Anda di halaman 1dari 34

Perkembangbiakan

bakteri dalam skala


laboratorium
Pendahuluan

 Bakteri dikelola dan dikarakterisasi dengan menerapkan 5I — inokulasi, inkubasi,


isolasi, inspeksi, dan identifikasi.
 Kultur dibuat dengan mengambil sampel dan menempatkannya dalam media.
 Media dapat bervariasi secara kimia, fisik, tergantung pada tujuannya.
 Pertumbuhan dan isolasi mikroba mengarah pada kultur murni yang
memungkinkan dilakukannya penelitian dan pengujian spesies tunggal.
 Kultur dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang morfologi mikroba,
biokimia, dan karakteristik genetik.
 Dari sampel yang tidak diketahui dan tidak terlihat jadi dapat diketahui dan terlihat.

2
INOCULATION: PRODUCING A CULTURE

 Untuk menumbuhkan atau membiakkan mikroorganisme, diperlukan sampel kecil


(inokulum) ke dalam wadah berisi media nutrisi, yang menyediakan lingkungan
berkembang biak.
 Prosesnya dinamakan inokulasi.

 Kultur : subjek pertumbuhan yang dapat diamati, yang muncul pada medium.

 Sampel klinis  infeksi oleh mikroorganisme  darah, dll., cairan dari tubuh
 Sampel untuk analisis mikrobiologis  tanah, air, makanan, dll

3
 Sampel ditempatkan ke dalam wadah media steril dengan nutrisi yang tepat untuk
pertumbuhan.

 Diperlukan alat steril untuk menyebarkan sampel pada permukaan media padat atau
untuk memasukkan sampel ke dalam tabung.

 Beberapa mikroba mungkin memerlukan organisme hidup (hewan, telur) sebagai


media inokulasi.

4
INCUBATION

 Untuk memberikan kondisi yang optimum untuk pertumbahan mikroorganisme


yang telah diinokulasi.
 Pengaturan suhu yang optimal dapat meningkatkan multiplikasi mikroba, selama
beberapa jam, hari, dan bahkan berminggu-minggu.
 Inkubasi menghasilkan kultur - pertumbuhan mikroba yang terlihat dalam medium.
Misalnya, awalnya bening kemudian menjadi keruh.

5
Proses inkubasi

6
ISOLATION: SEPARATING ONE SPECIES FROM ANOTHER

 Konsep teknik isolasi


 Jika sel bakteri individu dipisahkan dari sel lain, kemudian diberikan nutrisi dan
akses nutrisi yang memadai, sel tersebut akan tumbuh menjadi gundukan sel yang
disebut koloni.
 Karena terbentuk dari sel tunggal, maka koloni tersebut hanya terdiri dari satu jenis
sel.

7
 Hasil akhir dari inokulasi dan inkubasi adalah isolasi mikroba dalam bentuk
makroskopis.
 Mikroba yang terisolasi mebentuk koloni pada media padat, atau menunjukkan
kekeruhan dalam media cair.
8
INSPECTION

 Kultur diamati secara makroskopik untuk karakterisasi pertumbuhan yang jelas, baik
dari warna, tekstur, ukuran, yang dapat berguna dalam menganalisis sampel.
 Teknik pewarnaan dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi spesifik
tentang morfologi mikroskopis

9
IDENTIFICATION

 Identifikasi hasil isolat ke dalam spesies.


 Data-data digunakan untuk mengembangkan profil mikroba.
 Informasi dapat mencakup karakteristik yang relevan yang telah diambil selama
inspeksi  menggambarkan dan membedakan sifat mikroba yang diisolasi.
 Ada tes khusus termasuk tes biokimia untuk menentukan aktivitas metabolisme
spesifik mikroba, tes imunologi, dan analisis genetik.

10
11
TEKNIK ASEPTIK

Untuk mencegah pertumbuhan kontaminan yang tidak diinginkan .


 Setiap gelas dan peralatan yang digunakan disterilkan sebelum pekerjaan dimulai.
 Wadah seperti tabung reaksi, labu takar, dan plate; tidak dibuka dalam waktu yang lama.
 Botol berleher dan tabung reaksi dilewatkan melalui nyala api (bunsen) untuk
mempertahankan sterilitas.
 Kawat ose dan jarum yang digunakan untuk mentransfer volume kecil kultur mikroba
disterilkan dengan memanaskannya dalam nyala api.

12
ARTIFICIAL MEDIA

Ada berbagai macam media buatan, yang tergantung pada:

Bentuk Fisik

Kandungan Kimia

Tujuan

13
Bentuk Fisik - LIQUID

 Larutan berbasir air, tidak membeku di atas titik


beku, cenderung mengalir, dan mengikuti bentuk
wadah.
 Media cair yang umum digunakan di lab adalah
kaldu nutrisi (nutrient broth), mengandung ekstrak
daging sapi dan pepton yang dilarukan dalam air.
 Pertumbuhan terjadi di seluruh cairan pada wadah
dan dapat dilihat dari tampilannya yang tersebar
seperti awan, kabut, atau titik-titik partikel.

14
Bentuk Fisik - LIQUID

15
Bentuk Fisik – SEMI SOLID

 Pada suhu kamar, media semi solid berupa


konsistensi seperti gumpalan kental.
 Mengandung zat pemadat berupa agar atau
gelatin.
 Digunakan untuk menentukan motilitas bakteri
dan untuk menjebak bakteri agar tidak bergerak.
 Media ditusukkan dengan hati-hati di tengah
kultur untuk diamati pola pertumbuhan di sekitar
garis.

16
Bentuk Fisik –SOLID

 Media padat menyediakan permukaan yang padat untuk pertumbuhan sel.


 Untuk menumbuhkan dan mengisolasi bakteri dan jamur.

 Liquefiable solid media  reversible solid media


 Media padat yang dapat dicairkan karena mengandung zat pemadat yang
sifatnya termoplastik (sifatnya berubah karena suhu), Agar dan Gelatin.
 Non liquefable solid media
 Media padat yang tidak dapat dicairkan
 Memiliki aplikasi yang kurang fleksibel karena tidak meleleh.
 Butiran beras, irisan kentang, daging.

17
AGAR

 Polisakarida kompleks yang diisolasi dari alga Gelidium merah.


 Padat pada suhu kamar dan mencair pada suhu air mendidih (100 °C).
 Setelah dicairkan, agar tidak kembali membentuk solid sampai suhunya 42 °C,
sehingga dapat diinokulasi dan dituangkan dalam bentuk cair dalam keadaan
hangat  tidak akan membahayakan mikroba atau orang.
 Fleksibel dan dapat dicetak.
 Bukan nutrisi yang dapat dicerna untuk sebagian besar mikroorganisme.
 Paling umum  Nutrient agar

18
AGAR

Dipanaskan akan menjadi


liquid, bisa dituang ke
cawan petri

Saat dingin berbentuk solid Saat suhu kembali dingin, agar


membentuk solid kembali.
19
GELATIN

 Tidak umum digunakan dibanding agar.


 Membuat permukaan yang cukup padat dalam konsentrasi 10% hingga 15%.
 Ada beberapa bakteri yang dapat menggunakan gelatin  membuat media
menjadi liquid.

media gelatin sebelum digunakan


mikroba.

media gelatin menjadi liquid,


karena digunakan mikroba.

20
Kandungan Kimia pada Media

 Media terdefinisi adalah media


yang komposisi kimianya tepat
diketahui.

 Banyaknya konstituen  tergantung


pada kebutuhan nutrisi organisme.

 Disebut juga media sintetik.

21
Kandungan Kimia pada Media

 Media tak terdefinisi atau kompleks adalah media yang komposisi kimianya
tidak diketahui.

 Dapat memiliki variabel komposisi karena adanya komponen seperti darah,


ekstrak ragi, pepton, dan air ledeng.

 Disebut juga media non sintetik.

22
Tujuan pada Media

 General-purpose media (media serba guna)

 Media serba guna dirancang untuk menumbuhkan berbagai jenis mikroba.


 Terdiri dari media non sintetik dan mengandung campuran nutrisi yang dapat
mendukung pertumbuhannya.
 Nutrisi agar, kaldu, brain-heart infusion, dll.

23
Tujuan pada Media

 Enriched media (medium diperkaya)

 Mengandung media organik kompleks, seperti darah, serum, hemoglobin, atau


senyawa khusus seperti vitamin, asam amino, yang harus dimiliki spesies
tertentu untuk tumbuh.
 Bakteri yang membutuhkan senyawa khusus pertumbuhan dan nutrisi
kompleks disebut fastidious organism.

24
 Agar darah, yang dibuat dengan
menambahkan darah domba, kuda, atau
kelinci steril ke dasar agar steril.
 Digunakan untuk fastidious
streptococcus.

 Media Thayer-Martin atau agar coklat,


yang dibuat dengan memanaskan agar
darah untuk fastidious gonococcus,
Neisseria gonorrhoeae.

25
26
 Selective media

 Media selektif adalah media yang


mendukung pertumbuhan organisme
atau kelompok organisme tertentu,
dengan menekan pertumbuhan
organisme lain.
 Sangat penting dalam isolasi primer
jenis mikroorganisme tertentu dari
sampel yang mengandung puluhan
spesies yang berbeda — misalnya,
kotoran, air liur, kulit, air, dan tanah.

27
 Differential media

 Media untuk menumbuhkan beberapa


jenis mikroorganisme dan dirancang untuk
menampilkan perbedaan yang terlihat di
antara mikroorganisme tersebut.
 Diferensiasi muncul sebagai variasi dalam
ukuran atau warna koloni, dalam
perubahan warna media, atau dalam
pembentukan gelembung gas dan
endapan

28
KULTUR MURNI

Suatu kultur mungkin ada dalam salah satu bentuk berikut:


 Kultur murni hanya mengandung satu spesies atau jenis mikroorganisme.
 Kultur campuran mengandung dua atau lebih spesies yang dikenal.
 Kultur yang terkontaminasi mengandung mikroorganisme yang dikenal dan
tidak dikenal (tidak diinginkan)

29
(a) Three tubes containing pure cultures of Escherichia coli (white), Micrococcus luteus
(yellow), and Serratia marcescens (red).
(b) A mixed culture of M. luteus and E. coli readily differentiated by their colors.
(c) This plate of S. marcescens was overexposed to room air, and it has developed a large,
white colony  contamination
30
 Pembudidayaan Kultur Murni

Steril semua alat gelas yang akan digunakan.

Pembuatan media kultur.

Kultur bakteri diinokulasikan pada media.

Setelah inokulasi, diinkubasi pada temperatur yang optimum untuk pengembiakan bakteri
tertentu (biasanya 37°C untuk kultur dari manusia atau hewan, atau lebih rendah untuk
kultur lingkungan).

31
METODE INOKULASI

STREAK
PLATE

 Kawat ose digunakan untuk menyebarkan setetes suspensi bakteri pada agar,
dengan cara digores.
 Setelah inkubasi pada suhu yang tepat, siklus pembelahan sel terjadi, membentuk
koloni bakteri yang terlihat dengan mata telanjang.

POUR PLATE

 Suspensi encer bakteri dicampur dengan agar cair hangat, dan dituangkan ke
dalam cawan petri kosong.
 Setelah agar mengeras, sel terimobilisasi. Koloni yang terbentuk bercampur
dengan agar, baik pada permukaan, tengah, maupun dasar agar.
 Cocok untuk isolasi bakteri yang tidak dapat mentolerir kadar oksigen di atmosfer.
32
STREAK PLATE

33
POUR PLATE

 Kebanyakan bakteri dapat mentolerir paparan singkat


dengan agar, yang ditahan pada suhu tepat di atas titik set-
nya.

34

Anda mungkin juga menyukai