Anda di halaman 1dari 24

PRE DAN POST

CONFERENCE

DI SUSUN OLEH:
1. E K A Y U L I AT I 21231154
2. E L LYA N A R U M O N DA N G M . E 21231033
3. N I C KO B U D I P R A S E T YO 21231147
4. R I D WA N S A S M I TA P 21231147
5. R I N A A N G G R A I N I 21231061
6. S U C I F E B RYA N I 21231046
7. RIRIN SRI WIDIARTI 21231032
8. TENTI AGUSTIN 21231174
9. YOHANES PRASETYA 21231006
1
CONFERENCE IS...
 Conference  diskusi kelompok tentang
beberapa aspek klinik dan kegiatan konsultasi.
Conference dilakukan sebelum dan sesudah
melaksanakan asuhan pada pasien.
Tujuan Umum Conference
1. Menganalisa masalah-masalah secara kritis dan
menjabarkan alternatif penyelesaian masalah
2. Mendapatkan gambaran berbagai situasi
lapangan untuk menyusun rencana antisipasi
sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri
dalam pemberian askep
3. Membantu koordinasi dalam rencana
pemberian asuhan keperawatan

3
Pedoman Pelaksanaan Conference

4
cont.....

5
Pre dan post conference

6
Tujuan Pre dan Post Conference
Pre Conference Post Conference
 Membantu mengidentifikasi  untuk memberikan
masalah-masalah pasien, kesempatan mendiskusikan
merencanakan asuhan dan penyelesaian masalah dan
merencanakan evaluasi hasil membandingkan masalah
Mempersiapkan hal-hal yg yang dijumpai.
 akan ditemui di lapangan
Memberikan kesempatan
 untuk berdiskusi tentang
keadaan pasien

7
Syarat Pelaksanaan Conference
Pre conference Post conference
 Dilaksanakan sebelum  Dilakukan sesudah
pemberian asuhan pemberian asuhan
keperawatan keperawatan
 Waktu efektif yang  Waktu efektif yang
diperlukan 10 atau 15 menit diperlukan 10 atau 15 menit
 Topik yang dibicarakan harus  Topik yang dibicarakan harus
dibatasi: keadaan pasien, dibatasi: keadaan pasien,
perencanaan tindakan evaluasi tindakan yg sudah
rencana dan data- data yg dilakukan dan data- data yg
perlu ditambahkan perlu ditambahkan
 Yang terlibat : kepala  Yang terlibat : kepala
ruangan, ketua tim dan ruangan, ketua tim dan
anggota tim anggota tim
8
Hal-hal yg disampaikan oleh PA

9
Pelaksanaan Conference
1. Dipimpin oleh ketua tim / PJ tim
2. Isi conference:
a. Rencana tiap perawat (rencana harian)
b. Tambahan rencana dari ketua tim atau PJ tim
3. Waktu : Dilakukan setelah operan
4. Tempat : Dilakukan di meja masing2 tim
5. Penanggung jawab
a. Ketua tim atau PJ tim membuka acara
b. Ketua tim atau PJ tim menanyakan rencana harian masing –
masing perawat pelaksana
c. Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan tindakan
lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu

10
HAND OVER / SERAH
TERIMA / TIMBANG TERIMA
DEFINISI TIMBANG TERIMA
Handover adalah komunikasi oral dari informasi
tentang pasien yg dilakukan oleh perawat pada
pergantian shift jaga

Timbang terima  cara dalam menyampaikan


sesuatu (laporan) yg berkaitan dengan keadaan
klien (Nursalam, 2015)
TUJUAN TIMBANG TERIMA
LANGKAH-LANGKAH TIMBANG
TERIMA
LANJUTAN….
LANJUTKAN
PELAKSANAAN DALAM PROSEDUR
METODE TIMBANG TERIMA
(Kassesan dan Jagoo, 2005)

18
METODE PELAKSANAAN

19
Efek timbang terima dalam shift jaga

• Berpotensi menyebabkan ggn gastrointestinal

• Penelitian Smith, et all 0,69% terjadi kecelakaan kerja


pada shift malam dan shift pagi
20
Yang perlu didokumentasikan dalam
timbang terima
1. Identitas klien
2. Diagnosa medis pasien
3. Dokter yang menanganu
4. Kondisi umum pasien
5. Masalah keperawatan
6. Intervensi yg sdh dilakukan
7. Intervensi yg belum dilakukan
8. Tindakan kolaborasi
9. Rencana umum dan persiapan lain
10. Tanda tangan dan nama terang
21
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM TIMBANG TERIMA
 Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yg disepakati.
 Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.
 Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
 adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
 Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan
menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.
 Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan yg ada (melalui
pengkajian ), kemudian tindakan yg telah dilakukan
dan belum dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.
 Dilakukan didekat pasien, volume suara yg pelan dan tegas (tidak berbisik )
agar klien disebelahnya tidak mendengarkan apa yg dibicarakan untuk
menjaga privacy klien, hal-hal yg perlu dirahasiakan sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat klien.
 Bila ada informasi yang membuat klien terkejut sebaiknya jangan
dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.
LITERATUR :

1. Sitorus (2012), Model Praktek Keperawatan


Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC.
2. Nursalam (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi
dalam Praktek Keperawatan, Edisi ke-3. Professional.
Jakarta: Salemba Medika.
3. Clament, I (2011). Management Nursing Services and
Education. Edition I. India : Elsevier.
4. Swanburg, R.C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan.(Terjemahan). Jakarta: EGC
5. Gillies, D. A (2000). Nursing management: A sistem
approach (third edition). Philadelphia, WB Saunders
Company.

Anda mungkin juga menyukai