Anda di halaman 1dari 22

ARSITEKTUR

NUSANTARA
Modul ke:

07 Fakultas
FT
Arsitektur Vernakular
Rumah Panjang Mentawai

Program Studi
Teknik
Arsitektur
Lokasi

Kepulauan
Mentawai
terletak di
sebelah Barat
Pulau
Sumatera, di
wilayah
Propinsi
Sumatera Barat l a uan
u
Kep tawai
Men
Kepulauan Mentawai
4 Pulau-pulau
Terbesar yang
berpenghuni:
1. Pulau Siberut
2. Pulau Sipora
3. Pulau Pagai
Utara dan Pagai
Selatan

Di Pulau Siberut
masih terdapat suku
asli Mentawai yang
masih
mempertahankan
cara hidup di alam
bebas
Kondisi Geografis
Pulau Siberut:
Luas: 4480 km2
Jumlah penduduk 25.000
jiwa (data statistik th 2001)

Topografi:
• Tanah Datar berawa
• Terdapat Hutan Hujan
Tropis
• Jalur transportasi :
Sungai menggunakan
Kano (perahu dari batang
pohon)

Sumber: http://travel.detik.com/readfoto/2011/06/01/144727/1516778/1026/5/
mengunjungi-rumah-sikerei
Kepercayaan
Arat Sabulungan
adalah
kepercayaan yang dianut
oleh masyarakat asli Mentawai

Segala benda yang ada di


bumi mempunyai roh atau
jiwa. Campur tangan manusia
dapat mengakibatkan
terganggunya roh-roh yang
ada di alam sekitar.

Menuntut kehidupan yang


harmonis dan seimbang di
alam sekitar Sumber:
http://padangindahrentcar.wordpress.com/2010/07/16/pakaian-
adat-mentawai/
Adat Istiadat
• Masyarakat Mentawai bersifat patrilineal dan kehidupan sosial dalam suku
itu disebut “Uma”—istilah yang sama dengan rumah besar yang ditinggali
mereka secara berkelompok
• Uma ditinggali 5 sampai dengan 7 keluarga yang dalam kehidupan sosialnya
bersifat egalitarian dan biasanya dikepalai oleh seorang Rimata.
• Rimata merupakan lambang pemimpin kehormatan atau orang yang
dianggap arif
• Selain Rimata ada juga tabib atau dukun yang disebut dengan sikerey
• Meskipun mereka memeluk agama resmi pemerintah, jiwa masyarakat
Mentawai tidak berubah. Kehidupan keseharian mereka tetap menghayati
agama leluhur mereka, yaitu arat sabulungan yang juga berpusat pada Uma
Mata Pencaharian
• Berladang : sagu dan
keladi.
Pembukaan ladang di
dekat sungai, kadang
membuka hutan yang
dekat sungai.

• Berburu: babi,
monyet
• Hewan peliharaan:
babi, ayam
Gambar rangka kepala hewan buruan (babi dan monyet) digantung di Uma (rumah)
sebagai simbol perlindungan terhadap hal2 buruk .
Sumber:
http://www.indonesia.travel/id/destination/62/kepulauan-mentawai/article/205/uma-m
enilik-sistem-kekerabatan-dan-pusat-kebudayaan-suku-mentawai
Rumah suku Mentawai

Terdapat 3 macam Rumah suku


Mentawai:
1. Uma : Rumah adat berbentuk
panjang, pusat kegiatan adat.
2. Lalep : tempat tinggal suami
isteri yang sudah dianggap sah
oleh adat, terletak di dalam Uma
atau di dekat Uma
3. Rusuk : rumah yang lebih kecil
untuk tempat tinggal janda,warga
yang diasingkan. Dalam Adat
suku Mentawai isteri yang
suaminya sudah meninggal harus
kembali ke Uma asalnya atau http://kabarsore.com/travel/17789-keunikan-rumah-adat-suku-mentawai.html

tinggal di rusuk.
Rumah suku Mentawai

• Rumah panjang Mentawai ini atau


Uma tidak berpatokan menurut
orientasi mata angin. Uma
dianggap hanya akan makmur di
tempat yang disetujui oleh leluhur
atau roh setempat.
• Di dalam Uma, masyarakat
Mentawai tidak hanya tinggal.
Semua upacara adat, pertemuan
keluarga, perayaan, pesta, dan
rapat klan dilaksanakan di dalam
Uma
• Di dalam Uma juga ditempatkan
satu simbol kehadiran roh nenek http://kabarsore.com/travel/17789-keunikan-rumah-adat-suku-mentawai.html

moyang yang mereka hormati


Rumah suku Mentawai
• Rumah Panjang disebut: UMA
• Uma adalah pusat kehidupan
sekaligus identitas, baik sosial
maupun spiritual, dan jati diri
• masyarakat Mentawai.
• Ditempati 10-12 keluarga dari
garis Bapak (Patrilineal), dipimpin
oleh Rimata (kepala Uma,
sesepuh adat). Isteri di ambil dari
Uma yang lain.
• Uma merupakan pusat kehidupan
masyarakat adat (Coroness,
1986:3 dalam Najib). Sumber:
• Uma dianggap suci, tempat http://travel.detik.com/readfoto/2011/06/01/144727/1516778/102
6/5/mengunjungi-rumah-sikerei
berlangsungnya upacara dan
menyimpan tulang hewan
buruan.
Rumah Mentawai (UMA)

Beranda untuk Outer Room /beranda Tiang utama Unit hunian


kegiatan sehari- bagian dalam untuk Siegge legeu untuk
hari persiapan makan penanda upacara perempuan dan
bersama (hasil buruan pendirian rumah anak2.
harus dimakan (di sebelah kanan
bersama), pesta dan entrance rumah)
menari
Rumah Mentawai (UMA)
• Luas rumah persatuan kepala keluarga dengan rata-rata panjang 31 m, lebar 10 m, dan
tinggi 7 m
• Terdiri dari 2 ruangan besar dan satu teras kecil dibagian depan rumah . Gare kalaibo
atau teras depan, teras dalam atau parurukat, dan ruang dalam atau puturukat dengan
dapur di bagian belakangnya
• Parurukat merupakan beranda yang luas tanpa dinding berfungsi untuk ruang tamu
(talaibo) dan ruang keluarga berkumpul dan bercakap-cakap pada malam hari. Di
belakangnya, terdapat puturukat yang merupakan ruangan yang berdinding menjadi
ruang tidur dan dapur, tanpa sekat. Di ruangan ini terdapat pula perapian yang digunakan
untuk memasak.
• Uma terpisah atas dua wilayah yaitu wilayah kiri dan kanan. Kiri dan kanan pada Uma
merupakan sesuatu yang sakral dan berhubungan erat dengan konfigurasi pemasangan
setiap elemen pada Uma yang berasal dari alam mereka sendiri.
• Wilayah kiri merupakan tempat bagi tamu dan wanita, bagi orang yang berkunjung,
maupun penghuni Uma. Wilayah kanan merupakan tempat bagi lelaki dan kepala suku
keluarga. Hal ini disebabkan pada saat pemasangan elemen Uma, bagian pangkal dari
pohon selalu ditempatkan di kanan dan depan. Sementara itu, bagian ujung ditempatkan
di bagian kiri dan belakang.
• Uma merupakan merupakan bentuk alam yang “berubah-bentuk” menjadi tempat
tinggal masyarakat Mentawai
Rumah Mentawai (UMA)
• Klan ini direpresentasikan oleh suatu rangkaian
daun yang disebut bakkat katsaila yang
ditempatkan di ruang kedua (bagian dalam)
Uma dan ditancapkan pada balok pertama di
sisi kanan (sisi baik) di ruangan itu sebagai
posisi yang paling sakral dari Uma. Tujuannya
adalah agar klan ini mendapatkan dukungan
dan kekuatan supranatural senantiasa dalam
kehidupan mereka
• Ketika sebuah Uma dibangun, khusus untuk
peletakan balok ini diadakan suatu upacara
khusus yang melibatkan roh-roh nenek moyang
yang mereka percayai sebagai pelindung. Balok
ini merupakan jembatan yang menghubungkan
klan dengan dunia mistis para nenek moyang.
• Pada bagian parurukat, terdapat area potong
hewan dan sebuah papan yang diukir dengan
ragam hias menyerupai penyu yang difungsikan
sebagai tempat kuali ketika ada pesta adat
Rumah Mentawai (UMA)
• Ujung atap
menjorok ke
luar ciri
Austronesia

Rumah tidak
mempunyai
orientasi arah
khusus
Interior Uma
Interior Sopi-sopi dengan
tiang utama dan balok

Keranjang anyaman
berisi daun2 suci dan
peralatan upacara

Tengkorak babi digantung di


atap rumah

Penghuni duduk di ruang depan


Uma, tampak di belakang
kelambu yang menunjukkan area
tidur di kiri kanan koridor
Struktur Uma
• Mempergunakan system sambungan silang
bertakik dan system pasak
• Bangunan Uma menyerupai rumah dengan
atap tenda memanjang yang dibangun di atas
tiang-tiang
• atap yang terbuat dari rumbia yang menaungi
menjulur ke bawah sampai hampir mencapai
lantai rumah
• Kerangka bangunan terdiri atas lima
perangkat konstruksi dari tonggak-tonggak,
balok-balok, dan tiang-tiang penopang atap
• Kerangka bangunan ini dibangun berjejer
melintang ke belakang dan saling
berhubungan dengan balok memanjang
Struktur Uma
• Kekuatan struktur Uma dihasilkan oleh teknik
ikat, tusuk, dan sambung tradisional.
• Fondasi Uma terbuat dari batu karang.
• Tiangtiang utama (uggla) misalnya, selalu
dipilih dari pohon uggla yang sudah tua. Dua
batang pohon setara dengan 7 – 9m3 kayu.
Untuk mendirikan Uma sebesar 7x 22 meter,
diperlukan 10 buah uggla.
• Tiangtiang pada Uma dibuat tidak sama
panjang untuk menanggulangi keadaan
kontur tanah yang tidak rata.
• Sisi depan Uma ditutup dengan dinding
rumbia yang terbentang ke bawah sampai
batas 1 meter dari lantai
Struktur Uma
• Lantai beranda terbuat dari papan, sedangkan lantai ruangan tidur dan dapur
dari belahan kayu pohon kelapa yang dipasang jarang-jarang
• Tanah di bawah kolong dijadikan kubangan babi. Lantai kayu yang disusun
jarang itu juga menjadi solusi bagi masalah sampah rumah tangga.
• Area parurukat/teras luar merupakan papan kayu dengan tekstur permukaan
lengkung.
• Bagian lantai yang letaknya di lorong tengah, antara perapian dan dinding
belakang bangsal, terbuat dari papan yang lebar serta diserut sampai halus
sehingga permukaannya tidak kesat lagi. Hal ini disebabkan karena ruangan ini
dipergunakan juga untuk menari
• Atap Uma disebut tobat, yang dipilih dari daun sagu tua dan disusun rapat.
Atap Uma baru diganti setelah lebih dari 20 tahun. Sebuah Uma masih bisa
dipakai setelah tobatnya diganti dua atau tiga kali.
• Reng–reng yang terbuat dari kayu pohon palem, mendukung atap dan rumbia
yang bertopang ke balok–balok memanjang sebelah bawah dan tengah
• Uma tidak memiliki daun pintu.
Struktur Uma
Kesimpulan

• Masyarakat suku Mentawai merupakan


masyarakat keturunan Austronesia yang masih
mempertahankan cara hidup sesuai adat
leluhur.
• Uma merupakan rumah yang masih berciri
Austronesia, dan merupakan karya arsitektur
vernakular.
• Bahan bangunan dari kayu dan bambu yang
diperoleh dari lingkungan sekitar
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai