HEMOLITIK
dr. Ridhalul Ikhsan, Sp.PD
Klasifikasi Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik
herediter
Non
Immune immune
Autoimmune Alloimmune
(Warm type, (Transfusion Drug- Infection- Mechanical Miscelaneous
Cold type, Reaction, induced induced trauma causes
PCH) HDN)
PCH : Paroxysmal Cold Hemoglobinuria
HDN : Hemolytic Disease of the Newborn
PNH,HUS,TTP,DIC
HUS : Hemolytic-Uremic Syndrome Thermal damage
Venom
TTP : Thrombotic Thrombocytopenic Purpura Osmotic damage
Toxin
DIC : Diseminated Intravascular Coagulation External factor
Organ dysfunction
PNH : Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria
Anemia Hemolitik non imun
Hemolisis tanpa keterlibatan Ig → faktor defek molekular, abnormalitas
struktur membran, kerusakan mekanik eritrosit (mikroangiopati dan
infeksi).
Patofisiologi
Hemolisis Intravaskular → destruksi eritrosit di sirkulasi darah.
◦ Misal: trauma mekanik
2. didapat
◦ Pada dewasa muda
◦ Kehamilan didapat atau postpartum
Diagnosis
Penegakan diagnosis:
◦ Anemia hemolitik dengan eritrosit terfragmentasi, demam, kelainan
neurologi dan gangguan fungsi ginjal, tes koagulasi normal.
Diagnosis Banding
Idiopatic Trombocytopenia Purpura (ITP)
◦ Fragmentasi eritrosit tetapi bukan sferositosis eritrosit.
◦ Tes Coombs (+)
Terapi
TTP familial : fresh frozen plasma (FFP) tiap 3 minggu.
TTP idiopatik : plasma exchange (plasma tukar) → kombinasi
plasmaferesis & infus FFP.
Plasmaferesis → mengeluarkan faktor von Willebrand.
Hemolytic Uremic Syndrome
(HUS)
Etiologi, epidemiologi dan Patogenesis:
◦ HUS terjadi 9-30% anak-anak.
◦ Diawali diare berdarah (±1 minggu sebelum HUS) → Eschericia Coli (toksin
Shiga 1 dan 2), Shigela Dysentriae( toksin shiga)→ kontaminasi daging,
susu, keju yang tidak dimasak dengan matang.
◦ Toksin shiga → sirkulasi intestinal → plasma → berikatan dengan molekul
endotel kapiler glomerolus →merusak endotel sel (pembentukan faktor von
Wilebrand besar abnormal.
5-10% familial.
HUS familial 5-10% familial → defek faktor komplemen H(mencegah
kerusakan sel melalui jalur alternatif komplemen) → mutasi gen faktor H →
diwariskan scr resesif (HUS pd dewasa muda) dan dominan (HUS pd
kehamilan)
Manifestasi Klinis
Hampir sama dengan TTP, tetapi lesi arteriol HUS hanya terjadi di ginjal
→ tidak menimbulkan kelainan neurologis.
Sebagian besar penderita mengalami hemoglobinuria.
Temuan laboratoris = TTP
Terapi
HUS ringan pada anak dengan oligoanuria < 24 jam → pemberian cairan
infus dan elektrolit.
Dewasa sering terjadi gagal ginjal akut berat → transfusi dan dialisis.
Pemberian FFP yang mengandung faktor H → tidak mencegak
kekambuhan maupun progresivitas penyakit ginjal
Koagulasi Intravaskuler
Diseminata (KID)
Jarang menimbulkan anemia → derajat hemolisis lebih sedikit
dibanding TTP & HUS.
Aktivasi sistem koagulasi tidak sesuai → dipicu deposisi fibrin pada
dinding pembuluh darah kecil.
Sferositosis Herediter
Kelainan eritrosit dengan gambaran eritrosit bulat seperti donat dengan
fragilitas osmotik yang meningkat.
Etiologi : defek spectrin dan ankyrin.
Diwariskan melalui autosom dominan.
Insiden 1:1000 s/d 1: 4500 penduduk.
Etiologi
Etiologi : defek protein pembentuk membran eritrosit → spectrin &
ankyrin → ↑ fragilitas osmotik eritrosit
Manifestasi Klinis dan
Laboratoris
Gejala klinis mayor:
◦ Anemia
◦ Splenomegali
◦ ikterus
Pemeriksaan Lab
◦ Ditemukan eritrosit berbentuk elips
Pengobatan
Ringan : pengobatantidak diperlukan.
Sedang : pemberian transfusi sel darah merah.
Berat : splenektomi → post splenektomi + pemberian asam folat
1mg/hari sbg profilaksis.
Paroxymal Nocturnal
Hemoglobinuria (PNH)
Penurunan jumlah eritrosit (anemia) serta terdapat darah dalam urin
(hemoglobinuria) dan hemoglobinemia yang terjadi setelah tidur.
PNH → resiko terjadi trombosis mayor, terutama trombosis pada aorta
abdominalis → ↑ resiko kematian.
Etiologi dan patogenesis
Defisiensi enzim PIG-A (phosphatidylinositol glycan class A) yang
diperlukan untuk sintesis protein pengikat sel (glikosilfosfatidilinositol)
→ fragilitas osmotik membran eritrosit → memudahkan penghancuran
eritrosit.
Manifestasi Klinis dan
Laboratoris
Trias klinis:
◦ Anemia hemolitik
◦ Trombosis vena
◦ Gangguan hematopoesis
Terapi:
◦ Eradikasi parasit penyebab
◦ Transfusi darah segera pada HB < 7g/dL
◦ Asam folat 1mg/hari
Bartonellosis
Infeksi yang disebabkan Bartonella baciliformis → menempel pd
permukaan eritrosit.
Eritrosit mengalami indentasi, invaginasi, terbentuk saluran →
dihancurkan di hepar dan splen.
Anemia hemolitik akut → demam “oroya” → eritrosit ↓ dgn cepat
sampai 750.000/uL
Diagnosis dan terapi
Bartonella baciliformis → pd sel eritrosit.
Pewarnaan Giemsa → batang berwarna merah jingga.
Pengobatan : penisilin, streptomisin, kloramfenikol, tetrasiklin.
Babesiosis
Protozoa intra eritrosit → gigitan kutu rambut → menginfeksi hewan
ternak maupun hewan liar.
Pada manusia, penularannya tidak hanya melalui gigitan kutu →
transfusi darah.
Diagnosis dan terapi
Apusan darah tebal dgn pewarnaan Giemsa.
Penegakkan diagnosis → Uji serologi (antibodi thd babesia), PCR .
Pengobatan : klindamisisn, kuinin
TERIMA KASIH