Anda di halaman 1dari 41

INSPEKSI RUMAH SEHAT

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTAGEDE II


Anggota:

Elfrida Riyani P07133119020


Aulia Nur Aini P07133119021
Feti Fatiah Nada M P07133119023
Salsabilla P07133119024

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, karena rumah
adalah salah satu hak dasar manusia, dan oleh karena itu setiap Warga Negara berhak untuk
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat (UUD 1945 Pasal 28).

Di kota-kota besar di Indonesia banyak dijumpai permukiman yang tidak layak huni, tidak
terkecuali di Yogyakarta. Rendahnya kualitas permukiman tersebut dapat diakibatkan karena
keadaan ekonomi masyarakat yang rendah (Wijayanti, Rahayu dan Utomo, 2015). Selain itu,
permasalahan perumahan dan permukiman yang tidak layak huni juga dapat diakibatkan karena
masyarakat yang belum menerapkan aspek kesehatan lingkungan dalam perencanaan pembangunan
rumah. Perlu dilakukan penilaian rumah sehat untuk memperoleh gambaran tentang keadaan
kesehatan rumah dan lingkungan suatu wilayah permukiman, sehingga dapat digunakan untuk
penyusunan suatu rencana perbaikan.
B. TUJUAN

Mahasiswa mampu mengumpulkan data dan informasi terkait kondisi rumah


dan lingkungan untuk penyusunan rencana program tingkat kalurahan guna
mengatasi masalah perumahan dan lingkungan permukiman dengan pendayagunaan
sumber daya yang tersedia di masyarakat.
C. MANFAAT

 Masyarakat
Dapat mengetahui kriteria rumah sehat.

 Puskesmas
Memberikan informasi bagi Puskesmas Kotagede II tentang kondisi fisik dan
sanitasi rumah di daerah permukiman wilayah kerja puskesmas, khususnya
Kelurahan Rejowinangun RW 13

 Mahasiswa
Menambah pengetahuan mahasiswa terutama dalam melaksanakan praktik sanitasi
dan pemeriksaan kualitas fisik lingkungan pada permukiman penduduk
D. SASARAN

20 rumah penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kotagede II

E. WAKTU PELAKSANAAN

Tanggal 26 sampai 27 September 2021 untuk kloter 1, dan tanggal 22 Oktober 2021
untuk kloter 2. Lokasi survei dilakukan di Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan
Kotagede RW 13 di RT 16, 41, 42, 43, 44
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. ALAT DAN BAHAN

● Formulir penilaian rumah sehat


● Formulir Bis 1 dan Bis 2
● Formulir pengukuran cahaya
● Environment tester
● Stopwatch
● Alat tulis
B. LANGKAH KERJA

1. Tahapan Persiapan
● Menentukan wilayah yang akan dilakukan penilaian rumah sehat dan
mengkonsultasikan kepada Sanitarian Puskesmas.
● Menentukan 20 sampel rumah terpilih untuk dilakukan penilaian
rumah sehat.
● Meminta izin kepada ketua RT di wilayah yang akan dilakukan
penilaian rumah sehat.
● Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Tahapan Pelaksanaan
a. Mendatangi lokasi yang ditentukan.
b. Melakukan wawancara dan pengukuran lingkungan fisik berupa pencahayaan, kebisingan, suhu dan kelembaban di 20
sampel rumah.

Pencahayaan Kebisingan
● Menyalakan alat environment tester dengan menekan ● Menentukan titik sampling, jarak dari dinding
tombol “Power” pemantul 2 – 3 meter
● Tekan tombol lux untuk mengukur pencahayaan ● Meletakkan/ memegang environment tester pada
● Membawa alat ke 5 titik di ruangan yang akan dilakukan
ketinggian 1,00 – 1,20 meter
pengukuran pencahayaan.
● Menghidupkan environment tester dengan cara
● Pegangl alat dengan ketinggian 1 – 1,2 meter dan arahkan
menekan tombol “Power”
reseptor pada sumber cahaya
● Mencatat angka yang muncul pada display layar
● Lakukan pengukuran kebisingan dengan menekan
● Mengulangi 3 kali pada setiap titik.cahaya tombol dB. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan
mengarahkan mikrofon ke sumber suara.
Suhu dan Kelembaban ● Mencatata angka yang muncul pada display setiap 5
● Menghidupkan alat environment tester dengan menekan detik pada form Bis 1
tombol “Power” ● Melakukan pengukuran selama 10 menit
● Untuk mengukur kelembaban tekan tombol “Temp/%RH” ● Kemudian mengelompokan hasil pengukuran dengan
● Setelah itu catat angka pada display layar environment Formulir Bis 2
tester ● Menghitung tingkat kebisingan menggunakan rumus:
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. KOMPONEN RUMAH
16
a. Langit-langit
14

Dari 20 rumah yang disurvey, terdapat


12
6 rumah yang belum dipasang langit-
10
langit, dan 14 rumah sudah dipasang
langit-langit yang memenuhi persyaratan
8 yaitu bersih, kuat, dan tinggi minimal 2,75
meter. Dari keenam rumah yang belum
6
dipasang langit-langit tersebut berpotensi
4 menyebabkan debu-debu yang berasal dari
atap rumah akan berjatuhan ke lantai,
2
makanan yang tidak tertutup, sehingga
0
dapat mengganggu kesehatan penghuni
Tidak ada Ada, bersih, rawan kecelakaan Ada, bersih, kuat dan tinggi min
2,75 m rumah
25
b. Dinding

Dari 20 rumah yang disurvey,


20
semuanya memiliki dinding yang
memenuhi syarat, yaitu permanen dan
kedap air.
15

10

0
Non permanen Semi permanen/tembok tidak Permanen dan kedap air
diplester
18

c. Lantai
16
Dari 20 rumah yang disurvey,
14 terdapat 3 rumah dengan seluruh
lantainya diplester kasar/trasah, 1
12
rumah dengan seluruh lantainya kedap
air dan sebagian di keramik, dan 16
10
rumah yang seluruh lantainya dipasang
keramik.
8

0
Tanah/papan Seluruh lantai plester kasar Seluruhnya kedap air dan Seluruh lantai pasangan
sebagian di keramik keramik
20
d. Pintu
18
Dari 20 rumah yang
16
disurvey, terdapat 1 rumah
yang hanya memiliki satu pintu
14 utama karena tiap ruangan
hanya dipisah oleh sekat non
12 permanen, dan sebanyak 19
rumah telah terpasang pintu di
10
setiap ruang tidur.
8

0
Hanya ada pintu utama Setiap ruang tidur terpasang pintu Setiap pintu ruang tidur dipasang kasa
nyamuk
20
e. Jendela Kamar Tidur
18
Dari 20 rumah yang
disurvey, terdapat 1 rumah
16
yang tidak memiliki jendela
di kamar tidur, sedangkan 19
14
rumah telah memiliki jendela
di kamar tidur.
12

10

0
Tidak ada Ada
25
f. Ruang Keluarga

Dari 20 rumah yang disurvey,


20
semuanya memiliki ruang keluarga

15

10

0
Tidak ada Ada
12
g. Ventilasi

Dari 20 rumah yang disurvey,


10
terdapat 10 rumah yang memiliki
ventilasi dengan luas 10% luas lantai
ruangan namun tidak dipasangi kawat
8
kasa, dan 10 rumah yang memiliki
ventilasi dengan luas 10% luas lantai
ruangan dan telah dipasangi kawat
6 kasa. Semua rumah yang diperiksa
telah memiliki ventilasi dengan luas >
10% luas lantai
4

0
Tidak ada Ada, kurang 10% LL Ada, 10% LL, tidak Ada, 10% LL, dipasang
dipasang kasa kasa
20
h. Lubang Asap Dapur

18 Dari 20 rumah yang disurvey,


sebanyak 19 rumah tidak memiliki
16 lubang asap dapur, dan 1 rumah yang
memiliki lubang asap dapur.
14 Berdasarkan wawancara dengan
reponden, rata-rata mengaku tidak
12 merencanakan pembuatan lubang asap
dapur karena sudah tidak
10
menggunakan kompor tungku dan
beralih ke kompor gas, sehingga tidak
8
menghasilkan asap dan responden
merasa tidak perlu untuk membuat
6
lubang asap dapur.
4

0
Tidak ada Ada Ada dan berfungsi baik
14
i. Pencahayaan Alamiah

12
Dari 20 rumah yang disurvey,
sebanyak 8 rumah memiliki
keadaan cahaya rumah yang
10 kurang terang dan apabila untuk
membaca terasa sakit, 12 rumah
memiliki keadaan cahaya rumah
8
yang memenuhi syarat yaitu
terang dan enak untuk membaca,
6 tidak silau.

0
Tidak terang dan tidak dapat diper- Kurang terang, bila untuk membaca Terang, enak untuk membaca dan
gunakan untuk membaca terasa sakit tidak silau
2. Sarana Sanitasi

Jenis yang Digunakan a. Sarana Air Bersih


20

18
Dari 20 rumah yang disurvey,
terdapat 2 rumah yang
16 menggunakan sumur gali, dan 18
14
rumah yang menggunakan sumur
pompa/Sanyo.
12

10

0
Sumur gali Sumur pompa tangan/Sanyo PDAM
Dari 20 rumah yang
Kepemilikan dan Kualitas SAB
disurvey, diketahui bahwa
18
seluruh rumah yang
disurvey sudah 16

mendapatkan sumber air


bersih meskipun masih ada 14

warga yang tidak memiliki


sarana air bersih sendiri, 12

tetapi ikut dengan 10


tetangganya. Berdasarkan
hasil observasi yang 8

dilakukan secara langsung


pada kualitas fisik air, dari 6

20 rumah yang disurvey, 4


100% telah memenuhi
persyaratan, yaitu tidak 2

keruh, tidak berbau, tidak


berasa, dan tidak berbau. 0
Bukan milik sendiri Ada milik sendiri tapi tidak Bukan miliknya tapi memenuhi Milik sendiri dan memenuhi
memenuhi syarat syarat syarat
b. Jamban Keluarga 25

Dari 20 rumah yang


disurvey, semuanya 20

memiliki jamban keluarga


dan memenuhi syarat.
15

10

0
Tidak ada Ada tapi tidak memenuhi syarat Ada dan memenuhi syarat
c. Saluran Pembuangan Air Limbah 14

Dari 20 rumah yang disurvey, 12

terdapat 13 rumah yang memiliki


saluran pembuangan air limbah
yang jarak dari sumber air < 10 10

meter/ ke saluran terbuka, dan 7


rumah yang memiliki saluran 8
pembuangan air limbah yang jarak
dari sumber air > 10 meter/ ke
saluran kota. 6

0
Tidak ada Ada, jarak dg sumber air <10 m, atau ke Ada, jarak dg sumber air >10 m, atau ke
saluran terbuka saluran kota
20
d. Tempat Sampah

18
Dari 20 rumah yang
disurvey, 18 rumah memiliki
16
tempat sampah tetapi tidak
kedap air dan tidak tertutup,
14
2 rumah memiliki tempat
sampah yang memenuhi
12
syarat yaitu kedap air dan
berpenutup.
10

0
Tidak ada Ada, tdk kedap air dan tdk tertutup Ada, kedap air dan tertutup
3. Perilaku
a. Membuka Jendela
18

16
Dari 20 rumah yang
14 disurvey, terdapat 1 rumah yang
tidak menerapkan perilaku
12
membuka jendela rumah, 2
10
rumah yang menerapkan
perilaku membuka jendela
8 rumah kadang-kadang, dan 17
rumah yang menerapkan
6
perilaku membuka jendela
rumah setiap hari.
4

0
Tidak pernah Kadang-kadang Setiap hari
18

b. Menyapu dan Mengepel Rumah


16

Dari 20 rumah yang disurvey,


terdapat 4 rumah yang menerapkan 14

perilaku menyapu dan mengepel rumah


setiap 3 hari sekali, dan 16 rumah yang 12

menerapkan perilaku menyapu dan


mengepel rumah setiap hari. 10

0
Seminggu sekali Tiap 3 hari Setiap hari
25
c. Cara Membuang Tinja, Termasuk Tinja
Bayi

Dari 20 rumah yang disurvey,


20 semuanya menerapkan perilaku membuang
tinja, termasuk tinja bayi ke WC atau
jamban.

15

10

0
Ke sungai/kebun/kolam Ke WC/jamban
D. Pengelolaan Sampah E. Menguras Kamar Mandi

25 12

10
20

8
15

10

5
2

0
Dibuang ke Ke TPS/petugas Dimanfaatkan daur 0
sungai/kebun sampah ulang Seminggu sekali Setiap 3 hari Setiap 2 hari

Dari 20 rumah yang disurvey, Dari 20 rumah yang disurvey, terdapat


semuanya menerapkan perilaku 10 rumah yang menerapkan perilaku
pengelolaan sampah dengan disalurkan menguras kamar mandi setiap 3 hari sekali,
ke TPS/petugas sampah. dan 10 rumah yang menerapkan perilaku
menguras kamar mandi setiap 2 hari sekali.
5. Lain - Lain
A. Kepadatan Penghuni B. Tikus

25 14

12
20

10

15
8

6
10

5
2

0 0
<8 m2 per orang >8 m2 per orang Ada Tidak

Dari 20 rumah yang disurvey, Dari 20 rumah yang disurvey,


semuanya memiliki kepadatan terdapat 12 rumah yang ada tikus
penghuni lebih dari 8 m2 per orang. berkeliaran, dan 8 rumah yang tidak
ada tikus berkeliaran.
C. Lalat E. Menguras Kamar Mandi

25 12

10
20

15

10

5
2

0 0
> 5 ekor < 5 ekor Ada Tidak ada

Dari 20 rumah yang disurvey, 11


Dari 20 rumah yang disurvey,
rumah diantaranya terdapat kecoa, dan 9
semuanya memiliki tingkat kepadatan lalat
rumah yang lain tidak terdapat kecoa di
kurang dari 5 ekor.
dalam rumah.
E. Nyamuk F. Kandang Ternak

20 12

18
10
16

14 8

12
6
10

8
4

2
4

2
0
Menyatu dengan Terpisah dari rumah < Terpisah dari rumah >
0 rumah 10 m 10 m, atau tidak punya
Ada Tidak ada ternak

Dari 20 rumah yang disurvey, Dari 20 rumah yang disurvey,


terdapat 19 rumah yang terdapat nyamuk terdapat 11 rumah yang menyatu dengan
di dalam rumah, dan 1 rumah yang tidak kandang ternak, dan 9 rumah yang
terdapat nyamuk di dalam rumah. terpisah dengan kandang ternak lebih dari
10 meter atau tidak memiliki ternak.
5. Penyakit Berbasis Lingkungan 3 Bulan Terakhir
25

Dari 20 rumah yang disurvey, semua anggota


20 keluarga tidak ada yang menderita penyakit berbasis
lingkungan diare, ISPA, TB paru, kulit, malaria,
DBD, dan chikungunya selama 3 bulan terakhir.
15 Terdapat 3 rumah diantaranya dengan anggota
keluarga menderita penyakit berbasis lingkungan lain
selama 3 bulan terakhir, yaitu Covid-19. Saat inspeksi
10
ini dilakukan, diketahui anggota keluarga dari ketiga
rumah tersebut sudah dinyatakan sembuh dari
penyakit Covid-19.
5

0
Diare ISPA TB Paru Kulit Malaria DBD Chikungunya Lain-lain

Ya Tidak
6. Melaksanakan Kegiatan PHBS
25

20
Dari 20 rumah yang disurvey, diketahui
semuanya melaksanakan kegiatan PHBS untuk
15 menggunakan jamban sehat, menggunakan air bersih,
dan mencuci tangan pakai sabun. Kegiatan
10 memberantas jentik di rumah 1x seminggu hanya
dilakukan di 15 rumah diantaranya, dan kegiatan tidak
5
merokok di rumah hanya dilakukan di 16 rumah
diantaranya.
0
t ih
ha rs b un gg
u ah
se b e sa in r u m
n r i m
ba ai ka se la
m
am ka
n pa 1x a
j
an id
n na ah d
ka u
an
g m k
n a gg it ir
u ko
gu en ro
uc d e
g M c tik m
en en en k
M M j da
ta
s Ti
ran
b e
em
M

Ya Tidak
7. Tabel Kategori Rumah

Berdasarkan penilaian rumah sehat di 20 rumah


di RW 13 Rejowinangun sebanyak 13 rumah atau
sekitar 65% rumah sudah masuk dalam kategori
rumah sehat rumah tidak sehat sebanyak 7 rumah atau
sekitar 35%.
8. Suhu, Kelembaban,
Kebisingan, dan
Pencahayaan
a. Kebisingan b. Suhu
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 718 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
Tahun 1987 Tentang pedoman penyehatan udara 1077 Tahun 2011 Tentang pedoman penyehatan udara
dalam rumah, kebisingan ambang batas untuk dalam rumah suhu dipersyaratkan adalah 10-30  C.
perumahan adalah 45-55 dB. Berdasarkan penilaian Hasil pengukuran yang dilakukan di 20 rumah di RW
rumah sehat di 20 rumah RW 13 Rejowinangun ada 6 13 didapatkan hasil semua rumah melebihi baku mutu
rumah yang kebisingannya melebihi ambang batas. yang dipersyaratkan. Hasil pengukuran didapatkan
Kebisingan tertinggi adalah 72,2 dB. Keterpaparan suhu terendah adalah 31 C dan suhu tertinggi 35 C.
terhadap kebisingan dan getaran yang melebihi Pengukuran suhu yang kami lakukan di 20 Rumah
nilai ambang batas pada kurun waktu yang cukup pada siang hari jadi ketika matahari sedang terik-
lama akan berakibat pada gangguan pendengaran teriknya. Upaya penyehatan yang dapat dilakukan
ringan. adalah meningkatkan sirkulasi udara dengan
melakukan penambahan ventilasi mekanik atau
buatan.
c. Kelembaban d. Pencahayaan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1077 Tahun 2011 tentang Nomor 1077 Tahun 2011 Tentang
pedoman penyehatan udara dalam ruang pedoman penyehatan udara dalam ruang
rumah kelembaban yang dipersyaratkan rumah, pencahayaan yang dipersyaratkan
adalah 40-70%. Dari hasil pengukuran adalah minimal 60 lux. Dari 20 rumah
didapatkan kelembaban di rumah warga yang dilakukan penilaian rumah
masih memenuhi batas yang didapatkan hasil hanya ada satu rumah
dipersyaratkan. Hanya satu rumah yang yang tidak memenuhi ambang batas. Lux
nilai kelembabannya mendekati angka yang terlalu rendah berpengaruh kepada
tertinggi. daya akomodasi matas sehingga
menyebabkan kerusakan pada retina.
Sebanyak 19 rumah sudah memenuhi
ambang batas dengan pencahyaan diatas
60 lux.
Kendala yang Dihadapi

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi mahasiswa saat melaksanakan


kegiatan penilaian rumah sehat ini, diantaranya :
1. Beberapa responden terlihat enggan menunjukkan keadaan
rumahnya secara langsung sehingga mahasiswa hanya bisa
bertanya poin-poin yang akan dinilai dari responden, hal ini bisa
menyebabkan hasil yang tidak representatif karena jawaban dari
responden berpotensi bersifat subyektif.
2. Terdapat calon responden yang menolak untuk diwawancarai
sehingga mahasiswa mencari responden lain.
Penutup

A. Kesimpulan B. Saran
● Dari kedua puluh rumah yang diinspeski di ● Kepada masyarakat di lokasi survey
Kelurahan Rejowinangun RT 16; 41; 42; diharapkan dapat memperhatikan kualitas
43; 44, RW 13, Kotagede, terdapat 13 kesehatan rumah dan lingkungan sekitar
rumah yang termasuk ke dalam kategori permukiman agar tercipta lingkungan
rumah sehat dengan rentang nilai 1111- rumah dan permukiman yang sehat dan
1540, dan terdapat 7 rumah yang termasuk mencegah penularan penyakit.
ke dalam kategori rumah kurang sehat
dengan rentang nilai 682-1110.
DAFTAR PUSTAKA

● Chandra, B. (2007) Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

● Gunawan, Rudi dan Haryanto, F. (1982) Pedoman Perencanaan Rumah Sehat. Yogyakarta: Yayasan Sarana Cipta.

● Mukono (2008) Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.

● Notoatmojo, S. (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

● Wijayanti, D. P., Rahayu, M. J. dan Utomo, R. P. (2015) “Ketercapaian Perwujudan Lingkungan Layak Huni dalam
Rangka Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) di Kabupaten Karanganyar,”
Arsitektura, 13(2).
LAMPIRAN

Pengukuran cahaya rumah bpk. Bejo RT Wawancara dengan pemilik rumah di RT


41/RW 13 Rejowinangun 41 RW 13 Rejowinangun
Pengukuran pencahayaan rumah Bapak Wawancara dengan salah satu pemilik
Saiful RT 41/RW13 Rejowinangun rumah warga RT 16/RW 13 Rejowinangun
Wawancara dengan pemilik rumah di salah
Kondisi dapur Bapak Okta Fajar RT satu rumah RT 16/RW 13 Rejowinangun
16/RW 13 Rejowinangun

Anda mungkin juga menyukai