Anda di halaman 1dari 10

HUKUM

THOHAROH
BAGI ORANG
SAKIT
KELOMPOK 1

01 02 03
Arla Zahwani Resti Dwi Anggraeni Zahroh Khabibah
(106122026) (106122039) (106122046)

04 05 06
Ega Anggraeni Anissa Fitri M Tia Zulfatussayidah
(106122047) (106122048) (106122039)
Pengertian thoharoh
Menurut bahasa berarti bersih dari
kotoran baik yang tampak ataupun
tidak. Sedangkan menurut istilah
adalah menghilangkan najis atau
hadats
Bersuci di dalam hukum islam

1. Bersuci dari Hadats, baik hadats besar dengan cara


mandi atau hadats kecil dengan cara wudhu, atau
bersuci dari kedua hadats tersebut dengan cara
bertayammum sebagai ganti dari mandi atau wudhu.
2. Bersuci dari najis, baik pada badan, pakaian atau
tempat.
Hukum Thoharoh Bagi Orang yang Selalu
Buang Angin/Air
Dalam perkembangannya, dikenal juga orang-orang yang
mudah kentut dan keluar kotoran dari dubur. Beser terjadi
kebanyakan karena penurunan fungsi otot-otot yang mengendalikan
pengeluaran air seni dari kandung kemih sehingga mudah berhasrat
buang air kecil, dan air seni menetes dari qubul.
Karena sering dan mudah sekali keluar air seni, maka
setelah buang air kecil, alat kelamin ditutup atau ditahan agar
tidak meneteskan air seni ke sarung, segera berganti sarung yang
suci, kemudian bergegas berwudhu untuk setiap shalat fardhu.
Penting diperhatikan bahwa pengidap istihadhah dan beser ini tetap
berkewajiban untuk shalat.
Hukum Thoharoh Bagi Orang yang Terpasang
Kateter
Thaharah tetap dapat dilakukan meskipun pasien sedang
terpasang alat medis terutama pasien yang terpasang kateter. Syekh
Abdul Aziz bin Bazrahimullah ditanya tentang orang sakit yang
dipasang padanya kantong penampungan air kencing bagaimana dia
shalat dan berwudhu?, Beliau menjawab, ‘Dia shalat sesuai
kondisinya, seperti penderita beser dan seperti wanita mustahadhah.
Penderita sakit tersebut shalat sesuai kondisinya, dan dia
bertayammum jika tidak dapat menggunakan air, jika dia mampu
berwudhu dengan air, Berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Bertakwalah
kalian semampu kalian” [Q.S.At Taghobun ayat 16]”.
Lanjutan

Maka jika keluar sesuatu(kencing) setelah itu


maka hal itu tidak mengapa, dengan syarat ia tidaklah
berwudhu kecuali setelah masuknya waktu shalat,
kemudian ia mendirikan shalat meskipun keluar sesuatu
selama masih dalam waktu shalat, karena ia tidak bisa
mengontrol yang demikian. Sebagimana orang yang
berpenyakit besar maka ia shalat pada waktunya
meskipun air seninya terus keluar.
Tata cara Thoharoh pasien dalam keadaan
terpasang kateter
1. Membersihkan badan, pakaian, dan tempat shalat dari
najis
2. Buka pengunci urine bag
3. Urine bag harus dikosongkan terlebih dahulu dan dicatat
jumlah urine yang sudah tertampung sebelum di buang
4. Bersihkan dan keringkan ujung selang urine bag
5. Tutup kembali pengunci urine bag
6. Melakukan thaharah sesuai dengan kemampuan pasien
Hukum Thoharoh Bagi Orang yang
Terpasang Ostomy
Shalat bagi penyandang stoma (ostomate) selama
masih bisa melepaskan atau membersihkan kantung stoma
(stoma bag) sebelum salat, maka wajib baginya untuk
melepaskan atau membersihkannya. Sedangkan apabila tidak
dimungkinkan untuk melaksanakan ketentuan pada nomor satu
di atas, maka baginya salat dengan keadaan apa adanya,
karena dalam kondisi tersebut ia termasuk daim al-hadats
(orang yang hadatsnya tidak bisa disucikan), yakni dengan
berwudhu setiap akan melaksanakan salat fardhu dan
dilakukan setelah masuk waktu salat.
Maturnuwun

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


and includes icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai