Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN

PROYEK
AHMAD TRISTANTO 1412000093

IQBAL MAULANA RIZKI 1412000198

KHARISMA DHIKA SAPUTRA 1412000164


DEVELOPING PROJECT CHARTER
•Project Charter adalah dokumen formal yang memulai suatu proyek. Ini menggambarkan tujuan proyek, ruang lingkup, sumber
daya yang diperlukan, tanggung jawab tim, dan batasan proyek. Project Charter juga berfungsi sebagai alat komunikasi yang jelas dan
transparan antara pemangku kepentingan proyek.

• Berikut adalah langkah-langkah untuk mengembangkan Project Charter dalam manajemen proyek:

• 1. Pendahuluan:

• - Berikan pengantar singkat tentang proyek, tim proyek, dan tujuan proyek.

• - Identifikasi pemangku kepentingan utama dan peran mereka dalam proyek.

• 2. Deskripsi Proyek:

• - Jelaskan latar belakang proyek dan alasan untuk melaksanakannya.

• - Gambarkan tujuan proyek dengan jelas dan terukur.

• - Tetapkan lingkup proyek dengan membatasi batasan dan deliverables proyek.


3. Analisis Stakeholder:

- Identifikasi pemangku kepentingan proyek, termasuk klien, pengguna, sponsor, dan tim proyek.

- Tinjau kepentingan, kebutuhan, dan harapan masing-masing pemangku kepentingan.

- Tetapkan strategi untuk berkomunikasi dan melibatkan pemangku kepentingan sepanjang proyek.

4. Manajemen Proyek:

- Identifikasi tim proyek dan jelaskan tanggung jawab masing-masing anggota tim.

- Tetapkan struktur organisasi proyek dan hubungan antara tim proyek dan pemangku kepentingan.

- Tentukan proses pengambilan keputusan dan komunikasi proyek.

5. Rencana Pelaksanaan:

- Tinjau sumber daya yang diperlukan, termasuk manusia, anggaran, peralatan, dan bahan.

- Tetapkan jadwal proyek dengan mengidentifikasi tugas, waktu, dan ketergantungan.

- Identifikasi risiko proyek dan rencanakan strategi mitigasi yang sesuai.

6. Penilaian Kinerja:

- Tentukan metrik dan kriteria untuk mengevaluasi keberhasilan proyek.

- Identifikasi proses pelaporan dan pemantauan proyek.

- Tetapkan langkah-langkah untuk mengelola perubahan dan masalah yang muncul selama proyek.
7. Persetujuan:

- Minta persetujuan dari pemangku kepentingan proyek terkait Project Charter.

- Pastikan pemangku kepentingan memahami dan setuju dengan tujuan, ruang lingkup, dan batasan
proyek.

Setelah langkah-langkah ini selesai, Project Charter harus direvisi dan diperbarui secara berkala
seiring perubahan dalam proyek. Project Charter harus menjadi referensi utama untuk semua
pemangku kepentingan dan digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proyek.

Penting untuk melibatkan pemangku kepentingan utama dalam pengembangan Project Charter untuk
memastikan pemahaman dan dukungan mereka. Selain itu, pastikan dokumen ini mudah dipahami,
komprehensif, dan mudah diakses oleh seluruh tim proyek.
DEFINITION OF INPUTS TO STEP 1
• Dalam konteks pengembangan Project Charter dalam manajemen proyek, input data merujuk pada
informasi, data, dan pemahaman yang diperlukan untuk mengisi atau mengembangkan elemen-elemen
Project Charter. Input data ini membantu dalam menyusun dokumen yang akurat, komprehensif, dan relevan
dengan proyek yang sedang dikerjakan. Berikut adalah beberapa contoh definisi input data yang dapat
diperlukan:

• 1. Informasi tentang proyek:

• - Latar belakang proyek, termasuk tujuan, alasan, dan kebutuhan proyek.

• - Deskripsi singkat tentang proyek, ruang lingkup, dan deliverables yang diharapkan.

• 2. Analisis stakeholder:

• - Identifikasi pemangku kepentingan utama yang terlibat dalam proyek.

• - Kepentingan, kebutuhan, dan harapan pemangku kepentingan terkait proyek.

• - Informasi kontak dan peran masing-masing pemangku kepentingan.


3. Informasi tim proyek:
- Daftar anggota tim proyek dan peran/responsibilitas mereka.
- Struktur organisasi proyek dan hubungan antara tim proyek dan pemangku kepentingan.
- Informasi kontak tim proyek.
4. Sumber daya proyek:
- Kebutuhan sumber daya seperti anggaran, peralatan, bahan, dan fasilitas yang diperlukan.
- Ketersediaan sumber daya dan alokasi yang telah disetujui.
5. Analisis risiko:
- Identifikasi risiko potensial yang mungkin mempengaruhi proyek.
- Evaluasi dampak risiko dan probabilitas terjadinya.
- Rencana mitigasi untuk mengurangi dampak dan kemungkinan risiko.
6. Informasi jadwal proyek:
- Rencana tugas dan aktivitas yang harus dilakukan dalam proyek.
- Estimasi waktu yang diperlukan untuk setiap tugas dan ketergantungan antara tugas-tugas tersebut.
- Batas waktu dan tenggat waktu penting.
7. Persyaratan proyek:
- Persyaratan fungsional dan non-fungsional proyek.
- Kriteria keberhasilan dan ukuran kinerja yang diharapkan.
8. Informasi pendukung lainnya:
- Pedoman atau standar yang relevan untuk proyek tersebut.
- Catatan atau dokumentasi terkait proyek sebelumnya (jika ada).
Input data ini diperoleh melalui analisis awal, konsultasi dengan pemangku kepentingan, penelitian, dan
pengumpulan informasi terkait proyek. Semakin lengkap dan akurat input data yang digunakan, semakin baik
dan dapat diandalkan Project Charter yang dihasilkan.
•DEFINITION OF TOOLS AND TECHNIQUES FOR STEP 1
•Alat
dan teknik yang digunakan dalam pengembangan Project Charter dalam manajemen proyek dapat membantu dalam mengumpulkan data,
mengorganisir informasi, dan memfasilitasi proses pengambilan keputusan. Berikut adalah beberapa definisi alat dan teknik yang umum
digunakan:
•1. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats):
• - Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) yang dapat mempengaruhi proyek.
• - Alat ini membantu dalam merumuskan strategi dan rencana mitigasi risiko.
•2. Brainstorming:
• - Brainstorming adalah teknik yang melibatkan kelompok dalam menghasilkan gagasan, ide, dan solusi secara bebas dan tanpa penilaian terlebih
dahulu.
• - Ini membantu dalam mengumpulkan beragam perspektif dan mengidentifikasi peluang atau masalah yang belum terpikirkan sebelumnya.
•3. Analisis Stakeholder:
• - Analisis Stakeholder digunakan untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek dan memahami kepentingan,
kebutuhan, dan harapan mereka.
• - Ini membantu dalam mengelola dan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan proyek dengan lebih efektif.
4. Analisis PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal):
- Analisis PESTEL digunakan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proyek dari segi politik,
ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum.
- Ini membantu dalam memahami lingkungan eksternal dan menyesuaikan strategi proyek.
5. Analisis Risiko:
- Analisis risiko melibatkan identifikasi, penilaian, dan mitigasi risiko yang mungkin terjadi selama proyek.
- Alat seperti matriks probabilitas-dampak, pohon risiko, dan analisis sensitivitas digunakan untuk mengelola risiko dengan lebih
efektif.
6. Analisis Kelayakan:
- Analisis kelayakan melibatkan penilaian keuangan, teknis, operasional, dan sosial untuk menilai apakah proyek layak dilaksanakan.
- Alat seperti analisis biaya-manfaat, analisis keuntungan bersih, dan analisis ROI (Return on Investment) digunakan untuk
mengukur kelayakan proyek.
7. Wawancara:
- Wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi dari pemangku kepentingan proyek secara langsung.
- Melalui wawancara, dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan, harapan, dan perspektif pemangku
kepentingan.
8. Analisis Prioritas:
- Analisis prioritas digunakan untuk menentukan kepentingan dan urgensi tugas, keputusan, atau masalah yang dihadapi dalam
proyek.
- Alat seperti matriks prioritas, analisis nilai bisnis, dan analisis dampak-tingkat kepentingan dapat digunakan untuk memprioritaskan
pekerjaan proyek.
Penggunaan alat dan teknik ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kompleksitas proyek yang sedang dikerjakan.
Pilihan alat dan teknik yang tepat akan membantu dalam pengembangan Project Charter yang komprehensif dan efektif.
•DEFINITION OF OUTPUT OF STEP 1
•Output
dari pengembangan Project Charter dalam manajemen proyek adalah dokumen formal yang mencatat informasi
penting dan menjadi dasar proyek tersebut. Dokumen ini memberikan pemahaman yang jelas tentang tujuan, ruang lingkup,
pemangku kepentingan, dan pendekatan tingkat tinggi proyek. Berikut ini adalah komponen dan output utama dari
pengembangan Project Charter:
•1. Gambaran Proyek:
• - Deskripsi singkat tentang proyek, termasuk latar belakang, tujuan, dan sasaran.
• - Identifikasi pemangku kepentingan utama dan peran serta tanggung jawab mereka dalam proyek.
• - Ringkasan tentang ruang lingkup proyek, deliverables, dan tonggak penting.
•2. Justifikasi Proyek:
• - Alasan mengapa proyek dilakukan, termasuk alasan bisnis, manfaat yang diharapkan, dan kesesuaian dengan tujuan
strategis.
• - Identifikasi risiko utama dan tantangan yang ingin diselesaikan oleh proyek.
• - Deskripsi persyaratan hukum, regulasi, atau kepatuhan yang relevan dengan proyek.
•3. Ruang Lingkup Proyek:
• - Definisi jelas tentang batasan proyek, termasuk apa yang termasuk dan tidak termasuk dalam proyek.
• - Identifikasi deliverables, tujuan, dan hasil utama yang ingin dicapai.
• - Kendala, asumsi, atau ketergantungan yang dapat mempengaruhi ruang lingkup proyek.
4. Analisis Pemangku Kepentingan:
- Analisis tentang pemangku kepentingan proyek, termasuk kepentingan, harapan, dan pengaruh mereka.
- Identifikasi pemangku kepentingan utama, sponsor proyek, dan pengambil keputusan.
- Strategi untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan sepanjang proyek.
5. Organisasi Proyek:
- Pembentukan struktur tim proyek, peran, dan tanggung jawab.
- Identifikasi manajer proyek, anggota tim, dan sumber daya eksternal.
- Definisi saluran komunikasi dan mekanisme pelaporan dalam proyek.
6. Jadwal Proyek dan Tonggak Penting:
- Rencana waktu tingkat tinggi atau Gantt chart yang menunjukkan tonggak penting dan aktivitas utama proyek.
- Perkiraan durasi proyek dan ketergantungan utama antar tugas.
- Tanggal atau batas waktu kritis yang perlu diperhatikan.
7. Alokasi Sumber Daya:
- Identifikasi sumber daya yang diperlukan untuk proyek, seperti personel, peralatan, dan material.
- Pertimbangan kendala sumber daya atau ketersediaan yang spesifik.
- Estimasi anggaran awal atau pertimbangan biaya tingkat tinggi untuk proyek.
8. Risiko Proyek dan Strategi Pengurangannya:
- Ringkasan risiko yang diidentifikasi dan masalah potensial yang dapat mempengaruhi proyek.
- Strategi
pengurangan risiko, rencana kontingensi, atau tindakan respons risiko untuk mengatasi risiko yang diidentifikasi.
- Kerangka penilaian risiko atau manajemen risiko yang akan diterapkan sepanjang proyek.
9. Persetujuan:
- Tanda tangan atau persetujuan dari pemangku kepentingan, sponsor, atau pengambil keputusan utama untuk mengakui dan mendukung
Project Charter.
- Konfirmasi bahwa Project Charter telah direview dan diterima.
Project Charter yang telah dikembangkan berfungsi sebagai dokumen acuan dan pedoman dalam menjalankan
proyek, serta memberikan pemahaman bersama di antara pemangku kepentingan. Dokumen ini membantu
memastikan bahwa proyek dimulai dengan visi yang jelas, tujuan yang terdefinisi, dan dasar yang kuat untuk
manajemen proyek yang sukses.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai