Anda di halaman 1dari 18

PT 09 K3 dan H

JAMINAN SOSIAL BAGI


KARYAWAN
• Tiu: TIU:Memberikan pemahaman dan
kesadaran tentang kesehatan dan keselamatan
kerja pada bidang peraturan, pengawasan dan
perlindungan bagi tenaga kerja serta hala-hal
yang berkaitan dengan hukum perburuhan
secara umum.
• TIK: memahami peraturan yang mengatur
tentang jaminan sosial bagi karyawan
1. Pengertian dan Dasar Hukum
• Jaminan sosial menurut Undang-undang Nomor
3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial ketenaga
kerja (UU jamsostek) adalah suatu perlindungan
bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa
uang sebagai pengganti dari penghasilan yang
hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai
akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit,
hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.
Secara ringkasnya yaitu:
• Memberikan jaminan atau santunan kepada
pekerja yang mengalami kejadian yang di
inginkan/tidak diinginkan guna kelangsungan
hidup.
Atau
• Jaminan SOSIAL : salah satu bentuk
perlindungan untuk menjamin seluruh rakyat
agar dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidupnya yang layak.
• Kecelakaan kerja maupun PAK merupakan
resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang
melakukan pekerjaan.

• Sehingga perlu adanya jaminan kecelakaan


kerja
Jaminan kecelakaan kerja meliputi:
a. Biaya pengankutan;
b. Biaya pemeriksaan, pengobatan atau perawatan;
c. Biaya rehabilitasi;
d. Santunan berupa uang yang meliputi:
• Santunan sementara tidak mampu bekerja
• Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya;
• Santunan cacat total unutk selam-lamanya baik fisik
maupun mental;
• Santunan kematian.
Kewajiban Pengusaha melaporkan
Apabila terjadi kecelakaan kerja yang menimpa
tenaga kerja kepada DEPNAKER dan Badan
penyelenggara Jamsoste.

Pelaporan tidak boleh lebih dari 2 x 24 Jam.


2. Kewajiban Perusahaan tdp Karyawan

1. Pengusaha wajib mengurus hak tenaga kerja


yang tertimpa kecelakaan kerja kepada
Jamsostek dan menerima hak-haknya;
2. Pengusah wajib mengadakan pemeliharaan
kesehatan tenaga kerja yang meliputi:
1. Upaya peningktan kesehatan
2. Tindakan pencegahan
3. Upaya penyembuhan dan pemulihan
Jamsostek meliputi:
1. Rawat jalan tingkat pertama
2. Rawat jalan tingkat lanjutan
3. Rawat inap
4. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan
persalinan
5. Penunjang doagnostik
6. Pelayanan khusus
7. Pelayanan gawat darurat
Jenis jaminan Sosial menurut UU SJSN
(Sistem Jaminan Sosial Nasional)
Meliputi:
1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan hari tua
4. Jaminan pensiun
5. Jaminan kematian
Jaminan penayakit akibat kerja (PAK) atau
kecelakaan kerja
Yang menjadi hak tenaga kerja dan harus
diterima yaitu:
1. Biaya pengangkutan
2. Biaya pemeriksaan/pengobatan/perawatan;
3. Biaya rehabilitasi
4. Santunan berupa uang meliputi:
a. Santunan sementara tidak mampu kerja;
b. Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya;
c. Santunan cacat total untuk selam-lamanya baik
fisik maupun mental
d. Santunan kematian.
Sanksi Hukum
• Tidak melaporkan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
adalah pelanggaran dan beresiko diancam
sanksi yang cukup berat, dengan hukuman
kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau
denda sebesar Rp.50.000.000.
PENILAIAN CACAT ATAU SANTUNAN YANG
DITERIMA :
• UU nomor 3 Tahun 1992, tentang jaminan
sosial tenaga kerja- (UU jamsostek)
• MENURUT PP.RI nomor 14 Tahun 1993,
tentang penyelenggaran JAMSOSTEK, (pada
lampiran PP no.14 Th 1993)
Kriteria santunan
• Jika penyakit akibat kerja menyebabkan cacat
anatomis, maka harus ditetapkan cacat
anatomisnya;
• Definisi CACAT akibat PAK yaitu keadaan
hilangnya atau berkurangnya fungsi anggota
badan karene kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja yang secar langsung atau tidak
langsung mengakibatkan hilang atau
berkurangnya kemampuan untuk menjalankan
pekerjaan
• Pendekatan analogis dapat digunakan macam cacat
tetap sebagian tubuh dan nilai cacatnya sbb
: MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN NILA DALAM
% X UPAH

KULIT MUKA DAN LEHER 3 - 30


RAHANG 10 - 30
TRAKEA 10 - 30
ESOFAGUS 10 - 30
TANGAN KIRI ATAU KANAN- KEDUA DUANYA 30 - 40
KEDUA BELAH KAKI 70
KEDUA MATA CACAT/BUTA 70
HILANGNYA KEMAMPUAN KERJA MENTAL (CACAT FUNGSI) 70
Pendengaran kedua telinga 40
Hilangnya kemampuan fisik (cacat fungsi) 50 - 70

Sumber: PP.RI. No. 14 Tahun 1993-lampiran

Anda mungkin juga menyukai