Anda di halaman 1dari 17

KEBAHASAAN KARYA ILMIAH

Karya ilmiah adalah laporan tertulis yang diterbitkan untuk


memaparkan hasil penelitian atau kajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
masyarakat keilmuan.

Dr. Dwi Susilowati, S.Pd., M.Pd.


Karya ilmiah adalah laporan tertulis yang diterbitkan
untuk memaparkan hasil penelitian atau kajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati masyarakat keilmuan.
1. Karya ilmiah ditandai oleh pilihan kata yang bersifat impersonal,
berbeda dengan teks lain yang bersifat nonilmiah. Kata ganti yang
digunakan dalam karya ilmiah bersifat umum, misalnya peneliti atau
penulis, bukan kata ganti seperti aku, kamu, atau dia.
2. Penggunaan kata atau kalimat yang bermakna ganda harus dihindari.
3. Ragam bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah harus lugas dan
bermakna denotatif. Makna yang terkandung di dalamnya harus
diungkapkan secara eksplisit untuk mencegah timbulnya pemberian
makna lain.
4. Dalam karya ilmiah banyak terdapat definisi atau batasan dari kata
atau istilah-istilah yang digunakan.
PENULISAN KARYA ILMIAH MENGIKUTI DUA
KAIDAH
 Kaidah umum adalah kaidah tentang bahasa Indonesia baku dan ejaan
yang berlaku secara umum.
 Kaidah yang bersifat khusus adalah kaidah tentang teknis penulisan
yang telah disepakati bersama dan berlaku di lingkungan tertentu.
 Kedua kaidah tersebut harus diterapkan secara taat asas atau konsisten
oleh penulis karya ilmiah.
 Karya ilmiah harus ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, yakni bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah
penggunaan ragam baku keilmuan.
 Ragam baku keilmuan atau ragam ilmiah itu secara taat asas memilih
kata-kata atau istilah yang baku, struktur kata, frase, klausa, atau
kalimat yang baku, susunan wacana dan paragraf yang rasional, dan
ditulis dengan ejaan yang benar.
KAIDAH UMUM PENGGUNAAN BAHASA
INDONESIA RAGAM TULIS
Kaidah umum penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis telah
ditetapkan oleh pemerintah, di antaranya sebagai berikut:
1. Penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD)
ditetapkan berdasarkan Permendikbud No. 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
2. Penggunaan tata istilah dalam penulisan karya ilmiah ditetapkan
berdasarkan Permendiknas No. 146/U/2004 tentang Pedoman
Pembentukan Istilah.
3. Penggunaan kalimat dan penataan paragraf diatur dalam buku
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
4. Penggunaan kata baku dalam penulisan karya ilmiah mengacu
pada ketentuan yang tertuang pada KBBI Edisi IV.
KAIDAH KHUSUS, ANTARA LAIN:

1. Penomoran untuk pemeringkatan judul dan subjudul dalam


karya ilmiah terdapat dua aturan, yakni menggunakan jenis
huruf, ukuran, percetakan, serta letak yang berbeda dan
menggunakan angka Arab atau perpaduan angka Arab dan
huruf latin.
2. Pengutipan perujukan dilakukan dengan menggunakan nama
akhir, tahun, dan halaman buku. Jika terdapat lebih dari dua
pengarang, cara menulisnya nama akhir dua pengarang tersebut
diikuti dengan dkk. Jika nama pengarang tidak disebutkan, yang
dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang
menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama
koran atau majalah. Untuk karya ilmiah terjemahan, perujukan
dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarang aslinya.
PERMENDIKNAS RI NOMOR 50 TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA
YANG DISEMPURNAKAN
Penggunaan huruf kapital:
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama
orang.
Perhatikan contoh-contoh berikut!
Dialah Sultan Hasanuddin. Dia baru saja diangkat menjadi sultan.

Kegiatan doa bersama ini dipimpin


Pada tahun ini dia pergi naik haji.
oleh Haji Agus Salim.

Kita sama-sama keturunan Nabi Pada usia keempat puluh beliau diangkat
Adam. menjadi seorang nabi.
Penggunaan huruf kapital:
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar
kata turunan.

bangsa Eskimo pengindonesiaan kata asing

suku Sunda keinggris-inggrisan

bahasa Jawa kejawa-jawaan


Penggunaan huruf kapital:
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama
gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam penyapaan
atau pengacuan.

Adik bertanya, “Itu apa, Bu?” Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

Surat Saudara sudah saya Semua kakak dan adik saya sudah
terima. berkeluarga.

“Kapan Bapak berangkat?” Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal


tanya Harto. di Jakarta.
Perhatikan pula penggunaan tanda baca dan ejaan dalam
penulisan berikut!

di-upgrade
di-PTUN-kan
garis bawahi – menggarisbawahi
di bawah ini – dibawanya
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih.
Marilah kita bersyukur kepada-Nya.
Mereka mendapatkan pengembalian satu persen (1%).
Mereka menonton film itu sampai tiga kali.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas
15 bus, 30 minibus, dan 45 sedan.
Manakah penulisan yang benar?
nasihat – nasehat obyek – objek
Februari – pebruari kerangka berpikir – kerangka berfikir

aktifitas – aktivitas olahraga – olah raga

sistim – sistem subjek – subyek

tim – team alinea – alenia

Nopember – November pertanggungan jawab – pertanggungjawaban

nomor – nomer Jl. Diponegoro – Jln. Diponegoro

saudara- sodara di antaranya – diantaranya

diskripsi – deskripsi fotokopi – photocopy


Manakah penulisan yang benar?
propinsi – provinsi menganalisis – menganalisa
diagnosis - diagnosa kreativitas – kreatifitas

jadwal – jadual disyahkan – disahkan

Jum’at –Jumat kuitansi – kwitansi

daripada – dari pada jaman – zaman

teknik – tehnik sekadar – sekedar

ijin – izin rapor – raport

hakikat – hakekat nasihat – nasehat

beaya – biaya faham – paham


Manakah penulisan yang benar?
Yang warna kuning

propinsi – provinsi menganalisis – menganalisa


diagnosis - diagnosa kreativitas – kreatifitas

jadwal – jadual disyahkan – disahkan

Jum’at –Jumat kuitansi – kwitansi

daripada – dari pada jaman – zaman

teknik – tehnik sekadar – sekedar

ijin – izin rapor – raport

hakikat – hakekat nasihat – nasehat

beaya – biaya faham – paham


Beberapa hal yang juga harus diperhatikan:
1. Penulisan tanda baca tanpa spasi dengan huruf di depannya.
2. Penulisan kata-kata harus konsisten (misalnya dari awal menulis
semester 1, maka untuk seterusnya tetap 1, bukan semester
ganjil ataupu semester gasal)
3. Semua yang tertulis dalam daftar pustaka, harus ada dalam
kutipan.
4. Karya ilmiah ditulis dengan menggunakan kalimat yang efektif.
Bandingkan kedua teks berikut!
1. Senam otak adalah merupakan latihan khusus yang bertujuan
untuk menjaga otak agar selalu prima melalui gerakan pola dasar
menyilang kiri dan kanan, atas dan bawah, atau depan dan
belakang. Gerakan menyilang itu memiliki maksud dan tujuan
untuk menciptakan keseimbangan fungsi dari otak kiri dan fungsi
dari otak kanan.
2. Senam otak adalah latihan khusus yang bertujuan menjaga otak
agar selalu prima. Metode latihan dilakukan dengan pola dasar
gerakan menyilang kiri-kanan, atas-bawah, atau depan-belakang.
Gerakan menyilang itu dimaksudkan untuk menciptakan
keseimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan.
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
1. Daftar pustaka ditulis dengan urutan nama pengarang, tahun terbit,
judul buku, kota penerbitan, dan nama penerbit.
2. Di antara rincian tersebut diberi tanda titik (.), kecuali di antara kota
penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda titik dua (:).
3. Jika nama pengarang terdiri atas dua kata atau lebih, susunannya
dibalik tanpa diikuti gelar.
4. Judul buku yang dikutip ditulis dengan cetak miring.
5. Jika tidak cukup ditulis dalam satu baris, baris berikutnya ditulis
menjorok ke dalam antara 5-7 indensi.
6. Susunan daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad dari atas ke
bawah.
7. Daftar pustaka ditulis dengan satu spasi.
8. Perhatikan contoh berikut!
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai