Anda di halaman 1dari 7

Sejarah

CATUR GURU
KELOMPOK
7
Nama kelompok: -I gede arya agung dinata (230010054)
-ni putu sri sulastri
dewi (230010057)
-I komang agus
aryantha (230010060)
-I kadek danda
permana (230010066)
PENDAHULUAN
Catur Guru merupakan salah satu filsafat hidup masyarakat Hindu di Bali yang nilai-
nilainya telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Bagian-bagian Catur Guru
terdiri dari Guru Swadyaya (Tuhan), Guru Rupaka (orangtua), Guru Wisesa (pemerintah), dan Guru
Pangajian (guru di sekolah). Kesusasteraan Hindu meliputi kitab-kitab yang menceritakan kisah
kepahlawanan maupun berisikan ajaran tentang nilai-nilai luhur, moral, etika, dan tata cara hidup
yang hingga saat ini masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Hindu. Terdapat banyak kesusastraan
Hindu yang memuat ajaran Catur Guru, diantaranya yaitu kitab Mahabharata, kitab Nitisastra, kitab
Upanisad, kitab Bhagawadgita, dll. Nilai-nilai Catur Guru yang terkandung dalam Kesusasteraan
Hindu dapat direaktualisasikan melalui pembelajaran sejarah lokal.
Catur guru terdiri dari dua kata yaitu: Catur artinya empat dan Guru artinya guru. Jadi Catur
guru artinya empat tugas berat yang harus dipikul atau diemban untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan dalam mencari kesucian serta keutamaan hidup. Setelah mengetahui
apa itu catur guru secara umum, tentu kamu perlu mengetahui apa saja yang masuk dalam keempat
guru yang ada dalam agama Hindu. Sesuai dengan ajaran Hindu, berikut empat guru yang harus
senantiasa dihormati.
Jenis-jenis catur guru

1. Guru rupaka : adalah orangtua, yaitu ayah dan ibu, dalam agama hindu orang
tua merupakan guru pertama
menggajarkan kehidupan.
2. Guru pengajian: adalah yang merupakan pengajar dan pendidik di sekolah.
3. Guru wisesa : adalah guru yg diwujudkan dalam pemerintah atau pemimpin
dalam suatu masyarakat.
4. Guru swadyaya: adalah guru yg diyakini menjadi penentu kebenaran yg
absolut sesuai masing-
masing ajaran agamanya.
NILAI-NILAI CATUR GURU DALAM
KASUSASTRAAN HINDU

Nilai-nilai Catur Guru dalam Kesusasteraan Hindu. Ada banyak Kesusasteraan


Hindu yang memuat ajaran atau nilai-nilai Catur Guru, diantaranya Kitab
Upanisad, Kitab Sarasamuscaya, Kitab Bhagawadgita, Kitab Nitisastra serta
ceritera dalam Kitab Ramayana dan Kitab Mahabharata.
yang terdapat dalam kesusastraan Hindu akan diuraikan secara terperinci sebagai
berikut: Guru SwadyayaMerupakan wujud rasa homat kepada Tuhan dengan
tulus ikhlas. Ajaran Guru Swadyaya ini salah satunya terdapat dalam Kitab
Mahabharata yang menceritakan tentang kesabaran Arjuna yang menunjukkan
pengabdiannya kepada Dewa Siwa dan dalam Kitab Bhagawadgita.
contoh penerapan catur guru dalam kehidupan sehari-
hari

1. Guru rupaka : -Selalu hormat dan patuh kepada nasehat orang tua.
2. Guru pengajian : -Menaati tata tertib sekolah.
3. Guru wisesa : - Rajin membayar pajak.
4. Guru swadiyaya : -Melakukan persembahyangan/tri Sandhya.

Rasa bhakti dalam catur guru ini menegaskan penting dan agungnya peran dan fungsi guru dalam
perjalanan pendidikan seseorang. keberhasilan pendidikan seseorang sangat ditentukan oleh guru.
Disamping kekuasaan tuhan sebagai guru swadyaya kualitas guru wisesa" guru pengajian" dan guru rupaka
yang kemudian disebut dengan tri guru sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan seseorang tak
terkecuali kita yang duduk di forum terhormat ini. Model catur guru bagi bangsa dan negara indonesia
eksistensinya sangat kuatterlebih bagi masyarakat Hindu. peranan catur guru memang sangat menentukan
keberhasilan dan kualitas pendidikan termasuk keberhasilan seorang mencapai tingkat jabatan fungsional
tertinggi.
seorang guru pertamatama harus mencintai pekerjaannya sebagai guru. Dengan demikian dia bekerja secara
totalitas penuh pengabdian bahkan bisa mencintai sepenuhnya anak didik sebagaimana dia mencintai anak
kandungnya di rumah. Seorang guru hendaknya senantiasa bisa mendoakan keberhasilan murid muridnya .
KESIMPULAN

Dalam kesusasteraan Hindu terdapat beragam kitab yang mengajarkan


tentang nilai-nilai yang kemudian oleh masyarakat djadikan sebagai pedoman hidup.
Catur Guru merupakan salah satu filsafat hidup masyarakat Bali yang nilai-nilai nya
diajarkan secara turun temurun hingga saat ini. Terdapat banyak kesusasteraan Hindu
yang memuat ajaran Catur Guru, diantaranya kitab Sarasamuscaya, kitab
Bhagawadgita, kitab Upanisad, kitab Mahabharata, kitab Ramayana, kitab Nitisastra,
dan masih banyak lagi.
Agar tidak hilang, nilai-nilai ini dapat direaktualisasikan dan disesuaikan dengan
kehidupan masa kini melalui integrasi nilai-nilai Catur Guru dengan materi pada
pembelajaran sejarah lokal. Sejarah lokal dianggap sebagai mata pelajaran yang
sesuai untuk menanamkan nilai- nilai luhur dari setiap peristiwa lokal yang
diajarkan. Dengan demikian maka nilai-nilai lokal dapat terus dilestarikan dan
menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai