Filosofis
atas Pancasila
PANCASILA SBG SISTEM NILAI FILOSOFIS
Pancasila sbg suatu sistem nilai yang disoroti dan dianalisis MELALUI aliran-
aliran filsafat lain (mis: Eksistensialisme, Pragmatisme, Strukturalisme, dll)
atau pemikiran Filsuf (Aristoteles, Plato, Hegel, Marx, Habermas, John
Rawls, dll)
Driyarkara
Aristoteles
PANCASILA Habermas
Notonagoro
Hegel
Plato
John Rawls
Claude Levi-Strauss : (“The Elementary Structures
of Kinship” – Struktur-struktur Elementer
Kekerabatan)
Etre en soi
(Ada yang tidak sadar)
Perbedaan Eksistensialis dng
Strukturalis
Jean Paul Sartre: eksistensi manusia mendahuli esensi
sehingga sebagai subjek, manusia adalah mahluk yang
bebas, otonom (subjektifitas).
Bagi Levi Strauss, Manusia tidak selalu bertindak sadar dan
bebas dalam membuat pilihan, tetapi ada struktur yang
selalu berada dibalik gejala yang diam-diam, tanpa
disadari bahkan menentukan pilihan-pilihan partikular
individu.
Levi Strauss belajar bahwa fenomena di permukaan atau
biasa disebutnya dengan “struktur luar”, yang tampak
seadanya ternyata ditentukan oleh “struktur dalam” yang
kurang lebih bersifat teratur dan tetap.
POSTMODERNISME; aliran filsafat yg sering
diidentikkan dengan postrukturalisme.
Pemikiran J.F.Lyotard:
1. Tidak ada definisi ttg posmodernisme, krn
tokoh-tokohnya menolak pendefinisian.
2. Menolak adanya kebenaran tunggal dalam
dunia filsafat maupun ilmu.
3. Menolak dan bereaksi keras thd modernisme
4. Menghargai keunikan, keanekaragaman, dan
perbedaan.
lanjutan
MARXISME NEO-MARXISME
Melihat imperialisme dari sudut Melihat imperialisme dari sudut
pandang negara-negara utama pandang negara pinggiran,
(core countries), sebagai tahapan dengan lebih memberikan
lebih lanjut dari perkembangan perhatian pada akibat
kapitalisme di Eropa Barat, yakni imperilalisme pada negara-negar
kapitalisme monopolistic dunia ketiga
Revolusi borjuis harus terjadi Negara Dunia Ketiga telah matang
lebih dahulu sebelum revolusi untuk melakukan revolusi sosialis.
sosialis Berharap banyak pada kekuatan
Bahwa revolusi itu dilakukan oleh revolusioner dari para petani di
kaum proletar industri di pedesaan dan perang gerilya
perkotaan tentara rakyat. Misal : Kuba &
Cina
Problem Pancasila sebagai
Genetivus Objectivus:
Pancasila maupun sistem filsafat/ideologi lain
masing-masing memiliki dasar pemahaman
realitas, pengetahuan, dan nilai yang berbeda:
Apakah yang terjadi bukan merupakan
“pemaksaan” kategorial apabila Pancasila
ditelaah dengan pisau analisis yang jelas
berbeda?
Jalan keluar: komparasi dengan kategori
komparatif yang telah ditentukan terlebih
dahulu.
Pancasila sbg Genetivus
Subjectivus
Pancasila sbg suatu sistem nilai dan sistem filsafat MENYOROTI dan
MENGANALIS aliran-aliran filsafat lain (mis: Eksistensialisme, Pragmatisme,
Strukturalisme, dll) atau pemikiran Filsuf (Aristoteles, Plato, Hegel, Marx,
Habermas, John Rawls, dll) atau ideologi lain (Liberalisme, Sosialisme,
Komunisme, Totalitarianisme, Teokratisme , dll)
Teokratisme
Aristoteles
PANCASILA Komunisme
Notonagoro
Sosialisme
Habermas
John Rawls
KLAIM SBG BGS
YG RELIJIUS
PENGAKUAN
PENDEKATAN SILA
THEOLOGIS ATAS TUHAN
KETUHANAN
SCR RASIONAL
(dimensi meta-
rasionalitas & Supra-
rasionalitas)
Konsep Mono-Pluralisme
Notonagoro
Hakikat
Kodrat Mns
Susunan
Kodrat
Sifat Kodrat
Mns
Kedudukan
Kodrat
Pendekatan Historis
KERAJAAN
KOLONIALISME
BANGSA
MERDEKA NATIONAL
BEWUSTZIJN
DEMOKRASI
PEMERINTAHAN OLEH RAKYAT
KEKUASAAN TERTINGGI
DIJALANKAN OLEHDI PARA
TANGAN RAKYAT
WAKIL
RAKYAT
PEMILU
KEDAULATAN PLURALISME:
BEBAS &
RAKYAT SOSEKPOL
JUJUR
KESELARASAN
HAK SSORG
DNG PIHAK PERLAKUAN
LAIN YG TEPAT
KEADILAN
SIKAP NETRAL
PERWUJUDAN DLM
KEBAJIKAN ASAS
KEBENARAN
Problem Pancasila sebagai Genetivus Subjectivus:
Adakah “Pancasila Philosophy of Pancasila”? Tidakkah
yang ada adalah “Notonagoro Philosophy of Pancasila”?
“Driyarkara Philosophy of Pancasila”? Apakah Pancasila
merupakan “subject” yang berfilsafat?
Jalankeluar: Pancasila sebagai UNIVERSUM SIMBOLIK
atau LEADING PRINCIPLES koeksistensi politik bangsa
Indonesia, artinya PANCASILA telah menjadi rujukan
bersama dalam mewujudkan tujuan nasional dan
menyelesaikan permasalahan bangsa. Pancasila
menjadi sistem nilai yang mapan, dan kemudian
digunakan untuk menyoroti kehidupan bernegara/
berbangsa, dan juga ideologi dan filsafat lain (namun
tetap dengan sikap kritis atas “tafsir” yang mendasari
Pancasila).
WAY OF WAY OF SYSTEM OF
LIFE THINKING VALUE
(praktis & (patokan (standar
aplikatif) pikir) normatif)
Dimensi Epistemologis
Peluang utk mengekspresikan gagasan