Anda di halaman 1dari 9

Nama kelompok 4

Maria Fransiska Cantika Molo


Dorotea Elsandra Ji’e
Ermenlinda Saputri Weni
Chandra Putra Permata Jaya
Martinus Simon Kaha Jr
AGAMA HINDU
ASAL- USUL AGAMA IMAN AGAMA KITAB SUCI
HINDU AGAMA HINDU
HINDU

SIKAP AGAMA
HUKUM CIRI KHAS
AGAMA HINDU TERHADAP
HINDU AGAMA HINDU
AGAMA LAIN
ASAL USUL AGAMA HINDU
IMAN AGAMA HINDU

Kepercayaan/keyakinan sebagai keimanan yang


tergolong Tattwa dalam agama Hindu ada lima hal
disebut “Panca Sraddha” sebagai pokok-pokok keimanan
agama Hindu yang terdiri dari : Brahman, Atman,
Karma Phala, Samsara/Punarbhawa dan Moksa.
KITAB SUCI AGAMA
HINDU

Nama Kitab Suci agama Hindu


adalah “WEDA”
HUKUM AGAMA HINDU
CIRI KHAS AGAMA HINDU
1. Mantram Dupa : Oṁ Ang dupa dipāstraya nama swāha. ...
CARA 2.
3.
Mantram Bunga dan Kawangen. Oṁ puspa dantā ya namah swāha. ...
Duduk dengan tenang, dan setelah suasananya tenang ucapkan
IBADAH mantram. Oṁ prasada sthiti sarira siwa suci nirmalāya namah
swāha. ...
4. Lakukan Pranayama. ...
5. Penyucian tangan. ...
6. Puja Tri Sandya.

HARI RAYA AGAMA HINDU ADALAH


“GALUNGAN DAN KUNINGAN”

PEMIMPIN pemimpin agama Hindu menjadi orang yang disucikan


dengan berbagai sebutan, yakni rsi, pandita atau sulinggih,
pinandita.
SIKAP AGAMA HINDU TERHADAP
AGAMA LAIN
Umat Hindu dikenal sangat menjujung tinggi perbedaan. Hindu mengajarkan Desa, Kala, dan
Patra yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam Kitab Suci Bhagawad Gita IV. 11
disebutkan: Ye yatha mam prapadyante. Tams tathaiva bhajamy aham. Mama
vartmanuvartante. Manusyah partha sarvasah. (Bagaimanapun (jalan) manusia mendekati-
Ku, Aku terima, wahai Arjuna. Manusia mengikuti jalan-Ku pada segala jalan)
Jadi dari sloka tersebut dapat dipahami bahwa Sang Hyang Widhi tidak pernah membedakan
jalan atau cara yang kita lakukan untuk memuja-Nya. Sang Hyang Widhi akan menerima
semua itu.  Sloka ini mengajarkan umat Hindu untuk melihat perbedaan atau kebhinekaan
sebagai sesuatu yang selalu ada di dunia ini atau sering kita sebut Rwa Bhineda. Inilah yang
mendasari walaupun pemeluk agama Hindu berbeda suku dan budaya, namun tetap satu.
Hindu tidak anti terhadap perbedaan, baik secara kebudayaan, adat-istiadat, dan dalam ritual
(upacara dan upakara). Kita tetap memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Inilah maksud dari
Kebhinekaan atau Pluralisme Hindu.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIHH

Anda mungkin juga menyukai