Anda di halaman 1dari 18

PENYAKIT DI MASA HAMIL

DIABETES MELLITUS

 Pre-existing DM (type 1 atau type 2)


 GDM = Gestational DM
Lingkaran Setan???
Pre-existing DM :
 Hyperglycemia meningkatkan risiko:
 Stillbirth, fetal macrosomia, maternal vascular disease,
ketoacidosis, pre-eclampsia, major congenital anomali
(terjadi sebelum minggu ke-7).
 Macrosomia (> 4,5 kg, tanpa memandang umur kehamilan),
angka kejadian 20-25% kehamilan dengan DM. Disebabkan
oleh hyperglycemia dan hyperinsulinemia. Meningkatnya
produksi insulin biasanya berasal dari janin, tapi jika berasal
dari ibu maka harus diupayakan untuk memperbaiki kontrol
glukosa si ibu. Bayi yang besar ini akan meningkatkan risiko
untuk komplikasi metabolik dan trauma selama persalinan.
Bayi dengan ibu diabetes risikonya­untuk respiratory
distress syndrome (RDS), hypoglycemia, hypocalcemia,
hypomagnesemia, hyperbilirubinemia selama masa
neonatal.
 Komplikasi pada si ibu: hypoglycemia, hyperglycemia,
ketoasidosis, preterm labor, infeksi, pre eclampsia,
nephropathy, retinopathy, hydramnios, neuropathy.

 Kontraindikasi hamil pada wanita DM: IHD, untreated


proliferative retinopathy, gagal ginjal (CrCl < 50 ml/menit
atau CRSr > 3 mg/dL)

 Tujuan terapi: ¯ maternal dan fetal morbidity dan mortality


yang berkaitan dengan DM
.
 Terapi: manajemen diet, pertambahan BB ibu yang wajar,
terapi insulin, olah raga jika perlu.
 Antidiabetes oral tidak boleh digunakan karena dapat
bersifat terratogenic atau menyebabkan hyperinsulinemia
janin dan hypoglycemia neonatus.
 Tujuan terapi insulin adalah untuk meniru level GD wanita
hamil yang sehat. Pemberian insulin tergantung waktu
kehamilan. Pada trimester I, glukosa dan zat glukoneogenik
dalam darah diambil oleh janin sehingga insulin yang
dibutuhkan berkurang (biasanya 10-20%) dan kejadian
nocturnal hypoglycemia akan meningkat. Pada saat
kehamilan mencapai 20 minggu, dosis insulin harus
ditingkatkan dan dosis disesuaikan tiap 5-10 hari.
Kebutuhan ini akan terus meningkat selama trimester III
sebanyak 2 kali dosis sebelum hamil, hal ini disebabkan
hormon plasenta (lactogen, prolactin, estrogen,
progesteron) yang mengantagonis kerja insulin. Pada
minggu ke 36, kebutuhan insulin stop dan berubah sedikit
sampai persalinan.
GESTATIONAL DIABETES MELLITUS:
 GDM: intoleransi KH yang terjadi atau dideteksi selama
kehamilan.
 Komplikasi akibat GDM: macrosomia, hypocalcemia,
hypoglycemia, polycythemia, jaundice.
 Wanita dengan GDM lebih mudah mengalami gangguan
HTN dan membutuhkan persalinan cesar.
 Pada kebanyakan wanita, glucose tolerance kembali normal
setelah melahirkan. Namun ada banyak bukti bahwa wanita
dengan GDM memiliki 17-63% chance untuk menjadi DM
dalam 5-16 tahun. Risiko tertinggi adalah wanita gemuk dan
didiagnosa sebelum 24 minggu kehamilan.
 Untuk mencegah insulin resistance: olah raga dan menjaga
BB normal.
HIPERTENSI DAN PRE-EKLAMPSIA
HTN dalam masa hamil didefinisikan menurut salah satu
kriteria:
 BP sistolik > 140 mmHg, atau kenaikan > 30 mmHg dari

pengukuran baseline pada 2 kali pengukuran terpisah


minimal 6 jam selama minggu ke-20 pertama, atau,
 BP diastolik > 90 mmHg atau kenaikan > 15 mmHg dari

pengukuran baseline pada 2 kali pengukuran terpisah


minimal 6 jam selama minggu ke-20 pertama.
 Mean arterial pressure (MAP), pengukuran 2 X pada 2 kali

pengukuran terpisah minimal 6 jam, > 90 mmHg selama


trimester ke-2 dan > 105 mmHg selama trimester ke-3
dianggap abnormal..
 Hipertensi dalam kehamilan:
 Hipertensi kronik
 Pre-eklampsia-eklampsia
 Pre-eclampsia superimposed
 Transient HTN

Klasifikasi ini membantu untuk membedakan wanita dengan


HTN kronik dan wanita dengan pregnancy-induced HTN (=
pre-eclampsia).

Chronic HTN: HTN yang didiagnosis sebelum conception atau


sebelum minggu ke-20 kehamilan, atau HTN yang tetap
ada setelah 6 minggu postpartum. Penyebabnya bisa 1st
HTN atau 2nd HTN karena DM
Pre – eclampsia
Gejala-gejala : hipertensi (> 140/90 mmHg), proteinuria (> 300
mg/24 jam), edema . Dikenal sebagai “Disease of Theories”

Kriteria Pre-eklampsia.:
1. Pre-eklampsia ringan
2, Pre-eklampsia berat :
 TD > 160/110 mmHg
 Proteinuria > 5g/24 jam atau +++/++++

 Serum kreatinin > 1,2 mg/dL


 Gangguan visus dan serebral
 Nyeri epigastrium atau kuadran atas abdomen
 Peningkatan enzim hepar (AST, ALT, LDH)

 Trombositopenia (< 100.000/mm3)


 Edema paru
Pathophysiology
Manajemen terapi :

Pre-eklampsia ringan:
 istirahat (baring miring)
 diet cukup protein, KH, lemak, rendah garam
 pemberian sedativ jika perlu

Pre-eklampsia berat :
 rawat segera : terapi aktif (terminasi kehamilan) atau
konservatif (diberikan dulu terapi medisinal)
 Farmakoterapi : MgSO4 (mencegah kejang), obat
antihipertensi, antioksidan (?)
PERSALINAN DINI

Kriteria diagnosis:
 Usia kehamilan 20-37 minggu (140-259 hari)
 His teratur minimum 7-8 menit sekali
 Pembukaan serviks > 2 cm
 Selaput ketuban sering sudah pecah
 Rasa kaku di perut, tekanan intrapelvik, nyeri di bagian
belakang
 Mengeluarkan lendir per vaginam

Manajemen terapi :
 istirahat baring
 Pemberian obat tokolitik
 Jika kehamilan terpaksa diterminasi, berikan kortikosteroid
(betametason atau deksametason) untuk pematangan paru
janin
INDUKSI PERSALINAN

Indikasi :
 HTN

 Pecah selaput ketuban > 24 jam sebelumnya

 Chorioamniotis
 Postterm (> 42 minggu)
 IUFG

 DM
 Penyakit ginjal
 Iso-imunisasi Rh
 IUFD
Obat-obat untuk menginduksi persalinan

 Oksitosin
 Misoprostol
 Metilergometrin
 Metotereksat digunakan hanya untuk choriocarcinoma
kehamilan ektopik

Anda mungkin juga menyukai