Anda di halaman 1dari 20

Modul ke: Analisa Struktur II

05 Fakultas
Defleksi Balok Statis Tertentu
FAKULTAS (Metode Luas Momen)
TEKNIK
Program Studi
Program Studi:
Teknik Sipil Letakkan foto Terbaik anda disini
Ansadilla Niar Sitanggang, S.T., M.T.

Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi


Luas Momen
• Metode ini merupakan metode dengan teknik semigrafis untuk
menemukan kemiringan sudut dan perpindahan pada titik tertentu
pada kurva elastis balok.
• Cara pengguanaan dari metode ini adalah menghitung luas dari
momen diagram balok, maka dari itu metode ini akan mudah
digunakan jika bentuk diagram momen sederhana.
• Digunakan asumsi yang sama dengan metode integrasi yaitu bahwa
balok awalnya adalah lurus, balok ini berdeformasi karena beban
luar, kemiringan sudut dan perpindahan dari kurva elastis sangat
kecil dan deformasi hanya dikarenakan oleh bending.
• Momen area berdasarkan pada dua teorema, teorema satu
digunakan untuk menentukan keimiringan sudut sedangkan teorema
yang lain digunakan untuk menentukan perpindahan.

<
← MENU AKHIRI >

Teorema 1
• Perubahan kemiringan antara dua titik pada
kurva elastis sama dengan luas diagram M/EI
antara dua titik ini.

<
← MENU AKHIRI >

Teorema 1
• Momen internal balok M mengubah bentuk elemen
sedemikian rupa sehingga garis singgung ke kurva
elastis di setiap sisi elemen berpotongan pada sudut
dθ. Sudut ini dapat ditentukan dari persamaan
berikut:
𝐸𝐼
𝑑2 𝑣
𝑑𝑥
2
=𝐸𝐼 ( )
𝑑 𝑑𝑣
𝑑𝑥 𝑑𝑥
=𝑀

• Karena kemiringan kecil, maka θ = dv/dx, dengan


demikian: 𝑀
𝑑 𝜃= 𝑑𝑥
𝐸𝐼

<
← MENU AKHIRI >

Teorema 1
• Jika momen diagram untuk balok dibangun dan
dibagai dari kekauan lentur (EI), maka persamaan di
atas mengindikasikan bahwa dθ adalah sama dengan
luasan area diagram M/EI untuk segmen balok dx.
• Dengan mengintegrasikan dari point A sampai ke
point B pada kurva elastis, maka akan didapatkan
persamaan:
𝐵
𝑀
𝜃 𝐵 / 𝐴=∫ 𝑑𝑥
𝐴 𝐸𝐼

<
← MENU AKHIRI >

Teorema 1
• Notasi dari (radian) merupakan tangen sudut
dari B terhadap garis singgung A.

• Harus ada bukti bahwa sudut diukur


berlawanan arah jarum jam, dari tangen A ke
tangen B jika luas di bawah diagram M/EI
adalah bernilai positif.

<
← MENU AKHIRI >

Teorema 2

• Didasarkan pada deviasi relatif dari garis singgung


pada kurva elastis.

• Jarak vertikal antara garis singgung di suatu titik (A)


pada kurva elastis dan garis singgung yang
diperpanjang dari titik lain (B) sama dengan momen
area di bawah diagram M/EI antara dua titik ini (A
dan B). Momen ini dihitung terhadap titik (A)
dimana jarak vertikal (tA/B) akan ditentukan.

<
← MENU AKHIRI >

Teorema 2

<
← MENU AKHIRI >

Teorema 2

• Menggunakan rumus busur lingkaran s = θr,


dimana r adalah panjang x dan s adalah dt,
dapat ditulis dt = x dθ.
• Deviasi vertikal dari garis singgung pada A
terhadap garis singgung B akan didapat
persamaan:
𝐵
𝑀
𝑡 𝐴 / 𝐵 =∫ 𝑥 𝑑𝑥
𝐴 𝐸𝐼

<
← MENU AKHIRI >

Teorema 2

• Karena pusat dari sebuah area didapat dari


∫ ∫
persamaan 𝑥 𝑑𝐴= 𝑥dan
𝑑𝐴 ∫
( 𝑀/𝐸𝐼merepresentasikan
) 𝑑𝑥
luasan area di bawah diagram M/EI, dapat juga
dituliskan

• merupakan jarak dari A ke pusat dari area di bawah


diagram M/EI antara A dan B

<
← MENU AKHIRI >

PROSEDUR ANALISIS
Terima Kasih
M/EI Diagram
• Tentukan reaksi tumpuan dan gambar diagram M/EI
balok.
• Jika balok dibebani dengan gaya terpusat, diagram M/EI
akan terdiri dari serangkaian segmen garis lurus, dan luas
serta momennya yang diperlukan untuk teorema luas-
momen akan relatif mudah untuk dihitung.
• Jika pembebanan terdiri dari serangkaian beban
terdistribusi, diagram M/EI akan terdiri dari parabola atau
mungkin kurva orde lebih tinggi, dan disarankan agar
tabel di sampul depan bagian dalam digunakan untuk
mencari luas dan titik berat di bawah setiap kurva.
<
← MENU AKHIRI >

Kurva Elastis
• Gambarlah tampilan kurva elastis balok yang dilebih-lebihkan.
Ingat bahwa titik-titik kemiringan nol terjadi pada tumpuan
tetap dan perpindahan nol terjadi pada semua tumpuan tetap,
pin, dan rol.
• Jika menjadi sulit untuk menggambar bentuk umum dari kurva
elastis, gunakan diagram momen (atau M/EI).
• Perpindahan dan kemiringan yang akan ditentukan harus
ditunjukkan pada kurva. Karena teorema luas momen hanya
berlaku antara dua garis singgung, perhatian harus diberikan
pada garis singgung mana yang harus dibangun sehingga sudut
atau deviasi di antara mereka akan mengarah pada
penyelesaian masalah.
<
← MENU AKHIRI >

Teorema Momen Area
• Terapkan Teorema 1 untuk menentukan sudut antara dua garis
singgung, dan Teorema 2 untuk menentukan deviasi vertikal
antara garis singgung ini.
• Bahwa Teorema 2 secara umum tidak akan menghasilkan
perpindahan suatu titik pada kurva elastis. Ketika diterapkan
dengan benar, itu hanya akan memberikan jarak vertikal atau
penyimpangan garis singgung di titik A pada kurva elastis dari
garis singgung di B.
• Setelah menerapkan Teorema 1 atau Teorema 2, tanda aljabar
dari jawaban dapat diverifikasi dari sudut atau deviasi seperti
yang ditunjukkan pada kurva elastis.

<
← MENU AKHIRI >

Contoh

• Tentukan kemiringan sudut pada titik B dan C


dari balok pada gambar berikut! E = 29(103) ksi
dan I = 600 in4.

<
← MENU AKHIRI >

Contoh
• M/EI Diagram

<
← MENU AKHIRI >

Contoh
• Kurva Elastis
Beban 2-k menyebabkan balok membelok seperti ditunjukkan
pada gambar. (Balok dibelokkan cekung ke bawah, karena M/EI
negatif.) Di sini garis singgung di A (perletakan) selalu horizontal.
Garis singgung di B dan C juga ditunjukkan. Diharuskan mencari
θB dan θC. Dengan konstruksi, sudut antara tan A dan tan B,
yaitu, θB/A, setara dengan θB.

<
← MENU AKHIRI >

Contoh
• Teorema Luas Momen
Aplikasikan teorema 1, θB/A adalah sama dengan area di bawah M/EI
diagram antara titik A dan B, yaitu

( ) ( )
2
30𝑘. 𝑓𝑡 1 60𝑘. 𝑓𝑡 30𝑘. 𝑓𝑡 675𝑘.𝑓𝑡
𝜃 𝐵 =𝜃 𝐵/𝐴 =− ( 15𝑓𝑡 ) − − (15 𝑓𝑡 )=−
𝐸𝐼 2 𝐸𝐼 𝐸𝐼 𝐸𝐼
Tanda negatif mengindikasikan bahwa sudut yang diukur dari searah
jarum jam dari A. Dengan cara yang sama, luas di bawah diagram M/EI
antara titik A dan C sama dengan θC/A:

𝜃 𝐶 =𝜃𝐶 / 𝐴 = −
2 (
1 60 𝑘. 𝑓𝑡
𝐸𝐼 ) ( 30 𝑓𝑡 )=−
900 𝑘. 𝑓𝑡 2
𝐸𝐼
−900 𝑘 . 𝑓𝑡 ( 144 𝑖𝑛 / 𝑓𝑡 )
2 2 2
𝜃 𝐶= =− 0.00745 𝑟𝑎𝑑
29 ( 10 ) 𝑘/ 𝑖𝑛 ( 600 𝑖𝑛 )
3 2 4

<
← MENU AKHIRI >

Daftar Pustaka
1. R.C. Hibbeler, Mechanic of Materials 9th edition, Pearson Prentice Hall . New
Jersey 2014
2. R.C. Hibbeler, Structural Analysis 8th edition, Pearson Prentice Hall . New Jersey
2012

<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai