Anda di halaman 1dari 25

Manfaat

MEMAAFKAN dan
KERENDAHAN HATI untuk
KESEHATAN JIWA

Oleh : Pupu Nurul Amanah


 Dalam berinteraksi dengan individu lain, seseorang kadang-
kadang melakukan kesalahan. Pada sisi lain, ia tentu mengalami
perlakuan dan situasi yang mengecewakan atau menyakitkan.
Tidak semua orang mau dan mampu secara tulus memaafkan
dan melupakan kesalahan orang lain.

Meminta maaf  Karenanya, tidak mengherankan bila ada gerakan dan kelompok
ekstrim atau pihak yang melakukan perbuatan anti sosial sebagai
dan memaafkan akibat dari dendam dan kekecewaan masa lalu yang tidak
orang lain termaafkan.
 Proses memaafkan memerlukan kerja keras, kemauan kuat dan
latihan mental karena terkait dengan emosi manusia yang
fluktuatif, dinamis dan sangat reaktif terhadap stimulan luar.
 Dalam berbagai ajaran agama serta kepercayaan, sikap
altruistik memang dijadikan bentuk idealisme perilaku.
Artinya, manusia hendaknya diharapkan secara tulus
memohon maaf atas kesalahan mereka dan memberi

Ketulusan maaf atas tindakan keliru yang mengena pada mereka.

untuk  Saling memaafkan merupakan salah satu bentuk tradisi


hubungan antar manusia, akan tetapi tradisi ini sering
memaafkan kali juga hanya merupakan ritual belaka, perilaku
tersebut dilakukan namun tidak disertai ketulusan yang
sungguh-sungguh.
 ‫ اِ َّن ٰذلِ َك لَ ِم ْن َع ْز ِم ااْل ُ ُم ْو ِر‬8‫صبَ َر َو َغفَ َر‬
َ ‫َولَ َم ْن‬

 Tetapi orang yang bersabar dan


Ayat-ayat memaafkan, sesungguhnya
Quran tentang (perbuatan) yang demikian itu
Memaafkan
termasuk hal-hal yang
diutamakan.”
 (QS. Asy-Syuroo: 43).
 ‫ان َعفُ ًّوا قَ ِد ْي ًرا‬ َ
‫ك‬ ‫هّٰللا‬
َ َ ‫اِ ْن تُ ْب ُد ْوا َخ ْي ًرا اَ ْو تُ ْخفُ ْوهُ اَ ْو تَ ْعفُ ْوا َع ْن س ۤ ُْو ٍء فَاِ َّن‬
 "Jika kamu menampakkan atau menyembunyikan
Allah SWT suatu kebaikan atau memaafkan suatu kesalahan,
Maha Pemaaf sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi
Mahakuasa."QS. An-Nisa'[4]:149
ُ ‫ك ۖ فَا ْع‬
‫ف‬ َ ِ‫ب اَل ْنفَضُّ ْوا ِم ْن َح ْول‬ َ ‫ت فَظًّا َغلِ ْي‬
ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬ َ ‫ت لَهُ ْم ۚ َولَ ْو ُك ْن‬َ ‫ فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّم َن هّٰللا ِ لِ ْن‬
ُّ‫ت فَتَ َو َّكلْ َعلَى هّٰللا ِ ۗ اِ َّن هّٰللا َ يُ ِحب‬َ ‫اورْ هُ ْم فِى ااْل َ ْم ۚ ِر فَاِ َذا َع َز ْم‬ ِ ‫َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬
‫ْال ُمتَ َو ِّكلِي َْن‬

 Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad)


berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
Quran Surat Ali mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu

Imran ayat 159 maafkanlah mereka dan mohonkanlah


ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai
orang yang bertawakal.
‫اس َوهّٰللا ُ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِي ۚ َْن‬ َ ‫ض ۤ َّرا ِء َو ْال َكا ِظ ِمي َْن ْال َغ ْي‬
ِ ۗ َّ‫ظ َو ْال َعافِي َْن َع ِن الن‬ َّ ‫ الَّ ِذي َْن يُ ْنفِقُ ْو َن فِى ال َّس ۤ َّرا ِء َوال‬

 yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun


sempit, dan orang-orang yang menahan
Quran Surat Ali
Imran ayat 134 amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat
kebaikan
 ‫ض َولَ ۡن تَ ۡبلُ َغ ۡال ِجبَا َل طُ ۡواًل‬
َ ‫ق ااۡل َ ۡر‬
َ ‫ك لَ ۡن تَ ۡخ ِر‬
َ َّ‫ض َم َرحً ا‌ ۚ اِن‬ ‫اۡل‬
ِ ‫ش فِى ا َ ۡر‬
ِ ۡ‫َواَل تَم‬
 Artinya, "Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan
berlagak sombong, karena sesungguhnya engkau tidak
akan dapat menembus bumi, dan engkau tidak akan
dapat menyamai setinggi gunung-gunung. (QS. Al-Isra' :
Jangan 37)".
Sombong
ۚ‫خ ْو ٍر‬
ُ ‫ال َف‬
ٍ َ ‫خت‬ ُّ ‫حاۗ اِ َّن الل ّ ٰ َه ل َا يُ ِح‬
ْ ‫ب ك َُّل ُم‬ ً ‫خ َّد َك لِلن ّ َِاس َول َا َت ْم ِش ِفى الْا َ ْر ِض َم َر‬
َ ‫َول َا ُت َص ِ ّع ْر‬

"Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena


sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong
lagi sangat membanggakan diri.“

QS. Luqman[31]:18
َFir‘aun berkata, “Hai Haman, buatkanlah untukku sebuah
bangunan yang tinggi agar aku sampai ke pintu-pintu,“
 Yaitu pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya

Kesombongan
Musa. Sesungguhnya aku benar-benar meyakininya sebagai
seorang pendusta.” Demikianlah dijadikan terasa indah bagi
FIR’AUN Fir‘aun perbuatan buruknya itu, dan dia tertutup dari jalan
(yang benar). Tipu daya Fir‘aun itu tidak lain kecuali membawa
kerugian.“
 QS. Gafir[40]:38-37
 ‫ض هَ ْونًا َّواِ َذا َخاطَبَهُ ُم ْال ٰج ِهلُ ْو َن قَالُ ْوا َس ٰل ًما‬
ِ ْ‫َو ِعبَا ُد الرَّحْ مٰ ِن الَّ ِذي َْن يَ ْم ُش ْو َن َعلَى ااْل َر‬
 "Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang
Hamba yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-

Rendah Hati orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang


menghina), mereka mengucapkan, “Salam.”"QS. Al-
Furqan[25]:63
 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki
berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah
aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.”

Hadits jangan Lelaki itu mengulangulang permintaannya, (namun)


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab,
Marah dan “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no.
6116]
sombong  "Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat
sombong, walaupun hanya seberat biji sawi. (HR Muslim).
 Dari Anas rahiyallaahu’anhu. Bahwa ada seorang wanita Yahudi datang
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa
seekor kambing (bakar) yang telah diracuni. Kemudian
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memakan sebagian darinya. Lalu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang untuk
memanggil wanita (yang memberi kambing) itu dan wanita itu pun
datang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam segera bertanya
kepadanya tentang hal itu.

 Wanita itu menjawab, “Saya ingin membunuhmu.”


Nabi yang  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak

PEMAAF menguasakanmu untuk atas hal itu”, atau beliau bersabda “ … atasku
(yakni membunuhku -pent)”.

 Para shahabat berkata, “Perlukah kita membunuh wanita ini?”

 “Jangan!” jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Saya melihat bekas racun itu


senantiasa berada di langit-langit mulut Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam”

 (Muttafaqun ‘alaihi).
MEMAAFKAN merupakan proses internal yang
dilakukan secara sadar untuk melepaskan emosi-
emosi negatif seperti permusuhan, kebencian, dan
dendam.

DEFINISI Toussaint dan Webb (2005) : proses menawarkan,


merasakan, atau mencari perubahan kognisi,
perilaku, dan afek dari negatif menjadi positif, yang
dapat dilakukan oleh diri sendiri, orang lain, atau
Tuhan berkaitan dengan kesalahan spesifik.
Beberapa penelitian :
 (Darby dan Schlenker,1982; Ohbuchi dkk, 1989) menemukan
bahwa meminta maaf sangat efektif dalam mengatasi konflik

Penelitian interpersonal, karena permintaan maaf merupakan sebuah


penyataan tanggung jawab tidak bersyarat atas kesalahan dan
tentang sebuah komitmen untuk memperbaikinya.

Memaafkan
 Droll (1984) menyatakan bahwa memaafkan merupakan bagian
dan kemampuan seseorang melakukan komunikasi
interpersonal.
 penelitian menemukan bahwa terdapat korelasi
negatif antara pemberian maaf dengan
neurotisisme serta korelasi positifnya dengan
Korelasi dengan keramahan
Keramahan  (Brose, Rye, Lutz-Zois, & Ross, 2005).
 Ditemukan bahwa memaafkan berkorelasi
negatif dengan depresi (Brown, 2003) dan
kecemasan (Subkoviak et al.,1995).
Korelasi antara
komponen kesehatan  Pemberian maaf memberikan pengaruh tidak
mental dengan langsung yang baik terhadap kesehatan fisik
pemberian maaf dan psikologis melalui peningkatan mood dan
hubungan interpersonal yang positif (Berry &
Worthington, 2001)
 Kegagalan dalam memaafkan akan membuat kita merasakan
efek negatif berkaitan dengan kesehatan mental.
 Ketika seseorang tidak memberikan maaf atas suatu kesalahan,
ia akan mengalami emosi-emosi negatif seperti permusuhan,
kebencian, amarah, dan takut.

Kesehatan Jiwa  Emosi-emosi tersebut akan memberikan dampak berupa


disfungsi sosial dan ketidaknyamanan psikologis seseorang.
(Mental)  Efek positif tidak langsung dari memaafkan adalah peningkatan
kesehatan mental yang dimediasi oleh dukungan sosial,
keberfungsian interpersonal, serta perilaku sehat
 (Temoshok & Chandra, 2000).
 Tidak hanya kesehatan mental, memaafkan
juga memberikan pengaruh terhadap kondisi
fisiologis kita. Ketika seseorang memunculkan
pikiran untuk tidak memaafkan terjadi
Kesehatan konduktansi kulit, detak jantung, dan
perubahan tekanan darah yang mana tidak baik
Fisiologis secara fisiologis. Sebaliknya pikiran
(FISIK) memaafkan dapat menurunkan respons stres
fisiologis pada individu (Witvliet, Ludwig, &
Vander Laan, 2001).
 Sebab
 banyak orang yang memberi maaf kepada
Mengapa belum merasa orang lain kemudian kecewa dengan
tenang dan damai tindakan tersebut, karena permintaan maaf
padahal sudah saling sering tidak ditindaklanjuti dengan perilaku
memaafkan?
yang konsisiten dengan permintaan maaf
tersebut dan karena masih ada sikap angkuh
(sombong) pada dirinya
 Memaafkan merupakan tindakan terpuji. Secara
universal ia merupakan sebuah nilai kebajikan. Meskipun
terkadang tak mudah untuk melakukannya. Namun,
Allah Yang Maha Adil memberikan balasan bagi siapa
yang melakukannya. Selain mendapatkan pahala di
akhirat, sesesorang akan mendapatkan pengaruh-

Manfaat pengaruh positif bagi kesehatannya pun bagi lingkungan


sosial di sekitarnya. Maka dari itu, mari kita belajar
Memaafkan dan untuk saling memaafkan untuk kebaikan diri kita sendiri
Rendah Hati dan juga orang-orang di sekitar kita.

Kerendahan hati adalah proses pembelajaran yang sangat


penting dalam tradisi spiritual, dan kerendahan hati bisa
membantu Anda mengembangkan hubungan yang lebih lengkap
dan beraneka ragam dengan orang lain, serta menciptakan
kesempatan dan membuat Anda dihormati.
Observational studies, and even
some randomized trials, suggest
https://
that forgiveness is associated
www.health.harvard. with lower levels of depression,
edu/mind-and-mood/
the-power-of- anxiety, and hostility; reduced
forgiveness substance abuse; higher self-
esteem; and greater life
satisfaction.
 https://id.wikihow.com/Menjadi-Rendah-Hati

 Menerima Kekurangan Tidak ada orang yang bisa menjadi yang terbaik
dalam segala hal.
 Jangan takut untuk membuat kesalahan dan mencoba cara-cara baru

Tips
untuk mencapai tujuan Anda.
 Akui kesalahan Anda. Meskipun Anda khawatir bahwa orang akan
mengembangka marah dan membenci Anda, lebih baik mengakui daripada menutupinya,
orang akan menghargai kenyataan bahwa Anda tidak sempurna
n sikap rendah Mengakui kesalahan menunjukkan bahwa Anda tidak keras kepala,
egois, atau tidak ingin tidak terlihat sempurna.
hati
 Jika Anda bukanlah orang yang menyukai tulisan spiritual, pertimbangkanlah
untuk menggunakan metode ilmiah. Ilmu pengetahuan membutuhkan
kerendahan hati. Ilmu pengetahuan membutuhkan Anda melepaskan praduga
dan penilaian dan memahami bahwa Anda tidak tahu sebanyak yang Anda pikir
Anda bisa lakukan.
• Walaupun mirip, bedakan antara sikap rendah hati dengan
menjadi penjilat (menjadi terlalu-memuji seseorang untuk
keuntungan Anda sendiri). Ini adalah kesalahpahaman umum,
tetapi dua sikap yang sama sekali berbeda.
• Untuk menjadi rendah hati tidak sama dengan menjadi rendah
hati, dan sering orang-orang yang berpura-pura menjadi rendah
Penjilat hati melakukannya untuk mencari pujian. Orang lain akan

# menyadari hal ini, dan bahkan jika Anda menipu beberapa


orang, Anda tidak akan memperoleh manfaat yang sama seperti
Rendah hati Anda melaluinya dengan benar-benar mengembangkan
kerendahan hati.
• Sementara sedikit kerendahan hati adalah hal yang baik, jangan
lakukan terlalu jauh, sehingga Anda direndahkan. Ingat, jangan
lakukan segala sesuatu berlebihan.
 Individu yang bebas dari gangguan mental dan
merasa damai akan tenang dan bahagia
hidupnya, jiwanya sehat karena mampu
mengendalikan kecemasan dan gangguan
psikologis lainnya berkat kemampuannya
memaafkan orang lain dengan tulus dan
kemampuan meminta maaf serta sadar akan
ketidaksempurnaan sebagai manusia hamba
Allah, Tuhan yang Maha Esa. Dan kemampuan
tersebut akan ada hanya pada orang yang
rendah hati.
https://iplf.psikologi.ugm.ac.id/2019/10/10/kesehatan-m
ental-dan-keputusan-untuk-memaafkan/
 Berry, J. W., & Worthington, E. L. (2001) Forgivingness, relationship quality, stress while imagining
relationship events, and physical and mental health. J Couns Psychol, 48, 447-455.

 Brose, L. A., Rye, M. S., Lutz-Zois, C., & Ross, S. R. (2005). Forgiveness and personality traits. Personality
and Individual Differences, 39(1), 35-46.

 Brown, R. P. (2003). Measuring individual differences in the tendency to forgive: Construct validity and links
with depression. Personality and Social Psychology Bulletin, 29, 1–13.

 Subkoviak, M. J., Enright, R. D., Wu, C.-R., Gassin, E. A., Freedman, S., Olson, L. M., et al. (1995).

Referensi Measuring interpersonal forgiveness in late adolescence and middle adulthood. Journal of Adolescence, 18,
641–655.

 Temoshok, L. R., & Chandra, P. S. (2000) The meaning of forgiveness in a specific situational and cultural
context: Persons living with HIV/AIDS in India. In: M. E. McCullough, K. I. Pargament, & C. E. Нoresen
(Eds.), Forgiveness: Theory, research, and practice. The Guilford Press, New York.

 Toussaint, L., & Webb, J. R. (2005). Theoretical and Empirical Connections Between Forgiveness, Mental
Health, and Well-Being. In Worthington, Jr., & Everett L. (Ed.), Handbook of Forgiveness (pp. 349-362)
Abingdon: Routledge.

 Witvliet, C. V., Phipps, K.A., Feldman, M.E., & Beckham J. C. (2004) Posttraumatic mental and physical
health correlates of forgiveness and religious coping in military veterans. J Trauma Stress, 17, 269-273

 Dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai