Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 1

1. MONIKA HELENA OKTAVIA . 223010801001


2. EUNIKE PRISCILA. 223010801011
3. YUDHA NUGRAHA. 223010801021
4. I MADE DHANANJAYA. 223020801043
5. RIRIN APRILIANI. 223020801041
6. ARIQAH GHANIYAH LEMBAH. 223020801051
7. LYDIA EFILDA TALENTA PUTRI. 223020801061
8. ALYA ZAHRA MAULIDA NURAZAMY. 223020801071
9. IVANE AURELLIYA CHRISTY DEHEN. 223020801081
10. SANCHIA CLEOSHA VIORINA. 223020801091
11. DAFIQ AMRAL PRASETYO. 223020801101
12. SALWA DWINA MAJIDA. 223030801117
13. DENDI APRIANOR. 223030801127
14. RAYMOND DAVID HERMAWAN M. 223030801142
15. ALBERTA CAROLINE TARIGAN. 223030801111
Kasus Gastritis di Puskesmas Desa Y

Kasus Gastritis di Puskesmas Desa Y Dokter D merupakan satu-satunya dokter yang bertugas di Puskesmas Desa Y. Rasa
ingin menolong membuat dr. D memiliki etos kerja yang tinggi dan berkompeten terhadap profesinya. Suatu hari ia kedatangan
2 pasien dengan gejala yang sama yaitu sakit perut yang tidak kunjung mereda. Satu orang remaja perempuan berusia 16
tahun inisal S dengan gejala berat dan satu orang dewasa laki-laki berinisial Z berusia 50 tahun dengan gejala ringan.
S adalah seorang siswa SMA di desa Y, Setelah makan siang dia merasakan kesakitan di bagian ulu hati seperti ditusuk-
tusuk. Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah, sering bersendawa, serta perut terasa kembung. Sehingga orang tuanya
membawa S ke Puskesmas untuk diperiksa.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang dari dokter, gejala S lebih berat daripada Z, sehingga
Dokter D memeriksa S terlebih dahulu. Saat dilakukan anamnesis, dokter menanyakan pola makan S untuk pertimbangan
diagnosis, S mengatakan bahwa ia memiliki pola makan yang tidak teratur, sering mengonsumsi makanan pedas, dan ini
bukan kali pertama ia merasakan gejala tersebut. Dari hasil tersebut, dokter D mendiagnosis pasien S mengalami
gastritis/maag yg cukup parah dan dokter menyarankan untuk perawatan lebih lanjut di rumah sakit di kota. Namun orang tua
S menolak saran dari dokter karena terkendala oleh biaya, sehingga memilih pengobatan tradisional, dan dr. D menghormati
keputusan orang tua pasien S tersebut.
ETHICAL PROBLEM SOLVING
Case Ethical Problem Alternative Based On Value Alternative Self Assesment Verification Reasons
no System Decision

1. dr. D merupakan satu- dr. D satu-satunya dokter di Dilema etis : Prima Facie : Beneficence No.1, Karena dr. D
satunya dokter yang Puskesmas Desa Y dan dr. D memiliki Beneficence 2, 6, 14. merupakan satu
bertugas di Puskesmas memiliki etos kerja yang tinggi kewajiban dalam dr. D mengutamakan satunya dokter di
Desa Y. Rasa ingin serta kompeten terhadap menjalankan kaidah beneficience Puskesmas Desa Y
menolong membuat dr. D profesi yang dijalaninya. profesinya sebagai dengan bertanggung dan ia tidak lalai atas
memiliki etos kerja yang dokter (Deontologi). jawab akan dan dr. tugasnya serta ia
tinggi dan berkompeten KDB : berkompeten terhadap adalah Dokter yang
terhadap profesinya. • Beneficence (1, 2, 6, 14) profesinya kompeten terhadap
profesinya.
Teori Etika:
• Teori Etika Klasik :
(Deontologi) dr. D
melaksanakan
kewajibannya sebagai
seorang dokter.
• Teori Etika Nilai
(Bertanggung jawab,
Mandiri).
Case Ethical Problem Alternative Based On Alternative Self Assesment Verification Reasons
no Value System Decision

2. Suatu hari ia kedatangan dr. D kedatangan dua pasien Dilema etis : Prima Facie: Non-maleficence Karena dr. D
dua pasien (S dan Z) (S dan Z) dengan gejala sakit dr. D berlaku adil Non-maleficence No. 7 memahami dan
dengan gejala yang sama perut, pasien S bergejala dalam memutuskan dan Beneficence. Beneficence No. 1, menjalankan sesuai
yaitu sakit perut yang daripada pasien Z sehingga pasien yang harus dr. D mengutamakan 2, 4, 6, 9. dengan prosedur
tidak kunjung mereda. dr.D memilih untuk di prioritaskan kaidah Non- yang ada dengan
Karena gejala S lebih memeriksa pasien S terlebih berdasarkan gejala maleficence mengutamakan dan
berat daripada Z, dr. D dahulu. yang lebih berat dan Beneficence menolong pasien
memeriksa S terlebih (Deontologi). dengan mengutamakan dengan gejala lebih
dahulu. KDB : pelayanan dan berat.
• Non-maleficence (7) menolong pasien yang
• Beneficence (1, 2, 4, 6, memiliki gejala lebih
9). berat.
Teori Etika :
• Teori Etika Klasik
(Deontologi) dr. D
menolong pasien yang
harus diutamakan
sebagaimana yang
sudah seharusnya
sebagai seorang dokter
• Teori Etika Nilai
(Tanggung Jawab)
Case Ethical Problem Alternative Based On Alternative Decision Self Assesment Verification Reasons
no Value System

3. dr. D menyarankan dr. D memberikan saran Dilema etis : Prima Facie : Autonomy No. 1, 2, Karena dr. D telah
untuk perawatan lebih kepada pasien S agar dr.D menyarankan Autonomy 6, 9. menyarankan pasien
lanjut di rumah sakit di berobat lebih lanjut ke kepada pasien untuk dr. D mengutamakan Beneficence No. 4, untuk melanjutkan
kota. Namun Orang tua rumah sakit dengan melakukan perawatan kaidah Autonomy 6, 9,11 perawatan di Rumah
S menolak saran dari fasilitas yang lebih lengkap lebih lanjut di rumah dalam menjalankan Sakit kota agar
dokter karena namun ditolak oleh orang sakit kota agar pasien tugasnya menolong mendapatkan
terkendala oleh biaya, tua pasien S dan mendapatkan pasien dan pengobatan dan
sehingga memilih keputusan tersebut perawatan yang lebih mengutamakan hak perawatan yang lebih
pengobatan tradisional, diterima oleh dr. D baik (Deontologi). pasien untuk baik. Namun, pihak
dan dr. D menghormati KDB : menentukan keluarga dari pasien
keputusan orang tua • Autonomy (1, 2, 6, 9). pilihannya. menolak untuk
pasien S tersebut. • Beneficence (4,6, perawatan lebih lanjut
9,11, 16). di rumah sakit karena
Teori Etika : kendala biaya dan
• Teori Etika Nilai menghargai keputusan
(Bertanggung jawab, tersebut.
jujur) dr. D
bertanggung jawab
terhadap tugasnya
sebagai dokter.
Case Ethical Problem Alternative Based On Alternative Decision Self Assesment Verification Reasons
no Value System

4. Dari hasil dr. D memberitahukan hasil Relative decisision : Prima Facie : Beneficence No. 4, Karena dr. D telah
pemeriksaan dr.D, diagnosis dengan sebenar- dr. D memberikan Beneficence 6, 11. memeriksa dan
pasien S mengidap benarnya kepada pasien S. diagnosiis dengan dr. D mengutamakan mendiagnosis pasien
penyakit gastritis KDB : berterus terang kepada kaidah Beneficence atas gejala yang
yang cukup parah • Beneficence (4, 6, 11). pasien S terkait hasil dengan mendiagnosis dikeluhkannya dan
• Autonomy (3, 12). diagnosisnya karena dia pasien dan memberikan hasil
bertanggug jawab. menyampaikan diagnosis yang
Teori Etika : (Deontologi). kondisi pasien yang sebenarnyasesuai
• Teori Etika Klasik dr. sebenarnya. dengan prosedur.
D memeriksa dan
menolong pasien
sebagai kewajibannya
menjadi seorang dokter.
(Deontologi)
• Teori Etika Nilai dr.
D bertanggung jawab
dalam memeriksa dan
jujur mendiagnosis
pasien (Jujur,
bertanggung jawab).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai