Anda di halaman 1dari 12

Bentuk Negara, Pemerintahan,

Dan Sistem Pemerintahan


HTN
Pertemuan 9 & 10
Bentuk Negara
• Bentuk Negara berbicara mengenai system pemencaran kekuasaan
negara (spreading van machten).
• Bentuk Negara, terdiri atas 2 jenis:
• Negara Kesatuan
• Negara Federal
• Negara konfederasi
Perbedaan Negara Kesatuan dan Federal

Negara Kesatuan Negera Federal


1. Negara terbagi atas daerah-daerah 1. Negaraterdiri atas negara-negara
provinsi bagian
2. Terdapat pembagian urusan melalui 2. Terdapat pembagian kekuasaan secara
sistem sentralistik atau desentralisasi vertikal (negara federal-negara bagian)
(sebagaian urusan diserahkan kepada
daerah) 3. Pemencaran kekuasaan ke negara
bagian meliputi seluruh cabang
3. Pemencaran kekuasaan hanya dilakukan kekuasaan (eksekutif, legislatif, dan
pada cabang kekuasaan eksekutif. yudikatif).
4. Dasar Hukum pemencaran kekuasaan
4. Dasar Hukum pemencaran diatur
umumnya melalui UU.
melalui konstitusi/UUD.
Bentuk Pemerintahan
• Bentuk Pemerintahan berbicara mengenai dimana kekuasaan diletakan.
• Bentuk Pemerintahan terdiri atas 2 jenis:
• Monarki/kerajaan. Kedaulatan berada di tangan raja/ratu, dan diwariskan
secara turun temurun/berdasarkan garis keturunan.  Corak monarki:
1)Absolut; dan 2) Konstitusional. (Contoh: inggris (monarki konstitusional)).
• Republik (Res Publicae). Kedaulatan berada di tangan rakyat. Kepemimpinan
negara bergantian secara demokratis  Republik berarti pemerintahan demi
kepentingan rakyat.
• Bentuk pemerintahan suatu negara dapat diamati dari bagaimana
peralihan kekuasaan secara nyata terjadi di dalam suatu negara (Tidak
cukup dari pernyataan konstitusional semata. Contoh: Korea Utara)
Ambivalensi Bentuk Pemerintahan di Korea
Utara

1. Kim Il Sung
2. Kim Jong Il
3. Kim Jong Un

Secara factual, peralihan kekuasaan dilakukan


berdasarkan garis keturunan.
Republik Korea Utara adalah Monarki
Bentuk Pemerintahan di Indonesia
Sistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan berbicara mengenai relasi antara eksekutif dan legislative:
Apabila Eksekutif bertanggung jawab kepada legislative  Parlementer
Apabila Eksekutif tidak bertanggung jawab kepada legislative  Presidensil

Parlementer Presidensil
1. Terdapat pemisahan antara kepala negara (head of state), 1. Tidak terdapat pemisahan antara Kepala Negara
dan kepala pemerintahan (chief of executive). Raja dan kepala pemerintahan (single executive).
(kepala negara) dan Perdana Menteri (kepala
pemerintahan). 2. Legislatif dan eksekutif merupakan kekuasaan
2. Terdapat Fusi Pemerintahan, dimana legislative dan yang terpisah. (Presiden tidak bertanggungjawab
eksekutif tidak terpisah (Seluruh anggota cabinet adalah kepada legislative)
anggota parlemen).  Eksekutif adalah Cabinet yang 3. Menteri-Menteri diangkat dan bertanggungjawab
dipimpin oleh Perdana Menteri (primus inter parest).
kepada presiden Kabinet ahli/Zaken Cabinet
3. Menteri-Menteri bertanggung jawab kepada parlemen
secara Bersama-sama (Cabinet), maupun secara
(all responsibilities upon the president)
individual. 4. Pemerintahan tidak dapat dijatuhkan, kecuali
4. Pemerintahan dapat djatuhkan sewaktu-waktu melalui akibat pelanggaran hukum (fixed term)
mosi tidak percaya (No-confidence vote)
5. Eksekutif tidak dapat membubarkan legislative. 
5. Kepala pemerintahan dapat meminta kepala negara untuk
membubarkan parlemen dan melakukan Pemilu (Double
Tidak terdapat deadlock mechanism dan
dissolution).  deadlock mechanism berpotensi melahirkan dual legitimacy.
Sistem Pemerintahan Campuran
• Di dalam system campuran, terdapat ciri parlementer dan presidensil
sekaligus.
• Penamaan system ini beragam, missal: Hybrid system, quasi
parlementer, quasi presidentil (tergantung ciri mana yang lebih
menonjol).
• Contoh ciri system pemerintahan campuran:
• Terdapat pemisahan antara kepala negara (head of state) dan kepala
pemerintahan (chief of executive), dengan kewenangan yang hamper simetris
(kepala negara tidak berfungsi sekedar symbol, tetapi memiliki fungsi praktis).
Sistem Pemerintahan di Indonesia Berdasarkan UUD 1945
1. Pasal 4 secara eksplisit menyebutkan bahwa Presiden
merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan (chief of
executive).
2. Fungsi presiden sebagai kepala negara tidak disebutkan
secara eksplisit, namun tercermin di dalam Pasal-pasal
mengenai pardoning power (grasi, amnesti, abolisi)/Pasal 14,
dan kewenangan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas
Angkatan darat, laut dan udara/Pasal 10.  Di Inggris
kewenangan ini melakat pada Raja/Ratu
3. Pasal 6A mengatur presiden dipilih secara langsung oleh
rakyat, sehingga tidak bertanggung jawab kepada legislative.
(mekanisme pengisian jabatan berkorelasi dengan
mekanisme pertanggungjawaban)
4. Pasal 7 merupakan pengaturan masa jabatan yang bersifat
fixed term, kecuali terdapat pelanggaran sebagaimana
dimaksud pasal 7A
5. Pasal 7C, mengatur presiden tidak dapat membubarkan DPR,
mencirikan pemisahan kekuasaan.
Aspek Penting Sistem Presidensil
1. Leadership;
2. Constitutional Support;
3. Political Support.

Ketiadaan ketiga aspek di atas, akan mengganggu governability Presiden.


Contoh:
4. Ketiadaan constitutional support dan political support mengakibatkan Gus
Dur diberhentikan;
5. Ketiadaan political support mengakibatkan pemerintahan SBY tidak efektif
karena diganggu Hak Angket (Misal: Hak angket Bank Century)
Corak Pemerintahan
1. Liberal Demokrasi
2. Iliberal demokrasi  Semi Otoriter
3. Authoritarian
Sampai Jumpa di Pertemuan
Berikutnya

Anda mungkin juga menyukai