Anda di halaman 1dari 36

PERANCANGAN MESIN PEMOTONG KONEKTOR

UNTUK KABEL Ø 1.25 MM DENGAN PLC

Nama : Fatchu Rohman


No. Pokok : 4310216127

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PANCASILA


19 Juli 2012
Konsep Perancangan
Perancangan mesin pemotong konektor ini sangatlah sederhana,
yang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: dies set pemotong konektor,
bagian penggerak dengan menggunakan eccentrix jig dan automatic
sistem dengan menggunakan PLC.

Control box
Automatic
sistem

Eccentric Jig

Dies set
Pemotong
Konektor
1. Dies Set Pemotong Konektor

Bagian ini terdiri dari part - part mekanik yang berfungsi untuk mentransfer
konektor dari gulungannya ke proses pemotongan. Bagian ini terdiri dari
beberapa bagian utama yaitu: puch dan die yang berfungsi untuk
memotong konektor, stripper yang berfungsi untuk memegang konektor
pada saat dipotong, dan guide yang berfungsi sebagai pengarah agar
punch dan die tidak berbenturan.
Perhitungan Gaya Potong

Untuk menghitung gaya potong diguankan rumus sebagai berikut:


Fs = 0,8 x U x s x t
Keterangan :
Fs = Gaya potong [N]
U = Keliling potong [mm]
s = Tebal pelat [mm]
t = Tegangan tarik maksimum bahan yang dipotong [N/mm2]
Pada perancangan ini material yang akan dipotong menggunakan cooper
atau tembaga yang mempunyai tegangan tarik maksimum 300N/mm2, jadi
gaya potong yang terjadi adalah:
Fs = 0,8 x 1,2 x 0,25 x 300 = 72 N
Berdasarkan perhitungan di atas untuk penggunaan material dies dan punch
harus menggunakan material yang mempunyai tegangan tarik maksimal
yang dapat memotong material konektor dengan gaya sebesar 72N. Pada
perancangan mesin pemotong konektor ini penulis menggunakan material
dies adalah GF40HIP dan untuk material punch menggunakan GF20HIP.
2. Bagian Penggerak

Bagian yang menjadi penggerak pada perancangan ini menggunakan


sebuah ecccentric jig. Alat ini merupakan penggerak mekanis dengan
menggunakan sebuah roda pemutar dan sebuah cam.

Eccentric jig pada perancangan ini digunakan sebagai perubah gerakan putar dari
motor listrik menjadi gerak linier. Eccentric jig yang digunakan adalah tipe
okamoto seri 15 yang mempunyai tinggi TMA (Titik mati atas) 128 mm dan
panjang langkahnya 34 mm.
3. Automatic Sistem dengan PLC
Bagian ini merupakan sistem yang mengendalikan siklus gerakan
dari mesin. Pada bagian ini terdiri dari bagian-bagian otomasi
sistem, dengan kontrol utama menggunakan PLC.
Programable Logic Control (PLC)
Pada perancangan ini menggunakan PLC Omron dengan type
CP1L-L20DR-A
Pada perancangan mesin ini PLC berfunsi:

•PLC berfungsi sebagai rangkaian pengendali,


maksudnya pengendali di sini, PLC
mampu difungsikan hingga mengendalikan motor,
melakukan proses penghitungan aritmatika hingga
menyimpan data settingan.

•PLC berfungsi sebagai penyederhanaan rangkaian


instalasi listrik ataupun elektro-pneumatik dan
ditambah oleh fungsi-fungsi tertentu. Di sini PLC
dapat dikatakan sebagai alat yang dapat
menghemat penggunaan relay, counter dan timer.
Wiring
Untuk menghubungkan antar bagian dari sistem yang dirancang
dan menghubungkan komponen-komponen elektriknya dengan
PLC menggunakan wiring diagram. Wiring diagram ini dibuat untuk
memudahkan merangkai komponen-komponen tersebut dan
memudahkan dalam menganalisa pada saat terjadi masalah pada
mesin.
Alamat I/O di PLC
Untuk menghubungkan antar bagian dari sistem yang dirancang
dan menghubungkan komponen-komponen elektriknya dengan
PLC dipasangkan di alamat yang sudah terdapat di PLC yaitu
Alamat Input dan Alamat Output
No Nama Komponen Jenis Sinyal Alamat Tipe
1 Selector Switch Step/Continue 00000 Input
2 Push Switch Run 00001 Input
3 Push Switch Stop 00002 Input
4 Limit Switch Safety Cover 00003 Input
5 Limit Switch Top Position 00004 Input
6 Limit Switch Sensor Cek 00005 Input
7 Photoelectric Sensor Missfeed 00006 Input
8 Photoelectric Sensor Trouble Product 00007 Input
9 Relay Clutch Brake 10000 Output
10 Relay Counter 10001 Output
11 Power Lamp Power Lamp Run 10002 Output
12 Power Lamp Power Lamp Stop 10003 Output
13 Power Lamp Pewer Lamp Missfeed 10004 Output
Ledder diagram
Dalam perancangan ini penulis menggunakan ledder diagram untuk
memprogram PLC. Ledder diagram lengkap untuk sistem yang
dirancang terlampir pada lampiran.
Sensor
Limit Switch
Limit Switch pada perancangan ini digunakan
sebagai sensor Titik Mati Atas (TMA) dari gerakan
eccentric dan sebagai safety cover.

Photoelectric
Sensor
Photoelectric sensor di sini digunakan sebagai
sensor missfeed yang mendeteksi produk yang
tersangkut pada saat proses transfer.

Amplifier Photoelectric Sensor

Amplifier Photoelectric sensor di sini digunakan


sebagai penguat sinyal .
Clutch and Brake Motor

Adalah sebagai penggerak pada mesin


pemotong konektor dalam perancangan ini.
Pada motor listrik ini energi listri dirubah
menjadi energi putar yang menggerakkan roda
eccentrix jig

Gearhead
digunakan untuk mereduksi putaran motor
Cover Mesin
Cover mesin ini berfungsi Untuk melindungi operator yang
mengoperasikan mesin pemotong konektor dari bahaya terjepit
mesin.
Pada cover ini juga dipasang safety cover yang berfungsi jika
cover ini terbuka maka mesin tidak akan bisa bergerak

Control Panel

Safety Cover

Cover Mesin
Mesin Pemotong Konektor

Berikut ini adalah bentuk dan bagian-bagian dari mesin


pemotong konektor

Keterangan gambar:
1 1. Control Panel
2. Amplifier Limit switch
3. Safety Cover
6
2
4. Photoelectric sensor
7
5. Eccentric jig
3 6. Limit Switch
7. Cover mesin
4 8
8. Dies set Pemotong
5 konektor
Cara Kerja Mesin Pemotong Konektor
Kondisi Awal:
a. Power di posisi ON
b. Motor utama berputar
c. Posisi slider excentric di TMA
d. Kondisi sensor product dalam keadaan ON (Aktif)
e. Posisi safety cover dalam keadaan tertutup
Kondisi Kerja
Proses Kerja Step
a. Jika kondisi awal sudah terpenuhi
b. Tombol RUN ditekan secara langkah per langkah (STEP)
c. Rangkaian PLC akan mengaktifkan clutch (kopling) dan mematikan Brake
(rem) pada motor utama, sehingga putaran motor akan tersalurkan
melalui kopling ke eccentrix jig melalui V belt sehingga eccentrix jig dapat
bergerak.
d. Motor berputar menggerakkan eccentrix jig secara langkah per
langkah selama tombol RUN ditekan STEP maka gerakan akan
menyesuaikan (akan bekerja) jika tombol RUN ditekan
e. MOVING akan turun meninggalkan TMA (Titik Mati Atas) menuju
ke TMB (Titik Mati Bawah), setelah putaran mencapai sudut 150
derajad MOVING akan menekan limit swicth check.
f. Limit switch check berfungsi menghentikan gerakan MOVING
untuk memotong (sampai ke TMB) jika sensor missfeed aktif
(mendeteksi produk tidak pas di posisinya, dimana produk harus
berada saat akan dipotong)
g. Jika sensor missfeed tidak mendeteksi produk yang tidak tepat,
maka MOVING akan terus bergerak menuju TMB dan Produk akan
terpotong oleh punch dan dies yang berada di MOVING.
h. Setelah produk terpotong maka MOVING akan kembali ke posisi
TMA.
i. Pada pergerakan MOVING menuju TMA di posisi sudut putaran
250 derajad, akan menggerakkan carrier pedorong untuk
menggerakkan produk maju ke posisi produk akan dipotong
(untuk produk selanjutnya)
j. Setelah MOVING mencapai posisi TMA maka limit switch TMA
akan tertekan dan putaran akan berhenti (satu siklus)
k. Setelah mencapai TMA mesin berada pada kondisi awal.

Proses Kerja Continue


a. Jika kondisi awal sudah terpenuhi
b. Pastikan Selection Switch diposisi continue
c. Tombol RUN ditekan dan dilepas kembali
d. Rangkaian PLC akan mengaktifkan clutch (kopling) dan
mematikan brake (rem) pada motor utama, sehingga putaran
motor akan tersalurkan melalui kopling ke eccentrix jig melalui V
belt sehingga eccentrix jig dapat bergerak
e. Posisi MOVING akan bergerak memotong produk seperti proses
kerja step dan jika setelah sampai TMA proses akan terus kembali
berulang memotong produk secara berkelanjutan.
f. Proses akan berhenti jika sensor missfeed mendeteksi produk
tidak pada posisinya, safety cover dibuka saat proses berjalan.
g. Proses akan berhenti jika tombol STOP ditekan dan posisi
MOVING akan kembali ke posisi TMA.
Penggunaan Mesin Pemotong Konektor
Dengan adanya mesin pemotong konektor ini diharapkan dapat
mengatasi kendala dan masalah yang ditimbulkan oleh metode
pemotongan konektor sebelumnya yang hanya menggunakan gunting
ataupun jig.
Masalah – masalah yang sering terjadi pada pemotongan konektor
Secara manual dengan menggunakan gunting:
a. Kualitas produk yang tidak seragam
b. Kecepatan produksi yang sangat lambat, karena hanya
menggunakan tenaga manusia
c. Kecepatan produksi harus menyesuaikan dengan kondisi opertor
d. Banyak potensi terjadinya kecelaan kerja
Keuntungan Mesin Pemotong Konektor:

a. Mempunyai kecepatan yang konstan atau tetap


b. Kualitas produk dapat dikontrol dengan mudah
c. Kecepatan produksi dapat diatur sesuai dengan target produksi
yang sudah ditentukan
d. Dapat mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja yang
diakibatkan oleh kesalahan opertor pada saat bekerja.
Mesin Pemotong Konektor
Landasan Teori
A. Mesin Pemotong Konektor
Konektor merupakan salah satu komponen elektronik yang sangat
penting, yang berfungsi untuk menghubungkan antara 1 perangkat
dengan perangkat lainnya. Konektor terdiri dari 2 bagian utama, yaitu
housing dan Contact.

Contact
Housing

Housing merupakan salah satu produk yang dihasilkan dengan


menggunakan molding proses. Sedangkan contact adalah produk yang
dihasilkan oleh stamping proses yang masih dalam bentuk gulungan.
Untuk memotong contact dari gulungannya memerlukan sebuah alat
baik secara tradisional ataupun menggunakan sebuah mesin.
Gaya Potong

Gaya potong merupakan hal yang paling berpengaruh dalam sebuah


perancangan sebuah alat potong. Dari perhitungan gaya potong ini
seorang perancang dapat menentukan material apa yang harus
digunakan sebagai alat potongnya.

Untuk menghitung gaya potong menggunakan rumus:


Fs = 0,8 x U x s x t
Keterangan :
Fs = Gaya potong [N]
U = Keliling potong [mm]
s = Tebal pelat [mm]
t = Tegangan tarik maksimum pelat yang dipotong [N/mm2]
0,8 = Angka keamanan
Programable Logic Control (PLC)
Bagian-bagian dasar PLC

PLC terdiri dari beberapa bagian dasar, antara lain:


• CPU
• Memory
• Input/Output
• Power Suply
• Programing divice
Prinsip Kerja PLC

Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan


proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi
logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program
yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran
untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
Keuntungan Pemakaian PLC dalam sistem otomatisasi

• Implementasi proyek lebih singkat


• Modifikasi lebih mudah tanpa tambahan biaya
• Biaya proyek dapat dikalkulasi
• Desain dapat diubah dengan mudah melalui software
• Perawatan mudah
Indikator input dan output mempercepat dan mempermudah proses
troubleshooting
• Kontrol hardware-nya standard
• Mampu bekerja pada lingkungan yang sulit
Beroperasi secara normal dalam kondisi temperatur, humidity,
fliktuasi tegangan, dan noise yang berat. PLC mempunyai
kehandalan tinggi dibandingkan sistem konvensional.
Ladder Diagram

Ladder Diagram adalah metoda pemrograman yang umum


digunakan pada PLC. Ladder Diagram merupakan tiruan dari logika
yang diaplikasikan langsung oleh relay.
Berikut ini adalah operasi-operasi dasar ladder diagram:
OR
LD & LD Not

Operasi OR adalah menghubungkan 2


kontak ladder atau lebih secara paralel (OR)
AND

Operasi AND adalah menghubungkan 2


kontak ladder atau lebih secara seri
(AND)
Sensor
Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-
gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti
energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan
sebagainya.
Klasifikasi Sensor
Sensor Thermal (Panas)
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
gejala perubahan panas/temperatur/suhu pada suatu dimensi benda
atau dimensi ruang tertentu.
Sensor Mekanis
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak
mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus
dan melingkar, tekanan, aliran, level dan sebagainya.
Sensor Optik (Cahaya)
Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan
cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya
yang mengernai benda atau ruangan.
Limit Switch
Limit switch merupakan sebuah sensor yang pangaktuasiannya
dilakukan oleh mesin itu sendiri dalam siklus otomasi.
Limit switch atau sakelar pembatas ini dipakai sebagai indikasi
dalam kontrol otomasi yang menyatakan bahwa posisi ini
merupakan posisi akhir.

Photoelectric Sensor

Photoelectric sensor adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk


mendeteksi posisi sebuah obyek. Sensor ini terdiri dari sebuah
transmitter yang berfungsi memancarkan cahaya dan sebuah
receiver yang berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang
dipancarkan.

Berikut ini merupakan jenis Photoelectric sensor


Direct Reflection (Pemantulan Langsung)
Transmitter dan receiver ditempatkan bersama-sama dan
menggunakan cahaya yang dipantulkan langsung dari objek untuk
melakukan deteksi. 

Through Beam
Transmitter dan receiver ditempatkan secara terpisah dan deteksi
objek terjadi ketika objek memotong sinar antara transmitter dan
receiver sehingga receiver kehilangan cahaya sesaat.
Mesin Pemotong Konektor
Pengujian Mesin Pemotong Konektor
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan ukuran produk yang
dihasilkan oleh mesin yang dirancang dengan produk yang dihasilkan
dengan metode pemotongan yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu
pemotongan konektor dengan menggunakan gunting dan pemotongan
konektor dengan menggunakan jig pemotong konektor.

Pengujian dilakukan dengan


mengukur panjang potongan
produk
Pengujian Pemotongan Konektor dengan menggunakan gunting
No. Ukuran yang Ukuran Ukuran Ukuran yang keterangan
Sample diinginkan maksimum minimum dihasilkan
(mm) (mm) (mm) (mm)
1 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.12 G
2 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 10.95 NG
3 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.83 NG
4 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.80 NG
5 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.28 G
6 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.31 NG
7 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.91 NG
8 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.26 G
9 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.10 G
10 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.85 NG

Hasil pengujian di atas menunjukkan ukuran panjang minimal yang diperoleh yaitu
11.10 mm dan ukuran panjang maksimal 11.95 mm, sedangkan ukuran panjang yang
harus dicapai adalah 11.20mm dengan toleransi ±0.1 mm.
Pemotongan dengan menggunakan gunting ini selain ukuran produk yang dihasilkan
tidak stabil juga mempunyai kelemahan lain, yaitu: keselamatan tangan operator atau
pekerja rawan terpotong oleh gunting yang digunakan dan tersayat oleh scrap atau
produk yang dihasilkan. Kecepatan pemotongan pada pengujian ini sangat rendah
dan juga sangat tergantung dari ketelitian operator yang melakukannya.
Pengujian Pemotongan Konektor dengan menggunakan jig
Pengujian ini sudah menggunakan dies
set yang berfungsi untuk memotong
konektor, sedangkan untuk penggeraknya
masih menggunakan eccentric jig yang
digerakkan oleh tangan.

No. Ukuran yang Ukuran Ukuran Ukuran yang keterangan


Pemotongan
Sample diinginkan maksimum minimum dihasilkan menggunakan jig ini
(mm) (mm) (mm) (mm) masih memiliki beberapa
1 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.23 G kelemahan, antara lain:
masih berpotensi terjadi
2 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.25 G
kecelakaan kerja yang
3 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.20 G berupa tangan operator
4 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.26 G yang terjepit pada bagian
5 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.23 G dies set, dan juga
kecepatan pemotongan
6 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.28 G
masih sangat tergantung
7 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.26 G oleh kecepatan tangan
8 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.24 G operator yang
9 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.28 G mengoperasikannya.
10 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.26 G
Pengujian Mesin Pemotong Konektor

• Mesin ini dibuat dengan harapan dapat menutupi kelemahan-


kelemahan yang ada pada proses pemotongan konektor yang
dilakukan sebelum adanya mesin ini. Mesin ini diharapkan dapat
menghasilkan produk dengan ukuran yang sesuai dengan spek yang
ditentukan.
• Mesin ini menggunakan motor listrik sebagai sumber penggeraknya,
sehingga diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi dari
sebelumnya yang hanya bergantung pada tenaga operator saja.
Mesin ini juga dilengkapi dengan safety cover yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada operator.
No. Ukuran yang Ukuran Ukuran Ukuran yang keterangan
Sample diinginkan maksimum minimum dihasilkan
(mm) (mm) (mm) (mm)
1 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.21 G
2 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.20 G
3 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.23 G
4 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.22 G
5 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.21 G
6 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.22 G
7 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.23 G
8 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11. 24 G
9 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.20 G
10 11.20 ± 0.1 11.30 11.10 11.21 G

• Dari hasil ini dapat diketahui bahwa produk yang dihasilkan dari
menin ini mempunyai ukuran yang stabil serta mempunyai
penimpangan yang lebih sedikit dari ukuran yang dikehendaki
• Dari pengujian ini diketahui juga kecepatan pemotongnya konstan.
Dari pengujian yang dilakukan selama 1 jam dihasilkan produk
sebanyak 3600 pcs. Dengan demikian kecepatan pemotongan yang
dapat dicapai mesin ini mencapai 60 produk per menit.
Analisa Hasil Pengujian
a. Ukuran panjang maksimum yang didapat tapi masih dalam batas OK
adalah 11.28 mm, masih berada di bawah ukuran maksimumnya 11.30
mm.
b. Ukuran panjang minimum yang didapat tapi masih dalam batas OK
adalah 11.20 mm, masih berada di atas ukuran minimumnya 11.10 mm.
c. Untuk memperoleh ukuran panjang yang stabil dibutuhkan alat bantu
dalam proses pemotongan konektor baik yang secara mekanik (dengan
menggunakan jig) maupun secara otomasi (menggunakan masin).
d. Kecepatan pemotongan konektor dengan menggunakan jig tergantung
dari kecepatan opertaor memutar eccentric jig, sehingga kecepatannya
tidak konstan, sehingga kapasitas produksi sulit ditentukan. Sedangkan
pemotongan konektor dengan menggunakan mesin mempunyai
kecepatan pemotongan yang stabil, sehingga kapasitas produksi mudah
ditentukan.
e. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja diperlukan
sebuah mesin yang mempunyai savety cover yang akan mematikan
mesin jika dibuka dan mesin tidak akan bisa dihidupkan jika savety cover
ini masih dalam keadaan terbuka.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai