Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK II

SURVEILANS PERTUSIS
Lembar Penugasan/ Instruksi (IHB 8.2)
Sebanyak 38 orang meninggal di 7 kampung di Kabupaten N selama
periode Oktober hingga Desember 2015. Mereka terdiri dari 35 orang
Balita dan 3 orang Dewasa. Hasil investigasi Tim kedua yang turun
pada tanggal 3 Desember menemukan penyebab kematian 35 Balita
adalah karena penyakit Pertussis dengan komplikasi Penumonia.

Untuk mengendalikan kejadian ini, Kemenkes telah melakukan respon


cepat penanggulangan pertussis di Kecamatan M dan Kecamatan B.
Selain itu menyiapkan program flying health care di Kabupaten N,
mendorong pemberian makanan tambahan (PMT) bagi Balita, ibu hamil
dan PMT ASI, serta menempatkan tenaga kesehatan melalui program
Nusantara Sehat. Kemenkes juga melakukan koordinasi dengan lintas
sektor untuk dapat mmbangun perumahan yang layak, ketersediaan air
bersih, kemandirian bercocok tanam dan beternak, serta pendidikan
Penugasan:

1. Gejala dan tanda


a. Jelaskan definisi dari kasus pertusis
b. Bagaimana gejala dan tanda khas dari penyakit
pertusis
2. Penemuan Kasus:
a. Sebutkan kriteria apa yang digunakan untuk
menetapkan adanya kasus pertusis
b. Bagaimana klasifikasi kasus pertusis dan
bagaimana membedakannya
c. Jelaskan proses penemuan kasus pertusis dan
Lakukan wawancara memastikan hal tersebut.
1. Tanda dan gejala pertusis
a. Jelaskan definisi dari kasus pertussis.

Pertusis (batuk rejan/batuk seratus hari) adalah penyakit menular pada


saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis.
Penyakit ini merupakan penyakit endemik di hampir seluruh negara di dunia
dengan puncak epidemik biasanya terjadi setiap 2-5 tahun (rata-rata 3-4
tahun).
B. Bagaimana gejala dan tanda khas dari penyakit pertusis
2. Penemuan Kasus:
a. Sebutkan kriteria apa yang digunakan untuk menetapkan Adanya Kasus Pertusis.

Jika Ditemukan Kasus :


 Batuk paroksismal diikuti suara batuk rejan saat inspirasi, sering disertai muntah
 Pada Bayi muda mungkin tidak disertai Batuk rejan, akan tetapi batuk yang diikuti oleh
berhentinya napas atau sianosis, atau napas berhenti tanpa batuk
 Perdarahan subkonjungtiva
 Mungkin disertai pneumonia dan kejang.
 Diagnosis etiologis ditegakkan berdasarkan kultur dengan ditemukannya
 pertusis dari specimen nasofaring yang diambil selama fase kataral atau paroksimal awal.
 Selain itu pemeriksaan penunjang bisa dilakukan dengan:
a. PCR (Polymerase Chain Reaction)
b. Pemeriksaan serologis untuk Bordetella pertusis dengan ELISA
b. Bagaimana klasifikasi kasus pertusis dan bagaimana membedakannya

Konfirmasi laboratorium : kasus yang memenuhi kriteria suspek dan hasil


pemeriksaan specimen ( kultur atau PCR ) adalah positif.

Terhubung secara Epidemiologis : kasus yang memenuhi kriteria suspek dan memiliki
hubungan epidemiologi (kontak erat ) dengan kasus terkonfirmasi laboratorium dalam
waktu tiga minggu sebelum timbulnya batuk.

Kompatibel klinis : kasus yang memenuhi kriteria suspek tetapi tidak memenuhi
kriteria konfirmasi laboratorium atau epidemiologi.

Discarded ( bukan kasus pertussis ) : pasien yang tidak memenuhi kriteria klinis
berdasarkan hasil investigasi.
c. Jelaskan proses penemuan kasus pertusis dan Lakukan wawancara memastikan hal tersebut.

1. Penemuan Kasus di PKM.

 Setiap penderita dengan batuk lebih dari 2 minggu yang datang ke puskesmas harus dicari gejala
tambahan dan ditentukan apakah memenuhi kriteria suspek pertusis.

 Untuk usia balita dan anak, penemuan kasus bisa didapatkan dari pelayanan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR).
 Bila penderita datang dengan batuk yang kurang dari 2 minggu diupayakan untuk dimonitor
perjalanan penyakitnya serta dicari gejala tambahan pertusis lainnya.
 Bila kasus memenuhi kriteria klinis pertusis, catat dalam formulir investigasi kasus pertusis (formulir
PERT 01) seperti dalam lampiran (1) dan lakukan penyelidikan epidemiologi untuk mencari kasus
tambahan.
 Bila memenuhi kriteria KLB maka dilakukan penyelidikan KLB.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai