Anda di halaman 1dari 71

Innitial Assessment Dan

Managemen Trauma
09/12/2023 2
Pendahuluan
Epidemiologi
 Trauma masih menjadi penyebab kematian
nomor satu pada kelompok usia muda dan
produktif di seluruh dunia.
 Di USA sering berkaitan dengan 50%
kematian yang berhubungan dengan
trauma yang mencangkup cedera multiple.
 Di Indonesia sendiri penyebab kematian
nomor empat.
 Pada kelompok umur 15-25 tahun
merupakan penyebab kematian utama
 Mekanismenya yang sering terjadi
adalah kecelakaan tabrakan mobil dan
terjatuh dari sepeda motor.

09/12/2023 4
 Pengkajian trauma terdiri dari dua
tahapan: primary survey dan secondary
survey

09/12/2023 5
Primary Survey & Secondary
Survey
 Primary survey: Survey lokasi kejadian,
Innitial assessment, Rapid Trauma Survey /
Focused Exam/Pemeriksaan Fokus
 Secondary Survey: Detailed Exam
 Reassessment Survey: Ongoing exam
Scene Size-up
BTLS
Initial assessment

Load and Go situations?

Rapid Trauma Survey Focused Exam

Load and Go situations?

Ongoing exam Detailed exam


Introduction
• BTLS dilakukan di lokasi kejadian
• Dilakukan oleh tim ambulan yang datang ke
lokasi
• Dilakukan pengkajian, tindakan dan keputusan
transport
Scene Size-up
BTLS
Initial assessment

Load and Go situations?

Rapid Trauma Survey Focused Exam

Load and Go situations?

Ongoing exam Detailed exam


Langkah-langkah initial assessment
• General impression of patient
• Level of consciousness
• Airway assessment
• Breathing assessment
• Circulation assessment
General impression of patient
• Evaluasi pasien berdasarkan level
kegawatdaruratannya
• Kaji perkiraan usia, jenis kelamin, berat badan,
keadaan pasien secara umum
• Risiko dapat me ↑↑ pd pasien manula atau anak-
anak
• Observasi posisi pasien  tubuh dan lingkungan
• Observasi apakah ada trauma mayor atau minor
• Mekanisme trauma akan dapat membantu
menentukan prioritas triage pasien
Level of consciousness
• Penilaian tingkat kesadaran pasien harus segera dilakukan
• Stabilkan tulang leher / spinal pasien  cervical collar
AVPU
• Evaluasi level kesadaran pasien dapat menggunakan AVPU:
• A: Alert (Sadar dan orientasi baik
• V: Merespon rangsangan verbal (sadar tapi bingung atau tidak
sadar tapi berespon terhadap suara)
• P: Merespon rangsangan nyeri (tidak sadar tapi merespon
rangsangan nyeri dengan cara tertentu)
• U: Tidak merespon (tidak ada reflek muntah atau batuk)
Level of Counsiousness
• Panggil dan goyangkan tubuh pasien
Airway assessment
• Bila pasien tidak dapat bicara atau tidak sadar  evaluasi
jalan nafas
• Pada pasien trauma  jaw trust and modified jaw trust
• Jaga kepatenan jalan nafas  cervical collar
• Bila ada obstruksi jalan nafas  gunakan metode yang
sesuai (reposisi, finger sweep, suction)
• Pasang oropharingeal tube atau nasopharingeal jika
airway tidak bisa dipertahankan dengan posisi.
• Nasopharingeal tube kontraindikasi pd fraktur maxilofacial
Jaw Trust
Nasofaringeal Airway
Orofaringeal Airway
Breathing assessment
• Bila pasien tdk sadar  dekatkan telinga anda
dekat mulut pasien  kecepatan dan kedalaman
ventilasi
• Evaluasi pernapasan  apakah pasien bernapas
spontan?
• Apakah respirasi adekuat untuk kedalaman dan
ratenya?
• Look, listen and feel
Look Listen

• Lihat pergerakan dinding • Dengarkan suara pernafasan


dada? pasien
• Paradox dinding dada  fail • Normal atau Abnormal?
chest • Wheezing or ronchi?
• Asimetris dinding dada  • Stridor  obstruksi saluran
pneumothorax pernafasan
• Apakah pasien menggunakan
otot bantu nafas?
• Bradipnea Or Takipnea? Feel
• Cyanosis? • Krepitasi
• Retraksi dinding dada? • Fraktur costa
• Hembusan nafas pasien?
Breathing management
• Bila ventilasi tidak adekuat (< 10 x/mnt atau dangkal) 
berikan oksigen dengan menggunakan bag valve mask.
• Gunakan kedua lutut untuk memfiksasi leher pasien dan
kedua tangan dapat memberikan oksigenasi dengan BVM
• Jika pernafasan adekuat  berikan oksigen aliran tinggi
dengan NRM
NRM
BVM
Circulation management
Setelah memastikan jalan nafas paten dan ventilasi
adekuat
• Periksa nadi (frek, reguleritas, kedalaman)  tidak ada
CPR
• Inspeksi perdarahan
• Observasi warna kulit, temperatur, CRT
• Kontrol perdarahan
Scene Size-up
BTLS
Initial assessment

Load and Go situations?

Rapid Trauma Survey Focused Exam

Load and Go situations?

Ongoing exam Detailed exam


Load And Go Situations?
• Mekanisme trauma yang berbahaya
• Riwayat yang menunjukkan:
 Pingsan
 Kesulitan bernafas
 Nyeri kepala, leher dan badan yang hebat
• Hasil Initial Assessment:
 Perubahan status kesadaran
 Kesulitan bernafas
 Kondisi perfusi yang abnormal
 Kelompok resiko tinggi: Bayi, lansia, penyakit
kronis, dll
Scene Size-up
BTLS
Initial assessment

Load and Go situations?

Rapid Trauma Survey Focused Exam

Load and Go situations?

Ongoing exam Detailed exam


Rapid Trauma Survey & Focused Exam
• Sangat tergantung dr initial assesment
• Dapat dilakukan di lokasi atau di ambulance
• Jika terdapat kondisi berbahaya (kecelakaan, jatuh
dari ketinggian, tidak sadar) gunakan Rapid Trauma
Survey
• Jika mekanisme truma bersifat lokal/terfokus
(tertembak peluru, tertusuk pisau), gunakan Focused
Exam
• Jika mekanisme injury tidak signifikan (misalnya kaki
terkena jatuhan batu) dan hasil Initial Assessment
normal, lakukan Focused Exam
Rapid Trauma Survey
• Pemeriksaan singkat untuk menemukan semua ancaman
jiwa
• Pengkajian dapat menggunakan metode SAMPLE
 S: Symptom
 A: Allergies
 M: Medication
 P: Past Medical Hystory
 L: Last Meal
 E: Event
Rapid Trauma Survey
• Pengkajian cepat dari kepala, leher, dada, abdomen, pelvis
dan ekstremitas
• Initial Assessment and Rapid Trauma Survey tidak boleh
dari 2 menit
• Full set vital sign
• Neurology assessment  apakah terjadi defisit neurologis
• Dapat menggunakan TIC: Tenderness, Instabilitas,
Crepitation
• DCAP-BTLS: Deformity, Contusions, Abrasions,
Penetrations, Burn, Tenderness, Lacerations, Sweelling
Deformity : Deformitas

Contusions: Memar
Abrasions: Abrasi

Penetrations: Luka Tusuk


Burn: Luka Bakar

Tenderness: Kekakuan
Lacerations: Luka Sobek

Swelling: Bengkak
Pemeriksaan Kepala & Leher
• Apakah ada luka trauma?
• Apakah ada distensi vena jugularis?
• Deformitas trakhea?
• Apakah ada tenderness pada leher?

Pemeriksaan Dada
• Inspeksi pergerakan dinding dada  Asimetris or Paradox
• Inspeksi tanda-tanda trauma tumpul atau luka terbuka
• Inspeksi TIC
• Suara nafas pada kedua lapang paru? Simetris
• Hypersonor or dullness
• Suara jantung? teredam atau menjauh
Pemeriksaan Abdomen
• Periksa DCAP-BTLS?
• Distensi abdomen?
• Palpasi dengan lembut untuk mencari nyeri tekan atau
kekakuan

Pemeriksaan Pelvis
• Inspeksi adanya perubahan bentuk pada pelvis?
• Palpasi nyeri, instabilitas, dan krepitasi  menekan simpisis
kebawah dan dan krita iliaka kebawah dan kedalam
• Bila pelvis tidak stabil ‡ jangan diperiksa ulang
Pemeriksaan Ekstremitas
• Apakah ada trauma?
• Apakah ada bengkak?
• Apakah ada deformitas?
• Palpasi TIC?
• Perhatikan apakah pasien dapat menggerakkan jari
tangan dan kakinya?
Pemeriksaan Punggung
• Ketika memindahkan pasien ke LSB  periksa bagian
punggung
• DCAP- BTLS?
• Bila punggung tidak stabil atau fraktur femur bilateral 
gunakan scoop stretcher untuk memindahkan pasien ke
LSB
Vital sign
Apakah ada abnormalitas?

Disability
• Apabia terjadi penurunan kesadaran  lakukan
pemeriksaan neurologis singkat  identifikasi TIK me↑↑
 Pemeriksaan pupil
 GCS
 Tanda-tanda herniasi serebral? (tidak sadar, dilatasi
pupil, hipertensi, bradicardia)
• Gunakan juga alat identifikasi lain  penurunan kesadaran
non-trauma  Hipoglicemy, overdosis obat, and alkohol
Pemeriksaan Pupil

• Assess if pupils are equal and


reactive to light (PEARL)
Focused Exam
• Dilakukan apabila trauma terjadi pada
kondisi/area tertentu pada tubuh
• Berfokus pada area trauma
• Kaji riwayat SAMPLE
• Kaji tanda vital
Scene Size-up
BTLS
Initial assessment

Load and Go situations?

Rapid Trauma Survey Focused Exam

Load and Go situations?

Ongoing exam Detailed exam


Load & Go Situations
Load & Go Criteria
Berdasarkan Rapid Trauma Survey & Focused
Exam
1. Innitial Assessment
 Perubahan status kesadaran
 Respirasi abnormal
 Sirkulasi abnormal (syok atau perdarahan
tidak terkontrol)
Load & Go Criteria
2. Tanda-tanda ditemuka selama Rapid Trauma
Survey atau kondisi yang dapat memicu syok
 Fail chest, luka terbuka, tension
pneumothorak
 Nyeri, distensi perut
 Instabilitas pelvis
 Fraktur femur bilateral
Load & Go Criteria
3. Kondisi kesehatan pasien yang buruk
 Pertimbangkan: mekanisme trauma, usia,
keadaan umum, penyakit kronis, dll
 Hal ini dapat menunjang rujukan pasien 
pusat trauma atau rumah sakit terdekat
 Bila pasien mengalami lebih dari 1 kondisi
kritis (setelah Rapid Trauma Survey atau
focused exam)  Pindahkan pasien ke
ambulan dan rujuk ke UGD terdekat.
Prosedur yang dilakukan di lokasi
1. Tatalaksana jalan nafas awal
2. Bantuan ventilasi
3. Pemberian oksigen
4. CPR
5. Kontrol perdarahan yang terlihat
6. Menutup luka dada (sucking wound)
7. Stabilisasi fail chest
8. Stabilisasi benda yang menusuk
9. Persiapan Load & Go
Scene Size-up
BTLS
Initial assessment

Load and Go situations?

Rapid Trauma Survey Focused Exam

Load and Go situations?

Ongoing exam Detailed exam


Ongoing exam
• Bisa dilakukan di lokasi kejadian atau
transport
• Dilakukan untuk mengkaji perubahan
kondisi pasien
• Pasien kritis: di kaji tiap 5 menit
• Pasien stabil : tiap 15 menit
• Serta dilakukan tiap pasien dipindahkan,
selesai tindakan, atau perubahan kondisi
Ongoing exam
• Tanyakan kepada pasien perubahan yang
terjadi?
• Kaji ulang status mental
 LOC = Level of consciousness
 Pupil
 GCS (pada perubahan kesadaran)
• Kaji ulang ABC
 A = kaji kepatenan
 B dan C = kaji ulang tanda2 vital, kaji warna kulit
dan suhu
Ongoing exam
• Kaji ulang leher
• Kaji ulang dada
• Kaji ulang abdomen
• Kaji ulang trauma yang terjadi
• Kaji intervensi yang telah dilakukan:
 Kaji aliran oksigen
 Kaji balut bidai
 Kaji benda yang tertancap
 Kaji kondisi kehamilan
 Kaji monitor jantung dan pulse oxymetri
Scene Size-up
BTLS
Initial assessment

Load and Go situations?

Rapid Trauma Survey Focused Exam

Load and Go situations?

Ongoing exam Detailed exam


Detailed Exam
Detailed Exam
• Pemeriksaan ini lebih komprehensif untuk memperoleh
semua cidera yang mungkin terlewati pada saat survey primer
BTLS
• Penilaian ini juga merupakan dasar pengambilan keputusan
terapi selanjutnya
• Pada pasien kritis penilaian ini harus sudah selesai dilakukan
pada saat di ambulance
• Bila ada tindakan pada pada saat transportasi  detailed
exam dilakukan secepatnya pada saat di ED
Cont.......
• Bila pada saat survey primer tidak menunjukkan suatu
kondisi kritis  detailed exam dapat dilakukan di lokasi
kejadian
• Meskipun kondisi pasien stabil (++ faktor risiko dan
mekanisme trauma yang berbahaya)  segera kirim ke
ED

Pasien dapat menjadi tidak stabil dengan sangat cepat


Prosedur detailed exam
1. Full set vital sign
2. Riwayat SAMPLE
3. Lakukan pemeriksaan neurologi
 Level counciousness
 GCS
 GDS  penurunan kesadaran
 Pupil: respon cahaya? Sama?
 Motorik: jari bisa digerakkan?
 Sensasi: merasakan sentuhan?
Prosedur detailed exam
4. Monitoring Jantung? pulse Oximetry?
5. Lakukan pemeriksaan head-to-toe lebih mendetil
 Berikan perhatian khusus pada keluhan pasien
 Periksa kembali trauma yang sudah di temukan
 Pemeriksaan yang dilakukan meliputi: inspeksi,
auskultasi, palpasi, dan perkusi
Pemeriksaan Kepala
• DCAP-BTLS?
• Racoon Eyes?
• Battle’s Sign?
• Otorhea & Rhinorea?
• Periksa stabilitas dan keadaan mulut?
• Periksa stabilitas jalan nafas? Amankan  cervical collar
Battle’s Sign
Racoon Eyes
Pemeriksaan kepala
Pemeriksaan Leher
•DCAP-BTLS?
•Deviasi trakhea?
•Distensi vena jugularis?
Pemeriksaan leher (stabiliasasi)
Pemeriksaan Dada
• DCAP-BTLS?
• Luka terbuka?
• Gerakan paradoksal?
• Instabilitas dan krepitasi costa?
• Suara nafas? Ronkhi, whezing, stridor
• Suara jantung? penurunan suara jantung -
tanda awal tamponade jantung
• Stabilisasi fail chest
• Pneumothoraks dan hematotoraks?
Pemeriksaan Dada
Abdomen
•DCAP-BTLS?
•Distensi? Supel? Kaku?
•Palpasi lembut timbul nyeri  internal
bleeding
•Jika nyeri disertai distensi  hati-hati
syok hemaoragik
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Pelvis
•Biasanya sudah dilakukan pada Rapid
Trauma Survey
•Jika sudah dilakukan sebelumnya, tidak
harus dilakukan lagi
Pemeriksaan Pelvis
Pemeriksaan Ekstremitas
• DCAP-BTLS?
• Normal PMS? (Pulse, Motor, Sensation)
• Lakukan pemeriksaan PMS sebelum dan sesudah
pembidaian.
• Gerakan normal?
• Pada pasien kritis  pembidaian dilakukan pada saat di
ambulance
Pemeriksaan Ekstremitas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai