Anda di halaman 1dari 18

PENCADANGAN AREAL

HUTAN TANAMAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN


PALANGKARAYA, 24 JUNI 2009
D asar Hukum Pembangunan HTR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN


No. P.5/Menhut-II/2008
Tentang
PERUBAHAN PERMENHUT No. P.23/Menhut-II/2007
TENTANG TATA CARA PERMOHONAN IUPHHK-HTR
D efinisi
 Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah hutan tanaman
pada hutan produksi yang dibangun oleh Perorangan atau
Koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan
produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka
menjamin kelestarian sumber daya hutan (Pasal 1, Permenhut
No.P.23/Menhut-II/2007).

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada


Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTR) adalah izin
usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa
kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi yang
dibangun oleh Perorangan atau Koperasi untuk meningkatkan
potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan
silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya
hutan (Pasal 1, Permenhut No.P.23/Menhut-II/2007).
D efinisi

 Alokasidan penetapan areal HTR dilakukan oleh


Menteri Kehutanan pada kawasan HP yang tidak
produktif dan tidak dibebani ijin/hak lain dan
letaknya diutamakan dekat dgn industri hasil hutan
(Pasal 2 ayat (1), Permenhut No.P.23/Menhut-II/2007)
K riteria Pencadangan Areal HTR
 Diusulkan oleh Bupati/Walikota dilampiri peta lokasi
HTR skala 1 : 50.000 (ketentuan Pasal 25 A ayat (1)
Permenhut No.P.3/Menhut-II/ 2008 tanggal 4 Maret
2008).
 Tidak tumpang tindih dengan perizinan lain.
 Pada kawasan hutan produksi (HPK, HP dan HPT)
yang tidak produktif
 Penutupan lahan : semak belukar, semak/belukar
rawa, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering
bercampur semak, savana dan tanah terbuka
 Diluar areal reboisasi/GNRHL
 Luasan areal kompak < 5.000 ha
 Kelerengan < 25%
 Aksesibilitas mudah
P eranan Instansi Terkait
Instansi Tahap Proses Pasal
BPKH Peta indikatif 1A ayat (2) butir c
Kepala BPKH memberikan asistensi teknis perpetaan
kepada Dinas Kehutanan Provinsi dan Dinas
Kehutanan Kabupaten/Kota berdasarkan petunjuk
teknis yang ditetapkan oleh Ditjen Planologi

Dishut Peta indikatif 1A ayat (2) butir d


Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota
Kab/Kota menyampaikan pertimbangan teknis kawasan areal
tumpang tindih perijinan, tanaman reboisasi dan
rehabilitasi, dan program pembangunan daerah
kabupaten/kota kepada Bupati/Walikota dilampiri
peta lokasi HTR skala 1:50.000

Ditjen Peta 1A ayat (4) butir a


Direktur Jenderal Planologi Kehutanan melakukan
Planologi pencadangan verifikasi peta usulan lokasi HTR yang disampaikan
Kehutanan oleh Bupati/Walikota dan menyiapkan konsep peta
pencadangan areal HTR

Dishut IUPHHK-HTR Perubahan ketentuan Pasal 11 ayat (6)


Kepala Dinas Kehutanan/Kota melaporkan kepada
Kab/Kota Menteri, rekapitulasi penerbitan Keputusan IUPHHK-
HTR secara periodik tiap 3 (tiga) bulan
S kema Pencadangan Areal HTR

Peta Indikatif oleh Ditjen Planhut Bupati, Tembusan al : Usulan kepada


Menhut,
1. Kadishut Kab/Kota Tembusan al :
2. Kepala BPKH 1. Dirjen BPK
2. Dirjen Planhut
V
E
R
I
F
Memberikan aistensi teknis kpd I
Dishut Prov, Dishut Kab/Kota K Verifikasi peta usulan
1A ayat (2) butir c A lokasi HTR
S 1A ayat (4) butir a
Menyampaikan pertimbangan I
Teknis kepada Bupati/Walikota Rencana pembangunan
1A ayat (2) butir d HTR + menyiapkan SK

SK PENCADANGAN
AREAL HTR
Disampaikan kepada
Bupati/Walikota, dgn
Tembusan kepada :
Gubernur
: Disampaikan kepada
P roses Pencadangan Areal HTR

 Telah dilakukan sosialisasi Hutan Tanaman Rakyat


(HTR) oleh Menhut pada tanggal 21 Pebruari 2007
 Telah didistribusikan peta arahan indikatif lokasi HTR
yang disampaikan melalui Dishut Prov, Dishut
Kab/Kota :
a. Tahap I kepada 102 Kab/Kota (8 Propinsi)
dengan luas total ± 5,4 juta ha
b. Tahap II kepada 200 Kab/Kota (20 Propinsi)
dengan luas total ± 2,4 juta ha
P roses Pencadangan Areal HTR

 Terhadap peta arahan indikatif yang telah disampaikan


Menteri kepada Bupati/Walikota dan telah dikembalikan
kepada Menhut oleh Bupati/Walikota berdasarkan
pertimbangan teknis dari Dishut Provinsi dan/atau
Dishut Kabupaten/Walikota, dapat diproses lebih lanjut
untuk dicadangkan sebagai peta pencadangan HTR oleh
Menteri Kehutanan
( Pasal 25 A ayat 1 )
P roses Pencadangan Areal HTR

 Usulan pencadangan areal HTR yang telah


disampaikan Bupati : 78 Kabupaten.
Dari 78 Kabupaten tersebut, telah diselesaikan
Peta Pencadangan Areal HTR sebanyak 53
Kabupaten.
Telah terbit SK Pencadangan Areal HTR dari
Menhut sebanyak 37 Kabupaten seluas
± 233.978 ha
P roses Pencadangan Areal HTR

 Dari 37 Kabupaten tersebut, telah diterbitkan SK


IUPHHK-HTR oleh Bupati sebanyak 6 unit seluas
± 10.582 ha yaitu :
1. Bupati Mandailing Natal (Prov. Sumut) sebanyak
1 (satu) unit a.n. Koperasi Mitra Madina Lestari
seluas ± 8.794 ha
2. Bupati Sarolangun (Prov. Jambi) sebanyak 4 (empat)
unit seluas ± 44 ha
3. Bupati Kota Waringin Barat (Prov. Kalteng) sebanyak
1 (satu) unit a.n. Koperasi Anugrah Alam Permai
seluas ± 1.744 ha
P encadangan Areal HTR di Kalimantan

Pencadangan Areal IUPHHK-HTR di Pulau Kalimantan


yang telah terbit Keputusan Menteri Kehutanan
sebanyak 5 Kabupaten seluas ± 27.590 ha, yaitu :
1. Kabupaten Sanggau (Kalbar) seluas ± 4.180 ha.
2. Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kalsel) seluas ±
818 ha.
3. Kabupaten Banjar (Kalsel) seluas ± 3.160 ha.
4. Kabupaten Tabalong (Kalsel) seluas ± 7.490 ha.
5. Kabupaten Kota Waringin Barat (Kalteng) seluas ±
11.942 ha.
P encadangan Areal HTR di Kalimantan Tengah
Menteri Kehutanan telah mencadangkan areal IUPHHK-
HTR di Kabupaten Kota Waringin Barat (Kalteng), sesuai
Keputusan Menteri Kehutanan No.SK.114/Menhut-II/2008
tanggal 21 April 2008 seluas ± 11.942 Ha.

Pencadangan areal HTR tersebut merupakan arahan lokasi


HTR yang masih bersifat makro. Untuk menghindari tumpang
tindih perizinan, sebelum Bupati menerbitkan IUPHHK-HTR
perlu terlebih dahulu dilakukan peninjauan ke lapangan.

Sampai saat ini belum ada usulan pencadangan areal HTR


dari Kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Tengah
P erizinan IUPHHK-HTR di Kalimantan Tengah

IUPHHK-HTR yang telah diterbitkan di Provinsi


Kalimantan Tengah sebanyak 1 (satu) unit a.n.
Koperasi Anugrah Alam Permai seluas ± 1.744 ha
sesuai keputusan Bupati Kota Waringin Barat
No. 522.1/226/1.3/IV/2009 tanggal 25 April 2009
K endala dalam Penelaahan Usulan Pencadangan HTR
 Usulan pencadangan areal HTR tidak dilengkapi peta
lokasi yang jelas.
 Calon lokasi HTR yang diusulkan di luar peta indikatif.
 Peta usulan tidak sesuai dengan kaidah kartografis
sehingga menyulitkan dalam pengeplotan.
 Peta usulan pencadangan HTR tidak disertai legalitas
instansi.
 Data base belum memadai sehingga telaahan terhadap
adanya IUPHHK-HA/HT, perkebunan, transmigrasi,
pinjam pakai, dll memerlukan waktu.
 Data penutupan lahan yang tersedia hasil penafsiran
Citra Landsat liputan tahun 2003 dan 2006.
 Kurangnya tenaga GIS.
P enyebab Berkurangnya Pencadangan Areal HTR

 Penutupan lahan pada areal yang diusulkan berupa :


hutan primer dan sekunder
 Areal yang diusulkan berada pada : HK, HL, APL dan
bahkan berada pada Provinsi/Kabupaten lain
 Tumpang tindih dengan perizinan lain : IUPHHK-HA/HT,
pencadangan areal untuk transmigrasi dan perkebunan,
pinjam pakai kawasan hutan dll
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai