Anda di halaman 1dari 13

Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science eISSN 2615-496X

Review Artikel

Update Manajemen Preeklamsia dengan Gejala Berat


(Eklamsia, Edema Paru, Sindrom HELLP)

Nuswil Bernolian,1 Wim T. Pangemanan,1 A. Kurdi Syamsuri,1 M. Hatta Ansyori,1


Putri Mirani,1 Peby Maulina Lestari,1 Abarham Martadiansyah,1 Cindy Kesty2
1
Divisi Fetomaternal KSM/Bagian Obstetri Ginekologi RSUP dr. Mohammad Hoesin/
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang
2
KSM/Bagian Obstetri Ginekologi RSUP dr. Mohammad Hoesin/ Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya Palembang
Korespondensi: Cindy Kesty, Email: cindykestyJL18@gmail.com

Abstrak
Tujuan: Seiring dengan bertambahnya insidensi preeklamsia dengan komplikasi berat, manajemen yang adekuat
diperlukan. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan update manajemen preeklamsia dengan gejala berat
(eklamsia, edema paru, dan sindrom HELLP).
Metode: Tinjauan pustaka (literature review) dengan menggunakan 15 referensi antara tahun 2011–2020.
Hasil: Manajemen preeklamsia dengan gejala berat membutuhkan pendekatan multidisiplin, medikamentosa
(kalsium 1,5–2 gram/hari; aspirin dosis rendah 75–150 mg/hari; MgSO4 dengan dosis awal 4–6 gram IV dan
pemeliharaan 1-2 gram/jam hingga 24 jam pascasalin; kortikosteroid; antihipertensi seperti labetalol, hidralazin,
nifedipin, natrium nitroprusside, nitrogliserin), dan non-medikamentosa (olahraga, pembatasan cairan). Sementara
itu, prinsip penanganan awal eklamsia, yaitu D (Dangers) – R (Response) – S (Send for Help) – A (Airway) – B
(Breathing) – C (Compressions) – D (Defibrillation). Adapun manajemen obstetri pada kasus preeklamsia dengan
gejala berat, yaitu manajemen ekspektatif dan persalinan (spontan ataupun seksio sesaria).
Kesimpulan: Tatalaksana yang cepat dan tepat pada kasus preeklamsia dengan gejala berat sangat diperlukan
untuk mengurangi morbiditas pada ibu dan janin. Manajemen kasus preeklamsia dengan gejala berat berupa
manajemen ekspektatif dan persalinan (spontan ataupun seksio sesaria).

Kata kunci: preeklamsia, eklamsia, sindrom HELLP, berat.

Update on Management of Preeclampsia with Severe Features


(Eclampsia, Pulmonary Edema, HELLP Syndrome)
Abstract
Objective: As the incidence of preeclampsia with severe features increases, adequate management is required. The
purpose of this review is to present an update on the management of preeclampsia with severe features (eclampsia,
pulmonary edema, and HELLP syndrome).
Method: Literature review using 15 references between 2011–2020.
Results: Management of preeclampsia with severe features requires a multidisciplinary, medical approach (calcium
1.5–2 g/day; low-dose aspirin 75–150 mg/day; magnesium sulfate at an initial dose of 4– 6 g IV and maintenance
1-2 g/hour to 24 hours postpartum; corticosteroids; antihypertensives such as labetalol, hydralazine, nifedipine,
sodium nitroprusside, nitroglycerin) and non-medical (exercise, fluid restriction). Meanwhile, the principles of
early management of eclampsia, namely D (Dangers) – R (Response) – S (Send for Help) – A (Airway) – B
(Breathing) – C (Compressions) – D (Defibrillation). The obstetric management in cases of preeclampsia with
severe features is expectant management and delivery (spontaneous or cesarean section).
Conclusion: Prompt and appropriate management of cases of preeclampsia with severe features is needed to reduce
maternal and fetal morbidity. Management of preeclampsia cases with severe features is expectant management
and delivery (spontaneous or cesarean section).

Key words: preeclampsia, eclampsia, HELLP syndrome, severe.

7
Obgynia, Volume 6 Nomor 1 Maret 2023

Preeklamsia didefinisikan sebagai onset baru B. Preeklamsia dengan Gejala Berat


Tekanan Darah Sistolik (TDS) ≥ 140 mmHg
Preeklamsia dengan gejala berat
atau Tekanan Darah Diastolik (TDD) ≥ 90
(“preeklamsia berat”) didefinisikan
mmHg yang berkelanjutan (setidaknya dua
sebagai preeklamsia dengan salah satu
kali dalam 4 jam tetapi tidak terpisah > 7 hari)
dari berikut ini: TDS ≥ 160 mmHg atau
pada usia kehamilan 20 minggu pada wanita
TDD ≥ 110 mmHg atau lebih tinggi
dengan tekanan darah normal sebelumnya.
dalam dua kesempatan setidaknya 4
Atau, preeklamsia dapat didefinisikan
jam terpisah saat istirahat, trombosit <
sebagai TDS > 160 mmHg atau TDD > 110
100.000/mm3, penyakit ginjal progresif
mmHg yang terjadi dalam interval pendek
seperti yang didiagnosis dengan
(beberapa menit). Peningkatan tekanan darah
peningkatan kadar kreatinin serum ≥
ini disertai onset baru proteinuria (≥ 300 mg
1,1 mg/dL atau dua kali lipat dari kadar
dalam 24 jam atau rasio kreatinin protein ≥
kreatinin sebelumnya tanpa adanya
0,3 atau pembacaan Dipstick lebih dari 2+
penyakit ginjal lain, gangguan fungsi
hanya jika metode lain tidak tersedia), setelah
hati yang ditunjukkan oleh peningkatan
20 minggu kehamilan pada wanita dengan
AST dan/atau ALT dua kali nilai
tekanan darah normal sebelumnya.1,2
referensi, nyeri kuadran kanan atas
Preeklamsia juga dapat didiagnosis jika
atau epigastrium yang berat yang tidak
ada onset baru TDS ≥140 mmHg atau TDD
disebabkan oleh etiologi lain, edema
≥90 mmHg tanpa adanya proteinuria tetapi
paru, onset baru sakit kepala persisten,
dengan onset baru dari salah satu hal berikut:
dan gangguan serebral atau visual
trombosit <100.000/mm3, kadar kreatinin
lainnya.1
serum ≥1,1 mg/dL atau penggandaan
nilai kreatinin sebelumnya tanpa adanya C. Sindrom HELLP
penyakit ginjal lain, peningkatan Aspartate
Aminotransferase (AST) dan/atau Alanine Sindrom HELLP didefinisikan sebagai
Aminotransferase (ALT) dua kali lipat dari hemolisis, peningkatan enzim hati
nilai referensi, edema paru, sakit kepala (AST atau ALT) dua kali lipat dari nilai
persisten, dan gangguan serebral atau visual referensi, dan trombosit <100.000/
lainnya.1,2 mm3.1 Sindrom ini berhubungan
dengan bentuk preeklamsia yang lebih
A. Superimposed Preeklamsia berat karena berhubungan dengan
peningkatan morbiditas dan mortalitas
Superimposed preeklamsia (pada wanita maternal.
dengan hipertensi kronik terkontrol
baik yang diketahui) didefinisikan D. Eklamsia
sebagai onset baru proteinuria (≥ 300 Eklamsia merupakan salah satu
mg dalam 24 jam atau rasio protein/ manifestasi konvulsif dari hipertensi
kreatinin ≥ 0,3) setelah 20 minggu dalam kehamilan dan merupakan
atau peningkatan signifikan pada manifestasi penyakit yang lebih berat.
proteinuria yang sudah ada sebelumnya Eklamsia merupakan kejang onset
atau eksaserbasi TD mendadak atau baru berupa tonik-klonik, fokal atau
hipertensi yang memburuk yang multifokal tanpa adanya kondisi
membutuhkan peningkatan dosis obat kausatif lain seperti epilepsi, iskemia
antihipertensi lebih dari dua kali.1,2 dan infark arteri serebral, perdarahan
intrakranial, atau penggunaan obat.

8
Nuswil Bernolian: Update Manajemen Preeklamsia dengan Komplikasi Berat

Selain itu, eklamsia didefinisikan kehamilan sebelumnya, penyakit ginjal


sebagai onset baru kejang grand kronik, penyakit autoimun, DM tipe 1
mal atau generalisata dengan adanya atau 2, hipertensi kronik, dan kehamilan
preeklamsia dan/atau sindrom HELLP. multipel.6,7
Eklamsia dapat terjadi sebelum, Adapun faktor risiko moderat yaitu
selama, dan setelah persalinan.1,3 nuliparitas, usia > 35 tahun, interval
kehamilan > 10 tahun, IMT > 30 kg/
I. Prevalensi m2 pada kunjungan pertama, riwayat
Prevalensi PEB berkisar antara 0,6– keluarga dengan preeklamsia, kehamilan
1,2% kehamilan di negara-negara multipel, dan faktor sosiodemografi (ras
Barat.2,4 Preeklamsia berat < 34 minggu Afrika-Amerika dan status sosioekonomi
terjadi pada 0,3% kehamilan. 2,4 Sindrom rendah). Selain itu, faktor risiko ringan
HELLP terjadi pada kurang dari 1% yaitu persalinan aterm sebelumnya tanpa
seluruh persalinan tetapi 20% kehamilan komplikasi.6,7 Perubahan pada pasangan
mengalami komplikasi preeklamsia biasanya dikaitkan dengan efek
dengan gejala berat. Sindrom HELLP perlindungan jika kehamilan sebelumnya
dapat muncul saat aterm (18%), preterm mengalami preeklamsia. Kehamilan
(53%, termasuk 11% sebelum usia sebelumnya dengan pasangan yang sama
kehamilan 27 minggu), atau postpartum tampaknya bersifat protektif meskipun
(30%).2 Sebanyak 76.000 wanita dan untuk waktu yang singkat (satu hingga
500.000 bayi meninggal setiap tahun tiga tahun). Selain itu, merokok dikaitkan
akibat preeklamsia/ hipertensi dalam dengan penurunan kejadian preeklamsia.
kehamilan. Angka harapan hidup Adanya trombofilia yang diturunkan,
berkurang 10 tahun pada wanita dengan seperti faktor V Leiden, protrombin
preeklamsia yang membutuhkan 20210, dan Methylene Tetra-Hydrofolate
persalinan kurang dari 37 minggu.5 Reductase (MTHFR) tidak dikaitkan
dengan preeklamsia.1,4
II. Faktor Risiko
III. Etiologi/ Patofisiologi
Beberapa faktor risiko preeklamsia
yaitu nuliparitas, paparan sperma Preeklamsia merupakan penyakit
terbatas, primipaternitas, donor ovum sistemik dengan etiologi yang tidak
dan/atau sperma, kehamilan gemelli, diketahui. Etiologi menjadi jelas dengan
preeklamsia sebelumnya, hipertensi pemahaman peranan protein angiogenik
kronik, diabetes, penyakit pembuluh plasenta yang memengaruhi fungsi
darah dan jaringan ikat, nefropati, endotel maternal secara negatif.2 Hal ini
Antiphospholipid Syndrome (APS), terkait dengan penyakit endotel dengan
obesitas, resistensi insulin, ibu usia vasospasme dan aktivitas berlebihan
muda atau ibu usia lanjut, ras Afrika- simpatik. Invasi trofoblas oleh plasenta ke
Amerika, riwayat keluarga preeklamsia, arteri spiralis uterus yang tidak sempurna
berat badan lahir ibu yang rendah, status dapat mengakibatkan penurunan perfusi.
sosial ekonomi rendah, Soluble Fms-like Terdapat beberapa karakteristik yaitu
Tyrosine Kinase 1 (sFlt-1), penurunan hipoksia, radikal bebas, stres oksidatif,
faktor pertumbuhan plasenta, dan sel dan aktivasi endotel. Tromboksan (yang
janin yang lebih tinggi dalam sirkulasi berhubungan dengan vasokonstriksi,
ibu.1,4 Selain itu, beberapa faktor risiko agregasi trombosit, dan penurunan
tinggi preeklamsia yaitu hipertensi pada aliran darah uteroplasenta) meningkat,

9
Obgynia, Volume 6 Nomor 1 Maret 2023

dan prostasiklin (yang memiliki efek IV. Penegakan Diagnosis


berlawanan) menurun. Pertumbuhan
Beberapa tanda dan gejala preeklamsia,
janin terhambat juga dapat terjadi
yaitu sakit kepala persisten atau gangguan
sebagai akibat dari plasentasi yang
serebral atau visual lainnya, pandangan
rusak dan ketidakseimbangan antara
kabur “bintik pada mata depan”,
prostasiklin dan tromboksan.1 Terdapat
perubahan status mental (termasuk
beberapa perubahan respon imun pada
kejang grand mal), nyeri epigastrium
preeklamsia, yaitu:1
persisten (atau kuadran kanan atas), TD
• Vaskuler: vasospasme dan yang tinggi. Selain itu, mungkin terdapat
hemokonsentrasi berikutnya proteinuria masif dan/atau edema.1,6
berhubungan dengan kontraksi ruang Pada wanita dengan faktor risiko
intravaskuler, kebocoran kapiler, dan preeklamsia, nilai dasar harus diperoleh
penurunan tekanan onkotik koloid pada kunjungan prenatal pertama, yaitu
dapat menjadi predisposisi edema riwayat lengkap dan pemeriksaan fisik,
paru. AST dan ALT, trombosit, kreatinin,
urine 24 jam untuk protein total (dan
• Jantung: biasanya penurunan curah klirens kreatinin), dan atau rasio protein/
jantung, penurunan volume plasma, kreatinin.1
dan peningkatan resistensi vaskular
sistemik. Pada saat pemeriksaan fisik, perlu
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
• Hematologi: trombositopenia dan vital (TD, nadi, pernafasan, saturasi O2,
hemolisis dengan sindrom HELLP output urine), auskultasi paru-paru untuk
(juga peningkatan LDH), koagulasi mencari edema paru, nyeri tekan kuadran
intravaskular diseminata (KID) kanan atas, edema (terutama di tangan,
• Hati: AST, ALT tinggi; hematoma wajah, perut bagian bawah; penambahan
subkapsular, dan ruptur hati. berat badan cepat dan berlebih), dan
peningkatan refleks.1
• SSP: eklamsia, perdarahan
intrakranial, sakit kepala, penglihatan V. Manajemen
kabur, skotomata, hiperefleksia, dan A. Penanganan emergensi
kebutaan sementara.
Pada eklamsia, perlu dilakukan
• Ginjal: vasospasme, hemokonsentrasi, stabilisasi airway, breathing, dan
dan penurunan aliran darah ginjal circulation.1
yang menyebabkan oliguria (jarang
menyebabkan nekrosis tubulus B. Non Medikamentosa
akut, kemungkinan menyebabkan
i. Asupan garam
gagal ginjal akut), proteinuria, dan
hematuria. Anjuran untuk mengurangi
asupan garam berhubungan
• Fetus: gangguan aliran darah
dengan luaran yang serupa,
uteroplasenta (PJT, oligohidramnion,
termasuk kejadian preeklamsia
solusio, dan NRFHT (Non Reassuring
karena tidak adanya bukti
Fetal Heart Tracing)
bahwa mengubah asupan garam
selama kehamilan memiliki

10
Nuswil Bernolian: Update Manajemen Preeklamsia dengan Komplikasi Berat

efek menguntungkan untuk vi. Minyak ikan


pencegahan preeklamsia atau
Penggunaan asam lemak omega-3
hasil lainnya.1
yang terkandung dalam minyak
ii. Tirah baring ikan tidak terkait dengan
pencegahan preeklamsia yang
Tirah baring tidak signifikan dalam meta-analisis
direkomendasikan untuk dari empat penelitian.1,6
memperbaiki luaran kehamilan
pada wanita dengan hipertensi vii. Bawang putih
(dengan atau tanpa proteinuria)
Tidak terdapat cukup bukti untuk
dalam kehamilan.8 Istirahat di
merekomendasikan peningkatan
tempat tidur atau pembatasan
asupan bawang putih untuk
aktivitas fisik lainnya tidak boleh
mencegah preeklamsia dan
digunakan untuk pencegahan
komplikasinya.1,6
primer preeklamsia dan
komplikasinya. 1,6
viii. Ventilasi mekanik
iii. Istirahat Pada kasus edema paru dengan
ancaman gagal nafas, ventilasi
Terdapat cukup bukti yang
mekanik diperlukan. 9,10,12
mendukung rekomendasi istirahat
Ventilasi non invasif bermanfaat
atau mengurangi aktivitas
untuk meningkatkan konsentrasi
pada wanita untuk mencegah
oksigen inspirasi, menurunkan
preeklamsia dan komplikasinya.1
cairan dari alveolus ke sirkulasi
iv. Olahraga pulmonal, menurunkan kerja
pernafasan, dan menurunkan
Olahraga dapat membantu risiko intubasi trakea.11
mencegah preeklamsia pada
wanita dengan risiko sedang C. Medikamentosa
hingga tinggi tetapi bukti
i. Kalsium
saat ini tidak cukup untuk
menarik kesimpulan yang dapat Suplementasi kalsium dikaitkan
diandalkan tentang efek ini.1 dengan 35% penurunan kejadian
hipertensi dan 55% penurunan
v. Pemberian cairan
risiko preeklamsia. Efek ini
Pada pasien dengan preeklamsia paling besar pada wanita dengan
berat, pemberian cairan dibatasi asupan kalsium awal rendah
80 ml/jam kecuali terdapat atau risiko tinggi preeklamsia,
kehilangan cairan yang sedang suplementasi kalsium (1,5–2 g/
berlangsung (contohnya, hari) dapat direkomendasikan.1,13
perdarahan).6 Pada kasus edema
ii. Asam folat
paru, cairan perlu direstriksi
menjadi 2100 cc selama periode Asam folat tidak
post partum.9,10 Selain itu, perlu direkomendasikan untuk
dilakukan pemantauan balans mencegah hipertensi dalam
cairan yang ketat.11 kehamilan.6

11
Obgynia, Volume 6 Nomor 1 Maret 2023

iii. Antioksidan preeklamsia, skrining Doppler


arteri uterina mungkin tidak
Terapi antioksidan dengan diperlukan atau bermanfaat.
vitamin C 1000 mg/hari dan Dianjurkan untuk memulai
vitamin E 400 IU/hari yang aspirin dosis rendah lebih awal
dimulai pada awal trimester kedua (≤ 16 minggu) pada wanita
tidak terkait dengan penurunan dengan risiko tinggi untuk
risiko preeklamsia. Terapi preeklamsia karena dikaitkan
antioksidan tidak dianjurkan dengan penurunan 90% pada
untuk pencegahan preeklamsia.1,6 preeklamsia berat, penurunan
iv. Vitamin D 69% pada hipertensi gestasional,
dan penurunan PJT sebesar 49%.1
Asupan vitamin D tidak
direkomendasikan untuk American Heart Association and
mencegah preeklamsia selama American Stroke Association
kehamilan.3,8 merekomendasikan penggunaan
aspirin dosis rendah pada >
v. Aspirin 12 minggu kehamilan hingga
Lima percobaan membandingkan persalinan untuk wanita dengan
agen antiplatelet dengan plasebo hipertensi kronik atau dengan
atau tanpa agen antiplatelet riwayat preeklamsia.1 Sementara
untuk pengobatan preeklamsia. itu, World Health Organization
Tidak terdapat data yang cukup (WHO) merekomendasikan
tentang kemungkinan efek aspirin dosis rendah (75 mg)
dari agen ini ketika digunakan untuk mencegah preeklamsia
untuk pengobatan preeklamsia.1 dan komplikasinya, sebaiknya
Aspirin bertindak untuk dimulai sebelum usia kehamilan
menghambat sintesis tromboksan 20 minggu.8
dan mempertahankan sintesis Aspirin dosis rendah tampaknya
prostasiklin dinding pembuluh sedikit atau tidak bermanfaat
darah, yang dapat meningkatkan bagi wanita yang sudah
aliran darah uteroplasenta dan mengalami preeklamsia. Aspirin
pertumbuhan janin.1 Aspirin tidak mencegah perkembangan
dosis rendah (75–150 mg/ ke yang berat dan dapat
hari) diberikan kepada wanita meningkatkan risiko perdarahan
dengan faktor risiko preeklamsia pada pasien dengan sindrom
dikaitkan dengan penurunan HELLP. Profilaksis aspirin harus
17% risiko preeklamsia, dihentikan sebelum melahirkan
penurunan kecil (8%) risiko pada usia kehamilan 37 hingga
persalinan preterm < 37 minggu, 38 minggu.1
penurunan 10% pada bayi KMK,
dan penurunan 14% kematian vi. Diuretik
perinatal.1,3,6 Diuretik seperti furosemid
Jika aspirin dosis rendah tetap bermanfaat sebagai venodilasi
diberikan karena riwayat dan diuresis.11 Diuretik selama
kehamilan tidak terkait

12
Nuswil Bernolian: Update Manajemen Preeklamsia dengan Komplikasi Berat

dengan penurunan kejadian dengan dosis awal 10 gram,


preeklamsia.1,3,6 Pasien diikuti 5 gram setiap 4 jam.14 Pada
preeklamsia dengan komplikasi pasien dengan sindrom HELLP
edema paru, sebaiknya diberikan sebaiknya diberikan MgSO4 dari
furosemid intravena 80 mg.9,10 awal dirawat hingga 24–48 jam
Pada penelitian lain, furosemide postpartum.2 Ketika operasi sesar
intravena 20-40 mg selama 2 diindikasikan, dianjurkan untuk
menit dan diulang 40-60 mg melanjutkan magnesium selama
setelah 30 menit (maksimum 120 prosedur karena penghentian
mg/jam).12 magnesium dapat meningkatkan
risiko eklamsia postpartum.1
vii. Magnesium sulfat Selain itu, risiko eklamsia akan
Magnesium tidak direkomendasi- menurun 60% jika diberikan
kan untuk pencegahan magnesium sulfat sehingga
preeklamsia.1,6 Akan tetapi, harus dilanjutkan selama seksio
magnesium sulfat merupakan sesaria karena bermanfaat untuk
obat pilihan untuk pencegahan mencegah kejang tanpa risiko
eklamsia karena lebih unggul perdarahan yang meningkat.
dari fenitoin dan diazepam.1,6,8 Pemberian magnesium harus
Magnesium dikaitkan dengan berhati-hati karena berisiko
penurunan 59% risiko eklamsia, toksik. Oleh karena itu,
penurunan solusio sebesar 36%, magnesium sulfat digunakan
dan penurunan kematian ibu sesuai dengan konsentrasi
sebesar 46% yang tidak signifikan magnesium serum maternal
secara statistik tetapi penting (tabel 1).1
secara klinis. Penurunan serupa Infus MgSO4 harus dihentikan
terlepas dari tingkat keparahan dan kadar magnesium serum
preeklamsia dengan sekitar segera diperiksa jika refleks
400 wanita yang perlu dirawat tendon dalam hilang, laju
untuk mencegah eklamsia untuk pernapasan menurun hingga
preeklamsia ringan, 71 untuk kurang dari 12 napas per menit,
preeklamsia berat, dan 36 untuk atau urine kurang dari 30 mL per
preeklamsia dengan gejala sistem jam. Overdosis dan kematian ibu
saraf pusat (SSP). Magnesium disebabkan oleh ketidaksesuaian
direkomendasikan pada wanita pemberian MgSO4. Antidotum
dengan preeklamsia dengan overdosis MgSO4 adalah 10 ml
gejala berat. Rute intravena kalsium glukonas 10% yang
direkomendasikan, dimulai diberikan secara intravena selama
dengan dosis awal 4–6 g diikuti 10-20 menit.2
dengan dosis pemeliharaan
1–2 g/jam, biasanya diberikan viii. Kortikosteroid
setidaknya pada persalinan aktif
dan 24 jam postpartum tanpa Tidak terdapat cukup bukti untuk
pemantauan serum wajib.1 Selain merekomendasikan penggunaan
intravena, magnesium sulfat deksametason atau steroid lain
dapat diberikan intramuskular untuk terapi khusus untuk sindrom

13
Obgynia, Volume 6 Nomor 1 Maret 2023

Tabel 1 Konsentrasi Magnesium Serum Maternal yang Berhubungan dengan Toksisitas


mmol/L mEq/L mg/dL
Kadar terapeutik 2 – 3,5 4–7 5–9
Hilangnya refleks patella 3,5 – 5 7 – 10 8,5 – 12
Depresi pernafasan 5 – 6,5 10 – 13 12 – 16
Gangguan konduksi jantung >7,5 >15 >18
Henti jantung >12,5 >25 >30
Dikutip dari: Berghella V.1 dan ACOG.7
HELLP. 1,2,6 Ketika kortikosteroid antihipertensi untuk manajemen
diberikan, trombosit ibu hipertensi yaitu:1
membaik tetapi tidak terdapat
• Labetalol: bolus IV 20 mg, lalu
bukti perbaikan mortalitas
40, 80 mg sesuai kebutuhan,
ibu, morbiditas ibu yang berat
setiap 10 menit (dosis total
atau kematian perinatal.15
maksimum 220 mg).
Pemberian kortikosteroid untuk
mengakselerasi maturitas paru • Labetalol oral 200 mg setiap
janin antara 24 dan 33 6/7 12 jam dan dapat ditingkatkan
minggu.1,2 hingga 800 mg per oral setiap 8
Deksametason dapat digunakan -12 jam (maksimum 2400 mg/
pada pasien dengan sindrom hari).
HELLP dengan dosis 12 mg IV
setiap 6 hingga 12 jam untuk 2–3 • Hidralazin: 5 sampai 10 mg
dosis, diikuti dengan dosis 5–6 IV (atau IM) setiap 20 menit.
mg IV 6 hingga 12 jam kemudian, Ganti ke obat lain jika tidak
2 hingga 3 dosis.1,2 berhasil dengan 30 mg (dosis
maksimal). Hidralazin dapat
ix. Antihipertensi dikaitkan dengan lebih banyak
Obat antihipertensi untuk efek samping pada ibu dan
pengobatan preeklamsia dengan NRFHT (Non Reassuring
gejala berat (TDS ≥160 dan/ Fetal Heart Tracing) daripada
atau TDD ≥110 mmHg) biasanya labetalol IV atau nifedipin oral.
berupa labetalol, nifedipin, atau • Nifedipin: 10 sampai 20 mg
hidralazin. Terapi antihipertensi secara oral, dapat berulang
dapat menurunkan progresivitas dalam 30 menit. Dosis awal
menjadi hipertensi berat hingga 10 mg per oral setiap 6 jam
50% tetapi tidak terdapat dan ditingkatkan hingga 20
efek pada risiko terjadinya mg setiap 4 jam (40 -120 mg/
preeklamsia dengan gejala berat hari). Obat ini dikaitkan dengan
dan juga dapat dikaitkan dengan diuresis bila digunakan setelah
pertumbuhan janin terhambat. melahirkan. Dosis nifedipin
Target terapi tekanan darah yaitu maksimum yaitu 120 mg/hari.
sistolik 140 – 150 mmHg dan Nifedipin dan magnesium
diastolik 90 mmHg. Inhibitor sulfat mungkin dapat digunakan
ACE kontraindikasi selama secara bersamaan. Alternatif
kehamilan.1 Beberapa obat regimen ini adalah nifedipin

14
Nuswil Bernolian: Update Manajemen Preeklamsia dengan Komplikasi Berat

long acting hingga 30 – 60 mg/ of Cardiology.11


hari.
xiv. Ekspansi volume
• Natrium nitroprusside (jarang
Ganzevoort dkk. menemukan
diperlukan): mulai dengan 0,25
bahwa ekspansi volume tidak
μ/kg/menit hingga maksimum
memberikan manfaat tambahan
5 μ/kg/menit. Obat ini dapat
pada wanita yang ditangani dengan
diberikan pada kasus gagal
preeklamsia dengan gejala berat
jantung berat, edema paru, dan
pada 24–33 minggu 6 hari.15 Pada
hipertensi kritis.11 Pada kasus
pasien preeklamsia dengan gejala
edema paru, antihipertensi
berat, pemberian ekspansi volume
yang dapat diberikan yaitu
tidak diindikasikan kecuali terapi
CCB (nikardipin, nifedipin),
antihipertensi antenatal berupa
hidralazin, dan prazosin.9,10
hidralazin.6,14 National Institute for
x. Heparin Clinical Excellence menyarankan
ekspansi volume (loading cairan)
Uji coba lebih lanjut diperlukan hanya dapat dipakai jika hidralazin
untuk mengevaluasi potensi sebagai antihipertensi antenatal
manfaat heparin dalam mencegah untuk mencegah hipertensi berat.11
preeklamsia. Oleh karena
itu, Low Molecular Weight D. Perawatan Kritis
Heparin (LMWH) saat ini tidak
direkomendasikan sebagai Tabel 2 Tingkat Perawatan
profilaksis untuk rekurensi
bagi wanita dengan riwayat Perawatan Preeklamsia dengan gejala berat
preeklamsia.1,14 tingkat 3 dan membutuhkan ventilasi
Perawatan Turun dari tingkat 3 atau
xi. Progesteron tingkat 2 preeklamsia dengan gejala berat
dengan komplikasi sebagai
Tidak terdapat cukup bukti tentang berikut:
efek progesteron untuk mencegah Eklamsia
preeklamsia dan komplikasinya.1 Sindrom HELLP
Perdarahan
xii. Nitrit Oksida Hiperkalemia
Oliguria berat
Tidak terdapat cukup bukti tentang Terdapat koagulasi
apakah donor dan prekursor nitrit Terapi antihipertensi intravena
oksida mencegah preeklamsia atau Stabilisasi awal dari hipertensi
komplikasinya.1 berat
Bukti gagal jantung
xiii. Nitrogliserin Abnormalitas neurologi
Perawatan Preeklamsia dengan hipertensi
Pada hipertensi berat dengan tingkat 1 Manajemen antenatal konservatif
komplikasi edema paru, nitrat dari hipertensi preterm berat
seperti nitrogliserin (gliseril Turunkan terapi setelah persalinan
tinitrat) merupakan terapi Dikutip dari: NICE6
pilihan. 9,10,12,13
Hal ini juga serupa
dipaparkan oleh American Heart Perawatan pasien selama di ICU untuk
Association dan European Society memantau kadar Oksigen dan pemberian

15
Obgynia, Volume 6 Nomor 1 Maret 2023

Oksigen tergantung derajat kompromais setelah pemberian kortikosteroid


pernafasan.11 pada wanita dengan hipertensi
berat resisten, eklamsia, edema
E. Manajemen Persalinan paru, solusio plasenta, dan
gangguan maternal atau fetal.2
i. Manajemen Ekspektatif Persalinan harus terjadi setelah
Manajemen ekspektatif disarankan 48 jam pemberian kortikosteroid
pada pasien dengan preeklamsia antenatal pada wanita dengan
dengan gejala berat, janin viabel, trombositopenia (jumlah
sebelum usia kehamilan 34 trombosit kurang dari 100.000 per
minggu, antara 34 hingga 36 6/7 μL), kadar transaminase dua kali
minggu, jika hipertensi maternal batas atas normal, pertumbuhan
yang tidak terkontrol, disfungsi janin terhambat (kurang dari
organ maternal yang meningkat, persentil ke-5), oligohidramnion
tidak ada gawat janin, dan dapat berat, arteri umbilikalis
dipantau.1 menunjukkan reversed end-
diastolic flow atau disfungsi
ii. Persalinan ginjal baru atau yang memburuk.
Manajemen utama dari Jika kondisi ibu dan janin
preeklamsia yaitu persalinan.1 memungkinkan, kortikosteroid
Induksi persalinan harus diberikan kepada wanita
direkomendasikan untuk wanita dengan preeklamsia dan
dengan preeklamsia dengan persalinan preterm atau KPD
gejala berat jika janin tidak viabel sebelum perkiraan usia kehamilan
atau tidak dapat viabel dalam 34 minggu.2
satu hingga 2 minggu.8 Indikasi Adapun indikasi persalinan, yaitu
untuk seksio sesaria termasuk preeklamsia tanpa gejala berat
kejang berulang yang refrakter pada ≥ 37 minggu. Preeklamsia
terhadap penatalaksanaan dengan gejala berat (preeklamsia
medis, peningkatan tekanan berat) pada ≥ 34 minggu
darah yang berat yang resisten disarankan persalinan yang cepat
terhadap obat antihipertensi, dan setelah stabilisasi ibu. Sebelum
kemunduran ibu atau janin yang 34 minggu, persalinan dalam
jauh dari persalinan. Beberapa waktu 48 jam setelah selesainya
ahli merekomendasikan SC pada pemberian kortikosteroid
pasien preeklamsia dengan gejala disarankan untuk tekanan
berat dan serviks yang unfavorable darah yang tidak terkendali
yang membutuhkan persalinan meskipun obat antihipertensi
sebelum usia kehamilan 30 terus meningkat (pemberian 3
minggu.2 atau lebih kelas antihipertensi),
Preeklamsia akan membaik saturasi oksigen kurang dari 90%,
setelah 24 hingga 48 jam sakit kepala persisten dan/atau
setelah persalinan. Persalinan gejala visual/susunan saraf pusat,
diindikasikan setelah stabilisasi nyeri epigastrium, perdarahan
maternal tanpa menunggu 48 jam vagina, oliguria persisten,

16
Nuswil Bernolian: Update Manajemen Preeklamsia dengan Komplikasi Berat

persalinan preterm, ketuban antihipertensi, seperti labetalol, segera


pecah dini preterm, trombosit sebelum induksi. Profilaksis dengan
<100.000/mm3 atau peningkatan magnesium sulfat untuk preeklamsia/
enzim hati (sindrom HELLP eklamsia dapat mempotensiasi blokade
parsial atau lengkap), NRFHT, neuromuskuler pada pasien yang
atau aliran reverse end diastolic menerima anestesi umum. Oleh karena
arteri umbilikalis ≥ 32 minggu. itu, kita harus berhati-hati dalam
Terminasi kehamilan segera menggunakan pelumpuh otot yang
bahkan sebelum steroid selesai me-nondepolarisasi kerja menengah
dianjurkan pada kasus eklamsia, hingga jangka panjang.1
edema paru, gagal ginjal akut,
G. Pemantauan
KID, dugaan solusio plasenta,
atau NRFHT.1,2,6,14 Preeklamsia dapat memburuk dan
biasanya muncul setelah persalinan.
F. Anestesi
Wanita dengan hipertensi sebaiknya
Anestesi regional lebih disukai tetapi dipantau sebagai pasien rawat inap atau
dikontraindikasikan pada pasien dipantau ketat di rumah selama 72 jam
dengan koagulopati atau trombosit post partum.1 Risiko terbesar eklamsia
< 75.000/mm3. Anestesia epidural post partum dalam 48 jam pertama.2
lebih bermanfaat pada pasien dengan Ambang batas post partum untuk
hipertensi karena dapat meningkatkan tekanan darah sistolik 150 mmHg
perfusi uterus melalui beberapa atau lebih dan diastolik 100 mmHg
jalur (efek vasodilatasi neuraksial atau lebih dalam 2 waktu dengan
terlokalisasi, pengurangan pelepasan jarak setidaknya 4 jam. Wanita dengan
katekolamin). Analgesia epidural hipertensi yang bertahan selama lebih
merupakan analgesia pilihan pada dari 24 jam setelah persalinan sebaiknya
wanita hamil dengan hipertensi. tidak mengonsumsi OAINS (Obat
Pasien dengan hipertensi, preeklamsia, Antiinflamasi Non Steroid) karena
dan eklamsia berisiko mengalami dapat memperberat TD dan terutama
ketidakstabilan hemodinamik selama pada pasien dengan gagal ginjal akut.
persalinan dan anestesi. Beberapa Pasien sebaiknya diperiksa kembali
penelitian telah menemukan insiden 7 hingga 10 hari setelah pulang atau
hipotensi yang lebih tinggi pada ibu lebih awal jika ada gejala.2 Sementara
melahirkan dengan anestesi spinal itu, pada pasien preeklamsia dan telah
versus epidural.1 melahirkan serta tidak mengonsumsi
obat antihipertensi, klinisi dapat
Pada wanita dengan preeklamsia melakukan pengukuran tekanan darah
dengan gejala berat, pendekatan setidaknya 4 kali per hari ketika pasien
yang hati-hati diperlukan untuk dirawat inap, minimal 1 kali antara hari
anestesi regional atau umum. Wanita ke-3 dan ke-5 setelah bersalin, atau pada
dengan preeklamsia dengan gejala hari bergantian hingga normal, jika
berat yang harus menjalani anestesi tekanan darah tidak normal pada hari
umum berisiko mengalami respons ke-3 hingga ke-5. Obat antihipertensi
hipertensi yang sangat berlebihan dapat diberikan pada populasi ini jika
terhadap intubasi dan sering mendapat tekanan darah 150/100 mmHg atau
manfaat dari perawatan awal dengan lebih.6

17
Obgynia, Volume 6 Nomor 1 Maret 2023

Pada pasien dengan preeklamsia yang Karumanchi SA, McCarthy FP, Saito S, et
mendapatkan terapi antihipertensi al. Hypertensive disorders of pregnancy:
dan sudah melahirkan, lakukan ISSHP classification, diagnosis, and
pengukuran tekanan darah minimal 4 management recommendations for
kali sehari ketika dirawat inap, setiap international practice. Hypertension.
1–2 hari hingga 2 minggu setelah 2018;72(1):24–43.
transfer ke komunitas hingga pasien 3. WHO, USAID. WHO recommendations
tidak mendapatkan terapi dan tidak for prevention and treatment of pre-
mengalami hipertensi. Jika TD di eclampsia and eclampsia implications
bawah 140/90 mmHg pertimbangkan and actions. 2013:1–4.
untuk mengurangi obat antihipertensi. 4. Society for Maternal Fetal Medicine.
Jika TD di bawah 130/90 mmHg, obat Evaluation and management of severe
antihipertensi sebaiknya dikurangi.6 preeclampsia. SMFM. 2013;(1):1.
5. FIGO. FIGO releases new guidelines
Pemeriksaan hemoglobin, trombosit, to combat pre-eclampsia. FIGO Newsl.
kreatinin, enzim hati pada hari setelah
2019:1–3. (accessed from https://www.
persalinan dan setiap 2 hari hingga figo.org/preeclampsia-guidelines. May
stabil jika hasil abnormal sebelum 29th 2021).
persalinan. Mayoritas wanita dapat 6. NICE. Hypertension in pregnancy:
dipulangkan setelah 5 hari post partum, Diagnosis and management. NICE
terutama jika mereka dapat memonitor Guidel. 2020;1–57.
tekanan darah di rumah.14 7. ACOG. Gestational hypertension
H. Kesimpulan and preeclampsia: ACOG Practice
Bulletin, Number 222. Obstet Gynecol.
Tatalaksana yang cepat dan tepat 2020;135(6):e237–60.
pada kasus preeklamsia dengan 8. Gulmezoglu A, Souza J, Mathai M,
gejala berat sangat diperlukan untuk Pena-Rosas J, Oladapo O, Coltart C.
mengurangi morbiditas pada ibu dan WHO recommendations for prevention
janin. Manajemen kasus preeklamsia and treatment of pre-eclampsia and
dengan gejala berat berupa penanganan eclampsia. WHO; 2011:1–48.
emergensi, non-medikamentosa 9. Susanto Y, Ginting P, Hardiansyah R.
(asupan garam, tirah baring, istirahat, Acute postpartum pulmonary edema
olahraga, pemberian cairan, minyak in a 34-year-old preeclampsia woman.
ikan, bawang putih, ventilasi mekanik), Indonesian Journal Chest. 2017;4(1):1–7.
dan medikamentosa (kalsium, 10. Souabni SA, Belhaddad EH, Oubahha I,
asam folat, antioksidan, vitamin D, Nejmaddine K, Aboulfalah A, Soummani
aspirin, diuretik, Magnesium Sulfat, A. Preeclampsia complicated with
antihipertensi, heparin, progesteron, pulmonary edema: A case report. PAMJ
Nitrit Oksida, Nitrogliserin, ekspansi Clin Med. 2020;4:103.
volume). 11. Melchiorre K, Sharma R, Thilaganathan
Daftar Pustaka B. Cardiovascular implications in
preeclampsia: An overview. Circulation.
1. Berghella V. Maternal-fetal evidence 2014;130(8):703–14.
based guidelines third edition. Boca 12. Devi D, Kumar B. A case of severe
Raton: CRC Press. 2017;1–23. preeclampsia presenting as acute
2. Brown MA, Magee LA, Kenny LC, pulmonary oedema. Int J Reprod

18
Nuswil Bernolian: Update Manajemen Preeklamsia dengan Komplikasi Berat

Contracept Obstet Gynecol.


2016;5(3):899–902.
13. Ngene NC, Moodley J. Pre-eclampsia
with severe features: Management
of antihypertensive therapy in the
postpartum period. Pan Afr Med J.
2020;36(216):1–15.
14. Brown MA, Magee LA, Kenny LC,
Karumanchi SA, McCarthy FP, Saito S, et
al. Hypertensive disorders of pregnancy:
ISSHP classification, diagnosis, and
management recommendations for
international practice. Hypertension.
2018;72(1):24–43.
15. Sibai BM. Evaluation and management
of severe preeclampsia before 34
weeks’ gestation. Am J Obstet Gynecol.
2011;205(3):191–8.

19

Anda mungkin juga menyukai