Anda di halaman 1dari 44

Pertemuan 5 : DASAR DASAR

REPRODUKSI DAN PEWARISAN SIFAT

Dosen : Cico Jhon Karunia Simamora, SP. MSi.


Hubungan Antara Pembelahan Sel dan Reproduksi
Bagaimana Bintang Laut Diproduksi:
Melalui dan Tanpa Reproduksi Seksual

• Siklus hidup organisme multiselular meliputi:


- Pertumbuhan/Perkembangan
- Reproduksi
• Pembelahan sel merupakan pusat reproduksi sel dan
organisme

• Perkembangan embrio (morula) bitang laut Bintang laut dewasa


• Kluster sel akan kontinu membelah dalam
proses perkembangan
Reproduksi Seksual dan Aseksual
Hewan
• Bintang laut meregenerasi satu lengannya yang
hilang
• Regenerasi berupa pembelahan sel berulang

Bintang laut meregenerasi satu Bintang laut memulihkan


lengannya lengannya
Apakah Zuriat Mirip
Tetuanya?
• Amoeba: menghasilkan zuriat yang identik persis sama (reproduksi
aseksual)

• Manusia: memproduksi zuriat (anak) yang mirip (reproduksi


seksual)

Amoeba Manusia Manusia


Sel Berasal dari Sel Sebelumnya

• Semua sel berasal dari sel


• Reproduksi selular disebut pembelahan sel
• Pembelahan sel memungkinkan:
 embrio berkembang menjadi organisme dewasa
 kehidupan kontinu dari generasi ke generasi

• Reproduksi Prokariot: fisi biner (membagi menjadi dua)

Kromosom prokariot
Membran
Kromosom berduplikasi dan
plasma
berpisah
Sel memanjang dan sel-sel bergerak
Dinding
sel
Membelah menjadi 2
sel
Siklus Sel Eukariot dan Mitosis

• Sel eukariot mempunyai lebih banyak gen dari pada sel


prokariot
• Kromosom eukariot :
 besar dan kompleks

 berduplikasi setiap pembelahan sel

• Kromosom:
 Terdapat dalam nukleus, mengandung banyak gen
 Mengandung molekul DNA sangat panjang dengan ribuan gen
 Terpaket sebagai kromatin
 Hanya terlihat selama waktu pembelahan sel

Kromosom tumbuhan (eukariot) terwarnai


ungu
Siklus Sel: Penggandaan Sel
Dua fase utama siklus sel:
• Interfase
- kromosom mengganda
- komponen sel dibuat

• Fase Mitotik
- Pembelahan sel terjadi: mitosis dan sitokinesis

Siklus sel Interfase


Siklus Sel

INTERFASE PROFASE
Sentrosom spindel awal sentrosom kinetokhor
fragmen
(dengan sepasang selubung
mitotis
sentriol) nukleus
Kromatin

M embra kromosom, spindel


nukleolus Membran n terbelah menjadi dua mikrotubul
inti Plasma kromatid
bersaudara
Siklus Sel

METAFAS ANAFAS TELOFASE DAN SITOKINESIS


E E pembentukan
lempengan Metafase kerutan belahan nukleolus

spindel

kromosom bersaudara pembentukan selubung


nukleus
Perbedaan Sitokinesis pada Hewan dan Tumbuhan

Sitokinesis pada Sitokinesis pada


hewan tumbuhan

kerutan
belahan

pembentuka
n lempengan
dinding sel
kerutan diding sel mula-
belahan cincin
mula dinding sel
kontraksi baru
mikrofilamen
Dinding sel
baru
dinding
sel

pembawa bahan dinding lempengan dua sel


dua sel
sel sel bersaudar
bersaudara
a
Pada Media, Sel Hewan Membelah Setelah
Menyentuh Permukaan Padat
Faktor pertumbuhan adalah
Inhibisi kebergantungan- protein yang dikeluarkan sel
kepadatan yang merangsang sel lainnya
membelah
Sel menjangkar ke
permukaan Setelah satu lapisan sel terbentuk,
padat dan membelah sel berhenti membelah

Berhenti membelah setelah


bersentuhan dan satu
lapisan sel penuh (Inhibisi
kebergantungan-kepadatan)
Penambahan faktor
pertumbuhan, merangsang
pembelahan sel lebih
lanjut

Bila sel dicungkil, sel sekitarnya akan


membelah
Untuk mengisi kembali sampai Satu lapisan Sel-sel
penuh satu lapisan dan berhenti berukuran lebih
(Inhibisi kebergantungan-kepadatan) kecil
Hubungan Pertumbuhan Tak Terkontrol,
Sel Kanker Penghasil Tumor Malignan
Sel kanker mempunyai siklus sel abnormal:
• Membelah secara berlebihan dapat membentuk massa abnormal disebut tumor
• Radiasi dan khemoterapi efektif sebagai pengobatan kanker sebab
menginterfensi pembelahan sel

pembulu
pembulu h
h getah darah
sel bening
kanker
sistem Kontrol
tumor

jaringan sel kanker tidak


glandular memberikan respon
secara normal ke sistem
kontrol siklus sel
tumor tumbuh sel kanker sel kanker menyebar melalui
dari sel menginvasi pembuluh getah bening dan
kanker jaringan darah ke bagian tubuh lainnya
tunggal tetangganya
Fungsi Mitosis
Pertumbuha Pergantian Reproduksi
n Sel aseksual

sel
mati

epiderm
is

sel
membelah

kulit Hydr
akar a
bawang
Meiosis dan Pindah Silang
Kromosom Homolog Berpasangan
Sel somatik setiap spesies mempunyai banyaknya kromosom tertentu
• Sel manusia mempunyai 46 kromosom (23 pasang kromom
homolog)
• Sel mengandung 2 set kromosom disebut diploid
• Sel gamet mengandung 1 set kromosom, haploid
• Sel gamet dihasilkan dari pembelahan meiosis

kromosom homolog

sentromer

kromatid bersaudara
Meiosis dan Siklus Hidup Manusia
Meiosis mereduksi banyaknya
kromosom diploid haploid Siklus Hidup Manusia
gamet haploid (n =
Pembelahan 2 kali: 23)

Meiosis I:
sel
• Kromosom berduplikasi, telur
kromatid homolog
berpasangan meiosi sel fertilisasi
sperma
s
• Pindah silang bisa
terjadi
zigot
• Pasangan homolog diploid
2n = 46
berpisah,

• Sentromer belum
berpisah
mitosis dan
• Terbentuk 2 sel perkembangan
Meiosis I

Kromosom homolog berpasangan berpisah

Kromatid bersaudara berpisah

INTERFASE PROFASE I METAFASE I ANAFASE I

kromatid bersaudara
spindel lempengan
metafase tetap melekat
letak pindah
silang

tetrad
kromatid sentrome kromosom
bersaudar r homolog berpisah
a
kromatin
Meiosis II

Kromatid bersaudara berpisah


Telofase I dan PROFASE II METAFASE II ANAFASE II TELOFASE II dan
Sitokinesis Sitokinesis

kromatid bersaudara sel


berpisah haploid
terbentuk
Perbandingan Mitosis dan
Meiosis
MITOSIS MEIOSIS
Letak
MEIOSIS I
pindahsilang PROFASE I
PROFASE
Tetrad
kromosom duplikat terbentuk dari
(dua kromatid kromoso
bersaudara)
kromoso kromosom
m homolog
2n = m bersinapsis
bereplika 4 bereplika
si si
METAFASE kromosom tetrad terletak pada METAFASE
terletak pada lempengan
lempengan metafase
I
metafase
ANAFASE kromatid
bersaudara ANAFASE I
TELOFA kromosom
SE berpisah TELOFASE
homolog berpisah
ketika anafase I
ketika anafase I;
Kromatid
bersaudara tetap
bersatu
dua sel
meiosis
I
2n kromosom
tidak MEIOSIS
dua sel hasil mitosis bereplikasi lagi; II
kromatid
bersaudara
berpisah ketika n n n n
anafase II empat sel hasil meiosis II
Kemungkinan Cara Kromosom Homolog Berpasangan
Kemungkinan 1 Kemungkinan
2
Dua peluang yang sama
2n = 4
kromosom bepasangan pada
n=2
Metafase I

Metafase
II

n n=2
2=4

game
t
Kombinasi 2
Kombinasi Kombinasi Kombinasi 4
1 2=4
2 3
Kromosom Homolog Membawa Versi Gen Berbeda

gen warna bulu gen warna mata

cokla hita C E
t m C E
C E
c e
c e
putih mera c e
h kromosom pada 4
pasangan kromosom gamet
homolog
Pindahsilang, Rekombinan, dan Keragaman Genetik
gen warna bulu gen warna mata

TETRAD

1
kromatid homolog
putus
2 kromatid homolog nyambung

kiasma

3 kromosom homolog
tetra berpisah pada Anafase I
d kiasm
kromstid berpisah pada
a Anafase II
Akhir Meiosis
4
kromosom Tipe Tetua
kromosom
rekombinan
kromosom
sentromer rekombinan
kromosom Tipe Tetua
gamet dengan empat tipe
genetik
Ketaknormalan Meiosis: Perubahan Banyaknya Kromosom

nondisjunction
in meiosis I normal
meiosis I

normal
meiosis II nondisjunction
in meiosis II

gamet
Gamet
n+1 n+1 n–1 n–1
n+1 n–1 n n
banyaknya
banyaknya
kromosom n+1
Sel kromosom
telur Zigot
2n + 1
sel
Sperma n (normal)
Kelebihan Kromosom 21: Sindrom Down

Kemungkinan melahirkan anak


Sindrom Down meningkat, kalau
umur Ibu meningkat

3 kromosom
21
(2n + 1)

(per 1000 kelahiran)


umur Ibu
Perubahan Struktur Kromosom
1 “cri du chat” (tangis kucing)
delesi kromosom 5
delesi

Perubahan kromosom
2 dalam sel somatik:
duplikasi
kanker
conto
kromosom h
homolog kromosom 9

inversi
translokasi
kromosom 22
resiprokal
translokasi
resiprokal

4 “kromosom Philadelphia”

kromosom gen penyebab Kanker aktif


non-homolog
“Chronic myelogenous leukemia”
(CML)
Pola Pewarisan Sifat
PERSILANGA
N PARKIT

X Tipe Liar Tipe Liar

Tipe Liar

KUNING BIRU

Tipe Liar Biru langit

Generasi I Tipe
Burung parkit HIJAU
BIO 101/X/Pewarisan Sifat 3

Liar
Kuning + biru hijau
3/4
Tipe Liar 1/4
Teori Percampuran
(Blending) ?
GenerasiBiru langit
II

Apakah mengikuti pola pewarisan monohibrid?


GENETIKA: Ilmu yang mempelajari pewarisan sifat
(hereditas)
• Awalnya, orang bertani atau berternak akan menyeleksi tumbuhan atau
hewan yang unggul untuk dibudidayakan

• Sampai abad ke 20: banyak orang percaya kekeliruan bahwa sifat-sifat


di dapat selama hidupnya diteruskan ke anaknya

• Sifat-sifat dari kedua tetuanya bercampur pada zuriatnya dan tak dapat balik
(Teori Percampuran (“Blending”)

Genetika Moderen dimulai,


setelah percobaan kuantitatif
pada tanaman kapri
(Pisum sativum) oleh
Mendel
Percobaan Genetika Persilangan
Mendel
putih
Warna 1
stamen
bunga
ungu putih
digunting
dari bunga ungu
1
Posisi

bunga polen dari stamen


2 bunga putih
axial terminal karpel ditranfer ke karpel
2 bunga ungu
stamen
Warna biji
karpel TETUA
3 kuning hijau (P)
karpel sudah
Bentuk dipolinasi matang
3 menjadi polong
biji 4 bulat keriput
Mendel
Bentuk 5 mempelajar biji dari
Polong rat bergelombang
a i 7 sifat polong
ditana
Warna m
polong
6 hijau kunin 4
g
Zuriat
(F1)
Tinggi 7
tanaman

tinggi pndek
Prinsip Mendel (Segregasi Satu
Sifat ) Model Genetika (alel)
Tanaman P PP pp
P GENERASI P
(tetua galur murni)

Bunga ungu Bunga putih Gamet semua P Semua p

Semua Tanaman F1 semua Pp Segregasi


berbunga ungu (hibrid)
Generasi
F1
Gamete 1 /2 P /2 p
1
Fertilizasi antar
tanaman F1
(F1 x F1)

P P

PP
Tanaman F2 p p
Generasi
Pp Pp
F2 Rasio Fenotipe
3 ungue : 1 putih
/4 berbunga ungu
3
1/ 4 berbunga putih
pp
Rasio Genotipe
1 PP : 2 Pp : 1 pp
Hukum Segregasi (Hukum Mendel I)

Alel = bentuk ALTERNATIF dari Gen

A a
Sepasang gen
(alel) heterosigot

A gamet
a
Pada waktu pembentukan gamet, alel dari sepasang gen suatu sifat
bersegregasi (berpisah)
Kromosom Homologous Membawa Dua Alel
untuk Setiap Sifat

Bentuk alternatif untuk suatu gen (alel) berada pada lokus yang sama di
kromosom homologous

LOKUS GEN
ALEL DOMINAN
P a B

P a b
ALEL RESESIF

GENOTIPE: PP aa Bb

HOMOZiGOT HOMOZIGOT HETEROZIGOT


untuk alel untuk alel
dominan resesif
Prinsip Berpadu Bebas (Independent Assortment) pada
Pengamatan Dua Sifat secara Bersamaan

P Licin, Kuning
x Keriput, Hijau
(rryy)
(RRYY)
F Licin, Kuning
1 (RrYy)

Hukum
Mendel II

F
2
Pada waktu pembentukan gamet F1,
masing-masing alel dari gen
sifat pertama (Y atau y) berpadu bebas
dengan masing-masing alel dari gen sifat
kedua (R atau r)
Hukum Berpadu Bebas (Independent Assortment)
(Hukum Mendel II)

R r pasangan R r
gen bebas
Y y
y atau Y

R r R r
Y y y Y
gamet gamet

Pada waktu pembentukan gamet F1, masing-masing alel dari gen sifat
pertama (Y atau y) berpadu bebas dengan masing-masing alel dari gen sifat
kedua (R atau r)
Kromosom sebagai Dasar Prinsip Mendel
Gen-Gen Tidak Selalu Bebas pada Kromosom
Berbeda
A B a b

A B

a b A b a B
tetrad pindahsilang

gamet

Pindahsilang rekombinan , keragaman


genetik
Silsilah Keluarga Digunakan untuk Menentukan Pola Pewarisan
dan Genotipe Individu Manusia

Dd Dd D_ D_
Joshua Abigail John Hepzibah
Lambert Daggett
Linnell Eddy
? ?

D_ dd Dd
Abigail Jonathan Elizabeth
Lambert Lambert Eddy

resesi
Dd Dd dd Dd Dd Dd dd f

Tuli
T
Norma
l ul
female male
i
Ti
d
a
Sistem Penentu Seks pada
Hewan

• Sistem X-Y 6
+
6+
XX +
XY

• Sistem X-
O

• Sistem Z-
W

Banyaknya Kromosom
Sistem Penentu Seks pada
Hewan
• Pola pewarisan sifat gen ada pada kromosom X, jantan
membawa satu kromosom X dan betina dua

• Ilustrasi pola pewarisan warna mata putih (r) pada lalat buah,
sifat
terpaut-X gen resesif
Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan

X RX R
X rY X RX r
X RY X RX r
X rY

XR Xr XR XR XR Xr
Y Y Y
Xr X RX R Xr X R Xr
X RX r
XRY X rX R
XRY XRY
X rX r
XrY XrY

R = alel mata-merah
r = alel mata-putih
Pewarisan Sifat pada Manusia

Buta warna, alel


resesif terpaut sex
(kromosom-X)

Sistem X-Y

Hemofilia, alel resesif


terpaut seks

Queen Albert
Victori
a

Alice Louis
Achondroplasia,
alel dominan(autosom) Czar
Alexandra Nicholas II
of Russia

Alexis
Pengembangan Pola Pewarisan Mendel:
Kasus Dominan Tak-Penuh

1 2 1
Pengembangan Pola Pewarisan Mendel:
Kasus Kodominan dan Alel Ganda

Alel Ganda: dalam satu


lokus/gen > 2 alel

Contoh:
Golongan Darah pada
manusia
Sistem ABO = 3 alel

Alel IA bersifat kodominan


terhadap alel IB

Alel IA dan IB bersifat dominan


terhadap alel I0
Pengembangan Pola Pewarisan Mendel:
Epistasis (Kasus Segregasi Fenotipe F2 = 9 : 7)

► Pleiotropi:
satu gen terekspresi dalam banyak sifat

►Sifat Epistasis (Poligenik) :


suatu sifat dikendalikan oleh lebih
dari satu (banyak) gen
Contoh PLEIOTROPI: Sel Sabit Darah Merah
Individual homozygous
for sickle-cell allele

Sickle-cell (abnormal) hemoglobin

Abnormal hemoglobin crystallizes,


causing red blood cells to become sickle-shaped

sickle cells sel


sabit

Clumping of cells
Breakdown of red Accumulation of
and clogging of
blood cells small blood vessels sickled cells in spleen

Physical Heart Pain and Brain Damage to Spleen


weakness Anemia failure fever damage other organs damage

Impaired Pneumonia
Paralysis and other Kidney
mental Rheumatism
function infections
failure
Sifat Poligenik:
Suatu Sifat Dikendalikan oleh Banyak Gen

Poligen pada warna kulit manusia


terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai