Anda di halaman 1dari 34

ETILEN

pengertian
• Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme
normal dalam tanaman.
• Berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun.
• Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, tidak berwarna
dan mudah menguap.
• Etilen merupakan gas yang dalam kehidupan tanaman dapat digolongkan
sebagai hormone yang aktif dalam proses pematangan
• suatu senyawa volatil yang dikeluarkan oleh buah-buahan dan sayuran segar.
• Jumlah gas etilen yang dikeluarkan bervariasi menurut jenis buah dan sayuran
segar yang dihasilkan.
• Buah apel dikenal sebagai buah yang banyak menghasilkan gas etilen.
• gas etilen akan mempercepat proses pematangan dan pemasakan, kerusakan
fisik dan fisiologis.
• Etilen dapat disebut sebagai hormon karena
dihasilkan oleh tanaman, bersifat mobil dalam
jaringan tanaman, dan merupakan senyawa
organik.
• Jadi etilen dapat terbentuk pada buah itu
sendiri, tetapi dapat pula berasal dari luar buah.
• Gas etilen yang berasal dari luar buah-buahan
dapat diperoleh dari hasil pembakaran batu
bara, hasil pembakaran minyak tanah (karosen).
• Sejak zaman kuno Etilen dimanfaatkan untuk
membantu pematangan buah misalnya pada
zaman Mesir kuno, atau Cina kuno yang
digunakan untuk pematangan buah pir. Para
ilmuwan kemudian menemukan dampak lain
dari penggunaan etilen seperti membuat
akar menjadi mengecil dan menyebabkan
kerontokan pada tumbuhan
• Etilen adalah hormon tanaman alami yang penting pengaruhnya
terhadap pelayuan dan pemasakan dari buah klimakterik
• buah klimakterik yaitu buah yang menunjukkan kenaikan
produksi karbondioksida dan etilen yang besar saat penuaan.
Contoh buah klimakterik yaitu apel, alpukat, pisang, mangga,
dan tomat.
• Selama proses pematangan, buah klimakterik menghasilkan
lebih banyak etilen endogen daripada buah nonklimakterik.
• etilen endogen adalah gas etilen yag dihasilkan oleh buah yang
telah matang dengan sendirinya yang dapat memicu
pematangan buah lain di sekitarnya.
• Etilen (C2H4) adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar
berbentuk gas. Ternyata etilen dapat dihasilkan oleh jaringan tanaman hidup pada
waktu-waktu tertentu. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan penting dalam proses pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil
pertanian.
• Etilen adalah suatu gas yang dalam kehidupan tanaman dapat digolongkan
sebagai hormon yang aktif dalam proses pematangan. Etilen disebut hormon
karena dapat memenuhi persyaratan sebagai hormon, yaitu dihasilkan oleh
tanaman, bersifat mobil dalam jaringan tanaman dan merupakan senyawa
organik. Pada tahun 1959 diketahui, bahwa etilen tidak hanya berperanan dalam
proses pematangan saja, tetapi juga berperanan dalam mengatur pertumbuhan
tanaman.
• Pada buah-buah klimakterik, makin besar konsentrasi C2H4 sampai tingkat kritis,
makin cepat stimulasi respirasi.
• Kerjanya yang paling efektif pada waktu tahap pre klimakterik.
• Etilen diproduksi dari semua bagian tanaman
termasuk daun, akar, bunga, buah, biji, dan
bagian lainnya.
• Selama tanaman hidup, produksi etilen
dirangsang selama masa pertumbuhan.
• Produksi etilen juga dapat dirangsang oleh
berbagai aspek internal seperti luka mekanik,
stress lingkungan, dan berbagai bahan kimia.
Struktur Kimia dan karakteristik Etilen
• Struktur kimia etilen sangat sederhana
sekali yaitu terdiri dari dua atom karbon
dan empat atom hidrogen yang
terhubungkan oleh suatu ikatan rangkap.
Karena ikatan rangkap ini, etena disebut
pula hidrokarbon tak jenuh atau olefin.
Manfaat
• Etilena sering dimanfaatkan oleh
para distributor dan importir buah. Buah
dikemas dalam bentuk belum masak saat
diangkut pedagang buah. Setelah sampai
untuk diperdagangkan, buah tersebut
diberikan etilena (diperam) sehingga cepat
masak.
• Dalam pematangan buah, etilena bekerja dengan cara
memecahkan klorofil pada buah muda, sehingga buah
hanya memiliki xantofil dan karoten. Dengan demikian,
warna buah menjadi jingga atau merah.
Fungsi Hormon Etilen

• Etilen merupakan hormon tumbuhan yang


berbetuk gas sehingga sering disebut dengan
gas etilen. Tumbuhan memproduksi etilen
ketika mendapat cekaman lingkungan seperti
kekeringan, tekanan,  banjir, liku, ataupun
infeksi. Etilen mempunai beberapa fungsi bagi
tumbuhan yaitu ialah menanggapi tekanan
fisik, senesensi, absisi daun, dan juga
pematangan buah.
• Menanggapi tekanan fisik
• Biji yang berkecambah akan selalu tumbuh ke atas menuju sinar
matahari. Akan tetapi apakah yang akan terjadi jika diletakkan
batu di atas biji tersebut? Biji tersebut tidak bisa langsung tumbuh
ke atas, melainkan harus tumbuh ke samping dulu (tumbuh
horizontal) guna menghindari batu dan akhirnya tumbuh ke atas.
• Kemampuan untuk tumbuh ke arah samping tersebut ialah
pengaruh dari meningkatnya hormon etilen. Batu yang menindih
akan dapat memberikan tekanan fisik pada calon tumbuhan baru
sehingga memicunya untuk memproduksi etilen. Hormon ini akan
mempengaruhi arah pertumbuhan kecambah guna menjauh dari
tekanan fisik yang diterimanya.
• Senesensi
• Senesensi merupakan pengaturan matinya sejumlah sel, organ, atau
seluruh bagian tumbuhan. Daun yang rontok pada musim gugur,
matinya tumbuhan annual (tumbuhan 1 tahun) setelah berbunga, dan
juga matinya jaringan xilem setelah mengalami kematangan
merupakan contoh senesensi.
• Meningkatnya kadar etilen akan dapat mempengaruhi jenis
tumbuhan tertentu untuk melakukan apoptosis. Apostosis ialah
pengancuran sel oleh tumbuhan itu sendiri karena sebab tertentu.
Etilen akan mempengaruhi diproduksinya hormon-hormon
pendegradasi DNA, klorofil, dan juga organel sel lainnya sehingga sel
menjadi mati. Matinya sejumlah sel ataupun seluruh sel inilah yang
menyebabkan senesensi.
• Absisi daun
• Absisi daun merupakan rontoknya daun dari batang.
Kadar etilen yang tinggi akan menyebabkan daun
menjadi mati dan juga kemudian berguguran.
Sebelum daun berguguran, sejumlah mineral penting
akan diserap dari daun tersebut agar bisa digunakan
untuk membentuk daun yang baru. Pemberian gas
etilen pada daun akan dapat menyebabkan daun
rontok lebih cepat dibandingkan dengan daun yang
tidak diberi tambahan etilen.
• Pematangan buah
• Buah yang telah tua akan memproduksi etilen yang bisa
mempengeruhi pematangan buah tersebut. Etilen akan
mempengaruhi diproduksinya enzim-enzim yang bertugas untuk
menghancurkan dinding sel, mengubah tepung dan juga asam
manjadi gula, mengubah warna buah, dan menghasilkan aroma
yang harum. Karena bentuknya ialah gas, etilen bisa dengan
mudah menyebar dari satu buah menuju buah yang lain.
• Buah yang disimpan dalam wadah tertutup akan lebih cepat
matang dibandingkan dengan buah yang disimpan dalam wadah
terbuka. Hal ini terjadi karena adanya akumulasi gas etilan yang
tidak bisa keluar karena wadahnya tertutup dengan rapat.
Fungsi lain etilena secara khusus adalah:
• Mengakhiri masa dormansi
• Merangsang pertumbuhan akar dan batang
• Pembentukan akar adventif
• Merangsang absisi buah dan daun
• Induksi sel kelamin betina pada bunga
• Merangsang pemekaran bunga
Biosintesis dan Metabolisme
• Etilena diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin yang
esensial pada seluruh jaringan tumbuhan. Produksi etilena bergantung pada tipe
jaringan, spesies tumbuhan, dan tingkatan perkembangan.
• Etilena dibentuk dari metionin melalui 3 proses:
• ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilena. ATP dan air akan
membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.
• Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC-sintase) kemudian
memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).
• Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilena. Reaksi
ini dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilena.
• Dewasa ini dilakukan penelitian yang berfokus pada efek pematangan buah. ACC
sintase pada tomat menjadi enzim yang dimanipulasi melalui bioteknologi untuk
memperlambat pematangan buah sehingga rasa tetap terjaga.
• Dalam percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
buah tomat yang masih hijau (muda) dan buah tomat
yang sudah kuning (masak) Pada buah tomat yang masih
hijau pada mitokhondrianya tidak mengandung etilen
sedangkan buah tomat yang sudah masak dalam
mitokhondrianya mengandung etilen.
• Hal ini disebabkan karena pada buah tomat yang masih
hijau terdapat zat penghambat (inhibitor) yang disebut
‘orthodehydrophenol” (fenolat) dan jumlah zat
penghambat ini akan menurun seiring dengan pemasakan
buah tersebut.
Tabel Klasifikasi komoditi hortikultura berdasarkan laju produksi etilen
Peranan Etilen
• Aplikasi C2H4 pada tahap post klimakterik tidak merubah
laju respirasi. C2H4 tidak mempengaruhi respirasi pada
buahbuahan yang mentah.
• C2H4 mempengaruhi buah-buahan non klimakterik setiap
saat, baik pra panen maupun pasca panen. Respon yang
terus menerus efektif dengan penambahan etilen pada
buah-buahan non klimakterik disebabkan oleh produksi
etilen yang hanya sedikit pada buah-buahan non
klimakterik, sedang produksinya pada buah-buahan
klimakterik sudah cukup banyak, sehingga penambahan
etilen dari luar tidak menimbulkan respon yang berarti.
• Etilen merupakan gas yang dapat dihasilkan oleh tanaman dan
merupakan hormon yang aktif dalam proses pematangan. Pada
buah yang termasuk klimakterik respirasi, lebih banyak terbentuk
etilen dari pada buah yang termasuk non klimakterik.
• Konsentrasi etilen internal pada buah klimakterik kisarannya lebih
besar jika dibandingkan buah non klimakterik. (Tabel IV.2.).
• Misalnya pada buah apel yang termasuk buah klimakterik, etilen
yang terbentuk sebesar 25 - 2500 ul/l, kisarannya sangat besar
sekali. Jika dibandingkan dengan buah lemon yang merupakan
buah non klimakterik, dapat dihasilkan etilen 0,11 - 0,17 ul/l, jadi
kisarannya 0,06.
• Pembentukan etilen tergantung adanya O2 dan
dalam keadaan anaerobik, tidak terjadi
pembentukan etilen. Etilen terdapat dalam ruang
interseluler dalam jumlah yang cukup banyak pada
saat timbulnya kenaikan respirasi, adanya etilen ini
dapat diperiksa dengan menggunakan alat gas
kromatografi.
• Pengaruh dari etilen pada laju respirasi buah-buahan
klimakterik dan non klimakterik diperlihatkan pada
gambar 29 dan 30.
• Pemberian etilen 0,1 -1,0 mikroliter per liter selama
satu hari cukup untuk mempercepat pematangan
pada buah yang termasuk kelompok klimakterik.
• Akan tetapi, besarnya klimakterik tersebut relatif
tidak tergantung pada konsentrasi etilen yang
digunakan. Sebaliknya dalam penggunaan etilen
pada buah yang bersifat non klimakterik,
peningkatan respirasinya tergantung pada besarnya
konsentrasi etilen (Gambar IV. 12.).
Pemakaian oksigen oleh buah- Pemakaian oksigen oleh buah-
buahan klimakterik buahan non
pada penambahan etilen klimakterik pada penambahan etilen
• Selanjutnya, Mattoo dan Modi menyampaikan pendapatnya mengenai
peran etilen dalam pematangan buah sebagai berikut :
• 1. Sebelum sampai pada puncak kemasakan buah mangga, etilen yang
disintesis dalam buah menstimulasi enzim-enzim oksidatif dan hidrolitik
dan menginaktifkan zat penghambat ( inhibitor) enzim.
• 2. Sesudah dan selama proses tersebut berlangsung, terjadi perubahan
komponen sel dari komponen yang tidak larut menjadi komponen larut.
Akibatnya, terjadi perubahan permeabelitas sel dan memungkinkan
terjadinya interaksi yang lebih besar antara substrat buah dan enzim-
enzim yang terdapat.
• 3. Semua proses tersebut bersama dengan faktor lain ( belum diketahui)
mengakibatkan terjadinya proses metabolisme yang akhirnya akan
mematangkan buah.
Pengaruh Suhu terhadap Produksi dan Aktivitas Etilen

• Respon buah-buahan terhadap etilen akan menurun


dengan rendahnya suhu. Buah hijau ( masih mentah),
misalnya buah apel, yang disimpan dengan konsentrasi
etilen yang tinggi pada suhu 3 0C respirasi ataupun proses
penmatangan tidak terpengaruh. Pada kisaran suhu 10- 25
0C, respirasi pada buah apokat menunjukkan kecepatan
respon terhadap etilen yang menurun. Pada suhu di atas
35 0C, sebagian besar buah-buahan tidak membentuk
etilen. Pada beberapa macam buah, suhu optimal
pembentukan etilen adalah 32 0C (misalnya untuk buah
tomat dan buah apel).
Pengaruh Tekanan terhadap Produksi dan Aktivitas Etilen

• Pembentukan etilen pada jaringan tanaman umumnya


dirangsang karena terjadinya kerusakan mekanis dan
infeksi. Buah-buahan yang dipetik sebelum masak penuh
mengalami kerusakan mekanis yang dapat mempercepat
pemasakan buah tersebut.
• Pada irisan buah pisang yang masih hijau, satu sampai tiga
jam setelah diiris terjadi pembentukan etilen, yang dalam
tiga sampai lima jam kemudian akan mencapai tingkat
tertinggi. Pembentukan etilen akan menurun sampai pada
tingkat paling rendah setelah irisan pisang matang.
• Radiasi ionisasi dapat meningkatkan laju pembentukan etilen pada buah maupun pada
bagian jaringan lainnya pada tanaman. Pembentukan etilen sampai pada tingkat puncak
setelah beberapa jam radiasi. Pada kebanyakan buah-buahan, radiasi ini menstimulasi
pembentukan etilen, tetapi setelah dua hari radiasi pada fase pra klimakterik terjadi
penurunan etilen. Dosis radiasi dan pembentukan etilen bervariasi tergantung pada
varietas buahnya. Pada buah tomat yang masih mentah dan diradiasi dengan 400 krad,
ternyata dua hari sesudah diradiasi terdapat sekitar 1 ppm etilen. Buah yang dipetik pada
tingkat perkembangan 72 % dan diperlakukan dengan etilen 1 ppm selama dua hari, akan
mengalami pematangan tiga hari lebih awal daripada buah yang tidak diperlakukan
dengan etilen. Sebaliknya, akan terjadi penundaan pematangan pada buah yang dipetik
lebih tua daripada buah yang dipetik pada tingkat kematangan sekitar 83 % yang diiradiasi
dengan dosis 200-400 krad. Demikian juga, tidak akan terjadi penundaan pematangan
pada buah yang diiradiasi pada buah yang lebih muda.
• Penggunaan sinar radioaktif dapat merangsang pembentukan etilen. Pada
buah peach yang disinari dengan sinar gamma sebesar 600 krad, dapat
dipercepat pembentukan etilen jika sinar tersebut diberikan pada saat
praklimakterik. Akan tetapi, pemberian sinar radioaktif tersebut pada saat
klimakterik akan dapat menghambat produksi etilen. Buah yang disimpan
dalam suatu ruangan dengan konsentrasi CO2 ditingkatkan sedangkan
konsentrasi O2 dikurangi, ternyata proses pematangannya akan
terhambat. Hal ini dapat disebabkan karena dalam keadaan normal etilen
akan aktif jika berikatan dengan metalo enzim dan oksigen.
Karbondioksida (CO2 ) yang berlebihan akan mengganti etilen pada ikatan
metalo enzim. Etilen menjadi inaktif sehingga menyebabkan tertundanya
pematangan buah yang disimapan dalam ruangan yang oksigennya
dikurangi dan CO2 ditingkatkan . Reaksinya dapat digambarkan sebagai
berikut ini (Gambar IV.14.) (Winarno dan Aman, 1981).
Poliamin dan Manfaatx
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai