal link; n,
nucleus; ncl, nucleoli.
f, flagella; sg, storage
granule; cm, cell
membrane; mt,
mitochondrion; pc,
pericentriolar complex;
mc, mitochondrial cavity;
c, cytoplasm; cc,
cytoplasmic collar; ct,
centriole; ev,
electrondense vesicles; n,
nucleus.

(c) struktur "duri/ spines" di permukaan oosit anemon laut (setelah


Schroeder, 1982)

(d) struktur spermatozoa pada Anthopleura orientalis (after Reunov


and Kostina, 1991)
 Reproduksi Aseksual
• Pertunasan secara intratentakular adalah satu polip
membelah menjadi dua polip, polip yang baru tumbuh dari
polip yang lama. Pertunasan ekstratentakular yaitu
tumbuhnya polip baru diantara polip-polip lama.

• Fragmentasi. Koloni baru terbentuk oleh patahan karang.


Patahan koloni karang yang lepas dapat menempel di dasar
perairan dan membentuk tunas serta koloni yang baru

• Polip bail-out. Polip bailout adalah pembentukan polip dan


koloni dari karang mati.

• Parthenogenesis adalah pertumbuhan larva karang dari sel


telur yang tidak terbuahi.
Fig. 3. Variants of asexual
reproduction of sea
anemones:

(a) transverse fission in Anthopleura stellula (after Schmidt, 1970)


b) longitudinal fission in
Anthopleura elegantissima (after
Sebens, 1983b),
(c) pedal laceration (after Polteva,
1970),

(d, e) reproduc tion of Boloceroides sp.


by autotomy of tentacles (after
IvanovaKazas, 1977): development of a
new individual (d) from an iso lated
tentacle and (e) from a tentacle
remaining attached to the parental
individual (dari tentakel yang tersisa
melekat pada individu orang tua)
 Siklus Hidup
Keterangan
• Pelepasan sel telur dan sel sperma oleh
karang dewasa. Sel-sel tersebut akan
mengapung di permukaan air
• Sel mulai membelah 1 – 2 jam setelah
pemijahan
• Perkembangan zigot selama 2 – 18 jam
• Perkembangan larva planula, bergerak
mengikuti arus selama 4 hari
• Larva planula mulai mencari substrat
yang sesuai untuk menempel
• Penempelan planula terjadi pada hari
ke-4 atau lebih setelah pemijahan
• Perkembangan awal polip dari planula
• Pembentukan awal koloni melalui
pertunasan polip
Telur & spema dilepaskan ke kolom air (a) >> fertilisasi menjadi zigot
terjadi dipermukaan air (b) >> zygot berkembang menjadi larva planula
yang kemudian mengikutipergerakan air. Bila menemukan dasaran yang
sesuai, maka planula akan menempeldi dasar (c) -> planula akan tumbuh
menjadi polip (d) >> terjadi kalsifikasi (e) >> membentuk koloni karang
(f), namun karang soliter tidak akan membentuk koloni.
Contoh coe
Daftar Rujukan
• Rembet, Unstain. 2012. Tinjauan Teoritis Simbiosis
Zooxanthellae dan Karang sebagai Indikator Kualitas
Ekosistem Terumbu Karang. Universitas Sam Ratulangi,
Manado.
• Sridianti. 2014. Struktur Tubuh Coelenterata.
http://www.sridianti.com. Diakses pada 27 Agustus 2018
• ALLEN, G.R. 1974. Damselfishes of the south Seas. T.F.H.
Publications, Inc. Sydney, Australia P : 50-62
• DUNN, D.F. 1981. The Clownflsh Sea Anemon
Sticchodactyliidae Coelentera-ta : Actiniaria) and other sea
Anemones symbiotic with pomacentrid Fishes. The American
Philosophical Society 71 (1) : 113 pp
• Timotius, S. 2003. “Biologi Karang”. Makalah Training
Course: Karakteristik Biologi Karang. PSK – UI;
Yayasan Terangi.

Anda mungkin juga menyukai