Anda di halaman 1dari 18

MALLEUS (INGUS JAHAT)

Malleus merupakan penyakit menular


yang dapat bersifat maupun kronis.
Penyakit zoonosis ini terutama
menyerang hewan berkuku tunggal
bangsa equidae. Malleus disebut juga
dengan penyakit Ingus jahat,
Glanders, Farcy, Droes dan Royz.
 Bakteri penyebab malleus adalah
Pseudomonas mallei.
 tidak membentuk spora
 tidak berkapsul
 satu-satunya Pseudomonas sp. yang
tidak bergerak
 bersifat gram negatif.
 Tidak motil
Penyakit ingus jahat dapat ditemukan pada
beberapa hewan yaitu:
 kuda keledai,bagal dan kuda yang merupakan
reservoir ingus jahat.
 Sapi,domba,anjing,kucing (carnivora) serta
hewan-hewan yang dirawar di kebun Binatang
Manusia bersifat rentan terhadap penyakit ingus
jahat.
Media Penyebaran:
kontak langsung, kantong makanan, bahan
makanan, tempat makan hewan, alas kandang, bak
air, pakaian kuda dan alat-alat perawatan kuda
 Bakteripenyebab Malleus
dikeluarkan dari hidung penderita
bersama dengan ingus, secret dari
ulcera kulit, air liur, urin dan feses.
Penularan dapat terjadi melalui
peroral, per inhalasi atau per cutan
melalui kulit yang terluka.
INHALASI

ORAL

PATOGENESA

KULIT
INFEKSI PER
INHALASI
INFEKSI PER
ORAL
INFEKSI
MELALUI
LUKA
 lesidisaluran pernafasan bagian atas
 Lesi pada kulit
 Nafsu makan menurun
 Kelainan pasca mati:
 Bentuk kronis : lesi di paru
 Akut : generalisasi penyakit cepat
dan berakhir dgn kematian
± 3-4 minggu
 Fatal : lesi-lesi terdapat di
paru-paru, kelenjar limfe
trachea atau bronchi,
selaput lendir hidung dan kulit
 Uji Intradermal
 Uji tuberkulin
 Uji mallein
 Pemeriksaan patologi- klinis
 Pemeriksaan patologi- anatomis
Uji bakteriologik dan uji serologik:
opemupukan leleran (Ps mallei ) pada AGM(agar
gliserin miring)
oInokulasi leleran (Ps mallei ) secara subkutan
pada matmot
oPemeriksaan sediaan apus lesi kulit (farcy)
oUji pengikatan komplemen mempunyai
kegunaan,sedangkan uji aglutinasi menunjukan
titer yang bersifat sampai 1000.
o Pembentukan tunas lesi, saluran limfe
dibawah kulit dapat melebar dan menebal
secara kronik, terutama terdapat diantara
kelompok-kelompok lesi dan tunas yang
baru terbentuk. Kadang-kadang
limfangitis yang difus dengan
pembengkakan pada daerah kuku ke atas
sampai sendi loncat.
 Limfangitis
epizootika
 Sakaromikosis
 Pada manusia dan hamster : sodium
sulfadiasin
 Untuk kuda: sodium sulfadiasin,
memakan waktu lama, mahal, dan
tidak berhasil sepenuhnya
 Pemotongan reactor, disertai dengan
program desinfeksi secara keras dan
pengawasan lalu lintas hewan.

Anda mungkin juga menyukai