Anda di halaman 1dari 25

Pendekatan

Filosofis
atas Pancasila
PANCASILA SBG SISTEM NILAI FILOSOFIS

Aspek fundamental dan nilai universal


ttg Ketuhanan, kemanusiaan, dan
kenegaraan, demokrasi, dan keadilan
pada sila-sila Pancasila.
Kesatuan sistematik NILAI-NILAI pada
sila-sila menuntut totalitas pelaksanaan.
Berakar pada local wisdom bangsa
Indonesia yang merupakan buah
interaksi global sejak jaman dahulu.
Ideologi (prinsip etika politik) yg
bersifat implikatif.
Pancasila Sbg Genetivus Objectivus

 Pancasila sbg suatu sistem nilai yang disoroti dan dianalisis MELALUI aliran-
aliran filsafat lain (mis: Eksistensialisme, Pragmatisme, Strukturalisme, dll)
atau pemikiran Filsuf (Aristoteles, Plato, Hegel, Marx, Habermas, John
Rawls, dll)

Eksistensialism Pragmatisme Liberalisme


e

Driyarkara
Aristoteles
PANCASILA Habermas

Notonagoro

Hegel
Plato
John Rawls
Claude Levi-Strauss : (“The Elementary Structures
of Kinship” – Struktur-struktur Elementer
Kekerabatan)

Pokok pemikiran Strauss:


1. Menganalisis dan menjelaskan sistem kekerabatan
primitif dng metode strukturalistik.
2. Kekerabatan sbgmn bahasa memiliki sistem tertentu
yg terdiri atas relasi dan oposisi biner (suami-isteri,
bapak-anak, saudara laki-laki – saudara perempuan)
3. Kekerabatan sama seperti bahasa merupakan sistem
komunikasi, karena famili-famili, suku-suku, klen-klen
saling tukar-menukar wanita mereka.
4. Incest
CARA BERADA

Etre pour soi


(Ada yang
berkesadaran)

Etre en soi
(Ada yang tidak sadar)
Perbedaan Eksistensialis dng
Strukturalis
 Jean Paul Sartre: eksistensi manusia mendahuli esensi
sehingga sebagai subjek, manusia adalah mahluk yang
bebas, otonom (subjektifitas).
 Bagi Levi Strauss, Manusia tidak selalu bertindak sadar dan
bebas dalam membuat pilihan, tetapi ada struktur yang
selalu berada dibalik gejala yang diam-diam, tanpa
disadari bahkan menentukan pilihan-pilihan partikular
individu.
 Levi Strauss belajar bahwa fenomena di permukaan atau
biasa disebutnya dengan “struktur luar”, yang tampak
seadanya ternyata ditentukan oleh “struktur dalam” yang
kurang lebih bersifat teratur dan tetap.
POSTMODERNISME; aliran filsafat yg sering
diidentikkan dengan postrukturalisme.

Pemikiran J.F.Lyotard:
1. Tidak ada definisi ttg posmodernisme, krn
tokoh-tokohnya menolak pendefinisian.
2. Menolak adanya kebenaran tunggal dalam
dunia filsafat maupun ilmu.
3. Menolak dan bereaksi keras thd modernisme
4. Menghargai keunikan, keanekaragaman, dan
perbedaan.
 
lanjutan
MARXISME NEO-MARXISME
 Melihat imperialisme dari sudut  Melihat imperialisme dari sudut
pandang negara-negara utama pandang negara pinggiran,
(core countries), sebagai tahapan dengan lebih memberikan
lebih lanjut dari perkembangan perhatian pada akibat
kapitalisme di Eropa Barat, yakni imperilalisme pada negara-negar
kapitalisme monopolistic dunia ketiga
 Revolusi borjuis harus terjadi  Negara Dunia Ketiga telah matang
lebih dahulu sebelum revolusi untuk melakukan revolusi sosialis.
sosialis  Berharap banyak pada kekuatan
 Bahwa revolusi itu dilakukan oleh revolusioner dari para petani di
kaum proletar industri di pedesaan dan perang gerilya
perkotaan tentara rakyat. Misal : Kuba &
Cina
Problem Pancasila sebagai
Genetivus Objectivus:
 Pancasila maupun sistem filsafat/ideologi lain
masing-masing memiliki dasar pemahaman
realitas, pengetahuan, dan nilai yang berbeda:
Apakah yang terjadi bukan merupakan
“pemaksaan” kategorial apabila Pancasila
ditelaah dengan pisau analisis yang jelas
berbeda?
 Jalan keluar: komparasi dengan kategori
komparatif yang telah ditentukan terlebih
dahulu.
Pancasila sbg Genetivus

Subjectivus
Pancasila sbg suatu sistem nilai dan sistem filsafat MENYOROTI dan
MENGANALIS aliran-aliran filsafat lain (mis: Eksistensialisme, Pragmatisme,
Strukturalisme, dll) atau pemikiran Filsuf (Aristoteles, Plato, Hegel, Marx,
Habermas, John Rawls, dll) atau ideologi lain (Liberalisme, Sosialisme,
Komunisme, Totalitarianisme, Teokratisme , dll)

Eksistensialism Pragmatisme Liberalisme


e

Teokratisme
Aristoteles
PANCASILA Komunisme

Notonagoro

Sosialisme
Habermas
John Rawls
KLAIM SBG BGS
YG RELIJIUS

PENGAKUAN
PENDEKATAN SILA
THEOLOGIS ATAS TUHAN
KETUHANAN
SCR RASIONAL
(dimensi meta-
rasionalitas & Supra-
rasionalitas)
Konsep Mono-Pluralisme
Notonagoro

Hakikat
Kodrat Mns
Susunan
Kodrat

Sifat Kodrat
Mns
Kedudukan
Kodrat
Pendekatan Historis

KERAJAAN

KOLONIALISME

BANGSA
MERDEKA NATIONAL
BEWUSTZIJN
DEMOKRASI
PEMERINTAHAN OLEH RAKYAT

KEKUASAAN TERTINGGI
DIJALANKAN OLEHDI PARA
TANGAN RAKYAT
WAKIL
RAKYAT

DIPILIH VIA PEMILU


PILAR KEKUASAAN SCR
EGALITER
DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

PEMILU
KEDAULATAN PLURALISME:
BEBAS &
RAKYAT SOSEKPOL
JUJUR

MAYORITAS JAMINAN TOLERANSI


KONSEN DNG
MINORITAS HAM OPTIMAL
KELAYAKAN;
KEPANTASAN

KESELARASAN
HAK SSORG
DNG PIHAK PERLAKUAN
LAIN YG TEPAT
KEADILAN

SIKAP NETRAL
PERWUJUDAN DLM
KEBAJIKAN ASAS
KEBENARAN
Problem Pancasila sebagai Genetivus Subjectivus:
 Adakah “Pancasila Philosophy of Pancasila”? Tidakkah
yang ada adalah “Notonagoro Philosophy of Pancasila”?
“Driyarkara Philosophy of Pancasila”? Apakah Pancasila
merupakan “subject” yang berfilsafat?
 Jalankeluar: Pancasila sebagai UNIVERSUM SIMBOLIK
atau LEADING PRINCIPLES koeksistensi politik bangsa
Indonesia, artinya PANCASILA telah menjadi rujukan
bersama dalam mewujudkan tujuan nasional dan
menyelesaikan permasalahan bangsa. Pancasila
menjadi sistem nilai yang mapan, dan kemudian
digunakan untuk menyoroti kehidupan bernegara/
berbangsa, dan juga ideologi dan filsafat lain (namun
tetap dengan sikap kritis atas “tafsir” yang mendasari
Pancasila).
WAY OF WAY OF SYSTEM OF
LIFE THINKING VALUE
(praktis & (patokan (standar
aplikatif) pikir) normatif)

KEDUDUKAN PANCASILA BAGI BGS


INDONESIA
PANCASILA SBG WAY OF LIFE

Dimensi Ontologis; Modus eksistensi individual & komunal


Modus eksistensi sbg homo religiosus

Modus eksistensi sbg homines visi sumus


Modus eksistensi sbg homo viator

Modus eksistensi sbg Decision maker


Modus eksistensi sbg homo socius : Justitia est animi affectia suum cuique
tribuens
PANCASILA SBG WAY OF
THINKING

Dimensi Epistemologis
Peluang utk mengekspresikan gagasan

Peluang utk menyampaikan kebenaran


Dimensi kebenaran dlm Ps: Idealitas, Rasionalitas, Realitas

Teori kebenaran Ps; Koresponden, Koheren, pragmatis

Ps sbg paradigma ilmu: open ended-adaptif-transformatif-human kind


Filsafat Pancasila ?

 Kembali kepada semangat para pendiri negara:


PANCASILA sebagai “KRITIK IDEOLOGI”:
 Ideologi “asing” (dianut oleh negara asing)
 Ideologi “faktual” (sistem nilai yang nyata-nyata
hidup di masyarakat, baik dalam bidang politik,
hukum, sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dll)

Anda mungkin juga menyukai