Anda di halaman 1dari 39

TANTANGAN PERTEMUAN KE-12

KETAHANAN PANGAN
© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 2
Food and Agricultural Organization of the United Nations (2018).

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 3


© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 4
© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 5
PENJELASAN SLIDE 5

1. Terjadi Kerawanan Pangan Ringan: masih dapat memenuhi kebutuhan pangan secara layak
namun sedikit berkurang kualitasnya, misalnya biasanya lauknya daging diganti menjadi lauk
telur atau tempe
2. Fase Moderat (1): Mulai berkompromi atau memperhitungkan kualitas dan variasi bahan
makanan/ pangan. Contohnya tidak setiap hari mengkonsumsi daging atau ikan tapi mulai
mengurangi jumlah makanan dan variasi makanan lebih sedikit.
3. Fase Moderat (2): mulai mengurangi kuantitas atau banyaknya konsumsi makanan, bahkan
mulai melewatkan waktu makan (biasa 3x sehari menjadi hanya 2x sehari itupun dengan porsi
yang lebih sedikit). Hal ini karena sdh mulai kekurangan uang untuk membeli atau
menyediakan makanan.
4. Kerawanan Pangan yang Parah: Tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan dasar (Tidak
makan seharian)

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 6


FAKTA
further increase in the percentage of people in the world having insufficient dietary energy
consumption in 2017.
The share of undernourished people have been growing for two years in a row, and may have
reached 10.9 percent in 2017
Asia and the Pacific region is home to over half the world’s population and nearly two thirds
of the world’s hun- hampir 2/3 populasi penduduk yang kelaparan berada di wilayah
Asia Pasifik
65 percent of the world's hungry live in only seven countries: India, China, the Democratic
Republic of Congo, Bangladesh, Indonesia, Pakistan and Ethiopia (FAO 2010) Silakan
cari update berita ini tahun 2010 mungkin data 2019 atau 2020 berbeda

Food and Agricultural Organization of the United Nations (2018). The State of Food Security and Nutrition in the World 2018.
© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 7
TANTANGAN KETAHANAN
PANGAN

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 8


RUANG LINGKUP
TANTANGAN
KETAHANAN
PANGAN

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 9


TANTANGAN KETAHANAN
PANGAN
o Increasing global population- Bertambahnya jumlah populasi coba Anda cari populasi penduduk
Dunia saat ini atau yang terbaru
o Climate change Perubahan Iklim- Coba Anda perkaya dengan contoh-contoh kasus dampak
perubahan iklim terhadap pangan
o Potable water shortage Kekurangan air minum atau air yang layak untuk dikonsumsi/diminum
o Loss of arable land, urbanization lahan pertanian dengan tanah yang subur semakin berkurang (lihat
kasus alih fungsi lahan, dampak kekeringan, dll) masalah urbanisasi sehingga air tanah makin
berkurang yang mempengaruhi kesuburan tanah
o Increasing food wastage semakin bertambahnya tingkat pemborosan makanan sistem pengolahan
yang salah sehingga makin banyak makanan terbuang (krn busuk, rusak, tercemar,dll)  atau orang
dengan status sosial ekonomi yang tinggi banyak membuang makanan  menunjukkan kesenjangan
ekonomi juga
o Food related issues
o Malnutrition kekurangan gizi/gizi buruk
o Obesity obesitas
© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 10
CLIMATE CHANGE

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 11


GLOBAL WARMING

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 12


Perubahan iklim
mempengaruhi
krisis pangan

Perubahan iklim
mempengaruhi
produktivitas
tanaman

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 13


CLIMATE
CHANGE

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 14


PENJELASAN
Perubahan iklim yg ekstremnsangat mempengaruhi ketersediaan, akses dan
kegunaan pangan dan selanjutnya mempengaruhi variabel lain seperti kesehatan,
pola asuh (terutama pada anak2 yang memerlukan gizi yang cukup)
Perubahan iklim scr langsung atau tdk langsung akan menimbulkan efek kumulatif
yang berpengaruh pada kondisi rawan pangan dan kekurangan gizi
Perubahan iklim yang ekstrem dapat mengganggu produktivitas dan hasil panen,
sehingga akan mengganggu juga thd ketersediaan pangan
Lonjakan harga pangan diikuti dengan berkurangnya daya beli ditambah dg iklim
yang ekstrem dapat berpengaruh thd akses pangan dan kuantitas, kualitas serta
kecukupan bahan pangan yg dikonsumsi
Perubahan iklim yg ekstrem berdampak buruk pd kualitas nutrisi/gizi;
mempengaruhi jg ketersediaan air bersih, resiko kesehatan bagi ibu hamil dan balita

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 15


© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 16
BANJIR, TSUNAMI DAN
KEKERINGAN

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 17


PRODUKTIVITAS PANGAN

Kehilangan pangan (food losses) karena ketidaktepatan penanganan pangan masih


sekitar 10 persen sampai 20 persen, bergantung pada komoditas, musim, dan teknologi
yang digunakan

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 18


RASIO KETERSEDIAAN DAN
KEBUTUHAN Komoditas
2017 2018
Ketersediaan Kebutuhan Rasio Ketersediaan Kebutuhan Rasio
Beras 30.678.240 29.951.340 1,02 33.433.605 29.475.151 1,13
Jagung 5.186.965 5.446.649 0,95 6.816.132 5.505.128 1,24

Kedelai 3.162.136 2.754.687 1,15 4.270.988 3.140.881 1,36


Gula 6.989.943 6.558.073 1,07 6.461.488 7.044.945 0,92

Daging sapi 614.628 708.273 0,87 631.541 715.878 0,88

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 19


KENAIKAN HARGA PANGAN

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 20


KEBUTUHAN ENERGI

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 21


POPULASI DUNIA
An increasing global population, in combination with climate change, poses a threat to food
security as arable land becomes more scarce
(Semakin bertambahnya populasi global disertai perubahan iklim merupakan ancaman bagi
ketahanan pangan karena tanah yang subur menjadi semakin langka)
Global population: 4.4 billion  6.1 billion from 1980-2000
 Projected 9 billion 2050

Food production: 50% increase from 1980-2000


Degradation of arable land:
 75% in Central America
 One-fifth in Africa
 11% in Asia

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 22


© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 23
MALNUTRITION WORLDWIDE
AND STUNTING World
Number and percentage of undernourished persons

2010-2012 868 million (12%)

2007-2009 867 million (13%)

2004-2006 898 million (14%)

1991-2001 919 million (15%)

1990-1992 1000 million (19%)

The FAO defines undernourishment as


the state of consistently consuming less
energy, in the form of protein and
calories, to maintain a weight appropriate
for height, and for mild activity.

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 24


PENJELASAN

The FAO defines FAO mendefinisikan kekurangan gizi


undernourishment as the state of sebagai keadaan yang diakibatkan
consistently consuming less energy, rendahnya konsumsi energi secara
in the form of protein and calories, to konsisten, dalam bentuk protein dan
maintain a weight appropriate for kalori, yang seharusnya dibutuhkan
sesuai berat badan dan tinggi badan,
height, and for mild activity. serta aktivitas ringan.

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 25


MALNUTRITION WORLDWIDE
AND STUNTING
stunting tetap menjadi masalah karena angkanya yang masih lebih tinggi
dibandingkan target WHO (20%).
Penurunan gizi balita tahun 2007 sebesar 12,2%, pada tahun 2013 sebesar 11,9%,
dan pada tahun 2018 turun menjadi 8%.

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 26


Malnutrition on a global $3.5 trillion dollars, or 5% of
the global GDP
Obesity
HEALTH CARE Obesity
COSTS – Obesity
MALNUTRITIO
N & OBESITY Obesity

Food and Agriculture Organization of the United Nations (2013, June 4). FAO urges end of malnutrition as priority. Date retrieved: June 12, 2013.
Retrieved from: http://www.fao.org/news/story/en/item/176888/icode/

http://obesity.ulaval.ca/obesity/generalities/mortalite_morbidite.php

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 27


VITAMIN/MINERAL
DEFICIENCIES
Vitamin A
 Approximately 250000 – 500000 children that are Vitamin A deficient
develop blindness each year
Iron
 Affects approximately 30% of people in the world
Zinc
 As of 2009, it was estimated that approximately 2 billion people were
deficient in zinc

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 28


THE
HEALTHY
EATING
PYRAMID

The Healthy Eating Pyramid,


Department of Nutrition,
Harvard School of Public
Health. From Eat, Drink, and
Be Healthy by Walter C. Willett,
M.D., and Patrick J. Skerrett
(2005). Harvard University.

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 29


SANITASI DAN KEAMANAN
PANGAN
o Keracunan pangan terjadi karena proses penanganan, penyimpanan, atau penyiapan
pangan dengan cara yang tidak higienis dan tidak mematuhi kaidah keamanan pangan
(BPOM, 2015).
o Pengolahan pangan perlu memperhatikan cara pengolahan yang baik dan benar. Pangan
yang aman tidak hanya akan memenuhi kebutuhan gizi tetapi juga menjaga kesehatan
tubuh
o Produk sehat adalah produk yang bebas dari berbagai bahan yang membahayakan
kesehatan seperti residu pestisida, antibiotik, dioxin, pewarna berbahaya, bakteri dan
bahan beracun dan memenuhi rasio konsumen pangan seperti rasio makanan seimbang
(energi dan gizi).

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 30


FREE TRADE
o Perdagangan internasional produk pertanian Menjadi solusi pemenuhan pangan
dan dan pertumbuhan ekonomi
o Sistem perdagangan bebas global merugikan petani
o Fair trade adalah kemitraan perdagangan yang didasarkan pada dialog,
transparansi, dan rasa hormat yang mencari keadilan yang lebih besar dalam
perdagangan internasional.

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 31


FAKTA
Tahun 2015, fairtrade International melaporkan total penjualan ritel
untuk semua produk sebesar US $ 7,3 miliar, dan sejumlah 670.000
kopi yang dihasilkan petani kecil telah berafiliasi dengan koperasi
bersertifikat untuk mengekspor ke pasar-pasar ini. Kopi Fairtrade
menyumbang sekitar 3% dari industri kopi global

(BACON 2005)

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 32


© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 33
FREE TRADE

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 34


REVOLUSI INDUSTRI
o Industri 4.0 adalah jejaring
vertikal sistem manufaktur
cerdas, integrasi horizontal
melalui koordinasi manufaktur
dan logistik, virtualisasi dan
integrasi di sepanjang seluruh
rantai pasokan, teknologi
eksponensial.
o Industri 4.0 menggambarkan
intellegent factory, dengan semua
proses yang saling terhubung
oleh Internet of Things (IOT).

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 35


INDUSTRI PANGAN
o Pengolahan pangan memegang peranan yang vital dalam membangun
ketahanan pangan khususnya untuk mengatasi food losses dan food waste.
o industri pengolahan pangan secara signifikan memberikan multiplier
effect. Pengolahan pangan yang sehat menentukan produksi makanan
berkualitas, bergizi, aman, memadai dan terjangkau bagi konsumen.
o menghindari kerugian setelah panen dan menjembatani kesenjangan
diantara musim

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 36


© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 37
ENABLER INDUSTRI 4.0
Internet of Things (IoT) and Cloud Computing
Additive manufacturingdan3D printing
Industrial Big Data
Vision technologies
Automatitation and intelligent robotics
Cyber security

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 38


TERIMA KASIH

© 2019 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA - KETAHANAN PANGAN 39

Anda mungkin juga menyukai