Anda di halaman 1dari 18

LOMPAT TINGGI

KELAS XI
LOMPAT TINGGI
• Lompat tinggi merupakan salah satu cabang
olahraga atletik yang menguji keterampilan
atlet dalam melompat dengan melewati
mistar tanpa bantuan alat.
• Tujuan dari olahraga ini adalah untuk
mendapatkan lompatan setinggi-tingginya
atau minimal dengan ketinggian tertentu.
TEKNIK DASAR LOMPAT TINGGI
• TEKNIK AWALAN
• TEKNIK TOLAKAN
• TEKNIK MELAYANG
• TEKNIK MENDARAT
• TEKNIK AWALAN
Teknik dasar lompat tinggi yang pertama yaitu
teknik awalan.
Sebagian besar atlet lompat tinggi melakukan
teknik awalan ini dengan cara berlari. Dimulai dari
berlari dengan kecepatan rendah hingga
kecepatan tertentu sesuai dengan strateginya
masing-masing agar dapat melompat dengan
baik.
• TEKNIK TOLAKAN
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan salah
satu kaki yang terkuat agar tubuh dapat
melompat tinggi dan melewati mistar.
Ketika satu kaki melakukan tolakan/lompatan,
kaki satunya melakukan ayunan agar lompatan
berhasil untuk melewati mistar.
• Teknik Melayang
Melayang disini berarti ketika kondisi tubuh
mulai terangkat untuk melewati mistar.
Teknik ini penting untuk dikuasai agar tubuh
tidak mengenai mistar ,sertaa dapat mendarat
dengan posisi yang baik.
• Teknik Mendarat
Teknik mendarat merupakan akhiran dalam
lompat tinggi .gerakan ini dilakukan dengan
menjatukan badan kematras ketika tubuh sudah
melewati mistar.
GAYA LOMPAT TINGGI
Terdapat 4 gaya dalam lompat tinggi
• Gaya Guling perut (Straddle)
• Gaya Gunting (Scissors)
• Gaya Fosbury Flop
• Gaya Guling Sisi (Western Roll)
Gaya Guling (Straddle)

• Gaya straddle merupakan gaya dimana badan kita melampaui


tiang dengan cara diputar dan dibalikkan lagi sehingga posisi
badan kita tertelungkup saat di atas mistar. Gaya ini dapat
dilakukan dengan cara mengambil jarak awalan dari samping
antara 4, 6, 8 atau 10 langkah tergantung dari ketinggian
mistar yang akan dilewati.
Gaya Gunting  (Scissors)

• Gaya Gunting Ialah gaya yang paling klasik dari gaya lompat
tinggi. Mengapa dinamakan gaya gunting? Alasannya karena
posisi kaki yang melakukan tolakan, mengayun dan akhirnya
kedua kaki serta seluruh tubuh melewati mistar nampak
seperti gerakan gunting
Gaya Fosbury Flop
• Berbeda dengan gaya lainnya, lompat tinggi gaya flop
mengharuskan pelompat untuk melengkungkan punggungnya
di atas mistar. Saat melayang di udara, posisi tubuh pelompat
telentang dan kaki dalam kondisi rileks. Pendaratan dilakukan
di atas busa, dengan posisi punggung yang menyentuh busa
terlebih dahulu.
Gaya Guling Sisi (Western Roll)
• Teknik lompat tinggi western roll atau gaya guling sisi dilakukan
dengan menggunakan kaki yang paling dekat dengan tiang mistar
untuk melakukan lompatan. Kaki yang paling dekat dengan mistar
diangkat serta harus melewati tiang mistar terlebih dahulu. Posisi
kepala harus lebih rendah dibandingkan pinggul. Adapun, teknik
pendaratan pada lompat tinggi gaya ini adalah dengan cara
berguling.
PERATURAN
Berikut adalah peraturan olahraga lompat tinggi :
• Saat akan melompat atau melakukan take-off hanya diperbolehkan
menggunakan salah satu kaki.
• Ketinggian lompatan ditentukan oleh ketua juri. Pelompat bisa menerima
atau menolaknya.
• Jika atlet gagal melompat sesuai ketinggian yang ditentukan selama tiga
kali berturut-turut, maka dia akan didiskualifikasi
• Saat pertandingan final, pemenang akan ditentukan berdasarkan atlet
yang berhasil melakukan lompatan paling tinggi.
• Jika hasil ketinggian yang diraih sama atau seri, maka pemenang akan
ditentukan berdasarkan jumlah pelanggaran atau kesalahan yang lebih
sedikit.
• Para pelompat harus melakukan jump-off jika ada hasil seri.
PERATURAN PERTANDINGAN
1. Mistar Lompat
Pada olahraga lompat tinggi, mistar lompat digunakan sebagai pembatas bagi atlet
ketika melakukan lompat tinggi. Mistar lompat tersebut bisa terbuat dari alumunium,
kayu, atau bahan lain yang tipis dan aman bagi pelompat.
Berikut ini adalah ketentuan mistar lompat:
• Mistar berbentuk bulat atau segitiga.
• Diameter minimum 25 mm dan maksimum 30 mm dengan permukaan yang datar
atau rata pada kedua ujung yang berguna untuk meletakkannya pada bagian papan
penopang.
• Memiliki panjang 3,98 hingga 4 meter yang disesuaikan dengan jarak tiang.
• Memiliki berat maksimal, yaitu 2 kg.
• Mistar tipis dan datar dengan ukuran 3 cm x 15 cm x 20 cm.
• Penopang mistar pada tiang lompat memiliki ukuran panjang 6 cm dengan lebar 4
cm.
• LAPANGAN LOMPAT TINGGI
• Lapangan lompat tinggi dibagi menjadi empat jenis, yaitu jalur awalan,
daerah tolakan, mistar serta penyangganya, dan matras untuk mendarat.
• Area atau jalur awalan bentuknya menyerupai bujur sangkar atau setengah
lingkaran yang memiliki jarak dari tepi ke titik pusat sejauh 15 meter.
• Daerah tolakan berada di sekitar depan dan bawah mistar. Area tolakan harus
dibuat sedatar mungkin, bersih, dan tidak licin. Hal tersebut dilakukan agar
tidak membahayakan atlet pada saat melakukan tolakan.
• Mistar dibuat dengan panjang sekitar 3,98-4 meter dan berat maksimal 2 kg,
lalu disanggah dengan menggunakan penyangga mistar yang diletakkan
secara bersejajar dengan jarak yang sama dengan panjang mistar. Tiang
penyangga wajib memiliki ukuran, salah satunya sebagai penentu tinggi
mistar atau tinggi lompatan.
• Mistar ditopang dengan menggunakan penopang mistar yang ada pada
masing-masing tiang penyangga. Ukuran dari penopang mistar adalah 4x6cm.
• Tempat pendaratan atau matras berukuran 3×5 meter yang terbuat dari
bahan busa dengan ketebalan 60 cm.
LAPANGAN LOMPAT TINGGI
TIANG LOMPAT
• Seluruh bentuk atau model untuk tiang lompat dapat digunakan dalam
kompetisi lompat tinggi. Asalkan, tiang lompat tersebut bersifat kaku dan
kekar.
• Tiang memiliki penopang yang kokoh dan kaku untuk mistar.
• Tiang lompat harus cukup tinggi untuk melebihi tiang yang sebenarnya. Di
mana, mistar akan dinaikkan minimal setiap 10 cm.
• Jarak antara tiang lompat tidak kurang dari 4 meter, sedangkan jarak antara
tiang lompat juga tidak lebih dari 4,02 meter.
(3,89-4,02m)
• Tiang lompat tidak boleh dipindahkan ketika perlombaan atau kompetisi
sedang berlangsung. Namun, apabila tiang tersebut sudah tidak sesuai
dengan titik atau tempat bertumpu dan sudah tidak sesuai dengan tempat
mendarat, maka wasit dapat mengambil keputusannya untuk menyesuaikan
tiang tersebut. Dalam hal ini, perlombaan harus dilakukan setelah satu tahap
telah lengkap dan telah selesai dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai