Anda di halaman 1dari 47

UNIVERSITAS KHAIRUN Program Studi

FAKULTAS KEDOKTERAN Profesi Dokter


Maju Bersama dengan Ilmu

SMALL GROUP LEARNING (SGL)


DEMAM TIFOID

CHANDRA PARDEDE
CO-ASS
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK

7 September 2021
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

DEFINISI SNPPDI : Kompetensi 4

Suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri


Salmonella typhii dengan gejala utama demam, gangguan saluran
pencernaan, serta gangguan susunan saraf pusat/ kesadaran.

Demam tifoid pada anak umumnya bersifat ringan dan mempunyai


potensi sembuh spontan, namun demam tifoid yang berat/ dengan
komplikasi harus ditangani secara adekuat.

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS/ SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
01
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

ANAMNESIS SNPPDI : Kompetensi 4

Demam > 7 hari. Demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir
minggu pertama, minggu kedua demam terus menerus tinggi

Demam lebih tinggi pada sore dan malam hari dibandingkan pagi hari

Pada saat demam tinggi dapat disertai gejala sistem saraf pusat seperti delirium, atau
penurunan kesadaran.
Gejala sistemik lain: nyeri kepala, malaise, anoreksia, nausea, mialgia, nyeri perut, radang
tenggorokan.
Gejala gastrointestinal: meteorismus, obstipasi, diare.

Gejala klinis demam tifoid pada bayi seringkali berupa gastroenteritis dan sepsis. Bayi biasanya
tertular dari ibu yang menderita demam tifoid

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS/ SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
02
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

PEMERIKSAAN FISIK SNPPDI : Kompetensi 4

Demam

Bradikardi relatif (jarang dijumpai)

Lidah tifoid

Meteorismus

Hepatomegali, splenomegali

Pada demam tifoid berat, pasien akan tampak toksik. Dapat pula dijumpai penurunan
kesadaran, kejang, dan ikterus

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS/ SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
03
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

PEMERIKSAAN PENUNJANG SNPPDI : Kompetensi 4

Pemeriksaan hematologi : tidak spesifik. Dapat dijumpai leukopenia, limfositosis,


trombositopenia, anemia

Gold standard: Kultur darah.


Pemeriksan PCR
Pemeriksaan serologis: test Widal, test Hemagglutinin (HA), Countercurrent
immunoelectrophoresis (CIE), dan rapid test (Typhidot, TUBEX)

Radiologi : foto toraks bila ada tanda-tanda infeksi paru, foto polos abdomen bila ada
kecurigaan tanda-tanda perforasi usus dan peritonitis.
Pemeriksan Tinja: makroskopis dan mikroskopis

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS/ SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
04
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

DIFFERENTIAL DIAGNOSE SNPPDI : Kompetensi 4

Tifoid stadium awal: influenza, gastroenteritis, bronkitis, bronkopneumonia


Demam tifoid berat: sepsis, leukemia, limfoma

Penyulit yang dapat timbul pada demam tifoid:


-Perforasi usus halus
-Perdarahan usus
Penyulit lainnya: pneumonia, trombositopenia,DIC, haemolytic
uremic syndrome (HUS)

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS/ SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
05
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

TATA LAKSANA SNPPDI : Kompetensi 4

Simtomatis
a. Tirah baring
b. Dietik

Kausal
a. Kloramfenikol (Dosis: 75-100 mg/ kgBB/ hari, dibagi dalam 3
atau 4 dosis per oral atau parenteral, sesuai keadaan
penderita.
b. Obat pilihan: kotrimoksasol: trimetroprim 6 mg/kgBB/ hari
dibagi dalam 2 dosis, Amoxicilin 100 mg/kgBB/ hari dibagi
dalam 3 atau 4 dosis

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS/ SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
06
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

TATA LAKSANA SNPPDI : Kompetensi 4

Kortikosteroid
a. Pada kasus berat dan gangguan kesadaran
b. Dexamethason 1-3 mg/kgBB/hari IV dibagi 3 dosis dapat
menurunkan angka kematian

Tindakan khusus
Khusus untuk perforasi usus segera konsul
1. Perforasi/perdarahan
bedah.
- Stop intake per-oral
- IVFD
Kalau perdarahan masih berlangsung lebih
- Transfusi darah dari 72 jam perlu pertimbangan pemberian
- Kloramfenikol, deksametason hemostatik

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS/ SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
07
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

TATA LAKSANA SNPPDI : Kompetensi 4

Tindakan khusus
2. Renjatan Septik
-IVFD
-Kloramfenikol
-Dimulai dengan dexamethason 3 mg/kgBB 1 dosis, setelah 6 jam
diikuti 8 dosis1 mg/kgBB setiap 6 jam
Dapat dipertimbangkan obat-obat inotropik: Dopamin dengan dosis 5-20 mikrogram/
kgBB/ menit secara drips.
Bila perlu diberikan plasma ekspander untuk mempertahankan tekanan koloid
Bila ada tanda-tanda anoksia beri O2 2-4 liter/ menit

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNHAS/ SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. 2013
08
FAKULTAS Program Studi
KEDOKTERAN Profesi Dokter
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

TERIMA KASIH
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
LATAR BELAKANG
Nefrolitiasis merupakan
penyakit saluran kemih
DUNIA yang paling umum dan
meningkat di seluruh
2015 dunia

“22,1
Juta”
Global Burden Disease
&
Disease and Injury
Antara 1% - 15% orang di
Incidence and Prevalence
dunia terkena nefrolitiasis Collaborators
pada suatu saat dalam
hidup mereka

03
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
LATAR BELAKANG
Penelitian terhadap epidemiologi
Get a modern yang telah dilakukan pada
A
salah satu RS di Amerika
PowerPoint
Serikat,
Presentation that is dilaporkan bahwa kejadian
penyakit nefrolitiasis dapat terjadi pada 7-10 pasien per 1.000
beautifully
designed.
pasien di RS dan 7-21 pasien per 10.000 pasien dalam satu
Get a modern
tahun
B PowerPoint
Presentation that is
beautifully
Studi terkini oleh Justin dan Brian dalam Investigative and
designed.
Clinical Urology, prevalensi
Get a modernnefrolitiasis di Amerika Serikat

10,6%
C
sebesar 7,1% pada wanita,
PowerPoint sedangkan pada pria sebesar
Presentation that is
beautifully
designed.

Studi epidemiologi nefrolitiasis telah menunjukkan peningkatan


D
prevalensi dan insiden penyakit selama beberapa decade
terakhir.

04
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
LATAR BELAKANG Laporan Kementerian Kesehatan RI

Indonesia
Tahun 2018 Umur 55-64 tahun
Laki-laki : 0,8%
(1,3%)
1.499.400 Umur 65-74 tahun
Perempuan : 0,4%

kasus nefrolitiasis (1,2%)


Umur ≥ 75 tahun (1,1%)
(Prevalensi 6%O)
.

Maluku Utara Prevalensi Penyakit Nefrolitiasis sebesar 0,4%

Kota Tidore Kepulauan Studi Lapangan Peneliti di RSD Kota Tidore Kepulauan
hasil kunjungan pasien Nefrolitiasis selama tahun 2019 sebanyak 181 orang.
05
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
LATAR BELAKANG
Ultrasonografi (USG) adalah modalitas imaging lini
pertama yang ideal untuk nefrolitiasis

European Association of Urology merekomendasikan


USG sebagai pemeriksaan lini pertama untuk pasien
yang datang dengan dugaan nefrolitiasis.

USG memiliki kelebihan seperti biaya yang rendah,


ketersediaan yang mudah, dan tidak menimbulkan
bahaya radiasi bagi pasien.

06
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
Rumusan Masaalah
Bagaimana gambaran hasil USG Urologi pada pasien
dengan klinis nefrolitiasis di Intalasi Radiologi RSD
Kota Tidore Kepulauan tahun 2019 ?
Tujuan Penelitian

Tujuan Umum : Untuk mengetahui gambaran hasil


USG Urologi pada pasien dengan klinis nefrolitiasis di
Instalasi Radiologi RSD Kota Tidore Kepulauan tahun
2019
Tujuan Khusus :
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis Mengidentifikasi distribusi pasien nefrolitiasis yang
dilakukan pemeriksaan USG berdasarkan:
Manfaat Aplikatif  Jenis Kelamin
 Kelompok Umur
 Letak Batu
 Chronic Kidney Disease
 Hidronefrosis
07
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

II TINJAUAN PUSTAKA

08
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM
URINARIA
ANATOMI

FISIOLOGI

09
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

NEFROLITIASIS Nefrolitiasis merupakan salah


satu penyakit ginjal, di mana
ditemukannya batu yang
DEFINISI mengandung komponen
kristal dan matriks organic
yang merupakan penyebab
terbanyak kelainan saluran
kemih

Penyebab pasti belum ETIOLOGI


diketahui.

10
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

NEFROLITIASIS
PATOGENESIS

11
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

NEFROLITIASIS

 Pola Makan
 Genetik
 Lingkungan
Faktor Resiko
 Gaya Hidup
 Umur
 Jenis Kelamin
 Riwayat Batu
 Penyakit Penyerta
12
t t
FAKULTAS
KEDOKTERAN u u
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
K S
NEFROLITIASIS
a t
l r
s u
i v
u B
i
B
m Jenis Batu a
t
a Ginjal
t
t
u
u
J
A
e
s
n
a
i
m
s
U
L
r 13
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

NEFROLITIASIS
TANDA DAN GEJALA
KLINIS
 Asimptomatis Menurut American Urological
 Gejala Klasik : Sakit Association, gejala umum nefrolitiasis
adalah:
Pinggang (kolik/non- 1. Nyeri
kolik 2. Perasaan sangat ingin buang air kecil
 Gejala Komplikasi : 3. Buang air kecil lebih sering atau rasa
terbakar saat buang air kecil
Hematuria, keluar batu 4. Urin berwarna gelap atau merah
spontan, demam, bahkan 5. Mual dan muntah
sampai gagal ginjal. 6. Pada pria : sakit di ujung penis
14
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

NEFROLITIASIS
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

Perlu digali : tentang nyeri, riwayat penyakit batu, riwayat pada keluarga

PEMERIKSAAN
FISIK
Peningkatan suhu tubuh, nyeri ketuk CVA, nyeri abdomen, nyeri testis, dan
hematuria

PEMERIKSAAN PENUN-
JANG
- Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis
- Pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyakit yang mendasari
15
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

NEFROLITIASIS
TATA LAKSANA PROGNOSIS

MEDICAL EXPULSIVE THER- - 80-85% batu keluar spontan


- 20% perlu rawat inap
APY -
PEMBEDA- Dapat terjadi komplikasi
- Dapat kambuh kembali
HAN
Dapat berupa :
- Konservatif (observasi)
- Invasif minimal dengan ESWL
- Invasif minimal dengan URS ditambah
disintegrasi batu dan PCNL
- Operasi terbuka
- Pemasangan alat Double J Stent

16
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

CKD
DEFINISI

Keadaan di mana ginjal telah rusak dan tidak dapat memfiltrasi


darah dengan baik.

NEFROLITIASIS : FAKTOR RESIKO


PASTI
HIDRONEFROSIS
FAKTOR RESIKO PASTI
DEFINISI
Pelebaran aseptik berisi urin unilateral atau bilateral pada pelvis
renal dan kaliks.

OBSTRUKSI SALURAN URETER OLEH 17


FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

USG
Ultrasonografi (USG) adalah
alat pemeriksaan dengan
DEFINISI menggunakan ultrasound
(gelombang suara) yang
dipancarkan oleh transducer.

-Produksi gelombang
suara
-Penerimaan gelombang
PRINSIP KERJA
pantul/ gema
-Konversi gema menjadi
citra/ gambar

18
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

USG
GAMBAR USG UROLOGI DENGAN
NEFROLITIASIS

19
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

KERANGKA TEORI
Faktor Resiko:
1. Pola makan Komposisi dan Pembentukan batu
2. Genetik
3. Lingkungan
4. Gaya hidup
5. Usia Faktor promotor ↑ Faktor Inhibitor ↓

6. Jenis Kelamin
Supersaturasi Urin

Terbentuk batu

Letak batu Chronic


Hidronefrosis
Kidney
Disease

USG urologi
20
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

III METODE PENELITIAN

21
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

DESAIN PENELITIAN LOKASI DAN WAKTU PENELI-


TIAN

Penelitian ini dilakukan di


Instalasi Radiologi RSD Kota
Penelitian ini bersifat deskriptif
Tidore Kepulauan pada bulan
dengan pendekatan retrospektif
.
November sampai Desember
tahun 2020

22
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

POPULASI & SAMPEL


POPULASI

Pasien yang dilakukan pemeriksaan USG Urologi karena indikasi nefrolitiasis


Kriteria Inklusi
Semua pasien dengan diagnosis klinis dugaan nefrolitiasis pada lembar
permintaan dan jawaban USG ginjal

Kriteria Ekslusi
- Data rekam medik yang kurang lengkap
- Pasien dengan status control USG

SAMPEL
Total Sampling : semua pasien USG ginjal karena indikasi nefrolitiasis
23
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

VARIABEL PENELITIAN

Variabel Bebas

• Usia, jenis kelamin, letak batu, serta komplikasi CKD dan Hidronefrosis

Variabel Terikat

• Pemeriksaan USG dan nefroltiasis sebagai diagnosis klinis

24
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

KERANGKA KONSEP

(Variabel bebas)

(Variabel terikat)

25
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
DEFINISI OPERASIONAL SKALA PENGUKURAN
NOMINAL
USIA
Sesuai dengan yang terdapat di rekam medik

JENIS KELAMIN
Perbedaan jenis kelamin secara biologis

LETAK BATU
Keberadaan batu ginjal baik di ginjal kiri, ginjal kanan, atau kedua-duanya

KOMPLIKASI CKD DAN


HIDRONEFROSIS
Kondisi di mana penyakit nefroltitiasis berubah kondisinya dan memicu terjadinya
penyakit CKD dan hidronefrosis yang akhirnya muncul dari efek perubahan tersebut

USG Urologi
Alat medis untuk mengevaluasi, mendiagnosis, dan menangani kondisi medis pada
sistem urinaria dengan menggunakan ultrasound yang dipancarkan oleh transduser
26
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

Teknik pengumpulan
data
• Menggunakan
• Data sekunder yang diperoleh aplikasi SPSS
• Mengumpulkan seluruh data
dari data rekam medik pasien • Rumus mencari
yang diambil melalui rekam
dan diperoleh dari Instalasi medik pasien secara besaran
Radiologi RSD Kota Tidore simultan frekuensinya:
Kepulauan P (%) = n/N x 100%
• Data tersebut dilakukan
Keterangan :
Jenis dan Sumber analisis deskriptif dan
P = jumlah hasil dalam persentasi
Data dikelompokkan berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi n = jumlah pilihan
N = jumlah responden

Metode Analisis Data

27
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

IV HASIL & PEMBAHASAN

28
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
PROFIL RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT DAERAH KOTA TIDORE
KEPULAUAN
1. Tipe Fasyankes : Rumah Sakit
2. Kelas : C
3. Status Kepemilikan : Pemda
Kota
Penelitian dilakukan di Instalasi 4. Status Pengelolaan : BLUD
Radiologi RS ini. Jumlah dokter 5. Alamat : Jl. Sultan Mansyur No.
di instalasi ini sebanyak 2 orang
. 11 Indonesiana
dokter spesialis radiologi. 6. Kabupaten/ Kota : Tidore
Kepulauan
7. Provinsi : Maluku Utara
8.Kode Pos : 97813
9. Website : www.rsdtikep.com
10. Email :
rsd_soasio80@yahoo.com

29
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
HASIL DAN PEMBAHASAN SAMPEL : 147
1. DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL USG
UROLOGI
Temuan Hasil USG Jumlah Persentase
Nefrolitiasis 109 74,0%
Nefrolitiasis – Kista Ginjal 2 1,4%
USG Urologi sebagai modalitas
Nefrolitiasis - Vesikolitiasis 5 3,4%
awal pada pasien dengan
Nefrolitiasis - Cystitis 7 4,8% dugaan nefrolitiasis
Nefrolitiasis - BPH 9 6,1% memperlihatkan hasil yang
Nefrolitiasis – Kista Ovarium 1 0,7% cukup signifikan sesuai dengan
Nefrolitiasis – Kista Ginjal - BPH 1 0,7% klinis pasien yaitu nefrolitiasis
juga, walaupun beberapa pasien
Nefrolitiasis – Vesikolitiasis – BPH 3 2,0%
ditemukan multi diagnosa serta
Nefrolitiasis – Cystitis – BPH 2 1,4% temuan hasil USG yang normal.
Nefrolitiasis – Vesikolitiasis – Cystitis - BPH 1 0,7%
Normal 7 4,8%
TOTAL 147 100%
30
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
HASIL DAN PEMBAHASAN SAMPEL : 147

2. DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN JENIS


KELAMIN
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil ini konsisten dengan temuan
bahwa air kemih laki-laki lebih
banyak kadar kalsium dan oksalat,
sementara lebih sedikit sitrat dari
pada perempuan. Hal ini juga
35,4%
Laki - Laki dipengaruhi oleh hormon
Perempuan testosteron pada laki-laki dan
hormon estrogen pada
64,6% perempuan.

31
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
HASIL DAN PEMBAHASAN SAMPEL : 147

3. DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN


UMUR

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Hasil penelitian ini sesuai dengan


45 laporan riskesdas tahun 2013,di
40 mana penyakit nefrolitiasis
35 meningkat seiring bertambahnya
30 umur dan kepustakaan yang
25 menyatakan bahwa penyakit ini
20 umumnya terjadi pada dekade
15 ketiga sampai kelima.
10
5
0

Jumlah
32
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
HASIL DAN PEMBAHASAN SAMPEL : 147

4. DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN


LETAK BATU

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Letak Batu


Batu ginjal merupakan suatu
60
kondisi di mana terdapat batu di
dalam organ ginjal, batu tersebut
50 dapat berada di bagian dextra,
40 sinistra, atau bilateral.
30

20

10

Jumlah

33
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
HASIL DAN PEMBAHASAN SAMPEL : 147

5. DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN CKD

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Komplikasi CKD Ditemukan hasil bahwa sebanyak


23 pasien (15,6%) lebih sedikit
dibandingkan yang tidak ada CKD
15,6% pada 124 pasien (84,4%).
Nefrolitiasis merupakan faktor
resiko.pasti terjadinya CKD. Oleh
Ada
Tidak Ada
karena itu, pasien disarankan
untuk menjalani pemantauan
secara teratur dan mendapat
pengobatan yang tepat untuk
menghindari CKD.
84,4%

34
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
HASIL DAN PEMBAHASAN SAMPEL : 147

6. DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN


HIDRONEFROSIS
Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Komplikasi Hidronefrosis Ditemukan hasil bahwa sebanyak
61 pasien (41,5 %) lebih sedikit
dibandingkan yang tidak ada
Hidronefrosis pada 86 pasien
41,5 (58,5%). Kelainan ini ditemukan
% Ada karena fungsi ginjal perlahan-lahan
Tidak Ada terganggu atau terjadinya penyulit
58,5 seperti salah satunya
% pembentukan batu (nefrolitiasis)
yang menyebabkan obstruksi
saluran ureter oleh batu.

35
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

IV KESIMPULAN & SARAN

36
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
KESIMPULAN
Hasil USG Urologi pada pasien dengan klinis nefrolitiasis
1 menunjukkan hasil yang sesuai yakni nefrolitiasis juga (74,0%) dan
nefrolitiasis dengan temuan lain (multi-diagnosis) (21,2%).

2 Pasien nefrolitiasis paling banyak berjenis kelamin laki-laki (64,6%).

Angka kejadian nefrolitiasis tertinggi terdapat pada kelompok umur


3 36 – 45 tahun (26,5%).

Pasien nefrolitiasis berdasarkan letak batu paling banyak yaitu


4 nefrolitiasis dextra (34,7%).

Pasien nefrolitiasislebih banyak tanpa komplikasi Chronic Kidney


5 Disease yaitu sebesar 84,8%

Pasien nefrolitiasis lebih banyak tanpa komplikasi hidronefrosis yaitu


6 sebesar 58,5%.
37
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN
SARAN
Bagi Instansi Rumah Sakit
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan instansi
rumah sakit untuk meningkatkan kelengkapan data rekam medik pasien
terutama pada lembar permintaan dan jawaban hasil pemeriksaan USG
untuk memudahkan penelitian.

Bagi Institusi Pendidikan


Mempelajari dengan lebih baik tentang gambaran hasil USG Urologi pada
pasien dengan klinis nefrolitiasis agar dapat memahami karakteristik pasien
nefrolitiasis tersebut.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai
mekanime terjadinya nefrolitiasis, analisis batu, korelasi nefrolitiasis dengan
penyakit lain dalam sistem urogenital, dan peranan USG Urologi. 38
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
Maju Bersama dengan Ilmu
KHAIRUN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai