Anda di halaman 1dari 16

Madurese livelihoods

and culture

Khaeru Ahmadi
Mata pencaharian penduduk di suatu
wilayah dipengaruhi oleh kondisi geografis

Masyarakat pekerja keras dan


Madura pantang menyerah

Menurut (Kontowijoyo, 1980) Etos kerja orang


Madura terhitung tinggi
• secara naluriah bekerja merupakan bagian
dari ibadah
Tidak ada pekerjaan yang
dianggap berat, kurang
menguntungkan atau hina
selama pekerjaan itu bukan
maksiat

hasilnya halal dan


diridhai Tuhannya

Kesempatan Bisa Bekerja


dianggapnya sebagai rahmat Tuhan,
sehingga mendapatkan pekerjaan
merupakan panggilan hidup yang
bakal ditekuninya sepenuh hati

Orang Madura tidak takut kehilangan tanah dan hartanya,


akan tetapi mereka sangat takut kehilangan pekerjaan.
Oreng Madura ta’ tako’ mate, tape tako’ kalaparan

CA’OCA’AN

Menjelaskan sikap pasrah orang Madura untuk mati yang


tidak ditakutinya karena kematian merupakan kehendak
Allah. Pernyataan itu menekankan bahwa mereka sangat
takut lapar sebab kelaparan ditimbulkan oleh ulahnya
sendiri yang tidak rajin dan keras dalam bekerja.
Salah satu Ciri orang Madura yang sangat
mengesankan bagi orang luar memang
menyangkut kerajinan, kesungguhan,
kemauannya bekerja keras (De Jonge 1995)

Secara luas sudah umum diakui bahwa mereka


merupakan pekerja ulet yang tidak sungkan
membanting tulang dalam mencari rezekinya.
Meski Falsafah orang
tanahnya Migrasi ke
Madura dalam
tandus bekerja luar madura

Sejak dulu
masyarakat mengambil sesuatu
madura dari alam untuk mencari
adalahPetani diolah pengalaman hidup
dan meningkatkan
taraf hidup
Pertanian
Subsistem (skala memenuhi
kecil) tergolong kebutuhan dasar
sebagai basis dan bertahan hidup
ekonomi utama

Menurut Leunissen, 1989), di musim hujan bertanam padi di sawah


(tadah hujan, irigasi)  diselingi dengan palawija dan jagung.
Di tegalan  jagung, ubi kayu dan palawija
Buah buahan (mangga, jambu air, srikaya, kedondong dll ditanam di
pagar rumah atau tegalan  pengusaannya tidak intensif
Jam kerja bertani Madura panjang sekali  dari matahari terbit
sampai terbenam matahari berada di lapangan
Di sela sela  membuat barang barang (tikar, memintal tali,
membuat gula siwalan, menyabit rumput untuk ternak

Tembakau merupakan salah satu komoditi yang banyak ditanam di


Madura
Ada 2 pendapat tentang asal usul tanaman tembakau
1. Diperkenalkan di Madura oleh Bangsa Portugis
2. Duperkenalkan oleh penyebar Islam dari Kudus bernama Pengan
Katandur sekitar Abad ke -12
Penanaman Komoditas tembakau secara besar besaran dimulai
Tahun 1930  cultuurstelsel (Tanam Paksa)  untuk memenuhi
kebutuhan eropa
Era kepemimpinan Rafffles kesuksesan tembakau madura dirasakan
 menjadi barang dagangan terlaris kedua setelah beras
Tembakau kelas tinggi  Prancak, Campalok
Dahulu tembakau disebut daun emas 
andalan petani meraup untung besar
Ketergantungan yang tinggi
Petani Madura mencari
pada hujan petani Madura
mata pencaharian lain di
mencari mata pencaharian lain
musim kemarau
di musim kemarau

Beternak Sapi

membajak sawah /
menarik pedati Sarana rekreasi
(Kerapan, Sapi Sono”)

Diperjual belikan sebagai


sapi potong dijadikan tabungan

Status Sosial
SEJAK DULU KEMURNIAN SAPI MADURA DIJAGA
KEMURNIANNYA DAN DILINDUNGI DENGAN PERATURAN
PEMERINTAH STBL. 1934 NO. 57 C.Q STBL 1937 NO. 115
ORANG MADURA  PETERNAK YANG FANATIK
SELAIN SAPI  KAMBING, DOMBA EKOR GEMUK DAN
UNGGAS
Suku Madura terkenal dengan peribahasa “ Abantal Omba’
Asapo’ Angen”  mampu menjalani kehidupan yang keras.
Nelayan merupakan mata pencaharian hidup penting orang
Madura yang hidup di daerah pesisir (de Jonge, 1989)

Menjadi nelayan merupakan pekerjaan kaum pria, yang


menyerahkan hasil tangkapannya pada kaum wanita di pantai untuk
ditangani dan diproses selanjutnya (Koesno, 1976)
Hasil Tangkapan : ikan layang, kakap merah, kembung dll  dijual
segar, dipindang, dikeringkan, petis dan terasi

Nelayan Madura merupakan nelayan etnik yang paling dominan


memanfaatkan potensi sumberdaya ikan di Selat Madura 🡺
berada diantara Pulau Madura dan wilayah Tapal Kuda
(Pendatang yang berasal dari Madura)

Karena jiwa kebaharian orang Madura  perahu dengan berbagi


bentuk dan ukuran  sarana pengangkutan perdagangan antar
pulau.
Petani Garam
Kegiatan produksi garam di Madura dimulai + 400 tahun yang lalu
Abad ke 15, tentara Bali datang ke Madura untuk membalas dendam kepada
Keturunan Jokotole 🡺 tentara Bali berlabuh di pinggir papas 🡺 menyerah kepada raja
sumenep 🡺 diampuni dan mendapat tanah.
Panglima perang Bali bernama Anggasuto mempunyai pikiran untuk membuat garam
dari air laut yang dijemur 🡺 pekerjaan masyarakat pinggir papas.
Angin pesat yang bertiup di pantai selatan Madura 🡺
menggalakkan pembuatan garam yang dikerjakan penduduk di
musim kemarau.

Keterkenalan Madura sebagai penghasil garam semakin


dimapankan karena dulu di seluruh wilayah Hindia Belanda
produksi garam dimonopoli oleh Pemerintah Kolonial .

Tahun 1870 Madura ditetapkan sebagai kawasan pemusatan


industri garam  orang Eropa dipekerjakan untuk mengawasi
produksi garam.

Tahun 1915 masa kolonial Belanda  Kota Kalianget menjadi


Pusat Industri Garam
Setelah monopoli dicabut di zaman kemerdekaan  banyak yang
masih menggantungkan hidupnya dari bertani garam.

Sejak Tahun 1959, monopoli garam dihapuskan  dikelola petani


secara personal dan tradisional
1960  kegagalan Panen  langka .

Karena teknologi ketinggalan zaman dan kebutuhan yang terus


meningkat  impor dilakukan
Berdagang : Mata pencaharian orang Madura di Pulau
Madura maupun di rantau.

Menjual hasil produksi ke daerah lain, mendatangkan


komoditas dari daerah lain  Pedagang Perantara
Sebagai pedagang, orang Madura terkenal ulet 
memperdagangkan besi tua sampai baju bekas.

Dalam dasawarsa terakhir, keuntungan pedagang


Madura di Rantau  membangun rumah, mendirikan
mesjid
Disamping petani, nelayan, peternak  masyarakat
madura terindentifikasi sebagai Tukang
Tukang Kayu, Tukang Batu  membangun rumah,
lumbung, jembatan dan bangunan lain
Tukang Gerabah  alat dapur dari tanah lempung yang
dibakar menjadi tembikar  priuk, belanga, kendi dll

Pandai besi  berbagai barang sesuai keperluan


Diantara pandai besi ada yang mengkhususkan diri
menjadi empu yang membuat senjata berupa pedang,
tombak dan keris.

Menurut Zainalfattah 1952 dan Raharjo 2003, empu


empu keris Madura ternyata berhasil mengukirkan nama
gemilang sehingga karyanya khas dan tercirikan.
MENJADI GURU  GURU AGAMA DAN MEMILIKI
PESANTREN MERUPAKAN PEKERJAAN YANG
SANGAT TERPUJI DI MATA ORANG MADURA

Kaum cerdik cendikiawan Madura merasa terpanggil menjadi guru


Sekolah / Dosen.

Sebagaimana negara berkembang lainnya 🡺 pemerintah merupakan


pemberi kerja  banyak orang Madura menjadi Pegawai Negeri, TNI,
Polri
MATOR
SAKALANGKONG

Anda mungkin juga menyukai