Anda di halaman 1dari 61

UPAYA POKOK

PUSKESMAS KAYUTANGI
KOTA BANJARMASIN 
Oleh:
Mahbobie Al-Faidie, S.Kes NIM 2230912310014
Siti Sa’diah, S.Ked NIM 2130912320118
Siti Ratna Jinan F.H, S.Ked NIM 2230912320003 
Pembimbing:

dr. Farida Heriyani M.PH


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROGRAM PROFESI
FK ULM BANJARMASIN
JUNI, 2023
PENDAHULUAN
• Puskesmas atau Pusat Kesehatan
Masyarakat didefinisikan sebagai • Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya
fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional,
(FKTP) milik pemerintah yang ada di regional dan global serta yang mempunyai daya
setiap kecamatan ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
• Tujuan utama Puskesmas ialah •
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas
menyediakan layanan kesehatan yang
dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni upaya lain
bermutu dengan biaya yang relatif
di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang
terjangkau untuk masyarakat terutama
sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan
masyarakat dengan kelas ekonomi
pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka
menengah ke bawah. Puskesmas memiliki
mempercepat tercapainya visi puskesmas
target yang harus dicapai yang terdiri dari
upaya pokok wajib dan upaya • .
pengembangan

2
DATA DEMOGRAFI
PUSKESMAS
KAYUTANGI

3
Identitas Puskesmas
Nama Puskesmas : Puskesmas Kayu Tangi
Jalan / Komplek : Jl. Cemara Raya No. 147 RT 33
Kelurahan : Sungai Miai
Kab / Kota : Banjarmasin Utara / Banjarmasin
Provinsi : Kalimantan Selatan
Kode Pos : 70123
Telpon : 0511 - 3306113
Email : pkmkayutangi.bjm@yahoo.com

4
Peta Wilayah Puskesmas Kayu Tangi

Luas wilayah kerja Puskesmas Kayu Tangi 5,92 km2 yang terbagi 5 Rukun warga (RW) dan 58 Rukun
Tetangga (RT). Wilayah kerja Puskesmas Kayu Tangi terdiri dari 2 (dua) Kelurahan, yaitu:
a. Kelurahan Sungai Miai
b. Kelurahan Antasan Kecil Timur

5
Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Tangi
• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Alalak Selatan
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Surgi Mufti, Sungai Kuin Kec.
Banjarmasin Barat dan Tengah
• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Pangeran
• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Surgi Mufti dan Sungai
Jingah

 Berdasarkan demografi wilayahnya, wilayah kerja Puskesmas Kayu Tangi


berbatasan dengan pemukiman penduduk yang padat dan di beberapa titik
berbatasan dengan aliran sungai

Threat: Kawasan perbatasan yang padat penduduk serta adanya aliran sungai dapat
menjadi faktor risiko penularan penyakit menular dan penyakit akibat sanitasi
yang buruk

6
Iklim dan Transportasi
Keadaan Tanah dan Iklim
• Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa tergenang air, di samping pengaruh
musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat tropis.
• Suhu rata-rata antara 25-38 derajat, curah hujan rata-rata 277,9 mm perbulan, dengan
jumlah hari hujan 156 hari selama satu tahun.

Jangkauan Transportasi
• Kondisi jalan di wilayah Kelurahan Sungai Miai dan Antasan Kecil Timur ini relatif baik.
• Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui dengan kendaraan roda empat maupun roda
dua, dimana kondisi jalan wilayah puskesmas Kayu Tangi berupa jalan beraspal. Waktu
tempuh dari kelurahan ke Puskesmas berkisar 15 menit.
• Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa transportasi menuju Puskesmas
Kayu Tangi mudah dijangkau
Opportunity: Akses menuju puskesmas baik sehingga memudahkan masyarakat
mendapatkan pelayanan dan tenaga kerja puskesmas menjalankan
programnya
7
Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Tangi tahun 2022

Threat:
Kepadatan penduduk di wilayah
kerja puskesmas yang
tergolong sangat padat
dapat menjadi faktor risiko
terjadinya penularan
penyakit menular

Dengan total penduduk 25.327 dan luas wilayah 5,92 km2 di wilayah kerja Puskesmas
Kayu Tangi didapatkan kepadatan penduduk 4278,2/km2 (sangat padat)

8
Usia Produktif dan Dependency Ratio
Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Beban Tanggungan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kayu Tangi tahun 2014 S/D 2022

= 69,81%

= 43,25%

Opportunity: Mayoritas penduduk merupakan usia produktif sehingga dapat dijadikan


sebagai kader penggerak program puskesmas untuk meningkatkan taraf
Kesehatan masyarakat
9
Gambaran Sosial Budaya dan Pendidikan

Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya penduduk di kelurahan
Sei. Miai dan AKT sangat dipengaruhi oleh budaya
suku Banjar yang merupakan penduduk asli, diikuti
Jawa, Dayak, Madura, Bugis, dan lainnya.
Penduduk kota kehidupannya bersifat agamis
dengan sebagian besar penduduk memeluk
agama Islam.

Threat: Dominasi suku banjar pada wilayah kerja, termasuk dalam hal makanan dapat
menjadikan faktor risiko penyakit hipertensi dan diabetes mellitus, karena
kebanyakan makanan-minumannya manis, asin, bersantan dan berlemak
10
Gambaran Sosial Budaya dan Pendidikan
Persentase Penduduk Usia 15 tahun keatas yang melek huruf dan izajah tertinggi yg diperoleh di
Puskesmas Kayu Tangi Tahun 2022

Opportunity: Mayoritas penduduk melek huruf dan berpendidikan SMA sederajat


yang dapat dijadikan kader penggerak program serta memiliki
pemahaman yang lebih jika dijadikan target promosi kesehatan
11
6th Grade

GAMBARAN PUSKESMAS

KAYU TANGI

12
Visi Misi dan Motto Puskesmas Kayu Tangi
VISI :
Visi Puskesmas Kayu Tangi yaitu “Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas Menuju
Masyarakat Banjarmasin Sehat, Mandiri dan Berkeadilan”.

MISI :
Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kayu
Tangi
Memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan
Menggerakkan peran aktif masyarakat mewujudkan lingkungan yang sehat
Membangun profesionalisme dengan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal baik
individu, keluarga dan masyarakat

MOTTO : “Anda Sehat Kami Senang”

13
Sarana Kesehatan Puskesmas Kayu Tangi
Puskesmas Kayu Tangi merupakan tempat pelayanan kesehatan dalam wilayah kerjanya
mempunyai sarana kesehatan masyarakat sebagai berikut :
1. Ruang Kepala Puskesmas. 21. Ruang TB Paru.
2. Ruang Tata Usaha. 22. Ruang pemeriksaan TB
3. Ruang Konseling. 23. Ruang Imunisasi.
4. Ruang Laktasi. 24. Ruang klinik sanitasi
5. Ruang Pengaduan 25. Ruang Administrasi Umum.
6. Ruang Loket. 26. Ruang linen
7. Ruang Apotek. 27. Ruang sterlisasi
8. Ruang Racik Obat 28. Ruang Spoel Hoek
9. Ruang Gudang obat 29. Ruang Tamu
10. Ruang Poli Umum. 30. Ruang Tunggu.
11. Ruang Poli Lansia. 31. Mushola.
12. Ruang Poli KIA/KB. 32. Aula.
13. Ruang Pasca Bersalin 33. Gudang.
14. Ruang Poli Gigi dan Mulut. 34. WC Lab
15. Ruang Poli Gizi. 35. WC Perempuan
16. Ruang Poli Anak 36. WC laki-laki
17. Ruang MTBS. 37. WC Pasien Difabel
18. Ruang Tindakan Gawat Darurat 38. Ruanng wudhu
19. Ruang Laboratorium. 39. Dapur
20. Ruang Uji Laboratorium 14
Denah Ruangan Puskesmas Kayu Tangi

Strength: Ruangan pelayanan yang hampir semuanya terletak di lantai 1 dapat


memudahkan pasien yang berkunjung, terutama untuk pasien lansia, ibu
hamil dan pasien gawat darurat

15
Distribusi Sarana/Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Kayu
Tangi Kota Banjarmasin
No Nama Sarana/Fasilitas Jumlah

1 Puskesmas Induk 1 buah


2 Posyandu Balita 17 buah
3 Posyandu Lansia 3 buah
4 Posbindu 2 buah
5 Rumah Sakit 0 buah
6 Praktek Dokter Swasta 4 orang
7 Klinik 5 buah
8 Bidan Praktek 4 orang
9 Laboratorium Klinik 1 buah
10 Apotek 1 buah

Opportunity: Fasilitas kesehatan seperti praktik dokter mandiri maupun praktik bidan mandiri
terdapat cukup banyak di wilayah kerja puskesmas sehingga dapat menjadi
peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut
Weakness: Jumlah posyandu lansia yang kurang, karena rasio menurut standar depkes 1 posyandu
untuk 100 lansia 16
Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan
Puskesmas Kayu Tangi
No. Nama Sarana dan Jumlah Kondisi
Prasarana Baik Rusak Ringan Rusak Berat

1 Mobil Pusling 1 1 - -
2 Gedung Induk Puskesmas 1 1   -
3 Gedung puskesmas Pembantu 1 1 -
4. Sepeda Motor 2 2
5. Alat
Prasarana Fogging
yang dimiliki Puskesmas Kayu Tangi sudah 1 termasuk lengkap,
1 untuk melakukan kegiatan puskesmas luar
gedung yang sulit dijangkau kendaraan roda empat dapat menggunakan kendaraan roda dua
Pustu yang dimiliki puskesmas dilaksanakan setiap hari kerja dengan perawat dan bidan sebagai tenaga kerjanya.
Selain untuk puskesmas keliling, mobil pusling juga dapat digunakan untuk transportasi pasien yang membutuhkan
rujukan gawat darurat. Namun untuk supir khusus masih belum tersedia
Motor puskesmas yang tersedia dapat digunakan untuk program luar Gedung seperti promkes, vaksin dan imunisasi
luar, posyandu/posbindu. Motor berada standby di halaman parkir puskesmas

17
Tenaga Kesehatan Puskesmas Kayu Tangi

18
Tenaga Kesehatan Puskesmas Kayu Tangi
Standar minimal tenaga kerja puskesmas
berdasarkan PMK No.75

Jumlah tenaga kerja di Puskesmas Kayu Tangi sendiri dari komposisi tenaga
kerjanya sudah lengkap karena sudah ada serta mampu untuk mencukupi
pelayanan dasar di Puskesmas.
19
Struktur Organisasi Puskesmas Kayu Tangi

Berdasarkan latar Pendidikan tenaga kerja puskesmas, seluruhnya sudah


ditempatkan pada posisinya dengan tepat sesuai dengan gelar yang dimiliki
20
DATA KHUSUS
Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kayu Tangi 2022
(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kayu Tangi Tahun 2022)

PTM terbanyak ditempati hipertensi dan DM tipe II, hal ini dikarenakan pola hidup dan makanan yang kurang baik di
wilayah kerja PKM serta tingginya angka lansia sehingga semuanya dapat menjadi faktor risiko penyakit.
Penyakit menular paling banyak adalah ISPA, hal ini dikarenakan di wilayah kerja puskesmas tergolong kepadatan
penduduk yang sangat padat
21
No. NAMA OBAT JUMLAH PEMAKAIAN
DATA KHUSUS 1.
Ferro Folat tab sal selaput
200 mg + 0,25 mg (Tablet 88.775
Tambah darah Komb.)
2. Paracetamol tablet 500 mg 67.661
Data 10 Obat Terbanyak yang 3. Hemafort 33.000
dikeluarkan Puskesmas Kayu Tangi
Gliseril Guaicolate tablet
4. 31.927
100 mg
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas
Kayu Tangi Tahun 2022 5. Cetirizine tab 10 mg 17.497
6. Lansoprazole 14.714
7. Amoxilin 500 mg 14.248
8. Arkavit (Vit B com) 11.807
Asam Askorbat (Vit C) tablet
9. 10.922
50 mg
10. Ibuprofen tab 200 mg 9.882
TTD merupakan program aktif puskesmas yang diberikan kepada Wanita usia subur (TTD) Remaja putri sehingga
pemberiannya termasuk ke-10 obat terbanyak
Walaupun HT dan DM menjadi penyakit terbanyak, namun pasien biasanya mengambil obat bulanan di apotek luar sehingga
tidak tercatat sebagai pengeluaran obat dari puskesmas
22
DATA KHUSUS
Jumlah Kunjungan Pasien di Puskesmas Kayu Tangi Tahun 2022
(Sumber: Profil Puskemas Kayu Tangi tahun 2022)

Perempuan
No Fasilitas Kesehatan Laki-laki

1 Puskesmas Kayu Tangi 8.506 11.077

Total Kunjungan 19.583

23
UPAYA POKOK
PUSKESMAS
KAYU TANGI

24
PROMOSI KESEHATAN

Upaya promosi kesehatan adalah upaya untuk memberikan


pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan
kelompok dan masyarakat, dalam berbagai tatanan, dengan membuka
jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, dengan melakukan
advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat
untuk mengenali, menjaga/memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya.

25
PROMOSI KESEHATAN
● Sasaran Penyuluhan anak remaja
10) Peningkatan pengetahuan komprehensif
1) Promosi kesehatan di sekolah pendidikan dasar masyarakat tentang pencegahan penularan HIV-
2) Promosi pemberdayaan masyarakat dibidang AIDS dan IMS
kesehatan 11) Peningkatan pengetahuan dan kepedulian
3) Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza masyarakat tentang penyakit diare, tifoid dan
4) Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan hepatitis
menyusui 12) Edukasi dan konseling Pemberian Makanan Bayi
5) Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza dan Anak (PMBA) meliputi ASI dan MP-ASI untuk
pada populasi beresiko (lansia, anak dan remaja) balita sehat, balita kurang gizi, dan balita gizi buruk
6) Penyuluhan pada kelompok atau masyarakat rawat jalan
tentang perilaku menjaga kebersihan diri 13) Edukasi dan konseling mengenai pola makan,
7) Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada ibu perilaku makan dan aktifitas fisik bagi anak usia
hamil, anak balita, anak, remaja, dewasa, lansia sekolah
(pendekatan siklus kehidupan) 14) Edukasi dan konseling mengenai pola makan,
8) Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat perilaku makan bagi bumil KEK/Kurus
tentang Imunisasi 15) Konseling Dietetik
9) Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok 16) Kegiatan Edukasi dan Konseling tentang
Swamedikasi dan Penggunaan Obat

26
PROMOSI KESEHATAN
● Sasaran Pemberdayaan Masyarakat
1) Memotivasi tokoh masyarakat dalam pembentukan kader kesehatan atau pembentukan kelompok yang
peduli terhadap kesehatan
2) Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di masyarakat
3) Penggerakan kelompok masyarakat dalam pemanfaatan Posyandu
4) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Penggunaan Obat Rasional melalui Metode Cara
Belajar Insan Aktif (CBIA)

● Sasaran Pelatihan
1) Melatih kader kesehatan tentang perawatan diri dan mempraktikkan PHBS
2) Melatih kader kesehatan dalam menyampaikan informasi pada kelompok atau masyarakat tentang perawatan
diri dan mempraktikkan PHBS di daerah binaan
3) Melatih Kader tentang Swamedikasi dan Penggunaan Obat melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)

● Sasaran Advokasi
1) Mengadvokasi masyarakat dan lintas terkait dalam praktik PHBS dan penanggulangan masalah kesehatan
tertentu

2) Advokasi tokoh masyarakat dalam membentuk kelompok swabantu terkait perawatan masalah gizi
27
PROMOSI KESEHATAN
● Target:
Sasaran program ini adalah masyarakat, kader kesehatan, ibu nifas, ibu menyusui, anak sekolah, bumil

● Tujuan
1. Untuk menyampaikan kesehatan kepada masyarakat
2. Untuk Memberikan pelayanan kepada nifas dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang KB, ASI
Eksklusif, IMD, MPASI dll.
3. Untuk mengetahui PHBS di sekolah, tempat umum dll
4. Meningatkan pengetahuan masyarakat tentang beberapa penyakit seperti kusta.
5. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi

● Tenaga
Tim penyuluhan, petugas kesehatan, dan petugas PHBS.

28
PROMOSI KESEHATAN

29
PROMOSI KESEHATAN
KIA-KB

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya kesehatan primer yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi
reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan
perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam
proses tumbuh kembang. Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan
anak.
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan
fungsi reproduksi yang berkualitas. Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah
meningkatkan derajat kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam
pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan
guna menurunkan angka kelahiran nasional.

31
KIA-KB
Target
Ibu hamil, ibu nifas, ibu hamil dengan risiko tinggi, WUS dan PUS, bayi
sehat dan bayi risti, neonatus sehat dan neonatus risti, anak sekolah.
Tenaga
Kader, bidan, tim UKS dan tim PKPR

32
Tujuan KIA-KB
Kesehatan ibu Kesehatan anak
1. Menurunkan angka kesakitan dan 7. Memantau tumbuh kembang bayi di
kematian ibu posyandu
2. Melakukan ANC pada ibu hamil di 8. Menurunkan angka kematian
posyandu neonatus
3. Mengetahui secara dini kemungkinan 9. Menurunkan angka kematian
risti pada ibu hamil neonatus
4. Untuk meningkatkan kualitas dan askes 10.Mendapatkan data kematian bayi
pelayanan kesehatan ibu resti
5. Memperoleh data KIA dab KB yang 11.Menurunkan angka kesakitan balita
terbaru 12.Mengetahui status anak sekolah
6. Meningkatkan pengetahuan ibu nifas yang diperiksa
13.Mengetahui status kesehatan anak
sekolah

33
KIA-KB

34
KIA-KB

35
KESEHATAN LINGKUNGAN

Berdasarkan teori Hendrick L. Blum, faktor lingkungan merupakan salah satu


faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di
samping faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor perilaku yaitu sebesar
45%. Pengaruh yang ditimbulkan lingkungan terhadap kesehatan dapat berupa
lingkungan fisik, kimia maupun biologi.
Sasaran
Sasaran program kesehatan lingkungan adalah pemantauan tempat-tempat
umum, pengelolaan makanan dan sumber air bersih.
Tenaga
Tenaga kesehatan lingkungan (sanitarian)

36
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Perbaikan gizi masyarakat merupakan kegiatan untuk mengupayakan


peningkatan status gizi masyarakat dengan cara memperbaiki atau meningkatkan
makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu secara terkoordinasi dari berbagai
profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat.

Target
Balita, balita gizi kurang dan gizi buruk, anak sekolah, remaja putri, dan ibu hamil
KEK.
Tenaga
Petugas gizi, dokter, petugas posyandu, kader.

37
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Tujuan
1. Menurunkan prevalensi anemia gizi besi
2. Pelaksanaan kegiatan posyandu
3. Menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A
4. Mencegah GAKY
5. Meningkatkan D/S & menjaring balita gizi buruk dan gizi kurang
6. Mengetahui bayi yang mengalami gizi kurang / buruk
7. Mengetahui status anak sekolah
8. Perbaikan status gizi
9. Memberikan PMT kepada balita gizi buruk
10. Memantau kenaikan BB kasus gizi kurang dan gizi buruk
11. Meningkatkan keluarga sadar gizi

38
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

39
KESEHATAN LINGKUNGAN

Berdasarkan teori Hendrick L. Blum, faktor lingkungan merupakan salah satu


faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di
samping faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor perilaku yaitu sebesar
45%. Pengaruh yang ditimbulkan lingkungan terhadap kesehatan dapat berupa
lingkungan fisik, kimia maupun biologi.
Sasaran
Sasaran program kesehatan lingkungan adalah pemantauan tempat-tempat
umum, pengelolaan makanan dan sumber air bersih.
Tenaga
Tenaga kesehatan lingkungan (sanitarian)

40
KESEHATAN LINGKUNGAN

Tujuan
1. Mengetahui kualitas air (bakteri dan kimia)
2. Mengetahui kualitas makanan ( bakteri dan kimia )
3. Sanitasi TTU dan TPM
4. Pengawasan penjualan makanan
5. Mengetahui data sasaran kesling di masyarakat
6. Untuk membuat rencana kesehatan STBM secara terpadu

41
KESEHATAN LINGKUNGAN

42
KESEHATAN LINGKUNGAN

43
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi atau
toksinnya yang berasal dari sumber penularan atau reservoir yang
ditularkan/ditransmisikan kepada pejamu (host) yang rentan. Program pencegahan
adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar di dalam masyarakat yang
dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan
penyuluhan kesehatan dan imunisasi. Surveilans epidemiologi penyakit menular
adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan terhadap
kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
secara sistematik, terus-menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program,
mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini.
Target: Masyarakat, anak sekolah, petugas fogging, keluarga pasien TB, balita,
petugas imunisasi.
Tenaga: Surveilans, tim fogging, kader jumantik (juru pemantau jentik), petugas
DBD, petugas TB, petugas ISPA, petugas jurim (juru imunisasi).

44
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)

Tujuan
1. Memutus rantai penularan
2. Meningkatkan daya tahan tubuh petugas fogging
3. Mengetahui siswa yang belum melaksanakan imunisasi
4. Melakukan perlindungan dan mengurangi kasus campak
5. Mengurangi kasus polio
6. Tersedianya logistik vaksin imunisasi
7. Meningkatkan pengetahuan petugas imunisasi

45
P2M

46
P2M

47
P2M

48
P2M

49
P2M

50
ANALISIS
SWOT

51
KEKUATAN (STRENGTH)
1. Puskesmas induk dan puskesmas pembantu terletak di daerah yang mudah dijangkau
masyarakat
2. Jumlah tenaga kesehatan yang melebihi standar ketenagakerjaan puskesmas
3. Ruangan pelayanan yang hampir semuanya terletak di lantai 1 dapat memudahkan pasien yang
berkunjung, terutama untuk pasien lansia, ibu hamil dan pasien gawat darurat
4. Adanya penjelasan secara sistematis mengenai alur pendaftaran dan pelayanan yang terpasang
di depan ruang tunggu
5. Terdapat ruangan aula di Puskesmas yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan
dalam ruangan
6. Adanya ruangan khusus untuk tindakan kegawatdaruratan serta laboratorium sehingga dapat
menunjang penegakkan beberapa diagnosis penyakit
7. Tersedia fasilitas transportasi puskesmas seperti adanya mobil pusling dan roda dua yang dapat
digunakan untuk kunjungan-kunjungan maupun transportasi pasien gawat darurat jika
diperlukan

52
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. Jumlah Posyandu Lansia masih kurang, tidak sesuai dengan DEPKES
2. Tidak ada dokter untuk memberikan pelayanan di Puskesmas Pembantu setiap
hari
3. Lahan parkir puskesmas yang kurang luas sehingga lahan parkir terpisah 50
meter dari puskesmas sehingga lansia dan ibu hamil harus berjalan kaki ke
puskesmas
4. Tidak tersedia ambulan khusus dan supir untuk transportasi pasien gawat darurat
ke tempat rujukan.

53
KESEMPATAN (OPPORTUNITY)
1. Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda sehingga program Puskesmas
dapat dikembangkan di berbagai bidang, tidak terfokus pada program tertentu saja seperti KIA
2. Akses Transportasi di puskesmas tersedia dan cukup mudah di jangkau oleh roda dua maupun roda
empat sepanjang musim
3. Mayoritas penduduk merupakan usia produktif sehingga dapat dijadikan sebagai kader penggerak
program puskesmas untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
4. Mayoritas penduduk melek huruf dan berpendidikan SMA sederajat yang dapat dijadikan kader
penggerak program serta memiliki pemahaman yang lebih jika dijadikan target promosi kesehatan
5. Fasilitas kesehatan seperti praktik dokter mandiri maupun praktik bidan mandiri terdapat cukup
banyak di wilayah kerja puskesmas sehingga dapat menjadi peningkatan pelayanan kesehatan di
wilayah tersebut

54
ANCAMAN (THREAT)
1. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kayu Tangi termasuk dalam kategori
sangat padat sehingga meningkatkan risiko penyakit menular
2. Penduduk wilayah kerja puskesmas berbatasan langsung dengan aliran sungai dan
sebagian besar diantaranya masih menggunakan air sungai untuk keperluan mandi,
mencuci dan memasak sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit akibat
lingkungan. Kawasan perbatasan yang padat penduduk serta adanya aliran sungai juga
dapat menjadi faktor risiko penularan penyakit menular dan penyakit akibat sanitasi
yang buruk.
3. Kondisi perumahan penduduk sebagian besar berupa jalan kecil yang tidak dapat dilalui
kendaraan roda empat sehingga kegiatan kunjungan rumah dan puskesmas keliling sulit
untuk menjangkau area tertentu
4. Dominasi suku banjar pada wilayah kerja, termasuk dalam hal makanan dapat
menjadikan faktor risiko penyakit hipertensi dan diabetes mellitus, karena kebanyakan
makanan-minumannya manis, asin, bersantan dan berlemak
55
Analisis SWOT
Internal Kekuatan (Strength)

Eksternal

Kesempatan (Opportunity) SO
• Memanfaatkan ruang aula Puskesmas yang luas untuk pelaksanaan program
kerja Puskesmas kepada masyarakat (S5,O4)
• Membangun kerjasama Puskesmas dengan pengurus administrasi wilayah
setempat (RT, RW, Camat, Lurah) yang sebaik-baiknya untuk memaksimalkan
program kerja Puskesmas di masyarakat (S1,O1-2)
• Merekrut masyarakat usia produktif untuk menjadi kader puskesmas dan
memberikan pelatihan agar dapat membantu dalam pelaksanaan program kerja
puskesmas (S7,O3)
• Memaksimalkan sarana transportasi yang dimiliki untuk kunjungan ke
masyarakat di wilayah kerja puskesmas (S7,O2)
• Menjalin kerja sama dengan fasilitas kesehatan lain (RS Pustu, Praktik Dokter &
Bidan) untuk meningkatkan pelayanan kesehatan (S2,O5)
• Menggiatkan kegiatan promotif preventif dengan tenaga kerja yang ada beserta
kader ke masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas (S1,5,O3-4)

56
Analisis SWOT
Internal Kelemahan (Weakness)

Eksternal

Kesempatan (Opportunity) WO
• Mengalokasikan dana yang didapat Puskesmas untuk mengadakan
pelatihan gawat darurat tenaga kesehatan di Puskesmas (W1,O2)
• Memanfaatkan penduduk usia produktif sebagai kader untuk
menjalankan posyandu lansia (W1, O3)
• Pengadaan supir khusus ambulan untuk membantu pasien yang
harus dirujuk menggunakan mobil puskesmas keliling (W5,O2)
• Mengkhususkan lahan parkir untuk lansia dan ibu hamil di halaman
parkir puskesmas agar memudahkan mobilisasi pasien ke ruang
puskesmas (W4, O2)
• Melakukan penyuluhan mengenai kondisi-kondisi darurat dan hal-hal
tindakan dasar yang perlu dilakukan oleh orang-orang di sekitar
seperti membawa ke puskesmas atau praktik ke dokter mandiri (W1-
3, O6)
57
Internal Kekuatan (Strength)

Eksternal

Ancaman ST
(Threat) • Mengalokasikan dana yang didapat Puskesmas untuk mengadakan pengelolaan Memaksimalkan
Puskesmas induk dan Puskesmas Pembantu yang mudah dijangkau masyarakat untuk memberikan
layanan kesehatan terkait pencegahan, pengobatan penyakit menular, serta sanitasi lingkungan perairan.
(S1,T1&2,4)
• Memaksimalkan tenaga kerja dan kader Puskesmas untuk melaksanakan promosi kesehatan pencegahan
penyakit menular dan tidak menular, serta sanitasi lingkungan perairan pada masyarakat di wilayah kerja.
(S2,T1,3)
• Memaksimalkan tenaga kerja dan kader Puskesmas untuk melaksanakan promosi kesehatan. (S2,T2)
• Memaksimalkan pelayanan poli pada lantai 1 yang mudah diakses untuk semua umur serta alur
pendaftaran yang mudah dipahami masyarakat sehingga banyak masyarakat yang mau berkunjung untuk
pengobatan penyakit menular dan mengikuti promosi kesehatan sanitasi lingkungan perairan. (S3&4,T1)
• Memaksimalkan upaya promosi kesehatan mengenai pencegahan penyakit menular dan sanitasi
lingkungan perairan kepada masyarakat dengan menggunakan fasilitas aula yang dapat menampung
banyak orang Puskesmas sebagai tempat diadakannya penyuluhan promosi kesehatan. (S5,T1)
• Menggunakan fasilitas roda 2 untuk menjangkau rumah penduduk yang berada di jalan kecil yang tidak
dapat dilalui mobil dalam menjalankan program luar Puskesmas dan kunjungan rumah. (S7,T3)
58
Analisis SWOT
Internal Kelemahan (Weakness)

Eksternal

Ancaman (Threat) WT
• Meningkatkan promosi kesehatan mengenai PHBS dengan membagikan brosur,
leaflet, meningkatkan frekuensi penyuluhan PHBS sehingga dapat mencegah
penyakit menular di puskesmas Kayu Tangi. (W1-2, T2)
• Menjalin kerjasama dengan PDAM untuk memfasilitasi penggunaan air bersih.
(W2-3,T2)
• Mengajak masyarakat untuk berperan serta mengikuti kegiatan puskesmas
seperti posyandu, pusling, senam sehat. (W3, T1-4)
• Mengoptimalkan puskesmas keliling untuk menjangkau sampai ke perumahan
penduduk agar semua cakupan wilayah kerja mendapatkan pelayanan
Kesehatan (W2-3,5,T3)
• Melatih petugas untuk penatalaksanaan awal kegawatdaruratan medis serta
manajemen rujukan menggunakan mobil puskesmas keliling yang tersedia
(W1,5,T1-2,4)

59
KESIMPULAN
6th Grade
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut diantaranya Upaya Promosi
Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan
Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan Gizi,
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.

60
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai