ASPEK PEMBAHARUAN DALAM MUHAMMADIYAH 1. Aqidah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala kemusyrikan dan khurafat tanpa Mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam 2. Akhlak; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia yang tidak sejalan dengan keduanya 3. Ibadah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah saw tanpa tambahan dan perubahan dari tangan manusia 4. Muamalah Dunyawiyah; Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat dunyawiyah (pengelolaan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kagiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah swt MAJLIS TARJIH Berdirinya secara resmi pada kongres Muhammadiyah ke-17 di Yogyakarta tahun 1928, atas prakarsa KH Mas Mansur dan merupakan perwujudan dari amanat kongres ke-16 di Pekalongan Jawa Tengah tahun 1927
Kata majlis berarti tempat duduk bersama untuk
membicarakan hal atau persoalan yang penting dengan penuh kearifan Kata tarjih secara harfiah berarti, cenderung mengukuhkan sesuatu atas lainnya Majlis Tarjih Muhammadiyah adalah nama lembaga yang membantu Pimpinan Muhammadiyah dalam merumuskan persoalan hukum atas persoalan aqidah, ibadah, dan mualamalah serta persoalan lain yang memerlukan ketetapan hukum Tugas Pokok Majlis Tarjih 1. Mempergiat pengkajian dan penelitian ajaran Islam dalam rangka pelaksanaan tajdid dan antisipasi perkembangan masyarakat; 2. Menyampaikan fatwa dan pertimbangan kepada pimpinan persyarikatan guna menentukan kebijaksanaan dalam menjalankan kepemimpinan, serta membimbing umat, khususnya anggota dan keluarga Muhammadiyah; 3. Mendampingi dan membantu Pimpinan Persyarikatan dalam membimbing anggota melaksanakan ajaran Islam; 4. Membantu pimpinan persyarikatan dalam mempersiapkan dan meningkatkan kualitas ulama; 5. Menyalurkan perbedaan pendapat/faham dalam bidang keagamaan ke arah yang lebih maslahat PERBEDAAN PENDAPAT DALAM PANDANGAN TARJIH 1. Kategori al-tanawwu' fi al-'ibâdah (keanekaragaman dalam kaifiat dan bacaan dalam beribadah), disikapi dengan menerima apa adanya keanekaragaman kaifiat dan aneka ragam bacaan dalam ibadah sepanjang hal itu diajarkan oleh Rasulullah saw. 2. Kategori khilâfiah (Beda pendapat kategori ini, berasal dari produk pemikiran atau penafsiran terhadap suatu nash; baik al-Qur'an ataupun al-sunnah ), disikapi dengan membangun sikap toleransi antar sesama dan dikelola secara baik dengan berazaskan kemaslahatan 3. Kategori al-Khurûj 'an al-haqq (keluar dari kebenaran atau penyimpangan. Perbedaan pendapat yang dapat dimasukkan ke kategori ini, adalah pendapat yang bertentangan dengan nash; al- Qur'an dan al-Sunnah), disikapi secara bijak dan hikmah, dan mengajak penganutnya kembali ke jalan yang benar, menghindari cara-cara kekerasan dan tidak main hakim sendiri dengan tetap mengacu pada QS. 16: 125). Kepada umat Islam dihimbau untuk lebih berhati-hati dan menolak ajaran yang sudah keluar dari kebenaran tersebut 1. Pengembalian kepada yang asli (pemurnian) untuk aqidah dan ibadah Tajdid 2. Dinamisasi kehidupan Muhammadiyah sosial dan peradaban berlandaskan kepada penemuan kembali substansi agama POKOK-POKOK GERAKAN TAJDID: Mengembangkan dan menyegarkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat yang multikultural dan kompleks. Mensistematisasi metodologi pemikiran dan pengamalan Islam sebagai prinsip gerakan tajdid dalam gerakan Muhammadiyah Mengoptimalkan peran kelembagaan bidang tajdid, tarjih dan pemikiran Islam untuk selalu proaktif dalam menjawab masalah riil masyarakat yang sedang berkembang Mensosialisasikan produk-produk tajdid, tarjih dan pemikiran ke-Islaman Muhammadiyah ke seluruh lapisan masyarakat Membentuk dan mengembangkan pusat penelitian, kajian, dan informasi bidang tajdid dan pemikiran Islam yang terpadu dengan bidang lainnya