- Pada Februari 2018, Terdakwa kembali bertemu Eni. Eni menjelaskan telah
membahas permasalahan PKP2B dengan Ignatius Jonan selaku Menteri ESDM
(“Ignatius”), dimana Ignatius berjanji akan memberikan rekomendasi yang
diperlukan dalam rangka perpanjangan izin ekspor yang sudah hampir mati dan izin
pembelian bahan peledak untuk tambang apabila gugatan PT AKT di PTUN Jakarta
dikabulkan.
- 05 April 2018, PTUN Jakarta mengabulkan gugatan PT AKT dan
membatalkan SK Terminasi 3174K.
- Terdakwa bersama Eni dan Melchias menemui Ignatius didampingi
Bambang Gatot (“Bambang”) selaku Dirjen Minerba di Gedung
Kementerian ESDM.
- Ignatius menyampaikan dirinya tidak pernah berjanji sebagaimana
diceritakan Eni kepada Terdakwa. Terdakwa bertanya apa lagi yg
diperlukan Ignatius agar yakin PKP2B tidak pernah dijaminkan.
- Ignatius meminta Terdakwa menyerahkan surat pernyataan dari Bank
SC yang menyatakan PT AKT tidak pernah menjaminkan PKP2B kepada
Dirjen Minerba, agar permasalahan PKP2B akan diselesaikan dan hak-
hak PT AKT akan dikembalikan, serta izin-izin PT AKT yang hampir habis
akan diberikan rekomendasi perpanjangan.
• PT AKT memintanya ke Bank SC dan sekitar Mei 2018, Bank Standard Chartered
cab. Singapura menerbitkan surat yang ditujukan kepada Kementerian ESDM
melalui PT AKT.
• Ignatius tidak meyakini keaslian surat tersebut dan meminta diatur pertemuan
antara Bambang atau tim yang ditunjuk Bambang dengan pihak Bank SC.
• Kemudian dilakukan pertemuan antara pimpinan Bank SC cab. Indonesia dengan
tim yang dibentuk Bambang, Tim meminta Bank SC menerbitkan surat
pernyataan yang dibuat dan disampaikan kepada Menteri ESDM adalah asli dan
langsung ditindaklanjuti dengan membuat surat tsb kepada Menteri ESDM.
• Meskipun permintaan tsb sudah dipenuhi, Kementerian ESDM tidak langsung
memproses permasalahan PKP2B. Eni telah membicarakan hal tsb kepada
Ignatius dan Ignatius menginformasikan bahwa Kementerian ESDM akan
meminta legal opinion dari Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara
Kejaksaan Agung RI (“Jamdatun”)
• Terkait permasalahan PKP2B, Eni meminta sejumlah uang ke Terdakwa.
Tanggal 03 Mei 2018, Tahta Maharaya (“Tahta”) selaku tenaga ahli Eni,
melakukan pertemuan dengan Nenie dan Indri Savanti Purnamasari (“Indri”)
di Bakerzin Plaza Senayan.
• Nenie menyampaikan kepada Tahta uang yang akan diberikan kepada Eni
adalah “one point two dari lima”. Selanjutnya, di parkiran Plaza Senayan, Indri
menyerahkan tas jinjing olahraga berisi Rp1.200.000.000,00 kepada Tahta,
kemudian Tahta serahkan tas tersebut ke Eni pada sore harinya di rumah Eni.
• 17 Mei 2018, Tahta bertemu Nenie dan Indri. Indri memberikan 2 tas jinjing
Nike berisi Rp.2.800.000.000,00 kepada Tahta dengan disaksikan Nenie.
Selanjutnya Tahta menyerahkan dua tas berisi uang tersebut kepada Eni di
rumahnya.
• 02 Juni 2018, Eni mengirimkan pesan Whatsapp kepada Terdakwa “Pak
Samin, kemarin saya terima dari Mba Neni 4m … terima kasih yg luar biasa
ya …”
- 05 Juni 2018, Eni mengirim pesan ke Nenie meminta tambahan untuk
kepentingan suami Eni terkait Pilkada Kab. Temanggung. Nenie menanggapi
akan menyampaikan hal tsb ke Terdakwa.
- Eni juga mengirim pesan WA kepada Terdakwa “Pak Samin utk pilkada boleh
dong ditambahin .. Atau pake dulu nanti fi balikin .. Survei sdh bagus .. Jd hrs
kencang terus”
- 22 Juni 2018, Nenie menyuruh Tahta datang ke kantor PT AKT dan Tahta
menerima uang sejumlah Rp1.000.000.000,00 di dalam tas jinjing Nike dari
seorang laki-laki gemuk berkulit putih dan Tahta sempat menandatangani
secarik kertas tanda terima bertuliskan “buah 1 K”. Selanjutnya tas tersebut
Tahta sertahkan ke Eni.
- Setelahnya, Terdakwa melanjutkan upayanya menyelesaikan permasalahan
PKP2B dengan memantau legal opinion, dan tetap berkomunikasi dengan
kementerian ESDM difasilitasi oleh Eni.
Keterangan Saksi Nenie
• Eni menagih dokumen-dokumen yang diminta terkait permasalahan PKP2B,
agar diserahkan ke Tahta.
• Nenie diberikan nomor hp Tahta, lalu Tahta bilang minta bertemu.
• Sebelum berangkat, Nenie pesan ke Indri untuk membawa dokumen yang
ada di meja.
• Tahta yang pertama datang, lalu Nenie, lalu Indri datang tak berapa lama,
dokumennya ditinggal di mobil.
• Setelah makan, Nenie bilang ke Indri “Ndri, kasih aja deh itunya ke Tahta”
• Nenie tidak melihat penyerahan dari Indri ke Tahta karena menunggu di lobi
• Nenie tidak paham ketika ditanyakan pesan WA antara Nenie dan Eni terkait
Eni meminta tambahan ke Terdakwa.
Keterangan Saksi Indri
• Indri yang membuat dokumen-dokumen kronologis, menyiapkan
dokumen putusan sela, LO, dan korespondensi surat ESDM-PT AKT
• Saat akan bertemu Tahta, dokumen-dokumen yang diminta dibawa
sudah ada di ruangan Nenie setelah sebelumnya ditaruh Indri,
sehingga Indri tinggal pick up.
• Indri juga diminta ambil tas di ruangan Nenie yang informasinya
adalah dokumen kronologis.
• Indri menyuruh Tahta untuk ambil sendiri tas di mobil, karena berat
dan Indri sedang berpuasa.
Keterangan Saksi Melchias
• Melchias mengenalkan Terdakwa kepada Eni dan menjelaskan bahwa
izin operasional PT AKT telah dicabut dan PT AKT mempunyai
karyawan sebanyak 4000 orang, Melchias meminta tolong kepada Eni
untuk mempertanyakan pencabutan izin PT AKT.
• Melchias dan Eni dalam membantu Terdakwa tidak pernah dijanjikan
sesuatu, karena menurut Melchias, Terdakwa dalam konsidi susah.
Keterangan Saksi ENI
• Tugas Eni di Komisi VII DPR menjembatani permasalahan perusahaan-
perusahaan yang tidak dapat bertemu langsung dengan kementerian ESDM
• Tidak ada kesepakatan dari awal antara Eni dengan Terdakwa, tapi Eni akan
bantu permasalahan terminasi PKP2B. Namun akhirnya terminasi tersebut tidak
dicabut juga oleh Kementerian ESDM
• Eni menerima uang dari Terdakwa untuk membantu permasalahan terminasi
PKP2B
• Tidak pernah minta uang berbicara langsung dengan Terdakwa. Pesan whatsapp
tanggal 03 Juni 2018 hanya ucapan terima kasih karena dianggap rezeki dari
langit.
• Suami Eni mengikuti Pilkada Temanggung yang membutuhkan banyak dana, Eni
menyampaikannya ke Melchias dan minta agar disampaikan ke Terdakwa.
• Eni membenarkan pesan whatsapp kepada Nenie “ada tambahan gak dari
pak samin, hehehe, perlu banyak nih”
• Eni membanrkan pesan whatsapp kepada Terdakwa “Pak samin utk pilkdada
boleh dong ditambahin, atau pake dulu nanti dibalikin.”
• Eni berkomunikasi dengan Nenie terkait keinginan meminjam uang dari
Terdakwa, yang pada akhirnya Eni menerima Rp 1 Milyar dari Nenie.
Tanggapan Terdakwa:
Eni pernah meminta uang secara langsung kepada Terdakwa setelah
pertemuan di Kantor Kementerian ESDM, Terdakwa tidak pernah
menggubrisnya dan tidak pernah memberikan uang kepada Eni.
Fakta-Fakta Hukum
• Sejak awal pertemuan antara Terdakwa dengan Melchias dan diperkenalkan ke
Eni, Terdakwa sudah mengatakan kepada Melchias dan Eni bahwa jangan
mengharap sesuatu dari bantuan yang akan diberikan kepada Terdakwa terkait
terminasi PKP2B, karena PT AKT adalah perusahaan publik dan Terdakwa tidak
lagi menjabat dan tidak punya kuasa untuk memutuskan.
• 02 Juni 2018, Setelah menerima uang sejumlah Rp.4.000.000.000,00, Eni
mengirim pesan whatsapp kepada Terdakwa “Pak Samin, kemarin saya terima
dari Mba Neni 4M … terima kasih yg luar biasa ya …”
• 05 Juni 2018, Eni mengirim pesan Whatsapp kepada Nenie guna meminta
tambahan uang untuk kepentingan suaminya terkait Pilkada Kab. Temanggung
• Terdakwa tidak diinformasikan apapun oleh Nenie terkait pemberian uang
sebesar Rp.4.000.000.000,00 maupun Eni meminta uang tambahan sebesar
Rp1.000.000.000,00 PT AKT tidak mungkin memberikan uang non operasional
karena sedang kesulitan keuangan.