Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR

RETORIKA

Drs. I Wayan Subaker, M.Hum.


1. 1 Keragaman Pengertian
• Secara etimologis, kata retorika berasal dari
kata Yunani rhetorke, yang berarti seni
berbicara (Jordan,1965), kemudian retorika
dipandang sebagai seni atau ilmu persuasi.
• Louis Glorfeld menyatakanadanya kesulitan
dalam mendefinisikan retorika:
Rhetoric has never been easy to define, largly
because of the imprecise and shifting meaning
affixed to the word by individuals who use it in
either a highly specialized or grandly sweeping
sense.
• Golden, Berquist, dan Coleman (1984)
menyebutkan empat mitos pengertian
retorika.
• Mitos pertama, retorika lebih berkenaan
dengan bahasa ornamental daripada
dengan ide sebenarnya.
• Mitos kedua, selaras dengan asosiasi
retorika dengan ornament, retorika lebih
dikaitkan dengan tampilannya
(appearance) daripada realitasnya.
• Mitos ketiga, retorika dipandang sebagai
seni yang kurang utuh, yang terutama
hanya menyangkut salah satu bagian saja
dari retorika yang sebenarnya.
• Mitos keempat, retorika mencakup semua
tipe komunikasi yang termasuk wilayah
cakupannya.
1.2 Definisi Retorika
• Aristoteles mendefinisikan retorika sebagai the
faculty of seeing in any situation the available
means of persuasion.
• Definisi Aristoteles ini kemudian diadopsi oleh
Everret Lee Hunt yang menyatakan “Rhetoric is
the study of men persuading men to make free
choises”.
Menurut definisi ini, retorika adalah studi
bagaimana manusia mempersuasi dengan
pilihan-pilihan secara bebas.
• Marcus Fabius Quintilianus mendefinisikan
retorika sebagai ilmu berbicara efektif. Seorang
orator adalah orang baik yang berbicara baik
(the good man speaking well).
• Plato menyatakan bahwa retorika sebagai the
art of winning the soul by discourse seni
memenangkan jiwa dengan wacana).
• Sejalan dengan perkembangan peradaban dan
kebudayaan cakupan retorika tidak saja
berkenaan dengan seni berbicara, tetapi
berkenaan dengan keterampilan menyampaikan
ide, pesan secara tertulis.
• Rothwell (1971) menyatakan “The study of
rethoric has broadened to include written as well
as spoken discourse. Today rhetoric is involved
with prose as well oratory”.
• Edward P.J Corbert dalam bukunya The Little
Rhetoric and Handbook with Readings
mendefinisikan retorika secara
sederhanasebagai berikut: rhetoric is the art of
effective communication.
• Tidak jauh berbeda dengan definisi Edward P.J
Corbett tersebut, Brooks dan Warren (1973)
menyatakan, “ Rhetoric is the art of using
language effectively.”
• Ivon Amstrong Richards menyatakan “Rhetoric, I
shall urge should be a study of
misunderstanding and its remedies”.
• Golden, Barquist dan Coleman
(1984)mengemukakan perspektif retorika
dalam komunikasi sebagai berikut,
“Genuine rhetoric occurs when a
communicator present an informative or
suasory ethical verbal (written or oral) or
non verbal message specifically designed
to create a persuasive effect in an
audience comprised of readers or listeners
who have a choice or perceived choice
and the power to modify the exigencies
upon which discourse is constructed”.
1.3 Tujuan Retorika
• Retorika yang dikembangkan oleh Plato
bertujuan untuk membuat kebaikan atau
keinginan Tuhan diketahui ( to make the will of
God known). Aristoteles kemudian
mengembangkan retorika yang bertujuan untuk
persuasi.
• Menurut Cahim Perelman retorika pada
dasarnya bertujuan sama, yaitu to intensify an
adherence to values, to create a disposisi to act,
and finally to bring people to act (untuk
menebalkan kesetiaan terhadap nilai-nilai,
menciptakan disposisi bertindak, dan menuntun
orang bertindak).
• Tujuan retorika yang dikembangkan oleh
I.A, Ricahards (1965) dalam bukunya The
Philosophy of Rhetoric adalh membina
berkembangnya saling pengertian, kerja
sama, dan kedamaian dalam kehidupan
bermasyarakat lewat kegiatan bertutur
1.4 Fungsi Retorika
Menurut Forbes I Hill (1983) dalam
artikelnya Rhetoric of Aristotle, retorika
yang dikembangkan Aristoteles pada
dasrnya memiliki emapat fungsi:
1. Menegakkan kebenaran dan keadilan.
2. Memberi informasi kepada orang
kebanyakan.
3. Meyakinkan.
4. Memepertahankan diri dari ketidakadilan

Anda mungkin juga menyukai