Anda di halaman 1dari 12

Dukungan Keluarga dan Perawat Pada

Pasien Gagal Ginjal dengan Hemodialisa

DR THOMAS BUDI SETIAWAN


Angka penderita gagal ginjal di Indonesia mencapai 70 ribu lebih.
Data beberapa pusat nefrologi di Indonesia dipekirakan insidens
dan prevalensi penyakit ginjal kronik masing masing Berkisar 100
– 150/1 juta pendudukdan dan 200 – 250/1 juta penduduk.
Penelitian
WHO (1999) memperkirakan di Indonesia
akan mengalami peningkatan penderita gagal
ginjal antara tahun 1995 –2025 sebesar 414%.
Penanganan penyakit GGK saat ini yang
paling banyak dilakukan adalah HEMODIALISIS,
Secara global terdapat 200 kasus
gangguan ginjal per sejuta
penduduk. 8 juta di antara jumlah
populasi yang mengalami gangguan
ginjal berada dalam tahap gagal ginjal
kronis. Penelitian sebelumnya
mengatakan terdapat hubungan
antara mengalami gagal ginjal
dengan timbulnya gangguan
psikiatri pada pasien
(Cohen et al., 2004).
• Penyakit apapun yang berlangsung dalam
kehidupan manusia dipersepsikan sebagai suatu
penderitaan dan mempengaruhi kondisi
psikologis dan sosial orang yang mengalaminya.
• Aspek psikososial menjadi penting diperhatikan
karena perjalanan penyakit yang kronis dan
sering membuat pasien tidak ada harapan. Pasien
sering mengalami ketakutan, frustasi dan timbul
perasaan marah dalam dirinya. (Harvey S, 2007).
• Demensia Dialisis : Demensia Dialisis juga dikenal dengan sebutan ensefalopati dialisis
adalah sindroma yang fatal dan progresif. Pada prakteknya hal ini jarang terjadi dan
biasanya terjadi pada pasien yang sudah menjalani dialisis paling sedikit satu tahun
• Sindrom Disequilibrium : Kondisi sindrom disequilibrium cukup sering terjadi pada
pasien yang menjalani hemodialisis. Hal ini biasanya terjadi selama atau segera setelah
proses hemodialisis. Kondisi ini disebabkan oleh koreksi berlebihan dari keadaan
azotemia yang membuat ketidakseimbangan osmotik dan perubahan pH darah yang
cepat
• Depresi : Depresi adalah kondisi gangguan kejiwaan yang paling banyak ditemukan
pada pasien gagal ginjal pada pasien hemodialisis prevalensinya sekitar 20%-30%
bahkan bisa mencapai 47%
JENIS GANGGUAN PSIKOLOGIS
FAKTOR PSIKOSOSIAL
Emosi
• Perasaan takut adalah ungkapan emosi pasien gagal ginjal yang paling sering
diungkapkan. Pasien sering merasa takut akan masa depan yang akan dihadapi
dan perasaan marah yang berhubungan dengan pertanyaan mengapa hal
tersebut terjadi pada dirinya

Harga Diri
• Pasien dengan gagal ginjal sering kali merasa kehilangan kontrol
akan dirinya. Mereka memerlukan waktu yang panjang untuk
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan apa yang dialaminya

Gaya Hidup
• Gaya hidup pasien akan berubah. Perubahan diet dan pembatasan air akan
membuat pasien berupaya untuk melakukan perubahan pola makannya.
Keharusan untuk kontrol atau melakukan dialisis di rumah sakit juga akan
membuat keseharian pasien berubah

Fungsi Seksual
• Fungsi seksual pada pasien yang mengalami gagal ginjal akan sering
terpengaruh. Hal ini bisa disebabkan karena faktor organik ( perubahan
hormonal atau karena insufisiensi vaskuler pada kasus gagal ginjal dengan
diabetes),
INTERVENSI PSIKOSOSIAL

Implikasi Keperawatan

Penilaian Kondisi

Membesarkan Hati

Peningkatan Kualitas Hidup


PERAN KELUAGA
PERAN KELUARGA
Anggota keluarga memerankan hal yang penting
dalam kesejahteraan pasien. Mereka tidak boleh
dikesampingkan dalam proses penanganan pasien.
Perubahan pola kehidupan keluarga mungkin
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Pasien dan keluarga harus dibantu untuk
menceritakan perasaan mereka dalam suatu
hubuungan saling percaya agar dapat menyesuaikan
dengan proses adaptasi dari sakit pasien.
PERAN PETUGAS KESEHATAN
Petugas kesehatan yang berkecimpung dalam
bidang ini, dokter spesialis, dokter jaga,
perawat dan staf lainnya bisa mempengaruhi
dan dipengaruhi secara negatif maupun positif
jika berhubungan dengan pasien gagal ginjal.
Adanya harapan hidup dengan program
rehabilitasi akan membuat sikap positif dari
para petugas kesehatan yang terlibat.
KESIMPULAN
Petugas yang bekerja di unit gagal ginjal sering dihadapkan
pada pasien yang mengalami problem psikososial dan
perilaku.
Membangun kemampuan KELUARGA untuk mengenali dan
beradaptasi dengan masalah-masalah PASIEN DENGAN HD
Sering kali intervensi psikosial tidak bekerja karena
keterbatasan dari PERAN KELUARGA.
Petugas diharapkan dapat belajar cara-cara mengatasi masalah
psikosial yang terjadi di unitnya masing-masing baik yang
dialami pasien, keluarga maupun petugas di dalam unit itu
sendiri.
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai