Anda di halaman 1dari 29

PERPADUAN LEADERSHIP

MODERN dengan NILAI BUDAYA


INDONESIA dalam menghadapi
NEW COMPETITIVE LANDSCAPE

Budi Mulyono
Bagian/SMF Patologi Klinik
FKUGM/RS DR Sardjito
Dinamika
Globalisasi

Tekanan dari luar

( refleksi ) Pelayanan Kesehatan ( perubahan )


di Indonesia

Keadaan dalam
organisasi
KEADAAN FINANSIAL UMUM di
bidang Pelayanan Kesehatan:
1. Pembeayaan dari pemerintah tdk memadai:
- pinjaman LN untuk anggaran > 20-25 %
- dana jejaring pengaman sosial relatif kecil
2. Peran swasta dalam pelayanan kesehatan makin
besar:
- pertumbuhan peran swasta vs pemerintah
( th. 2002: 15,4% vs. 6,9%)
- diperkirakan peran pemerintah yad ~ 25%
TANTANGAN Pelayanan Kesehatan di
Indonesia secara umum:
1. Human Development Index masih
tergolong rendah: angka morbiditas dan
mortalitas masih tinggi
2. “Triple Burden” Penyakit:
- Old problem: kurang gizi, infeksi
endemik
- Emerging disease: degeneratif, HIV, AI
- Re-emerging d’se: Tbc, Malaria
3. Kompetensi & Komitmen SDM sub-optimal
TEKANAN dari LUAR
1. Keadaan Sosial, Politik, Ekonomi
masyarakat & negara
2. Kemajuan teknologi
3. Harapan masyarakat akan pelayanan
aman dan bermutu
4. Peningkatan tuntutan hukum
5. Kompetisi di Era perdagangan bebas
Ancaman Dinamika Globalisasi:
 Perjanjian GATS dari WTO

 Mode 1: Suplai yang melewati batas


negara
 Mode 2: Konsumsi luar negeri
 Mode 3: Kehadiran komersial
(th. 2006)
 Mode 4: Pergerakan tenaga kerja
(th. 2008, ditunda 2010)
ASEAN:

► AFTA : ASEAN FREE TRADE AREA


► AFAS : ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT
ON SERVICES

- Liberalisasi regional mulai 2004


- Mode 4 dibuka 2008
- 2020 seluruhnya dibuka
- Speed up the liberalization process
Free flow services in ASEAN earlier than 2020
LIBERALISASI BIDANG JASA KESEHATAN

1. Kesehatan masuk dalam 2 sektor:


 Sektor Kesehatan:
- Hospital Services
- Other Human Health Services
- Social Services
- Other
 Sektor Jasa Bisnis :
- Profesional Services
- Medical & Dental Services
2. Dilakukan melalui sistem “Offer” dan”Request”
3. Dilakukan secara bertahap
4. Multilateral dan Bilateral
5. Komitmen tidak bisa dicabut
MODE 3 : COMMERCIAL PRESENCE
- Establishment of hospitals, clinics, nursing homes,
training facilities.
- Presence of management of health facilities & allied
services, medical & paramedical education and IT

The impacts :
Enhance investment opportunities
Increase competition
Internal brain drain
Squeezing the domestic sector
MODE 4 :
MOVEMENT OF NATURAL PERSONS
- Doctors, nurses, paramedics, midwives,
consultants, trainers, management personnel

The Impacts :
Movement of personnel Flooded with service
providers from other countries
Untuk bisa survive dalam
persaingan mendatang

Perlu adanya perubahan budaya


yang harus dijalani secara
Sistematik & Optimistik
TRANSFORMATIONAL CHANGING
 Perubahan secara kualitatif dalam suatu
sistem organisasi
 Reframing nilai-nilai, keyakinan dan sikap
yang ada pada organisasi
 Redefinisi dari lingkup aspek psikososial
yang saling berkaitan
 Pengembangan individu, performa dan
budaya organisasi  peningkatan daya
saing
Untuk menciptakan perubahan budaya ini
diperlukan
“Transformational Leadership”,
bukan “Managership”

WHY ?

Keberhasilan Transformasi :
► Peran Leadership 70 % - 90 %
► Peran Managership 10 % - 30 %
( Kotter, 1998 )
Leadership Managership

What they do ?

- Critical decision making - Routine decision making


- Strategic decision - Technical decision
- Option widening - Uncertainty reduction
- Opportunistic surveillance - Problematic search
- Goal setting and changing - Goal achieving
- Prospective - Retrospective
- Proactive - Reactive
- Elevate employee - Exchange with Employee
- Shape the organization’s culture - Work within the organization’s culture

- Emergent How they do it ?


- Designated
- Personal - Structural
- Moral - Rules and regulations
- Consensual, catalystic - Hierarchie
- Empower people - Control and influence people

(Differences between leadership and managership,M. Shortell.1988)


“ Act as a Leader, not a Manager,
Stop Managing, Start Leading !”

( Robert Flater : “Jack Welch and GE Way” )


TRANSFORMATIONAL LEADERS

► “Kepemimpinan tranformasi” bersifat


karismatik, inspiratif, stimulatif dan berani mengambil
resiko dengan penuh pertimbangan.

Mereka memberikan kepada ‘anak buah’ rasa ikut


berperan; melukiskan gambaran tentang keberhasilan;
menyampaikan tujuan bersama, saling pengertian, dan
masa depan yang menarik.
Seseorang dikatakan sebagai pemimpin
tranformasi: (Walshe, 2000)

o Memiliki visi dan tujuan kedepan yang jelas


o Mempunyai kemampuan sbg dinamisator
organisasi dan menunjukkan semangat yang
tinggi dalam melaksanakan tugas organisasi
secara benar dan bertanggungjawab
o Menciptakan iklim saling percaya, saling
menghargai dan membantu kolega lain
untuk senantiasa meningkatkan kapasitas
pribadi
Misi : - Identitas jatidiri lembaga
- Raison d’etre (Reason for being)
- Milik Organisasi

Visi : - Cita-cita yang ingin diraih


- Gambaran Organisasi di masa datang
- Milik pimpinan yang menjadi
pedoman bersama (konsep &
konsistensi)

Objektif : - Tujuan Strategik


- Tujuan Finansial
Langkah-langkah Pemimpin Senior dalam
Organisasi Modern: (Gaspersz, 2007)
1. Melaksanakan Misi dan Nilai-nilai organisasi
dalam pencapaian Visi dan Tujuan
Strategik
2. Bersama Tim Manajemen merumuskan
“Master Improvement Story ” dan
menyebar-luaskan informasi proporsional
ke seluruh bagian organisasi
3. Berperan dalam implementasi “MIS” dan
mempersiapkan kader-kader pemimpin
organisasi masa depan
5 Pegangan Utama dalam Pemimpin
dalam Budaya Indonesia (‘Jawa’):

1. ‘Sumingkirno pancadriya’ , menyingkirkan


sifat-sifat: cengil (suka membikin sengsara
orang lain), panasten (emosional),
kemeren (irihati), dahwen (mencampuri
urusan orang lain), gething (pembenci)
2. ‘Tumindakno pancalaku’ : eling (ingat
Allah), hening (jernih pikiran-batin),
heneng (penuh pertimbangan), hawas
(waspada), wicaksono (bijaksana)
3. ‘Ojo kumingsun’ : jangan sombong, ingin menang
sendiri dan berkuasa terus; tetapi harus ‘ing
ngarso sung tulodo, ing madyo mbangun karso,
tut wuri handayani’ dan selalu ‘asih-asah-asuh’

4. Bertindak ‘rumongso handarbeni, wani


hangrukebi, mulat sariro hangroso wani’ :
merasa memiliki organisasi, berani membela
kebenaran dan mawas diri

5. Mengedepankan ‘menang tanpo ngasorake,


nglurug tanpo wadyabala’ : tidak semena-mena,
empati, mencari keselarasan dan berusaha
menghindari konfliks
Nilai Budaya Kepemimpinan
Islam di Indonesia :
1. STAF:
Sidiq, Tabligh, Amanah, Fathonah
2. Tawakal, Iman dan Ikhlas
3. 5T Abc:
Tauladan, Tawadu, Telaten, Tegas,
Tanggungjawab, Adil, bijak, cakap
4. Rahmatan lil’alamin
Integration in medical curricula
Faculty of Medicine Universiteit Maastricht
TERIMAKASIH atas
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai