Anda di halaman 1dari 25

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN FARINGITIS AKUT PADA NY. A DI RUANG MAWAR


RS B

Dosen Pembimbing :
Dr. Siti Nurkholifah, SKM. M.Kep, Sp.Kom.

Disusun Oleh:
Nama: Artanayla Kurnia Dhinara
NIM: P27820722106

TINGKAT 1 REGULER C SEMESTER 2


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022-2023
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR

Tgl. Pengkajian : 19 Maret 2023 No. Register :


Jam Pengkajian : 09.00 WIB Tgl. MRS :
Ruang/Kelas : Mawar

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A Nama : Ny. M.
Umur : 24 tahun Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pekerjaan : Karyawan
Pekerjaan : PNS Alamat : Menanggal 1,
Surabaya
Gol. Darah :O Hubungan dengan Klien : Ibu
Alamat : Menanggal 1, Surabaya

II. KELUHAN UTAMA


1. Keluhan Utama Saat MRS

2. Keluhan Utama Saat Pengkajian


Klien mengatakan nyeri pada tenggorokan dan saat menelan.

III. DIAGNOSA MEDIS


Faringitis Akut

IV. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 11 Maret 2023 Klien merasakan nyeri pada faring dan suhu badan naik.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu pasien mengatakan bahwa Pasien tidak pernah sakit seperti sekarang.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu pasien dan Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelumnya tidak ada yang
mengalami penyakit yang di derita oleh anaknya pada saat ini.

Tn.M Ny.S Tn.K Ny.G

Tn.M Ny.M

Ny. A

Keterangan :
= Laki – Laki

= Perempuan

= Meninggal

= Pasien

= Serumah

V. RIWAYAT POLA FUNGSI KESEHATAN KLIEN


1. Pola Aktifitas Sehari-hari (ADL)
ADL Di Rumah Di Rumah Sakit
Pola persepsi - manajemen Sebelum sakit, pasien
kesehatan mengatakan penyakit yang
diderita hanya penyakit
ringan, sehingga pasien
berfikir lama kelamaan akan
sembuh sendiri.
Pola nutrisi - metabolik Pasien tetap ingin makan 2x
sehari tetapi dengan porsi
lebih sedikit.
Pola eliminasi Pasien tidak melakukan BAB
sejak 5 hari yang lalu,
sedangkan BAK lancar.
Pola latihan – aktivitas Pasien mengatakan aktivitas
sehari-hari (mobilisasi,
personal, toileting,
berpakaian, makan, dan
minum) dilakukan secara
mandiri.
Pola kognitif perseptual Tidak ada ke khawatiran
tentang penyakit pasien
Pola istirahat tidur Pasien tidak pernah tidur
siang, Malam ± 8 jam
Pola konsep diri – persepsi diri -Pasien mempunyai
penerimaan diri yang baik
-Pasien dapat memahami dan
menerima fakta fakta yang
nyata tentang dirinya
Pola peran dan hubungan Tidak ada masalah hubungan
dalam keluarga.
Pola reproduksi/seksual Pasien berjenis kelamin
perempuan dan pasien belum
ADL Di Rumah Di Rumah Sakit
mempunyai anak
Pola pertahanan diri (koping Saat klien sakit, keluarga
toleransi stress) klien selalu merawat klien
Pola keyakinan dan nilai Pasien taat melaksanakan
ibadah

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
Lemas dan merasa suhu tinggi

B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital


TD : 125/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 37,6 °C, RR : 21 x/menit

C. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Wajah berbentuk bulat dan berbentuk simetris

D. Pemeriksaan Kepala Dan Leher


Kepala : Inspeksi : Warna rambut hitam, Kepala Bentuk simetris,
Palpasi : Tidak ada benjolan
Leher : Palpasi : Tidak ada benjolan, ada rasa nyeri ketika ditekan

E. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan


Inpeksi : Bentuk mata simetris, Mata berkunang-kunang, Pupil bulat isokor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

F. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran/Penghidu/tengorokan


Pendengaran : Inpeksi : Tidak ada serumen, dan Tidak ada luka
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Hidung : Inspeksi : Bentuk simetris, Tidak ada kotoran pada hidung
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Tenggorokan : Nyeri saat menelan ludah, makan, dan minum.
G. Pemeriksaan Thoraks/dada
Paru – Paru : Inpeksi : Bentuk simetris, bentuk dada +
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
Auskultasi : Tidak ada suara tambahan

H. Pemeriksaan Abdomen
Inpeksi : Tidak ada bekas luka, simetris, ada nyeri tekan
Auskultasi : Bising usus 20x/menit
Perkusi : Suara timpani
Palpasi : Tidak ada benjolan

I. Pemeriksaan Punggung Dan Tulang Belakang


Inpeksi : Tidak ada bekas luka pada punggung dan tulang belakang
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan

J. Pemeriksaan Kulit/Integument
Inpeksi : Warna kulit sawo matang
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan

K. Pemeriksaan Ektremitas/Muskuloskeletal
Tidak dilakukan pemeriksaan

L. Pemeriksaan Fungsi Neurologis


Tidak dilakukan pemeriksaan

M. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal


Tidak dilakukan pemeriksaan

VII PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK MEDIK


Tidak dilakukan pemeriksaan

VIII TINDAKAN DAN TERAPI


1. Sesuai dengan terapi tuberkulosis paru.

Perawat yang mengkaji


ttd

( Artanayla Kurnia Dhinara )

ANALISIS DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Klien mengeluh merasakan Tampak mukosa menebal Faringitis Akut
nyeri pada faring, badan terasa serta hipertropi kelenjar
panas, dan batuk limfe dibawahnya dan
dibelakang arkus faring
DO : posterior (lateral band).
KU : Lemas Adanya mukosa dinding
TD: 125/70 mmHg posterior tidak rata yang
Nadi: 80 x/menit disebut granuler
Suhu: 38,5 ℃
RR: 25 x/menit
Skala nyeri : 6

RUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas
dibuktikan dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, wezhing. (D.0001)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis: iskemia jaringan miokard
terhadap sumbatan arteri koronaria ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, tampak
meringis, bersikap protektif, gelisah, takikardi, sulit tidur. (D.0077)
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan untuk menelan dibuktikan
dengan Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal. (D.0019)

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Bersihan jalan napas tidak efektif

PERENCANAAN

NO DIAGNOSIS TUJUAN RENCANA (NIC) RASIONAL TT


KEPERAWATAN (NOC) NAMA
JELAS
1. Bersihan Jalan Bersihan Jalan Latihan Batuk Efektif Observasi Artanayla
Napas Tidak Nafas Meningkat (I.01006) 1. Identifikasi Kurnia
Efektif (D.0001) (L.01001) Observasi kemampuan Dhinara
Kriteria hasil: 1. Identifikasi batuk
1. Batuk efektif kemampuan batuk Rasional:
meningkat: 2. Monitor adanya Menentukan
meningkat retensi sputum obstruksi
dengan skala 3. Monitor tanda dan sputum.
5 gejala infeksi saluran 2. Monitor adanya
2. Produksi napas retensi sputum
sputum 4. Monitor input dan Rasional:
menurun: output cairan (mis. Mengetahui
menurun jumlah dan adanya retensi
dengan skala karakteristik) sputum.
5 Terapeutik 3. Monitor tanda
3. Mengi 1. Atur posisi semi- dan gejala
menurun: Fowler atau Fowler infeksi saluran
dengan skala 2. Pasang Perlak dan napas
5 bengkok di pangkuan Rasional:
4. Frekuensi pasien Mengetahui
napas 3. Buang sekret pada adanya tanda
membaik: tempat sputum dan gejala
dengan skala Edukasi infeksi saluran
5 1. Jelaskan tujuan dan napas.
5. Pola nafas prosedur batuk efektif 4. Monitor input
membaik: 2. Anjurkan tarik napas dan output
dengan skala dalam melalui hidung cairan (mis.
5 selama 4 detik, ditahan jumlah dan
selama 2 detik, karakteristik)
kemudian keluarkan Rasional:
dari mulut dengan Mengetahui
bibir mencucu adanya input
(dibulatkan) selama 8 dan output
detik cairan.
3. Anjurkan mengulangi Terapeutik
tarik napas dalam 1. Atur posisi
hingga 3 kali semi-Fowler
4. Anjurkan batuk atau Fowler
dengan kuat langsung Rasional:
setelah tarik napas Posisi semi
dalam yang ke-3 fowler dapat
Kolaborasi meningkatkan
Kolaborasi pemberian ekspansi paru
mukolitik atau dan
ekspektoran, Jika perlu menurunkan
sesak.
2. Pasang Perlak
dan bengkok di
pangkuan
pasien
Rasional:
Agar
lingkungan di
sekitar klien
tetap bersih.
3. Buang sekret
pada tempat
sputum
Rasional:
Mencegah
infeksi silang.
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
batuk efektif
Rasional:
Agar pasien
kooperatif.
2. Anjurkan tarik
napas dalam
melalui hidung
selama 4 detik,
ditahan selama
2 detik,
kemudian
keluarkan dari
mulut dengan
bibir mencucu
(dibulatkan)
selama 8 detik
Rasional:
Melatih
relaksasi otot
dada.
3. Anjurkan
mengulangi
tarik napas
dalam hingga 3
kali
Rasional:
Melatih
relaksasi otot
dada.
4. Anjurkan batuk
dengan kuat
langsung
setelah tarik
napas dalam
yang ke-3
Rasional:
Untuk
mengeluarkan
dahak
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
mukolitik atau
ekspektoran,
Jika perlu
Rasional:
Untuk
mempermudah
mengeluarkan
dahak.
2. Nyeri Akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri Observasi
( D.0077 ) Menurun (I.08238) 1. Identifikasi
(L.08066) Observasi lokasi,
Kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
1. Keluhan karakteristik, durasi, durasi,
nyeri frekuensi, kualitas, frekuensi,
menurun: intensitas nyeri. kualitas,
dengan 2. Identifikasi skala intensitas nyeri
skala 5 nyeri. Rasional:
2. Meringis 3. Identifikasi respon Mengetahui
menurun: nyeri non verbal. lokasi nyeri dan
dengan 4. Indikasi factor yang skala yang
skala 5 memperberat dan muncul saat
3. Sikap memperingan nyeri. nyeri
protektif 5. Identifikasi 2. Identifikasi
menurun: pengetahuan dan skala nyeri
dengan keyaninan tentang Rasional:
skala 5 nyeri. Mengetahui
4. Anoreksia, 6. Identifikasi pengaruh seberapakah
mual, budaya terhadap rasa nyeri yang
muntah respon nyeri. dialami oleh
menurun: 7. Identifikasi nyeri pasien.
dengan terhadap kualitas 3. Identifikasi
skala 5 hidup. respon nyeri
5. Ketegangan 8. Monitor keberhasilan non verbal
otot dan terapi komplementer Rasional:
pupil yang sudah Mengetahui
dilatasi diberikan. mimik wajah
menurun: 9. Monitor efek yang
dengan samping penggunaan diperlihatkan
skala 5 analgetik. pasien saat
6. Pola napas Terapeutik nyeri muncul.
dan tekanan 1. Berikan teknik non 4. Indikasi factor
darah farmakologis untuk yang
membaik: mengurangi rasa memperberat
dengan nyeri. dan
skala 5 2. Control lingkungan memperingan
yang memperberat nyeri
rasa nyeri. Rasional:
3. Fasilitasi istirahat dan Mengetahui apa
tidur. saja yang
4. Pertimbangkan jenis memperburuk
dan sumber nyeri dan
dalam pemilihan memperingan
strategi meredakan keadaan
nyeri. nyerinya.
Edukasi 5. Identifikasi
1. Jelaskan penyebab, pengetahuan
periode, dan pemicu dan keyaninan
nyeri. tentang nyeri
2. Jelaskan strategi Rasional:
Mengetahui
meredakan nyeri. kemampuan
3. Anjurkan mengatasi
menggunakan nyeri.
analgetik secara 6. Identifikasi
tepat. pengaruh
4. Anjurkan memonitor budaya
nyeri secara mandiri. terhadap respon
5. Ajarkan teknik non nyeri
farmakologis untuk Rasional:
mengurangi rasa Mengetahui
nyeri. kebiasaan
Kolaborasi terhadap respon
1. Kolaborasi nyeri
pemberian analgetik, 7. Identifikasi
jika perlu nyeri terhadap
kualitas hidup
Rasional:
Mengetahui
pengaruh nyeri
terhadap
aktivitas sehari
hari.
8. Monitor
keberhasilan
terapi
komplementer
yang sudah
diberikan
Rasional:
Mengetahui
perkembangan
terapi yang
diberikan.
9. Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Rasional:
Membantu
mengurangi
komplikasi
Terapeutik
1. Berikan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri
Rasional:
Mengurangi
rasa nyeri yang
dirasakan
pasien.
2. Control
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri
Rasional:
Mengurangi
rasa nyeri yang
dirasakan
pasien dan
memberikan
kenyamanan.
3. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Rasional:
Mengurangi
rasa nyeri yang
dirasakan
pasien.
4. Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri
Rasional:
Menetapkan
strategi dalam
meredakan
nyeri.

Edukasi
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
Rasional:
Membantu
mengurangi
faktor pemicu
munculnya
nyeri.
2. Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
Rasional:
Mengontrol
mengatasi
nyeri ketika
nyeri muncul .
3. Anjurkan
menggunakan
analgetik
secara tepat
Rasional:
Karena
penggunaan
analgetik yang
tepat dapat
mengurangi
rasa nyeri.
4. Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
Rasional:
mengetahui
perkembangan
proses
penyembuhan.
5. Ajarkan teknik
non
farmakologi
Rasional:
Mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi
1. Kolaborosi
pemberian
analgetik, jika
perlu
Rasional:
Membantu
mengurangi
nyeri sehingga
meningkatkan
kenyamanan
3. Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi Observasi
(D.0019) Meningkat (I.03119) 1. Identifikasi
(L.03030) Observasi status nutrisi
Kriteria hasil: 1. Identifikasi status Rasional:
1. Porsi makan nutrisi Dapat
yang 2. Identifikasi alergi dan mengetahui
dihabiskan intoleransi makanan status nutrisi
meningkat: 3. Identifikasi makanan klien sehingga
dengan skala yang disukai dapat
5 4. Identifikasi kebutuhan melakukan
2. 2. Kekuatan kalori dan jenis intervensi yang
otot menelan nutrien tepat.
meningkat: 5. Identifikasi perlunya 2. Identifikasi
dengan skala penggunaan selang alergi dan
5 nasogastrik intoleransi
3. Nyeri 6. Monitor asupan makanan
abdomen makanan Rasional:
menurun: 7. Monitor berat badan Mengetahui
dengan skala Terapeutik adanya alergi
5 1. Lakukan oral hygienis dan intoleransi
4. Berat badan sebelum makan, jika makanan.
membaik: perlu 3. Identifikasi
dengan skala 2. Fasilitasi menentukan makanan yang
5 pedoman diet (mis. disukai
5. Indeks massa piramida makanan) Rasional:
tubuh (IMT) 3. Sajikan makanan Menambah
membaik: secara menarik dan nafsu makan.
dengan skala suhu yang sesuai 4. Identifikasi
5 4. Berikan makanan kebutuhan
tinggi serat untuk kalori dan jenis
mencegah konstipasi nutrien
5. Berikan makanan Rasional:
tinggi kalori dan tinggi Mencukupi
protein kalori sesuai
6. Berikan suplemen kebutuhan klien
makanan, jika perlu dapat
7. Hentikan pemberian membantu
makanan melalui proses
selang nasogastrik jika penyembuhan
asupan oral dapat dan
ditoleransi menghindari
Edukasi terjadinya
1. Anjurkan posisi komplikasi.
duduk, jika mampu 5. Identifikasi
2. Ajarkan diet yang perlunya
diprogramkan penggunaan
Kolaborasi selang
1. Kolaborasi pemberian nasogastrik
medikasi sebelum Rasional:
makan (mis. pereda Feeding adalah
nyeri, antlemetik), jika memberikan
perlu cairan nutrisi
2. Kolaborasi dengan ke dalam
ahli gizi untuk lambung pasien
menentukan jumlah yang tidak
kalori dan jenis mampu
nutrien yang menelan.
dibutuhkan, jika perlu Membantu
pemberian
makanan atau
obat-obatan
kepada pasien
yang dalam
keadaan lemah
atau tidak
sadar.
6. Monitor asupan
makanan
Rasional:
Anoreksia dan
kelemahan
dapat
mengakibatkan
penurunan
berat badan dan
malnutrisi yang
serius.
7. Monitor berat
badan
Rasional:
Membantu
dalam
identifikasi
malnutrisi
protein-kalori
klien,
khususnya bila
berat badan
kurang dari
normal.
Terapeutik
1. Lakukan oral
hygienis
sebelum
makan, jika
perlu
Rasional:
Mulut yang
bersih dapat
meningkatkan
nafsu makan.
2. Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
(mis. piramida
makanan)
Rasional:
Karena status
gizi seseorang
menunjukkan
seberapa besar
kebutuhan
fisiologis
individu
tersebut telah
terpenuhi.
Keseimbangan
nutrisi antara
yang masuk
dan yang
dibutuhkan
untuk
kesehatan
optimal
sangatlah
penting.
3. Sajikan
makanan secara
menarik dan
suhu yang
sesuai
Rasional:
Memberikan
peningkatan
nafsu makan
dan keinginan
untuk makan.
4. Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
Rasional:
Memenuhi
kebutuhan
protein yang
hilang dan
membantu
meringankan
kerja hepar
dalam
memproduksi
protein.
5. Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
Rasional:
Memenuhi
kebutuhan
protein yang
hilang dan
membantu
meringankan
kerja hepar
dalam
memproduksi
protein.
6. Berikan
suplemen
makanan, jika
perlu
Rasional:
Suplemen
makanan akan
menambah
nafsu makan.
7. Hentikan
pemberian
makanan
melalui selang
nasogastrik jika
asupan oral
dapat
ditoleransi
Rasional:
Memberikan
kenyamanan
kepada klien
dan
memandirikan
klien.
Edukasi
1. Anjurkan posisi
duduk, jika
mampu
Rasional:
Agar tidak
tersedak dan
makanan dapat
masuk dengan
baik.
2. Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Rasional:
Meningkatkan
rasa
keterlibatannya,
memberikan
informasi
kepada
keluarga untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi klien.
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis. pereda
nyeri,
antlemetik),
jika perlu
Rasional:
Agar klien
tidak
merasakan
nyeri saat
makan.
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan,
jika perlu
Rasional:
Sangat penting
dan bermanfaat
dalam
perhitungan
dan
penyesuaian
diet untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi klien
dilakukan oleh
tenaga
profesional
yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai