KESEHATAN PERSEORANGAN
(UKP), LABORATORIUM DAN
KEFARMASIAN
BAB III
STANDAR 3.6
Kriteria 3.6.1
Pemulangan dan tindak lanjut pasien yang bertujuan untuk
kelangsungan layanan dipandu oleh prosedur baku.
Pokok Pikiran
Telaah
catatan dalam resume medis
yang diberikan kepada pasien
didalam rekam medis (D)
PELAYANAN RUJUKAN
Kriteria 3.7.1
Pelaksanaan pelayanan rujukan dilakukan sesuai dengan ketentuan
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pokok Pikiran
a. Jika kebutuhan pasien akan pelayanan tidak dapat dipenuhi oleh
Puskesmas, pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu
menyediakan pelayanan berdasarkan kebutuhan pasien, baik ke FKTRL
Puskesmas lain, perawatan rumahan (home care), dan paliatif.
j. Pada saat serah terima di tempat rujukan, petugas
yang mendampingi pasien memberikan informasi
secara lengkap (SBAR) tentang kondisi pasien b. Untuk memastikan kontinuitas pelayanan, informasi
kepada petugas penerima transfer pasien. tentang kondisi pasien dituangkan dalam surat
pengantar rujukan yang meliputi kondisi klinis pasien,
prosedur, dan pemeriksaan yang telah dilakukan dan
i. Selama proses rujukan pasien secara langsung, kebutuhan pasien lebih lanjut.
pemberi asuhan yang kompeten terus memantau
kondisi pasien dan fasilitas kesehatan penerima c. Proses rujukan harus diatur dengan
rujukan menerima resume tertulis mengenai kondisi kebijakan dan prosedur, termasuk alternatif
klinis pasien dan tindakan yang telah dilakukan. rujukan sehingga pasien dijamin dalam
KRITERIA memperoleh pelayanan yang dibutuhkan di
h. Dilakukan identifikasi kebutuhan dan pilihan tempat rujukan pada saat yang tepat.
pasien (misalnya kebutuhan transportasi, petugas 3.7.1
kompeten yang mendampingi, sarana medis, dan
d. Komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang lebih
keluarga yang menemani, termasuk pilihan fasilitas
mampu dilakukan untuk memastikan kemampuan dan
kesehatan rujukan) selama proses rujukan.
ketersediaan pelayanan di FKRTL.
Surat Persetujuan
3.7.1.1
rujukan/ (D)
Pasien/keluarga pasien
Catatan : Jika
ada kasus rujukan (W)
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN
3.7.1.2
Bukti komunikasi efektif (SBAR dan TBAK)
dengan fasilitas kesehatan rujukan (D)
PELAYANAN RUJUKAN
Kriteria 3.7.2
Dilakukan tindak lanjut terhadap rujukan balik dari FKRTL.
Pokok Pikiran
b. Jika Puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari fasilitas kesehatan
rujukan tingkat lanjut atau fasilitas kesehatan lain, tindak lanjut dilakukan sesuai
prosedur yang berlaku melalui proses kajian dengan memperhatikan rekomendasi
umpan balik rujukan.
ELEMEN PENILAIAN
3.7.2.1 SK tentang rujuk balik (R)
Pengamatan surveyor
terhadap pelaksanaan
pengkajian ulang kondisi pasien
program rujuk balik (O)
RDOWS
RDOWS
RDOWS
RDOWS
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN
3.7.2.2
Telaah rekam medis/CPPT tentang
tindak lanjut rekomendasi umpan
balik rujukan (D)
Kriteria 3.8.1
Tata kelola penyelenggaraan rekam medis dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pokok Pikiran
a. Rekam medis merupakan sumber informasi utama mengenai proses
asuhan dan perkembangan pasien sehingga menjadi media komunikasi
yang penting. Agar informasi ini berguna dan mendukung asuhan pasien
h. Rekam medis diisi oleh setiap dokter, dokter gigi, dan/atau secara berkelanjutan, rekam medis harus tersedia selama asuhan pasien dan
tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan setiap saat dibutuhkan serta dijaga untuk selalu mencatat perkembangan
perseorangan. terkini dari kondisi pasien.
g. Jika dijumpai adanya riwayat alergi obat, riwayat b. Rekam medis sesuai dengan ketentuan
alergi tersebut harus didokumentasikan sebagai peraturan perundang-undangan dapat
informasi klinis dalam rekam medis. berbentuk manual atau elektronik. Rekam
medis adalah berkas yang berisikan catatan
f. Efek obat, efek samping obat, dan kejadian dan dokumen tentang identitas pasien,
alergi didokumentasikan dalam rekam medis. pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada
e. Penyelenggaraan rekam medis dilakukan
pasien. Rekam medis harus dibuat secara
secara berurutan dari sejak pasien masuk sampai KRITERIA tertulis, lengkap, dan jelas atau secara
pasien pulang, dirujuk, atau meninggal yang
meliputi kegiatan : 3.8.1 elektronik.
1. registrasi pasien;
c. Perlu dilakukan standarisasi (1) kode diagnosis, (2)
2. pendistribusian rekam medis;
kode prosedur/tindakan, dan (3) simbol dan singkatan
3. isi rekam medis dan pengisian informasi
yang digunakan dan tidak boleh digunakan, kemudian
klinis; .
pelaksanaannya dipantau untuk mencegah kesalahan
4. pengolahan data dan pengkodean;
komunikasi dan pemberian asuhan pasien serta untuk
5. klaim pembiayaan;
dapat mendukung pengumpulan dan analisis data.
6. penyimpanan rekam medis;
Standarisasi tersebut harus konsisten dengan standar
7. penjaminan mutu;
yang berlaku sesuai ketentuan.
8. pelepasan informasi kesehatan; dan
9. pemusnahan rekam medis.
d. Dokter, perawat, bidan, dan petugas pemberi asuhan
yang lain bersama- sama menyepakati isi rekam medis
sesuai dengan kebutuhan informasi yang perlu ada
dalam pelaksanaan asuhan pasien.
Pokok Pikiran
i. Apabila terdapat lebih dari satu tenaga dokter, dokter gigi, dan/atau
tenaga kesehatan dalam satu fasilitas kesehatan, rekam medis dibuat
secara terintegrasi.
Kriteria 3.9.1
Pelayanan laboratorium dikelola sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan.
Pokok Pikiran
p. Ada prosedur rujukan spesimen dan pasien, jika a. Puskesmas menetapkan jenis pelayanan laboratorium yang tersedia di
pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan di Puskesmas.
Puskesmas..
0Jika pemeriksaan dilaksanakan oleh b. Pemeriksaan berisiko tinggi adalah
laboratorium luar, laporan hasil pemeriksaan pemeriksaan terhadap spesimen yang berisiko
harus dilengkapi dengan rentang nilai. . infeksi pada petugas
n. Nilai normal dan rentang nilai rujukan c. Puskesmas perlu melakukan analisis
harus tercantum dalam catatan klinis. situasi data kinerja, termasuk hasil
pelaksanaan PIS PK.
m. perlu ditetapkan rentang nilai normal d. Regulasi pelayanan laboratorium perlu
dan rentang nilai rujukan untuk setiap disusun sebagai acuan yang meliputi
pemeriksaan yang dilaksanakan.. KRITERIA kebijakan dan pedoman serta prosedur
1.1.1 pelayanan laboratorium
l. SK dan SOP Pelabelan untuk reagensia dan
e. perlu dilakukan upaya pemantapan mutu
larutan.
internal dan pemantapan mutu eksternal di
k. Evaluasi periodik dilakukan terhadap . Puskesmas.
ketersediaan dan penyimpanan semua
reagensia. f. Puskesmas wajib mengikuti pemantapan mutu
j. Identifikasi dan tetapkan reagensia dan abhan2 yg eskternal (PME) secara periodik.
sll hrs ada.
gJika pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan oleh
i. Hasil pemeriksaan yang segera diberikan perhatian Puskesmas karena keterbatasan kemampuan, dapat dilakukan
khussu. rujukan pemeriksaan laboratorium dengan prosedur yang jelas..
h. Tetapkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaporkan hasil test laborat
ELEMEN PENILAIAN
3.9.1.1 SK jenis pelayanan
laboratorium (R)
Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai Bukti penyimpanan dan pelabelan reagensia sesuai dengan regulasi (check
dengan jenis pelayanan yang ditetapkan, pelabelan, dan list), (D)
penyimpanannya, termasuk proses untuk menyatakan
jika reagen tidak tersedia (R, D, W) bukti perhitungan kebutuhan reagensia termasuk buffer stock, (D)
Petugas Laboratorium
Petugas Laboratorium
Pemantapan mutu internal dan pemantapan Bukti pelaksanaan PMI dan PME (D)
mutu eksternal dilakukan terhadap
pelayanan laboratorium sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan Bukti pelaksanaan perbaikan bila terjadi penyimpangan (D)
dan dilakukan perbaikan jika terjadi
penyimpangan (R, D, O, W)
Pengamatan surveyor tentang pelaksanaan PMI dan bukti dilakukan PME
(O)
Petugas Laboratorium
Kriteria 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan.
Pokok Pikiran
a) jenis dan jumlah obat serta bahan medis habis pakai (BMHP) harus
k.. Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
mengandung risiko yang meningkat bila ada salah
penggunaan dan dapat menimbulkan kerugian besar b) Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis
pada pasien. habis pakai terdiri atas : perencanaan kebutuhan,
permintaan, penerimaan, penyimpanan,
j. Puskesmas rawat inap, penggunaan obat oleh pendistribusian, pengendalian, pencatatan
pasien/pengobatan sendiri, baik yang dibawa ke pelaporan dan pengarsipan dan pemantauan dan
Puskesmas, yang diresepkan, maupun yang evaluasi pengelolaan
dipesan di Puskesmas, diketahui dan dicatat
dalam rekam medis c. Pelayanan farmasi tdr dr kajian resep,
serah obat PIO konseling, visit , rekonsiliasi,
i. harus juga dilakukan kajian benar yang KRITERIA PTO & evaluasi penggunaan obat.
meliputi ketepatan identitas pasien, 1.1.1 d. Penarikan obat kedaluwarsa (out of date),
ketepatan obat, ketepatan dosis, ketepatan rusak, atau obat substitusi dari peredaran
rute pemberian, dan ketepatan waktu dikelola sesuai dengan kebijakan dan
pemberian.. prosedur.
.
h. Peresepan dilakukan oleh tenaga medis. e. Formularium obat harus tersedia dan
Dalam pelayanan resep, petugas farmasi wajib perlu disusun sebagai acuan dalam
melakukan pengkajian/telaah resep pemberian pelayanan
3.10.1.1
Formularium Puskesmas,
(D)
Tersedia daftar
formularium obat
puskesmas (D)
Bukti Penyusunan
Formularium Obat
RDOWS
SOP tentang pengelolaan sediaan farmasi dan bahan habis pakai (R)
3.10.1.2
LPLPO serta bukti pengawasan pengelolaan dan penggunaan obat oleh Dinas
Kesehatan, (D)
Pengamatan surveyor
terhadap pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai (O)
Petugas Farmasi
Penggalian informasi tentang farmasi dan bahan medis habis pakai (W)
RDOWS
RDOWS
RDOWS
RDOWS
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN
SOP rekonsiliasi obat (R)
3.10.1.3
SOP pelayanan farmasi klinik (R)
Petugas Farmasi
Petugas Farmasi
Penggalian informasi
tentang kajian resep dan
pemberian obat (W)
RDOWS
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN
Petugas Farmasi
Penggalian informasi
tentang pelaksanaan PIO
(W)
RDOWS
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN
SOP penyediaan obat gawat darurat. (R)
3.10.1.6
SOP pemantauan / monitoring obat gawat darurat secara berkala
(R)
Petugas farmasi