7 Malleus 2
7 Malleus 2
ORAL
PATOGENESA
KULIT
INFEKSI PER
INHALASI
INFEKSI PER
ORAL
INFEKSI
MELALUI
LUKA
lesidisaluran pernafasan bagian atas
Lesi pada kulit
Nafsu makan menurun
Kelainan pasca mati:
Bentuk kronis : lesi di paru
Akut : generalisasi penyakit cepat
dan berakhir dgn kematian
± 3-4 minggu
Fatal : lesi-lesi terdapat di
paru-paru, kelenjar limfe
trachea atau bronchi,
selaput lendir hidung dan kulit
Uji Intradermal
Uji tuberkulin
Uji mallein
Pemeriksaan patologi- klinis
Pemeriksaan patologi- anatomis
Uji bakteriologik dan uji serologik:
opemupukan leleran (Ps mallei ) pada AGM(agar
gliserin miring)
oInokulasi leleran (Ps mallei ) secara subkutan
pada matmot
oPemeriksaan sediaan apus lesi kulit (farcy)
oUji pengikatan komplemen mempunyai
kegunaan,sedangkan uji aglutinasi menunjukan
titer yang bersifat sampai 1000.
o Pembentukan tunas lesi, saluran limfe
dibawah kulit dapat melebar dan menebal
secara kronik, terutama terdapat diantara
kelompok-kelompok lesi dan tunas yang
baru terbentuk. Kadang-kadang
limfangitis yang difus dengan
pembengkakan pada daerah kuku ke atas
sampai sendi loncat.
Limfangitis
epizootika
Sakaromikosis
Pada manusia dan hamster : sodium
sulfadiasin
Untuk kuda: sodium sulfadiasin,
memakan waktu lama, mahal, dan
tidak berhasil sepenuhnya
Pemotongan reactor, disertai dengan
program desinfeksi secara keras dan
pengawasan lalu lintas hewan.