Abstract
99
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
1
Fathurrahman Djamil. Metode Ijtihad Majelis Tarjih Muhammadiyah. (Jakarta: Logos
Publishing House, 1995), hlm. 70
100
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
2
Syamsul Hidayat dan Zakiyuddin Baidhawy. “Membangun Citra Baru Pemikiran
Islam Muhammadiyah”, Jurnal Akademika, No. 02 Tahun XVIII, 2000, hlm. 68
3
Ibid.
101
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
diberikan oleh Nabi Muhammad Saw. Qur-an dan Sunnah Rasul dalam
dengan menggunakan akal pikiran mengatur dunia dan memakmur-
sesuai dengan jiwa ajaran Islam.4 kannya akal pikiran yang dinamis -
Al Qur-an dan As Sunnah — progressif, murni dan jernih, mem-
sebagai penjela-sannya, adalah punyai peranan penting dan lapa-
pokok dasar ajaran Islam yang me- ngan yang luas. Akal pikiran dapat
ngandung ajaran yang benar dengan melihat raang dan waktu bagi pene-
kebenaran yang mutlak dan univer- rapan ketentuan ajaran Islam dalam
sal. Tidak akan berubah-ubah sepan- batas maksud-maksud pokok ajaran
jang masa. Sedangkan ajaran Islam agama. 6
yang di rumuskan oleh manusia Dengan demikian, Muham-
(ulama) sebagai hasil pemikirannya madiyah berpendirian bahwa pintu
dalam memahami Al Quran dan ijtihad senantiasa terbuka. Bahkan
Sunnah bukanlah ajaran Islam yang beragama Islam, menurut pendirian
sebenarnya secara hakiki, sehingga Muhammadiyah, harus berdasarkan
tidak memiliki kebenaran yang pengertian yang benar, dengan
mutlak dan universal, melainkan menggunakan ijtihad atau setidak-
nisbi.5 tidaknya ittiba.7
Sementara itu, akal pikiran/ Dalam menetapkan ketentuan
ra’yu adalah alat untuk : yang berkenaan dengan agama
1). Mengungkapkan dan mengetahui sebagai tuntunan, baik bagi per-
kebenaran yang terkandung dalam orangan maupun kehidupan persya-
Al Qur-an dan Sunnah Rasul. rikatan, dilakukan dengan ijtihÉd
2). Mengetahui maksud-maksud jamÉ’iy, bukan ijtihÉd fardy, yaitu
yang tercakup dalam pengertian musyawarah yang dilakukan oleh
Al Qur-an dan Sunnah Rasul. ahlinya (ulama) dengan menggu-
nakan metode “tarjih”, yaitu mem-
Sedangkan untuk mencari cara bandingkan pendapat-pendapat dari
dan jalan melaksanakan ajaran Al hasil ijtihad yang berbeda-beda dilihat
102
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
dari dalil dan alasannya yang dinilai yang dituntunkan oleh Rasulullah
paling rajih (kuat).8 tanpa tambahan dan perubahan
dari manusia.
b. Aspek-aspek Ajaran Islam 4). Aspek Mu’amalah Dunyawiyah
Muhammadiyah berpendirian (Ibadah am): ajaran yang berhu-
bahwa ajaran Islam merupakan “ke- bungan dengan pengolahan dunia
satuan ajaran” yang utuh, tidak da- dan pembinaan masyarakat.
pat dipisah-pisahkan, dan meliputi: Muhammadiyah berupaya untuk
terlaksananya muamalah dunia-
1). Aspek Aqidah : ajaran yang ber- wiyah dengan berdasrkan ajaran
hubungan dengan kepercayaan. agama Islam serta menjadikan
Di bidang ini, Muhammadiyah semua kegiatan dalam bidang ini
berupaya untuk tegaknya aqidah sebagai ibadah kepada Allah Swt.
Islam yang murni, bersih dari dan ihsan kepada sesama.9
gejala-gejala kemusryikan, bid’ah
dan khurafat tanpa mengabaikan c. Fungsi Ulama dalam Pemikiran
prinsip-prinsip toleransi menurut Muhammadiyah
ajaran Islam. Untuk memberikan tuntunan
2). Aspek Akhlak : ajaran yang ber- dalam bidang agama, Muham-
hubungan pembentukan sikap madiyah menugaskan kepada Majelis
mental. Di bidang ini, Muham- Tarjih (yang kini bernama Majelis
madiyah bekerja untuk tegaknya Tarjih dan Tajdid), yaitu sebuah
nilai-nilai akhlak mulia dengan lembaga yang terkumpul di dalam-
berpedoman kepada Al Quran nya para ulama Muhammadiyah,
dan Sunnah Rasul, bukan bersen- untuk selalu memperdalam penye-
dikan kepada nilai-nilai ciptaan lidikan ilmu agama Islam untuk men-
manusia. dapatkan kemurnian dan kebe-
3). Aspek Ibadah (Mahdhah): ajaran narannya.
yang berhubungan dengan pera- Di lingkungan Muhammadiyah,
turan dan tata cara hubungan ulama memperoleh tempat yang
manusia dengan Tuhan. Dibidang terhormat sebagai tempat kemba-
ini, Muhammadiyah berusaha linya umat untuk memperoleh
untuk tegaknya ibadah sesuai bimbingan hidup beragama. Namun
103
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
10
KH. Ahmad Azhar Basyir. Konsep Ulama Muhammadiyah, Keberadaan Majelis
Tarjih dan Kaderisasi Ulama. Makalah Seminar Nasional Muhammadiyah di
Penghujung Abad 20, Surakarta 6-8 Nopember 1985.
11
QS. Al-Taubah: 122, Al-Qur´Én wa Tarjamatu MaÑÉnÊhi ila al-Lughah al-
IndËnÊsiyah, hlm. 301-302
12
Ibid.
104
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
13
Sjahlan Rosjidi. “Ulama Tarjih, Pendidikan Ulama dan Pendidikan Al-Islam”.,
Tim UMS., Muhammadiyah di Penghujung Abad 20, (Solo: Muhammadiyah University
Press, 19890, hlm. 148
14
Ibid., hlm. 153
15
Mas Mansur adalah Ketua PP Muhammadiyah periode 1937-1942, periode yang
merupakan periode pencerahan, karena gebrakannya untuk mendisiplinkan sistem
organisasi Muhammadiyah, dengan rapat tepat waktu, memilah kepentingan pribadi-
keluarga dengan kepentingan organisasi dan pembaharuan pemikiran Islam, terutama
dengan konsep gerakan yang disebut dengan Langkah Dua Belas Muhammadiyah. Lihat
Syaifullah. KH. Mas Mansur Sapukawat Jawa Timur. (Surabaya: Hikmah Press, 2005) hlm.
44-45
105
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
16
Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, hlm. 276-278.
17
Ibid. hlm. 373
18
Istilah al-Sunnah al-Sahihah, sempat menimbulkan kontroversi, karena dengan
istilah itu mengakibatkan sebagian ulama Majelis Tarjih tidak mau menggunakan hadis
yang tidak sahih. Sehingga dalam Munas Tarjih XXIV di Malang, awal tahun 2000,
dipopulerkan dan disepakati istilah tersebut diganti dengan al-Sunnah al-Maqbulah,
yang bermakna hadis-hadis maqbul (dapat diterima sebagai hujjah, baik sahih, hasan
maupun dhaif).
106
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
d. Konsep Sabililah ( )
107
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
(1) Bahwa dasar mutlaq untuk hana, dan terasa tidak lengkap. Na-
berhukum dalam agama Islam adalah mun, nyatanya rumusan-rumusan
Al-Quran dan Al-Hadis. semacam itu begitu sangat berguna
(2) Bahwa di mana perlu dalam bagi perjalanan Muhammadiyah.
menghadapi soal-soal yang telah Katakanlah, dalam konteks pemiki-
terjadi dan sangat dihajatkan untuk ran keislaman, di samping “Masalah
diamalkannya, mengenai hal-hal Lima”, terdapat rumusan penting
yang tidak bersangkutan dengan lainnya, seperti Muqaddimah Ang-
‘ibadah madlah, padahal untuk alasan garan Dasar Muhammadiyah, Kepri-
atasnya tiada terdapat dalam Al- badian, dan Matan Keyakinan dan
Quran atau Sunnah sahihah, maka Cita-cita Hidup (MKCH), yang se-
dipergunakanlah alasan dengan muanya disusun dalam bentuk yang
jalan ijtihad dan istinbat dari pada singkat dan sederhana, tetapi sangat
nas-nas yang ada melalui persamaan padat ini, sehingga dalam perjalanan
‘illat, sebagaimana telah dilakukan Muhammadiyah sangatlah berman-
oleh ulama-ulama salaf dan khalaf.19 faat. 20
Kitab “Masalah Lima” di atas Azhar Basyir, mantan Ketua
cukup lama menjadi pijakan Muham- Majelis Tarjih PP Muhammadiyah
madiyah dalam merumuskan pan- tahun 1985-1990, dan Ketua PP
dangan keagamaannya, meskipun Muhammadiyah tahun 1990-1994
dalam perkembangannya kekayaan memandang rumusan “Masalah
pemikiran para tokoh Muhammadi- Lima” sebagai rumusan yang strate-
yah telah melengkapi kerangka meto- gis pada zamannya, sehingga boleh
dologi pemikiran Islam dalam Mu- dikatakan sebagai cerminan alam
hammadiyah. Yusron Asrofi, seorang pikir Muhammadiyah tentang Islam
aktivis dan pimpinan Muhammadi- yang mencakup lima persoalan
yah mengatakan bahwa rumusan fundamental.21
resmi tentang hakekat Muhammadi- Masalah cukup urgen dalam al-
yah dan paham keagamaannya me- Masail al-Khams itu adalah konsep al-
mang selalu disusun secara seder- dÊn, dan konsep al-dunya. Konsep al-
Haedar Nashir (ed.). Dialog Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah., (Yogyakarta: Badan
Pendidikan Kader PP Muhammadiyah, 1992), hlm. 109
21
Azhar Basyir. “Memahami Masalah Lima dan Matan Keyakinan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah” Haedar Nashir (ed.) Dialog Pemikiran Islam, hlm. 95-99
108
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
KRH. Hadjid. Pelajaran KHA Dahlan: 7 Falsafah Ajaran, hlm. 80; lihat juga Muhammad
22
bin Shalih al-Uthaimin, Syarh Thalathatul Usul li Syaikhil Islam Muhammad ibn Abd al-
Wahhab, (tk: tp, 1999), hlm. 17-25,
109
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
23
Djindar Tamimy, “Kajian Ulang terhadap Masalah Lima” Haedar Nashir, Dialog
Pemikiran Islam, hlm.. 45-47
24
Syafii Maarif. “Gagasan Besar dalam Kemiskinan Nuansa: Masalah Lima dan
Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah dalam Sorotan”, Haedar Nashir, Dialog
Pemikiran Islam, hlm. 57. Dalam ayat tersebut dinyatakan: (Þõáú Åöäøó ÕóáóÇÊöí
æóäõÓõßöí æóãóÍúíóÇíó æóãóãóÇÊöí áöáøóåö ÑóÈøö ÇáúÚóÇáóãöíäó)
25
ööAzhar Basyir. “Memahami Masalah Lima dan Matan Keyakinan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah” Haedar Nashir (ed.) Dialog Pemikiran Islam, hlm.. 95-99; baca juga catatan
dialog Munir Mulkhan, dalam buku yang sama, hlm.. 52-53
26
Ibid,
110
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
27
Ahmad Azhar Basyir. Refleksi atas Persoalan Keislaman. (Bandung: Mizan, 1993),
hlm. 278-279.
28
Dalam wawancara penulis dengan A. Munir Mulkhan pada akhir tahun 1989 di
rumahnya untuk keperluan penelitian skripsi penulis dengan judul “Ahlussunnah wal
Jamaah dalam Pandangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama”, 1990. Ia katakan bahwa
Muqaddimah, MKCH, Masalah Lima dan beberapa rumusan lain sejenis adalah
merupakan rumusan yang mengungkapkan “paham agama” dalam Muhammadiyah.
Istilah “paham agama” untuk menyebut pemikiran keagamaan (keislaman) juga sering
dikemukakan oleh Djindar Tamimy, Djazman Al-Kindi, A. Rosyad Sholeh dan Haedar
Nashir.
29
Ahmad Azhar Basyir. “Memahami Masalah Lima dan Matan Keyakinan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah” Haedar Nashir (ed.) Dialog Pemikiran Islam, hlm.. 102-103
111
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
kan yang jelas, sehingga tidak terjadi untuk melakukan tajdid di bidang
perpecahan dan polarisasi, baik pada ideologi tidak menggunakan kata
tataran pemikiran maupun dan “ideologi”.30
apalagi pada strategi gerakan dak- Muatan MKCH mengandung
wah Muhammadiyah. Yang mena- lima pokok pikiran tentang masalah-
rik, dalam konsep atau rumusan masalah fundamental dalam Mu-
tersebut adalah istilah Keyakinan dan hammadiyah,31 yaitu:
Cita-cita Hidup, sebagai istilah yang Pokok pikiran pertama, mengan-
digunakan oleh Muhammadiyah, dung pokok-pokok persoalan sub-
pada hal isi dari matan tersebut stansial, esensial dan ideologis ten-
adalah materi ideologis (worldview) tang penegasan hakekat Muham-
dalam gerakan Muhammadiyah. madiyah dan hakekat Islam menurut
Dijelaskannya, bahwa kebijakan pandangan Muhammadiyah. Pene-
pemerintah Orde Baru, yang ingin gasan ini merujuk pada Muqaddi-
melakukan penataan kehidupan mah Anggaran Dasar Muhammadi-
sosial politik negeri ini adalah dengan yah yang telah dirumuskan terda-
pemantapan ideologi Pancasila. Im- hulu, namun dalam MKCH ini lebih
plikasinya penggunaan kata ideologi dimantapkan, bahwa Muhammadi-
itu sendiri hanya boleh digunakan yah adalah gerakan Islam yang me-
untuk ideologi Pancasila. Dengan laksanakan kewajiban agama dengan
demikian, apabila Muhammadiyah membentuk wadah organisasi, di
menggunakan kata “ideologi” dalam mana organisasi termasuk kategori
rumusan ideologi gerakannya, dikha- urusan dunia yang diperlukan ada-
watirkan akan terjadi bias pengertian nya untuk melaksanakan kewajiban
yang seolah-olah Muhammadiyah agama. Oleh sebab itu pembentukan
memiliki ideologi sendiri selain Pan- organisasi sering dikategorikan ter-
casila. Ini tidak bisa diterima oleh masuk dalam qaidah: “ma la yatimmu
Pemerintah. Oleh sebab itu dalam al-wajib illa bihi fa huwa wajib.” 32
penyusunan MKCH Muhammadiyah Dengan demikian, wujud organisasi
sebagai usaha yang bersifat internal Muhammadiyah dapat dijadikan
Ibid. Tokoh lain yang sering mengemukakan tidak dipakainya istilah “ideologi”
30
112
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
sebagai wadah jihad “fi sabilillah”, ‘alaihi wa sallam sebagai hidayah dan
yang bernilai ibadah, yaitu berjuang rahmat Allah kepada umat manusia
untuk tegaknya Kalimah Allah yang sepanjang masa dan menjamin
ditempuh melalui berbagai macam kesejahteraan hidup materiil-spirituil,
usaha Muhammadiyah.33 duniawi dan ukhrawi.34 Untuk me-
Pokok pikiran kedua, mengan- negaskan batasan agama Islam ini
dung penegasan tentang hakekat Azhar Basyir menegaskan: “Kita tidak
agama Islam dan keyakinan Muham- menyebut Yahudi sebagai nama agama
madiyah atas agama Islam itu. Ru- wahyu resmi dan Kristen sebagai nama
musan ini berkaitan dengan kitab agama wahyu resmi. Agama wahyu
Masalah Lima pada rumusan “ma hanyalah Islam, Inna al-dina ‘indallahi
huwa al-dÊn?”. Namun di sini dite- al-Islam.”.35
kankan bahwa Islam adalah agama Lebih jauh, Djindar Tamimy,
yang dibutuhkan manusia sepanjang menegaskan bahwa Muhamadiyah
masa untuk pemenuhan tercapainya berkeyakinan, Dinul Islam adalah
dambaan hidup sejahtera di dunia risalah (pesan-pengarahan) Allah
dan bahagia di akherat. Ungkapan yang mengandung satu kesatuan
tersebut sejalan dengan pernyataan ajaran yang utuh dan terpadu, penuh
bahwa agama Islam itu bagi kehi- keseimbangan dan keserasian. Risa-
dupan manusia adalah sebagai rah- lah itu mengandung: (a) petunjuk
matan lil ‘alamin. Dijelaskan pula mengenai pola hidup dan kehidupan
bahwa Muhammadiyah berkeya- yang benar yang diridhai Allah
kinan bahwa agama Islam adalah SubÍÉnahu wa Ta‘Éla. (b) petunjuk
agama Allah yang diwahyukan kepa- Allah mengenai pedoman pokok
da para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, pelaksanaan untuk terwujudnya pola
Nuh, Ibrahim ‘alaihimus salÉm dan hidup dan kehidupan yang dimak-
seterusnya sampai kepada Rasul sud., (c) petunjuk Allah mengenai
terakhir Nabi Muhammad ÎallallÉhu sistem kepemimpinan dalam pelaksa-
33
Ibid. penjelasan yang sama juga didapat dari tokoh lain, seperti Ahmad Azhar
Basyir. “Memahami Masalah Lima dan Matan Keyakinan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah” Haedar Nashir (ed.) Dialog Pemikiran Islam, hlm.. 102-103
34
M. Djindar Tamimy. Pokok-pokok Pengertian tentang Agama Islam. Bahan untuk
Pengajian Pimpinan dan Aktivis Muhammadiyah dalam rangka pemantapan Ber-
Muhammadiyah. (Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 1981), hlm.. 5-8
35
Ahmad Azhar Basyir. “Memahami Masalah Lima dan Matan Keyakinan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah” Haedar Nashir (ed.) Dialog Pemikiran Islam, hlm. 104
113
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
Ibid., hlm.. 8-10; terdapat pula dalam Djindar Tamimy, Pengantar Kuliah
37
Kemuhammadiyahan,
38
Yusron Asrofi, Kyai Haji Ahmad Dahlan Pemikiran & Kepemimpinannya. (Yogyakarta:
MPKSDI PP Muhammadiyah, 2005, hlm. 50, yang merujuk pada Verslag Tahoen ke IX
(1921), hlm. 16
39
Abdul Munir Mulkhan. Keyakinan Hidup Islami: Pandangan Hidup Persyarikatan
Muhammadiyah. Makalah disampaikan pada Sidang Tanwir Muhammadiyah, 29-31
Desember 1994 di Surakarta, hlm. 8.
114
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
akal, seperti apakah surga itu kekal Ini dapat dilihat dalam teks yang
atau tidak, itu bukan wewenang akal, tertuang dalam Himpunan Putusan
maka jangan dibicarakan. Dalam Tarjih Muhammadiyah yang ber-
mengimplementasikan aqidah, harus bunyi:
senantiasa merujuk kepada ajaran
Islam, sehingga tegaklah aqidah
Islam yang murni, bersih dari gejala
kemusyrikan, takhayul, bid’ah dan
khurafat (TBC), namun tetap me-
numbuhkan sikap tasamuh terhadap
penganut paham lain dan agama lain,
serta tidak memaksakan ajaran Islam
kepada orang lain, dengan tetap
memberikan gambaran bahwa Aga-
ma yang menjamin kesejahteraan
hidup yang hakiki di dunia dan akhi- Allah tidak membebani kita
rat hanyalah Islam, bahwa “inna al- membicarakan hal-hal yang tidak
dÊna ‘indallÉhi al-IslÉm”, harus tercapai akan dalam hal aqidah
dimaknai “agama wahyu yang benar (kepercayaan. Sebab akal manusia
dan diridhai Alah hanyalah Islam”.41 tidak mungkin mencapai pengertian
Pandangan Muhammadiyah tentang Dzat Allah dan hubu-
Ibid., hlm. 9
40
Ahmad Azhar Basyir. “Memahami Masalah Lima dan Matan Keyakinan Cita-cita
41
Hidup Muhammadiyah” Haedar Nashir (ed.) Dialog Pemikiran Islam, hlm. 104
115
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
ngannya dengan sifat-sifat yang ada sosial, tetapi masalah akhlak kurang
pada-Nya. Maka janganlah membi- mendapat perhatian yang memadai.
carakan hal itu. Tak ada kesangsian Sehingga konsep-konsep akhlak
tentang wujud Allah. “Adakah orang Islam dalam produk-produk putusan
yang ragu tentang Allah, Yang Maha tarjih sangat langka.45
Menciptakan langit dan bumi?” (QS. Bidang ajaran Islam berikutnya
Ibrahim [14]: 10).43 yang dibahas adalah bidang ibadah,
Bidang akhlak, Muhammadiyah dan yang dimaksud dengan istilah
memandang bahwa sumber akhlak ibadah ini adalah ‘ibÉdah maÍÌah.
Islam hanyalah Al-Quran dan Sunnah, Disebutkan bahwa Muhammadiyah
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan bekerja untuk tegaknya ibadah yang
manusia. Meskipun al-Quran dan dituntunkan Rasulullah SAW tanpa
Sunnah mengakui adanya sumber tambahan, pengurangan dan peru-
“qalb”, atau “basirah”, yakni hati nu- bahan dari manusia. Sehingga dalam
rani, namun tolok ukurnya tetap Al- Muhammadiyah selalu diadakan
Quran dan al-Sunnah.44 penelitian terhadap dalil-dalil yang
Ahmad Azhar Basyir, yang berkaitan dengan ibadah, konsek-
cukup lama berkecimpung dalam wensinya apabila ditemukan dalil
Majelis Tarjih, hingga memimpinnya yang lebih kuat (rÉjiÍ), maka Mu-
(periode 1985-1990), mengakui hammadiyah akan memperbaiki
bahwa pada aspek akhlak ini di Mu- pendapat lamanya. Seperti Majelis
hammadiyah dirasa kurang pedo- Tarjih dalam muktamarnya di Wira-
man. Para ulama begitu semangat desa memutuskan bahwa berdasar
membahas masalah-masalah hukum, hadith-hadith saÍÊÍ, shalat malam
baik ubudiyah maupun masalah atau tarawih adalah sebelas rekaat.
42
Abu Usman Ismail al-Shabuni, AqÊdatu al-Salaf wa AÎÍÉbu al-HadÊth. (Madinah:
Maktabah al-Ghuraba al-Athariyyah, t.th) hlm. 38
43
Himpunan Putusan Tarjih., hlm. 12
44
Hamdan Hambali. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. (Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 2006), hlm. 47
45
Ungkapan ini pernah disampaikan Azhar Basyir di depan Pengajian Ramadhan
PP Muhammadiyah tahun 1412/1992 yang diselenggarakan oleh BPK PP
Muhammadiyah. Pandangan tersebut diperkuat oleh KH. Amir Ma’sum ulama Tarjih
asal Klaten, yang juga pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah
jaman periode Azhar Basyir (1985-1990), seperti tertuang dalam Amir Ma’sum. “Akhlak
Kepemimpinan dalam Kehidupan Bermuhammadiyah” Haedar Nashir (ed) Akhlak
Pemimpin Muhammadiyah. (Yogyakarta: PP Muhamadiyah BPK, 1990), hlm. 14
116
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
46
Ahmad Azhar Basyir. “Memahami Masalah Lima dan Matan Keyakinan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah” Haedar Nashir (ed.) Dialog Pemikiran Islam, hlm. 105
47
Ibid. hlm. 106
117
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
118
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
119
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
120
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
51
Fathurrahan Djamil. Metode Ijtihad Majelis Tarjih Muhammadiyah, (Jakarta: Logos
Plubishing House, 1995, hlm. 161-164; Mustafa Kamal Pasha etall., Muhammadiyah
sebagai Gerakan Islam. (Yogyakarta: LPPI UMY, 2000, hlm.. 247-249 dengan penyesuaian
transliterasi.
52
Imam al-Nasai. Sunan al-Nasai, Kitab Salat al-Idayn, Bab Kayf al-Khutbah. Hadith
no.1560 dari CD Rom program Mawsuah al-Hadith al-Syarif al-Isdar 2, Global Islami
Software Company, 2000.
121
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
Daftar Pustaka
53
H. Djarnawi Hadikusuma. Ahlussunnah wal Jamaah BidÑah dan Khurafat, hlm. 36-38
122
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
Azhar Basyir., Pokok-pokok Manhaj Tarjih yang telah dilakukan dalam Menetapkan
Keputusan, Makalah Seminar Nasional Hukum Islam dan Perubahan
Sosial, Semarang 1997
123
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 99-125
Imam al-Nasai. Sunan al-Nasai, Kitab Salat al-Idayn, Bab Kayf al-Khutbah. Hadith
no.1560 dari CD Rom program Mawsuah al-Hadith al-Syarif al-Isdar
2, Global Islami Software Company, 2000.
Syaifullah. KH. Mas Mansur Sapukawat Jawa Timur. Surabaya: Hikmah Press,
2005
124
Konstruk Metodologi Pemikiran Islam dalam Muhammadiyah (Syamsul Hidayat)
125