Anda di halaman 1dari 20

STAGE

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH

NAMA MAHASISWA : R Siti Iva Rifda Chomsiyah


NIM : P1337424821624
RUANG : KB-KIA
TANGGAL PRAKTIK : 11 Maret 2022
PEMBIMBING : Eva Endraningsih, A.Md.Keb
BERKAS YANG DIKUMPULKAN ; Laporan Pendahuluan
HARI TANGGAL PENYERAHAN ; 15 Maret 2022
PENERIMA ; Khobibah, S.SiT., M.Kes.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH
DI PUSKESMAS DANASARI KABUPATEN TEGAL

Untuk Memenuhi Tugas Praktik


Stage Pranikah

Oleh :

R SITI IVA RIFDA CHOMSIYAH


NIM : P1337424821624

PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan AsuhanKebidanan Pranikah telah diperiksa dan disahkan


pada tanggal 2022

Semarang , 2022

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

EVA ENDRANINGSIH, A.Md.Keb KHOBIBAH, S.SiT., M.Kes


NIP. 19781219 200801 2 008 NIP. 19640622 198409 2 001
TINJAUANTEORI

A. TinjauanTeoriMedis

1. FilosofiPernikahan
Akad/janjinikah yang diucapkan atas namaTuhan Yang
MahaEsayangmerupakanawalarikesepakatanbagicalonpengantinuntuksalingm
emberikesepakatanbagicalonpengantinuntuksalingmemberiketenangan
(sakinah) denganmengembangkanhubungan atas dasar cinta dan kasih
(mawadahwarahmah). PenyebutannamaTuhan Yang Maha Esa
dalamakad/janjipernikahanberartibahwadisampingsalingbertanggungjawabana
tarasatudengan yang lain, suamiisteri juga bertanggungjawab pada Tuhan
Yang Maha Esa atas segala yang ilakukandalamperan dan
fungsimerekasebagaisuamiisteri(Kementrian Kesehatan RI, 2015).
Menuruthukumadatsuatupernikahanmerupakanurusankerabat/
urusanmasyarakat, urusanpribadisatu sama laindalamhubungan yang berbeda-
beda, ataumerupakansalahsatu cara untukmenjalankanupacara-upacara yang
banyakcorakragamnyamenuruttradisimasing-masing. Hukum agama secara
umummenyatakanpernikahansebagaisuatuperbuatan yang suci (sakramen,
samskara) yaitusuatuperikatan antara duabelahpihakyaitupihakpria dan
pihakwanitadalammemenuhiperintah dan anjuranTuhan Yang Maha Esa, agar
kehidupankeluarga dan berumahtanggasertaberkerabat bisa
berjalandenganbaiksesuaidengananjuranagamanya, sedangkanhukum islam
menyatakanpernikahansebagaiakadataupersetujuan antara calonsuami dan
calonistrikarenanyaberlangsungmelaluiijab dan qobulatauserahterima. Apabila
akadnikahtersebuttelahdilangsungkan, makamerekatelahberjanji dan
bersediamenciptakanrumahtangga yang harmonis,
akansehidupsematidalammenjalanirumahtanggabersama-sama (Puspatasari,
2006).
2. InformasiPranikah
a. KesehatanReproduksi
Dalammelakukanperanmerekasebagaipasangan, seorangsuami dan
istriharuslahmemilikikesehatanlahir dan batin yang baik.
Salahsatuindikasibahwacalonpengantin yang
sehatadalahbahwakesehatanreproduksinyaberada pada kondisi yang baik.
Kesehatanreproduksiadalahkeadaan yang
menunjukkankondisikesehatanfisik, mental, dan
sosialseseorangdihubungkandenganfungsi dan
prosesreproduksinyatermasuk di
dalamnyatidakmemilikipenyakitataukelainan yang
mempengaruhikegiatanreproduksitersebut.
Dalamkesehatanreproduksipembagianperansosialperempuan dan
laki-lakimempunyaipengaruh besar terhadapkesehatanperempuan dan laki-
laki. Peransosiallaki-laki dan
perempuanitusemakindirasakandalamkesehatanreproduksi.
Masalahkesehatanreproduksidapatterjadisepanjangsiklushidupmanusia,
misalnyamasalahpergaulan bebas pada remaja, kehamilanremaja, aborsi
yang tidak aman, kurangnyainformasitentangkesehatanreproduksi.
Status/posisiperempuan di
masyarakatmerupakanpenyebabutamamasalahkesehatanreproduksi yang
dihadapiperempuankarenamenyebabkanperempuankehilangankendaliterha
dapkesehatan, tubuh dan fertilitasnya.
Perempuanlebih rentan dalammenghadapirisikokesehatanreproduksi,
sepertikehamilan, melahirkan, aborsi yang tidak aman, dan
pemakaianalatkontrasepsi. Karenastrukturalatreproduksinya,
perempuanlebih rentan secara sosialmaupunfisikterhadappenularan IMS,
termasuk HIV-AIDS.
Masalahkesehatanreproduksitidakterpisahkandarihubunganlaki-laki dan
perempuan. Namunketerlibatan, motivasi, sertapartisipasilaki-
lakidalamkesehatanreproduksimasihsangatkurang. Laki-laki juga
mempunyaimasalahkesehatanreproduksi, khususnya yang berkaitandengan
IMS termasuk HIV-AIDS.
Karenaitudalammenyusunstrategiuntukmemperbaikikesehatanreproduksih
arusdiperhitungkan pula kebutuhan, kepedulian, dan tanggungjawablaki-
laki. Walaupunkorbankekerasanadalahperempuan dan laki-laki,
perempuan pada dasarnyalebih rentan
terhadapkekerasanatauperlakuankasar, yang pada dasarnyabersumber pada
subordinasiperempuanterhadaplaki-lakiatauhubungangender yang
tidaksetara.
b. HakReproduksi dan Seksual
Keduacalonpengantinmempunyaikebebasan dan hak yang sama dan
secara
bertanggungjawabdalammemutuskanuntukberapajumlahanakmereka,
jarakkelahiran antara anaksatudengan yang kedua dan
seterusnyasertamenentukanwaktukelahiran dan dimana
anaktersebutdilahirkan. HakRerpoduksi dan seksualmenjaminkeselamatan
dan keamanancalonpengantin,
termasukdidalamnyamerekaharusmendapatkaninformasi yang
lengkaptentangkesehatanreproduksi dan seksual,
sertaefeksampingobatobatan, alat dan tindakanmedis yang
digunakanuntukmengatasimasalahkesehatanreproduksi.
Informasi yang diterimaharus bisa
membuatcalonpengantinmengertitentanginformasi yang
diberikansehinggadapatmembuatkeputusantanpaterpaksa. Calonpengantin
juga berhakuntukmemperolehpelayanan KB yang aman, efektif,
terjangkau, dapatditerima, sesuaidenganpilihantanpapaksaan.
Pihakperempuanberhakmendapatpelayanankesehatan yang dibutuhkan
yang memungkinkannyasehat dan selamatdalammenjalanikehamilan dan
persalinan, sertamemperolehbayi yang sehat.
Hubungansuamiistriharusdidasaripenghargaanterhadappasanganmasing-
masing dan dilakukandalamkondisi dan waktu yang
diinginkanbersamatanpaunsurpemaksaan, ancaman dan kekerasan.
Hakreproduksi juga mencakupinformasi yang mudah, lengkap, dan
akurattentangpenyakitmenularseksual, agar perempuan dan laki-
lakiterlindungidariinfeksimenularseksual (IMS) serta dan
memahamiupayapencegahan dan penularannya yang
dapatberakibatburukterhadapkesehatanreproduksilaki-laki, perempuan dan
keturunannya.
c. Organ Reproduksi
1) Organ Reproduksi Perempuan

Gambar 2.1Organ Reproduksi Perempuan

a) Ovarium (IndungTelur)
Organ yang terletak di kiri dan kananrahim di ujungsalurantelur
(fimbrae/umbai-umbai) dan terletak di ronggapinggul,
indungtelurberfungsimengeluarkanseltelur (ovum),
sebulansekaliindungtelurkiri dan kanansecara r
bergiliranmengeluarkanseltelur. Sel teluradalahsel yang dihasilkan
oleh indungtelur yang dapatdibuahi oleh
spermasehinggaterjadikonsepsi (pembuahan). Bila tidakdibuahi,
seltelurakanikutkeluarbersamadarahsaatmenstruasi.
b) Tuba Fallopii (SaluranTelur)
Saluran di kiri dan kananrahim yang berfungsiuntukmengantar
ovum dariindungtelurmenujurahim

c) Fimbrae (umbai-umbai)
Dapat di analogikandenganjari-jaritangan, umbai-
umbaiiniberfungsiuntukmenangkapseltelur yang
dikeluarkanindungtelur.
d) Uterus (rahim)
Merupakantempatjaninberkembang, bentuknyasepertibuah pir dan
beratnormalnyaantara 30-50 gram. Pada saattidakhamil,
besarrahimkuranglebihsebesartelurayam kampung,
dindingnyatediridari:
(1) Lapisan parametrium merupakanlapisan paling luar dan yang
berhubungandenganronggaperut.
(2) Lapisan myometrium merupakanlapisan yang
berfungsimendorongbayikeluar pada proses persalinan
(kontraksi)
(3) Lapisan endometrium
merupakanlapisandalamrahimtempatmenempelnyaseltelur
yang sudahdibuahi. Lapisaniniterdiridarilapisankelenjar yang
berisipembuluhdarah
e) Serviks (leherrahim)
Bagian rahim yang berbatasandengan vagina. Pada
saatpersalinantiba, leherrahinmembukasehinggabayidapatkeluar.
f) Vagina (liang senggama)
Merupakansebuahsaluranberbentuksilinderdengan diameter depan
± 6,5 cm dan dindingbelakang ± 9 cm yang
bersifatelastisdenganberlipatlipat. Fungsinyasebagaitempat penis
beradasaatbersanggama, tempatkeluarnyamenstruasi dan bayi.
g) Klitoris (kelentit)
Merupakan organ kecil yang paling
pekarangsangandibandingdenganbagian-
bagianalatkelaminperempuan yang lain.
Klitorisbanyakmengandungpembuluhdarah dan syaraf
h) Labia (bibirkemaluan)
Terdiridariduabibir, yaitubibirbesar(labia mayor) dan bibirkecil
(labia minor)

2) OrganReproduksiLaki-laki

Gambar 2.2 OrganReproduksiLaki-laki


a) Testis (buahzakar).
Berjumlahduabuahuntukmemproduksispermasetiapharidenganbant
uantestosteron. Testisberadadalamskrotum,
diluarronggapanggulkarenapembentukanspermamembutuhkansuh
u yang lebihrendahdari pada suhubadan (36,7 o C).
Spermamerupakansel yang berbentuksepertiberudu (kecebong)
berekorhasildaritestis yang
dikeluarkansaatejakulasibersamacairanmani dan
bilabertemudenganseltelur yang matangakanterjadipembuahan
b) Skrotum (kantungbuahzakar)
Kantongkulit yang melindungitestis, berwarnagelap dan
berlipatlipat. Skrotumadalahtempatbergantungnyatestis.
Skrotummengandungotot polos yang 18
SaluranSpermamengaturjaraktestis ke
dindingperutdenganmaksudmengatursuhutestis agar relatiftetap
c) Vas deferens (saluransperma)
Saluran yang menyalurkanspermadaritestis-epididimismenuju ke
uretra/ salurankencingparsprostatika. Vas deferenspanjangnya ±
4,5 cm dengandiameter ±2,5
mm.SaluraninimuaradariEpididimisyaitusaluran- saluran yang
lebihkecildari vas deferens. Bentuknyaberkelok-kelok dan
membentukbangunanseperti topi.
d) Prostat, vesikulaseminalis dan beberapakelenjarlainnya. Kelenjar-
kelenjar yang menghasilkancairanmani (semen). yang
bergunauntukmemberikanmakanan pada sperma.
e) Penis
Berfungsisebagaialatsanggama dan
sebagaisaluranuntukpengeluaransperma dan air seni. Pada
keadaanbiasa, ukuranpeniskecil. Ketikaterangsang secara
seksualdarahbanyakdipompa ke
penissehinggaberubahmenjaditegang dan besar
disebutsebagaiereksi.
Bagianglansmerupakanbagiandepanataukepalapenis.
Glansbanyakmengandungpembuluhdarah dan syaraf. Kulit yang
menutupiglansdisebutforeskin (preputium). Pada laki-
lakisunatdilakukandengan cara membuangkulitpreputium. Secara
medissunatdianjurkankarenamemudahkanpembersihanpenissehing
gamengurangikemungkinanterkenainfeksi, radang dan kanker.
3. PersiapanPernikahan
a. PersiapanFisik
Pemeriksaan status kesehatan :
1) Tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensinafas, tekanandarah)
2) Pemeriksaan Darah rutin: Hb, Trombosit, Lekosit, - Pemeriksaan
3) Darah yang dianjurkan :Golongan Darah dan Rhesus, gula
darahsewaktu (GDS), thalasemia, hepatitis B dan C dan TORCH
(Toksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes simpleks)
4) PemeriksaanUrin: UrinRutin
b. Persiapan Gizi
Peningkatan status
gizicalonpengantinterutamaperempuanmelaluipenanggulangan KEK
(KekuranganEnergiKronis) dan anemia gizibesisertadefisiensiasamfolat.
Menurutpenelitian yang dilakukan oleh Nisa (2018)denganjudul
“PenyebabKejadianKekuranganEnergiKronis pada Ibu Hamil Risiko
Tinggi dan Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah KerjaPuskesmasJelbuk
Jember” memberikanhasilbahwaadabeberapafaktor yang
memengaruhiresikoterjdinya KEK diantaranyajarakkehamilan,
tingkatpendidikan, pengetahuan. Sebagian
besarrespondendalampenelitianiniberasaldariibuhamilrisikotinggi yang
mengalami KEK denganumurantara 20-35 tahun.Hasil
penelitianinisesuaidenganpenelitian Sari dan Efendy yang
menyatakanbahwafaktorumuribuberpengaruhterhadapkunjungan antenatal
care pada ibuhamil (Sari dan Efendy, 2017).
Umurmempengaruhidayatangkap dan polapikirseseorang.
Semakinbertambahnyausiaakansemakinberkembang pula dayatangkap dan
polapikir, sehinggapengetahuan yang diperolehsemakinmembaik,
halinisebagaiakibatdaripengalaman dan kematanganjiwanya,
Sehinggasemakinmatangusiaibuhamilbisamempengaruhidalammenerimainf
ormasitentangpemeriksaankehamilansertakunjunganselamahamil (Aprianti,
2012). Hasil
penelitianmenunjukkanbahwaseluruhrespondenmemilikijarakkelahirananak
≥ 2 tahunsebanyak 16 orang respondendenganpersentase 100%.
Respondendalampenelitianinimemilikijarakkelahirananak ≥ 2
tahunkarenabayakrespondenmemilikianakpertamaketikaberumurmuda (<
20 tahun),
sehinggaketikamemilikianakkeduajarakkelahirananaknyasudahjauhdariana
kpertama.
Pengetahuanresponden yang
tinggimempengaruhirespondenuntukmemeriksakankehamilannya
(pemanfaatan ANC kefasiitaskesehatan). Pengetahuanresponden yang
tinggi pada penelitianinidipengaruhi oleh peranbidan yang sangat aktif dan
antusiasdalammemberikanhimbauankepadarespondenmengenaipentingnya
pemanfaatan ANC. MenurutNotoatmodjomenyebutkanbahwapengetahuan
sangat pentinguntukterbentuknyatindakanseseorang.
Apabilaperilakudidasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
positifmakaperilakutersebutakanbersifatlanggeng (long sting)
(Notoatmodjo, 2010).
c. Status Imunisasi TT
Pencegahan dan perlindungandiri yang amanterhadappenyakit tetanus
dilakukandenganpemberian 5 dosisimunisasi TT
untukmencapaikekebalanpenuh.
Tabel 2.1 imunisasi TT

Status TT Interval (selang waktu) Lama Perlindungan


TT I 0
TT II 4 minggu setelah TT I 3 tahun
TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun
TT IV 1 tahun setelah TT III 20 tahun
TT V 1 tahun setelah TT IV 25 tahun/ seumur
hidup
MenurutYunica (2015)dalampenelitiannya yang berjudulHubungan
Antara Pengetahuan dan UmurdenganKelengkapanImunisasi Tetanus
Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di Desa Sungai DuaKecamatan Rambutan
KabupatenBanyuasinTahun 2014 memnyebutkanbahwapenyakitinfeksi dan
Tetanus Neonatorum sebenarnyadapatdicegahdenganimunisasi Tetanus
Toxoid (TT) yang lengkap pada wanitausiasubur (WUS) dan wanitahamil.
Seorangwanita yang sudah di imunisasi TT lengkapdengan interval 4-6
minggudiharapkanmempunyaikekebalanterhadap tetanus selama 3 tahun.
d. MenjagaKebersihan Organ Genetalia
1) Sebaiknyapakaiandalamdiganti minimal 2 kali sehari
2) Tidak menggunakanpakaiandalam yang ketat dan berbahan non sintetik
3) Pakailahhanduk yang bersih, kering, tidaklembab/bau.
4) Membersihkan organ
reproduksiluardaridepankebelakangdenganmenggunakan air bersih dan
dikeringkanmenggunakanhandukatautisu.
5) Khususuntukperempuan:
a) Tidak bolehterlaluseringmenggunakancairanpembilas vagina.
b) Janganmemakaipembalut tipis dalamwaktu lama
c) Pergunakanpembalutketikamentruasi dan diganti paling lama setiap 4
jam sekaliatausetelahbuang air
MenurutpenelitianNikmah & Widyasih (2018)Keputihan yang
terjaditersebutcenderungdisebabkan oleh
masihminimnyakesadaranuntukmenjagakesehatanterutamakesehatan
organ genitalianya. Selain itu,
keputihanseringdikaitkandengankadarkeasamandaerahsekitar vagina,
bisaterjadiakibat pH vagina tidakseimbang. Sementarakadarkeasaman
vagina disebabkan oleh duahalyaitufaktor internal dan
faktoreksternal. Faktor eksternalantara lain kurangnya personal
hygiene, pakaiandalam yang ketat, dan penggunaan WC umum yang
tercemarbakteriClamydia.
d) Bagi perempuan yang seringkeputihan, berbau dan
berwarnaharapmemeriksakandirikepetugaskesehatan
e) Bagi laki-lakidianjurkandisunatuntukkesehatan
4. InformasiTentangKehamilan, PenundaanKehamilan, Persalinan dan Pasca Salin
a. Kehamilan
Kehamilan ideal adalahkehamilan yang direncanakan, diinginkan dan
dijagaperkembangannyasecarabaik. Namunadakalanyaberbagaifaktor yang
dapatmembuatkehamilanmenjaditertundaataubahkantidakdiinginkan.
Kehamilantidakdiinginkandapatterjadi
1) Akibathubungansekspranikah
2) Akibatgagal/drop out KB
3) Pada unmet need (wanitausiasubur yang tidakingin punya
anaktetapitidakmenggunakanalatkontrasepsi). Namundemikian, tidakada
yang
lebihmembahagiakanpasangansuamiistriselaindarikehadiranbuahhatidal
amperkawinanmereka.
Kontrasepsi hormonal merupakanhormonprogesteronataukombinasi
estrogen dan progesteron,
prinsipkerjanyamencegahpengeluaranseltelurdarikandungtelur,
sehinggaseltelurberjalanlambatsehinggamenggangguwaktupertemuansperma
dan seltelur. Jenis kontrasepsi hormonal terdiridaripilkontrasepsi,
kontrasepsisuntikan, dan implan(Anwar et al., 2011).
Efeksampingdarikontrasepsi hormonal
adalahadanyagangguandarimenstruasi. Efeksampingkontrasepsi DMPA
(Depot MedroxyprogesteronAsetat) dan implan yang paling
utamaadalahgangguanmenstruasiberupaamenore, spotting, perubahansiklus,
frekuensi, lama menstruasi dan jumlahdarah yang hilang(Hartanto, 2010).
Efeksampingsuatumetodekontrasepsimerupakansuatufaktor yang
perludipertimbangkandalammenentukankeputusanterhadapkelangsunganpem
akaianmetodekontrasepsi (Anggraeni, 2009 dalamSusilowati dan Prasetyo,
2015).
a. Tanda-tandakehamilan
1) Teskehamilanpoitif (+)
2) Tidak mendapatmenstruasi/ haidsebagaimanabiasanya
(tidakmenstruasi pada siklushaidbulanberikutnya)
3) Timbul rasa mual, muntah-muntah dan pusingterutama pada
pagiharisertaseringbuang air kecil
4) Tidak adanafsumakan
5) Kadang-kadangmengidamataumenginginkanmakanan yang
jarangadaatautidakpernahdimakannya
6) Pada
usiakehamilanlebihlanjutdenganalattertentudapatterdengardetakjan
tungjanin.
b. Cara MenghitungUsiaKehamilan dan TaksiranPersalinan
1) MenghitungUsiaKehamilan
Misalnyatanggal 8 Juni 2021masihhaid,
kemudianketikadiperiksatanggal 14 Juli
2021dinyatakanpositifhamilberartibahwaumurkehamilannyaadalah
antara 8 Juni sampaidengan 14 Juli 2021adalah 36 hariatausekitar
5 minggu.
2) MenentukanTaksiranPersalinan
Taksiranpersalinan/melahirkan: Harus diketahuihaidterakhir
(tanggal,bulan,tahun)
Rumus :
Tanggal +7 Bulan -3 Tahun +1
Contoh: Haid atau dating bulanterakhirtanggal 8 Juni 2021 Maka
waktupersalinandiperkirakaTanggal 8+7=15, Bulan 6-3=3, Tahun
2021+1= 2022 Jadi diperkirakanmelahirkan pada tanggal 15 Maret
2022.
c. MemeriksaKehamilan
Seorangibusebaiknyamulaimemeriksakankehamilanseawalmungkin,
yaitusetelahterlambathaidselama 2 bulanberturut-
turutsehinggakesehatanibu dan janinselaludapatdipantau dan
ibubisamemperolehnasehatataupengobatanbilaadakeluhan.
Pelayananpemeriksaanibuhamilmencakup 10T :
1) Timbang berat badan dan ukurtinggi badan.
2) Pengukurantekanandarah Ibu.
3) Tentukan status gizi (ukurlingkarlenganatas).
4) Pengukuranjanin/pengukurantinggi fundus uteri
5) Tentukanpresentasijanin dan denyutjantungjanin
6) Penilaian status imunisasi TT
7) Tablet tambahdarah
8) Teslaboratorium
9) Tata laksanakasus
10) Tatapmuka/konselingtentangkehamilan
Pemeriksaankehamilan minimal 6 kali selamakehamilan :
Trimester I (0-3 bulan) :2 kali, Trimester II (4-6 bulan) : 1 kali,
Trimester III (7-9 bulan) : 3 kali
(Kementrian Kesehatan, 2020)
5. KekuranganEnergiKronik (KEK)
a. Pengertian KEK
KekuranganEnergiKronik (KEK)
adalahkeadaandimanaibumenderitakeadaankekurangankalori dan protein
(malnutrisi) yang berlangsungmenahun (kronis) yang
mengakibatkantimbulnyagangguankesehatan pada wanitausiasubur (WUS)
dan ibuhamil. KEK merupakangambaran status giziibu di masa yang lalu,
kekuranganzatgizi pada masa kecilakanmenyebabkanbentuktubuh yang
kurus dan pendek (stunting).
Dalam menentukanapakahwanitausiasubur (WUS) 15-
40tahunmengalami KEK diukurdengan pita LILA. WUS yang beresiko
KEK jikahasilpengukuran LILA kurangdariatausamaengan 23,5 cm
ataudibagianmerah pita LILA, apabilahasilpengukuranlebihdari 23,5 cm
makatidakberesikomenderita KEK(Simbolon et al., 2018).
b. Faktor penyebab KEK
1) Faktor langsung, yaitukonsumsigizi yang tidakcukup dan penyakit
2) Faktor tidaklangsung, yaitupersediaanmakanantidakcukup, polaasuh
yang tidakmemadai dan kesehatanlingkungansertapelayanankesehatan
yang tidakmemadai.

Semuafaktorlangsung dan tidaklangsungdipengaruhi oleh


kurangnyapemberdayaanwanita, keluarga, dan
sumberdayamanusiasebagaimasalahutama,
sedangkanmasalahdasaradalahkrisisekonomi, politik dan sosial. Oleh
karenaitu, penyakitinidisebutpenyakitdengancausa multi factorial dan
antarahubunganmenggambarkaninteraksiantarafaktor dan
menujutitikpusatkekuranganenergikronis.

Kurang energikronik (KEK) pada ibuhamildimulaisebelumhamil,


daripranikah (calonpengantin)bahkanusiaremaja. Kehamilan pada
usiaremajaakanmenimbulkanmaslaah, antara lain:

1) Terjadikompetisikebutuhanzatgiziantararemajadenganjanin yang
dikandungnya.
2) Kekuranganzatgiziakanmenyebabkantubuhrentanterhadappenyakit.
3) Organ reproduksiremajamasihdalam proses tumbuhkembang,
sepertipanggul yang belumberkembangmaksimal (panggulsempit) yang
akanmenyulitkan proses persalinan.
4) Mental remaja yang
belumsiapmenjadiseorangibumengakibatkanpolaasuh yang tidakbaik.
c. Pencegahan KEK
1) Meningkatkankonsumsimakananbergizi, yaitu :
a) Makan makanan yang
banyakmengandungzatbesidaribahanmakananhewani (daging, ikan,
ayam, hati, telur) dan bahanmakanannabati (sayurberwarnahijautua,
kacang-kacangan,tempe).
b) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyakmengandung
vitamin C (sepertidaunkatuk, daunsingkong, bayam, jambu, tomat,
jeruk dan nanas) sangat
bermanfaatuntukmeningkatkanpenyerapanzatbesidalam usus.
2) Menambahpemasukanzatbesidalamtubuhdenganmeminum tablet
penambahdarah. Guna mencegahterjadinyaresiko KEK pada
ibuhamilsebelumkehamilan (WUS) sudahharusmempunyaigizi yang
baik, misalnyadengan LILA tidakkurangdari 23.5 cm.
Beberapakriteriaibu KEK adalahberat badan ibusebelumhamil<42 kg,
tinggi badan ibu<145 cm, berat badan ibu pada kehamilan trimester III
<45 kg, Indeks Masa Tubuh (IMT) sebelumhamil< 17,00 dan
ibumenderita anemia (Hb <11 gr%).
d. Dampak KEK
1) Dampak pada Ibu
Gizi kurang pada ibuhamildapatmenyebabkanresiko dan
komplikasipada ibu, antaralain : anemia, perdarahan, berat badan
ibutidakbertambahsecara normal, dan terkenapenyakitinfeksi.
Sehinggaakanmeningkatkanangkakematianibu
2) Dampak pada Persalinan
Pengaruhgizikurangterhadap proses
persalinandapatmengakibatkanpersalinansulit dan lama, persalinan
premature atausebelumwaktunya, perdarahan postpartum,
sertapersalinandengantindakanoperasicaesarcenderungmeningkat.
3) Dampak pada Janin
Kurang gizi pada ibuhamildapatmempengaruhi proses
pertumbuhanjanin dan dapatmenimbulkankeguguran, abortus,
bayilahirmati,kematian neonatal, cacatbawaan dan lahirdengan BBLR.
e. Pathway KEK

Kekurangan kalori dan


protein (malnutrisi)

Kekurangan zat gizi

LILA ≤ 23,5 cm
Faktor Tidak Langsung
Persediaan makanan tidak
cukup Faktor Langsung
Pola asuh yang tidak Konsumsi gizi yang tidak
memadai
Kekurangan Energi
cukup
Kesehatan lingkungan Kronik (KEK) Penyakit
tidak memadai.

Asupan Makan Pengetahuan Pola Makan


Keterangan : Gambar diatasadalahpathwaydari KEK, KEK
disebabkankarenakekurangankalori dan protein (malnutrisi) dan WUS
Asupanmengalamikekurangankekurananzatgizi.
Energi dan Untukmengetahui WUS Body
itu Image
KEK
Protein
dapatdilihatdaripengukurang LILA yang kurangdari 23,5 cm. Faktor yang
menyebabkan KEK adaduayaitudarifaktorlangsung dan tidaklangsung.
Cara mencegahterjadinya KEK
dapatdilakukandenganmemperbanyakasupanmakanan, asupanenergi dan
protein, perubahan pola makan agar terbentukbodyimage yang ideal dan
menambahwawasanpengetahuan.

6. Anemia
a. Pengertian
Anemia adalahsuatukeadaandimanakadar hemoglobin, hematokrit dan
seldarahmerahlebihrendahdarinilai normal sebagaiakibatdaridefisiensi
salah satuataubeberapaunsurmakananesensial (Arisman, 2010)
b. Penyebab
Anemia umumnyadisebabkan oleh perdarahankronik,gizi yang
burukataugangguanpenyerapannutrisi oleh
usus.Berikutinitigakemungkinandasarpenyebab anemia:
Konseling
a. Penghancuranseldarahmerah yang berlebihan
b. Kehilangandarah
c. Produksiseldarahmerah yang tidak optimal
c. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Tindakan penting yang dilakukanuntukmencegahkekuranganbesiantara
lain:
1) Konselinguntukmembantumemilihbahan makanandengankadar
besi yang cukupsecararutin
2) Meningkatkankonsumsibesidarisumberhewanisepertidaging, ikan,
unggas, makananlautdisertaiminum sari buah yang mengandung
vitamin C (asamaskorbat) untukmeningkatkanabssorbsibesi dan
menghindariataumengurangiminum kopi, teh es, minumanringan
yang mengandungkarbonat dan minum susu pada saatmakan.
3) Suplementasibesi, merupakancarauntukmenanggulangi ADB di
daerahdenganprevalensitinggi. Pemberiansuplementasibesiada
remajadosis 1 mg/kgBB/hari
4) Untukmeningkatkanabsorbsibesi, sebaiknyasuplementasibesitidak
diberibersama susu, kopi, teh, minumanringan yang mengandung
karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M., Baziad, A., & Prabowo, P. (2011). Ilmu Kandungan. PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo.

Aprilianti, D., & Purba, J. S. R. (2018). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Asupan


Energi dan Protein Terhadap Risiko Kurang Energi Kronik (KEK). Pontianak
Nutrition Journal, 01(01).
http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/PNJ/article/view/283/186

Briawan D.(2013). Anemia Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Jakarta: EGC.

Hartanto, H. (2010). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Sinar Harapan.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon
Pengantin. Kementrian Kesehatan RI.

Nikmah, U. S., & Widyasih, H. (2018). Personal Hygiene Habits dan Kejadian Flour
Albus Patologis pada Santriwati PP AL-Munawwir, Yogyakarta. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia, 14(1), 36.
https://doi.org/10.30597/mkmi.v14i1.3714

Nisa, L. S., Sandra, C., & Utami, S. (2018). Penyebab Kejadian Kekurangan Energi
Kronis pada Ibu Hamil Risiko Tinggi dan Pemanfaatan Antenatal Care Di
Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Jember. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia, 6(2), 136. https://doi.org/10.20473/jaki.v6i2.2018.136-142

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta.

Putri, M. C., Angraini, D. I., & Hanriko, R. (2019). Hubungan Asupan Makan
Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS)
di Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Journal
Agromedicine, 6(1), 105–113.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/2260/pdf

Simbolon, D., Jumiyati, & Rahmadi, A. (2018). Pencegahan dan Penanggulangan


Kurang Energi Kronik (KEK) dan Anemia pada Ibu Hamil. Deepublish.

Stephanie, P., & Kartika, S. (2016). Gambaran Kejadian Kurang Energi Kronik Dan
Pola Makan Wanita Usia Subur di Desa Pesinggahan Kecamatan Dawan
Klungkung Bali 2014. E-Jurnal Medika Udayana, 5(6), 1–6.

Wardhani, P. I., Agustina, & Ery, M. (2017). Hubungan Body Image dan Pola Makan
Dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri SMAN Di Jawa
Barat. JPH Recode, 3(2), 127–139. http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

Anda mungkin juga menyukai