Anda di halaman 1dari 22

ULOS

KELOMPOK 6
SEJARAH ULOS
Ulos merupakan busana turun-temurun yang telah dikembangkan
masyarakat Batak, Sumatera Utara.

Masalah mulai timbul ketika mereka menyadari bahwa matahari tidak


bisa diperintah sesuai dengan keinginan mereka. Pada siang hari awan
dan mendung seringkali bersikap tidak bersahabat. Sedangkan, pada
malam hari rasa dingin makin menjadi-jadi dan api sebagai pilihan
kedua.

Ternyata api tidak begitu praktis digunakan waktu tidur karena


resikonya tinggi. Karena dipaksa oleh kebutuhan yang mendesak
akhirnya nenek moyang suku Batak berpikir keras mencari alternatif
lain yang lebih praktis.

Maka lahirlah ulos sebagai produk budaya asli suku Batak yang
berfungsi untuk menghangatkan badan.
TUJUAN ULOS
Sebagian besar masyarakat Batak menganggap
kain tenun Ulos adalah perlambang ikatan
kasih sayang, lambang kedudukan, dan
lambang komunikasi dalam masyarakat adat
Batak.
FUNGSI ULOS
Ulos dikenal sebagai kain khas dari suku di Sumatera
Utara yakni Batak. Kain ini kerap digunakan pada
upacara adat.
Pada awalnya kain ulos digunakan sebagai pakaian
sehari-hari masyarakat Batak.
Selain dipakai untuk pengganti baju maupun sarung,
ulos juga dipakai sebagai penutup kepala, hingga
selendang.

Ulos mempunyai fungsi simbolik sebagai busana khusus


untuk upacara. kegiatan atau ritual dalam adat istiadat
kehidupan masyarakat Batak.
JENIS - JENIS ULOS

1. Ulos Bintang Maratur


Bintar maratur merupakan jenis kain ulos yang paling banyak digunakan ketika acara adat di
Batak Toba, misal acara 7 bulanan, lahiran dan saat memasuki rumah yang baru.
Kain ini menjadi kebanggaan yang tak ternilai, karena pada setiap penggunaannya
mengandung filosofi atau makna yang mendalam.

2. Ulos Padang Ursa


Pada ursa biasanya digunakan sebagai selendang dan tali tali pada acara adat Suku
Batak.Jenis ulos ini cukup indah saat digunakan sebagai selendang, terlihat anggun dan
menarik untuk dilihat.

3. Ulos Mangiring
Selain seringkali digunakan sebagai selendang, biasanya dijadikan pemberian sang nenek
kepada cucunya. Pemberian tersebut memberikan makna bahwa sang nenek memiliki
harapan agar memiliki cucuk lagi.
JENIS - JENIS ULOS

4. Ulos Bolean
Ulos bolean biasanya digunakan untuk menghadiri kedukaan, atau tidak jarang juga
diberikan kepada anak yang sedang berduka. Seperti halnya dengan ulos pada umumnya,
bolean tidak luntur meskipun dicuci beberapa kali.

5. Ulos Antak-Antak
Tidak jauh berbeda dengan kain ulos lainnya, antak-antak seringkali dijadikan sebagai
selendang. Akan tetapi tentu saja penggunaan antak-anatak dalam acara tertentu saja, misal
pada acara menghadiri pemakaman.

6. Ulos Ragi Huting


Jenis ini terbilang sangat langka, padahal jika melihat sejarah, jauh sebelum Indonesia
merdeka masyarakat Batak telah menggunakan ragi huting.
Dahulu ulos jenis ini digunakan sebagai pakaian sehari-hari oleh para gadis Suku Batak.
lagi.
JENIS - JENIS ULOS

7. Ulos Ragi Hotang


Kain yang juga dikenal sebagai ulos hela, jenis ini biasanya diberikan atau dihadikan kepada
sepasang penganting yang baru menikah. Namun uniknya kain tidak diberikan begitu saja,
melainkan harus mengikuti proses serangkaian adat terlebih dahulu.

8. Ulos Pinan Lobu Lobu


Kain ulos ini merupakan salah satu jenis bagan yang biasa digunakan oleh semua kalangan,
tidak mengenal usia, mau itu dewasa, orang tua ataupun anak-anak bisa menggunakannya.
Seperti halnya dengan jenis ulos lain, pinan lobu lobu digunakan sebagai selendang.

9. Ulos Sibolang Pamontari


Sibolang pamontari biasanya digunakan untuk menghadiri acara duku, akan tetapi yang
meningga belum memiliki cucu. Selain itu bisa juga digunakan atau ditunjukan untuk duda
dan janda yang ditinggal meninggal pasangannya.
JENIS - JENIS ULOS

10. Ulos Simpar


Simpar merupakan jenis bahan ulos yang digunakan oleh ibu ibu dalam menghadiri
upacara adat akan tetapi yang menghadiri tersebut hanya sebatas tamu undangan saja.
Memiliki warna yang tegas, serta motif indah menjadikan penggunanya tampil cantik dan
anggun.
KARAKTERISTIK
ULOS
Dengan mengetahui karakteristik dari ulos, kamu bisa
dengan mudah membedakan ulos dengan kain lainnya.
Berikut karakteristik dari kain ulos:

1. Kain ulos tidak berbau, jikan bahan kain lain memiliki


bau khas tertentu saat kita baru membelinya, hal ini tidak
berlau untuk ulos.
2. Sama halnya dengan kain katun, ulos merupakan jenis
bahan yang mampu meyerap keringat dengan sangat baik.
3. Ulos merupakan kain yang tersusun atas warna tegas,
seperti merah, hitam dan putih.
4. Kain ulos tidaklah mudah luntur meskipun dicuci
berulang.
Saat kita mau membuat Ulos, kita membutuhkan bahan – bahan dan alat yang akan
digunakan. Alat an bahan yang akan digunakan adalah, sebagai berikut:

ALAT:
- Alat Tenun tradisional dan bukan mesin cara pengoperasianya dengan cara manual.
- Alat Pemintal Kapas atau Sorha mengubah kapas jadi benang.
- Pamunggung atau sandaran punggung untuk cantelan pengikat dan menahan benang.
- Pagabe untuk memegang benang yang dipintal.
- Baliga digunakan pembantuan.
- Hatulungan digunakan untuk membagi benang berbentuk seperti tombak.
- Pamapan digunkan untuk melilitkan setelah terbagi hatulungan.
- Sitadoan.
- Palabuan atau periuk tanah berfungsi meredam bahan pewarna.
- Anian berfungsi untuk menguntai benang sehingga pembuatan ulos lebih mudah. Alat yang
terbuat dari kayu yang ditancapkan tongkat pendek sesuai ukuran Ulos.
Saat kita mau membuat Ulos, kita membutuhkan bahan – bahan dan alat yang akan
digunakan. Alat an bahan yang akan digunakan adalah, sebagai berikut:

BAHAN:
- Bahan pembuat kain yang terbuat dari kapas.
- Bahan pewarna dari rerumputan,
- Kulit kayu,
- Lumpur,
- Akar- akaran,
- Bingkai.
CARA PEMBUATAN
ULOS

1. Tahap Pembuatan Benang

Pemintalan Benang Menggunakan Sorha


Tahapan awal dalam proses pembuatan kain ulos
adalah pembuatan benang. Proses pemintalan kapas
menjadi benang ini telah dikenal oleh masyarakat
Batak pada jaman dahulu yang disebut “ mamipis ”.
CARA PEMBUATAN
ULOS

2. Proses Pewarnaan Benang

Proses pewarnaan benang kain tenun ulos


Setelah proses pembuatan benang selesai, proses
selanjutnya adalah dengan melakukan pewarnaan pada
benang tersebut.Proses ini disebut dengan “ Itom ”
(bahan pewarna ulos dari tumbuhan yang tumbuh di
sekitar Danau).”.
CARA PEMBUATAN
ULOS

3. Tahap Gatip (Pembuatan Motif)

Gatip adalah proses grafis pada benang sebelum


masuk tahapan pewarnaan. Benang yang dikehendaki
tetap berwarna putih, diikat menggunakan bahan
pengikat yang terbuat dari serat atau daun serai.
CARA PEMBUATAN
ULOS

4. Unggas

Unggas adalah proses untuk membuat benang menjadi


cerah. Pada umumnya benang yang selesai ditubar
atau disop, warnanya agak kusam. Orang yang
melakukan pekerjaan ini disebut dengan
“pangunggas” dengan menggunakan alat yang disebut
dengan “pangunggasan”.
CARA PEMBUATAN
ULOS

5. Ani (Prosa Penguntaian)

Setelah melalui proses unggas, tahap selanjutnya


adalah melalui proses penguntaian yang disebut
“mangani”.Untuk mempermudah mangani, benang
digulung dalam bentuk bola. Proses ini membutuhkan
sebuah alat yang diberi nama “Anian”.
CARA PEMBUATAN
ULOS

6. Tahap Tonun (Tenun)

Proses tenun ulos


Tonun (tenun) adalah proses pembentukan benang
menjadi sehelai kain menggunakan alat tenun bukan
mesin (ATBM).
CARA PEMBUATAN
ULOS

7. Proses Sirat

Proses terakhir adalah dengan memberikan hiasan


pengikat rambu ulos yang dibentuk dengn motif
gorga. Orang yang mengerjakan proses ini disebut
dengan “panirat”.
MAKNA WARNA
ULOS
Setiap warna yang terkandung pada ulos memiliki makna tertentu,
berikut maknanya:

• Warna merah memiliki arti jiwa pemberani dan kepahlawanan.

• Warna putih memiliki arti kejujuran dan kesucian.

• Warna kuning sebagai kekayaan dan kesuburan.

• Warna hitam melambangkan kesedihan dan duka.


CARA PEMBUATAN
SELEMPANG

1. Sediakan selembar ulos


2. Lipat menjadi persegi panjang
3. Potong menjadi dua bagian
4. lipat ujung ulos dana jahitkan
5. Design dan tunjukan kreatifitas
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai